Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah Komunikasi Keperawatan tentang
KOMUNIKASI EFEKTIF dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Ni Nyoman Hartati.,S.Kep.Ns.M.Biomed selaku Dosen mata
kuliah Sosiologi di Poltekkes Kemenkes Denpasar yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Denpasar, 11 Februari 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I - PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................


1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3 Tujuan.............................................................................................................
14 Manfaat............................................................................................................
1.5 Metode Penulisan...........................................................................................

BAB II – PEMBAHASAN

BAB III – PENUTUP

3.1 Kesimpulan......................................................................................................

3.2 Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDALUHUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan satu faktor yang menentukan kebahagiaan manusia,
komunikasi juga faktor paling penting untuk menjalin hubungan yang rapat dengan
manusia lain. Manusia berkomunikasi karena ada beberapa tujuan yang hendak dicapai.
Tujuan pertama, individu berkomunikasi dengan manusia lain adalah karena individu
tersebut hendak memahami orang lain. Individu hendaknya mengenali siapa mereka,
siapa diri mereka, apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka rasakan, dan macam-
macam lagi konteks kalimat berkenaan dengan dirinya.
Menurut Smith (1966), komunikasi manusia adalah suatu rangkaian proses yang
harus digunakan manusia untuk berinteraksi, mengawali antara satu sama lainnya, dan
memperoleh kepahaman. Komunikasi adalah bentuk interaksi secara lisan diantara suami
dan istri, orang tua dan anak, dan dapat juga interaksi antar semua anggota keluarga. Ini
termasuk pernyataan sikap, nilai, minat, kepercayaan, perasaan, dan pemikiran dalam
kehidupan sehari-hari.
Komunikasi efektif merupakan kominikasi yang mampu menghasilkan perubahan
sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Kita harus sadar akan
pentingnya komunikasi khususnya komunikasi efektif, agar segala sesuatu yang kita
tampilkan dan lakukan adalah komunikasi, maka penampilan dan segala sesuatu yang
kita lakukan merupakan pesan.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari
apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala, dll. Diterimanya pengertian yang sama
merupakan kunci dari komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang
sama, maka yang terjadi adalah “dialog antara orang satu”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang,maka rumusan makalah ini adalah :

1) Apakah yang dimaksud dengan komunikasi efektif?


2) Apa saja hukum komunikasi efektif?
3) Bagaimanakah teknik komunikasi efektif?
4) Bagaimanakah proses komunikasi efektif?
5) Apa saja tanda-tanda atau hasil dari komunikasi efektif?
6) Bagaimanakah komunikasi efektif dalam dunia keperawatan?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi efektif.
2) Untuk mengetahui apa saja hukum dalam komunikasi efektif.
3) Untuk mengetahui bagaiman teknik komunikasi efektif.
4) Untuk mengetahui tanda dan hasil dari komunikasi efektif.
5) Untuk mengetahui bagaiman komunikasi efektif dalam profesi keperawatan.
1.4 Manfaat

1.5 Metode Penelitian

Metode penulisan yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode
pustaka yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet. Dan juga
menggunakan metode diskusi yaitu mendapatkan data dari teman-teman yang
mengetahui tentang informasi yang diperlukan dalam membuat proyek.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Komunikasi Efektif


2.1.1 Pengertian Komunikasi Efektif

Komunikasi efektif adalah tersampaikannya gagasan, pesan dan perasaan


dengan cara yang baik dalam kontak sosial yang baik pula. Komunikasi dapat
efektif apa bila pesan diterima an dimengerti sebagaimana dimaksud oleh
pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima
peaan dan tidak ada hambatan untuk hal itu.

Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan


komunikator dapat diterima dengan baik atau samaoleh komunikasi, sehingga
tidak terjadi salah persepsi.

2.2 Hukum Komunikasi Efektif

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Effective


Communication) yang kami kembangkan dan rangkuman dalam satu kata yang
dicerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti
merangkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah
upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati,
tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

1. Hukum 1 : Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah


sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang
pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa kita
pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita harus
mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap
harga diri dan kebanggaan seseorang.

Bahkan menurut guru besar komunikasi Dale Carnegei dalam bukunya


How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan
salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan
memberikan penghargaan yangbjujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang
sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa "Prinsip paling dalam
pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." Dia mengatakan
ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa
ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi.

2. Hukum 2 : Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada


situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu persyaratan
utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengar atau
dimengerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan
untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang
sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru
dimengerti. Inilah yang disebutnya komunikasi empatik

3. Hukum 3 : Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti


dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu
ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti
pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hokum ini
mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery
channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan.
Hokum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai
media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan
membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik.
Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan
cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Hukum 4 : Clarity

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum
ke empat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri
sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran
yang berlainan.
Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Kesalahan
penafsiran atau perasaan yang dapat menimbulkan dampak yang tidak
sederhana. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka
(tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan
rasa percaya dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa
keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan
menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
5. Hukum 5 : Humble

Hokum kelima dalam membangunan komunikasi yang efektif adalah


sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hokum
pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari
oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya
anatara lain: sikap yang penuh melayani, sikap menghargai, mau
mendengardan menerima kritikan, tidak sombong dan memandang rendah
orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut, dan
penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hokum
pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seseorang
komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan
hubungan dengan orang lainyang penuh dengan penghargaan (respect),
karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling
menguntungkan dan saling menguatkan
2.3 Teknik Komunikasi Efektif
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa komunikasi efektif terjadi apabila suatu
pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikasi, sehingga tidak terjadi salah persepsi. Karena itu, dalam berkomunikasi,
khususnya komunikasi verbal dalam forum formal, diperlukan langkah-langkah yang
tepat. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut :

A. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi

B. Mengenali komunikasi (audience)

C. Berorientasi pada tema komunikasi

D. Menyampaikan pesan dengan jelas

E. Menggunakan alat bantu yang sesuai

F. Menjadi pendengar yang baik

G. Memusatkan perhatian

H. Menghindari terjadinya gangguan

I. Membuat suasana menyenangkan

J. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar

2.4 Proses Komunikasi Efektif

Bagaimana efek suatu proses komunikasi pada seseorang terhadappesan yang


dikomunikasikan bagaimana efeknya dapat diramalkan bagaimana timbul pada
komunikan. Upaya untuk hal tersebut dengan menciptakan “the condition of success
in communication”, yang diperkenalkan oleh Wilbur Scramm, yakni kondisi yang
harus dipenuhi kita menginginkan suatu pesan dapat membangkitkan tanggapan yang
kita kehendaki. Kondisi tersebut adalah :
1. Pesan harus diracang dan disampaikan sedemikian rupa,sehingga dapat menarik
perhatian komunikan.
2. Pesan harus menggunakan lambang – lambang tertuju pada pengalaman yang
sama anatara komunikator dan komunikasi, sehingga sama – sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan komunikan
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat digerkan
untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
5. Selanjutnya seorang komunikator harus meneliti sedalam – dalamnya tujuan
komunikan (know your audience) meliputi hal – hal :
a. Waktu yang tepat untuk pesan
b. Bahasa yang harus dipergunakan agar pesan dapat dimengerti
c. Sikap dan nilai yang harus ditampilkan agar efektif
d. Jeni kelompok dimana komunikasi akan dilaksanakan
6. Perlu juga diperhatiakn bahwa komunikan dapat dan akan menerima sebuah
pesan jika terdapat kondisi berikut secara simultan : komunikan dapat dan benar
– benar mengerti pesan komunikasi. Pada saat komunikan mengambil
keputusan, komunikan sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya.
Pada saat komunikan mengambil keputusan, komunikan sadar bahwa keputusan
itu bersangkutan dengan kepentingan pribadinya. Komunikan mampu untuk
menempati baik secra mental maupun secara fisik. Selanjutnya fakta
fundamental yang harus diperhatikan oleh komunikator, bahwa :
a. Komunikasi terdiri dari berbagai orang yang saling berintraksi satu sama
lain dalam suatu jaringan pranata social, maka setiap orang merupakan
objek bagi berbagai pengaruh diantaranya adalah pengaruh dari
komunikator
b. Komunikasi membaca, mendengarkan, menonton komunikasi yang
menyajikan padangan hubungan pribadi yang mendalam. Tanggapan yang
diinginkan komunikator dari komunikan harus menguntungkan bagi
komunikan, jika tidak komunikan tidak akan memberikan tanggapan
2.5 Tanda - Tanda Atau Hasil Dari Komunikasi Efektif

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss mengatakan komunikasi yang efektif
paling tidak menimbulkan 5 hal, meliputi :
1. Penertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi pesan seperti yang dimaksud
oleh pemberi/ sumber pesan. Jika tidak adanya saling pengertian maka akan
menimbulkan kesalahan pemahaman atau bahkan akan menimbulkan konflik,
perkelahian dan lain – lain sebagainya.
2. Kesenangan
Tidak semua komunikan ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian. Ketika mengucapakan “ Selamat pagi, apa kabar?, kita
tidak bermaksud mencari keterangan atau informasi. Komunikan ini
dimaksudkan untuk menimbulkan kesenangan. Komunikasi seperti inilah yang
membuat hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan sehngga komunikasi
antar sesama menjadi lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
3. Pengaruh pada sikap
Komunikasi ini yang sering kali dilakukan. Hal ini disebut juga dengan
komunikasi persuasive. Dengan komunikasi ini, apa yang kita harapkan dapat
terwujud karena orang atau receiver telah terpengaruh dengan apa yang kita
ungkapan sehingga komunikasi kemungkinan besar akan menjadi lebih efektif
dengan adanya tindakan perduasif.
4. Hubungan yang makin baik
Subuah penelitian yang pernah dilakukan ( Philip G Zimbardo) membuktikan
kurangnya komunikasi (tingginya anomitas atau tidak saling mengenal),
menjadikan orang agresif, senang mencuri, merusak dan kurang memiliki
tanggungjawab social. Jadi dengan komunikasi yang baik, kita akan dapat saling
mengenal, memahami, menumbuhkan ikatan persaudaraan dan mengerti
bagaimana orang atau masyarakat di sekitar kita sehingga komunikasi sekitar
kita dapat menjadi lebih lancar.
5. Tindakan
Keberhasilan suatu komunikasi biasanya diukurndari tindakan nyata yang
dihasilkan. Untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu
mananamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap, atau menumbuhkan
hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil komulatif seluruh proses komulatif.
2.6 Komunikasi Efektif Dalam Keperawatan
Komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient safety).
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat
dipahami oleh penerima, mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan
pasien.
- Faktor yang dapat mendukung komunikasi efektif adalah :
a. Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
b. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
c. Kualitas komunikasi komunikasi adalah faktor kritis dalam memenuhi kebutuhan
klien.
- Faktor yang dapat menghambat komunikasi efektif adalah :
a. Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang tidak
efektif.
b. Tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga.
c. Tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien.

Anda mungkin juga menyukai