Anda di halaman 1dari 3

Anaisis Kebutuhan Multimedia Pembelajara Untuk

Meningkatkan Kemampuan Literasi Matematika


Siswa

1. PENDAHULUAN
Sistem pendidikan sekarang ini menekankan pada keterampilan abad ke-21. Kemampuan abad ke-21
atau yang biasa disebut kemampuan 4C meliputi Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi),
Critical Thinking and Problem Solving (Berfikir kritis dan pemecahan maslah), Creativity and Innovation
(kreatif dan inovatif). Pembelajaran matematika tidak hanya ditunjukan pada peningkatan kemampuan dalam
berhitung. Untuk saat ini, kemampuan tersebut tidaklah cukup untuk menghadapi masalah yang semakin
kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berhitung hanya sebagian kecil dari matematika. Tuntutan
kehidupan mengharuskan setiap orang memiliki kemampuan matematis. Oleh sebab itu, saat ini pembelajaram
matematika lebih ditunjukan pada peningkatan kemampuan-kemampuan matematis. Dalam hal ini, konsep-
konsep matematika digunakan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan matematis tersebut.[7]
Salah satu kemampuan abad ke-21 yang dibutuhkan siswa saat ini adalah kemampuan literasi
matematis. Berdasarkan hasil PISA 2018, kemampuan literasi matematika siswa indonesia menempati
peringkat ke 73 dari 79 negara,[1] dapat diartikan bahwa kemampuan literasi matematis siswa di indonesia
lebih rendah dibandingkan dengan kemampuan literasi matematika dari sebagian besar negara. Kemampuan
literasi matematika menurut PISA adalah kemampuan individu untuk menggunakan, merumuskan, dam
menafsirkan matematika dalam berbagai konteks seperti bernalar secara matematis dan menggunakan fakta,
konsep, prosedur dan alat matematika[2]. Literasi matematika dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menerapkan keterampilan dasar, menalar secara logis, memahami ide dasar matematika, menduga,
megeksplorasi serta menggunakan berbagai metode matematis secara efektif untuk menyelesaikan
masalah[3][4]. Berdasarkan beberapa pengertian literasi matematis tersebut dapat disimpulkan bahwa literasi
matematis merupakan kemampuan siswa dalam mengekspresikan ide matematika, merumuskan suatu
masalah secara matematis, menggunakan konsep, fakta, prosedur dan penalaran dalam matematika serta
kemampuan untuk menafsirkan, menerapkan dan mengevaluasi hasil dari suatu proses matematis.
Menurut beberapa penelitian, kesalahan siswa yang sering muncul dalam menyelesaikan soal literasi
adalah pada saat membuat permodelan matematika dan pada penerapan pemecahan masalah.[5][6]. Hal ini
sesuai dengan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP Muhammadiyah 4 Banjarmasin, didapatkan
bahwa tidak sedikit siswa yang mengeluh tentang kesulitan mereka dalam mengerjakan soal matematika. Hal
ini ditunjukan dari ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan masalah berupa merumuskan, menerapkan,
serta menafsirkan matematika kedalam berbagai konteks dalam kehidupan sehari-hari. Dari hasil tersebut
dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan literasi matematis siswa SMP Muhammadiyah 4 Banjarmasin
masih tergolong rendah.
Untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa, maka diperlukan suatu model pembelajaran
yang tepat agar tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
membantu siswa dalam memcahkan masalah-masalah matematis adalah dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Problem based learning (PBL) adalah
model pembelajaran yang pada pelaksanaannya berpusat pada siswa [8]. Beberapa hasil penelitian
menyatakan bahawa tingkat kemampuan litetrasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada pembelajaran konvensional dikarenakan pembelajaran
menggunakan Problem Based Learning (PBL) memudahkan siswa untuk mengasah keterampilan
memecahkan masalah [9][11]. Beberapa gagasan utama dalam Problem Based Learning (PBL) antara lain :
(1) Awal dari proses pembelajaran adalah berupa masalah; (2) Masalah yang kompleks dikehidupan nyata
berkembang enjadi masalah yang nyata; (3) Setiap masalah memiliki perspektif yang berbeda dalam
melihatnya dan untuk menyelesaikannya kita berlu menggunakan berbagai disiplin ilmu; (4) Masalah
berfokus pada penentuan objek studi dan mempelajari lebih lanjut tenang objek tersebut; (5) Siswa
bertanggung jawab mengarahkan diri mereka sendiri untuk belajar dari berbagai jenis informasi; (6) Dalam
proses pembelajaran berkaitan dengan berbagai bentuk tempat sumber daya; (7) Problem Based Learning
(PBL) merupakan pembelajaran yang mencakup komunikasi, kerjasama, dan bekerja dalam suatu kelompok
kecil [10].
Problem Based Learning (PBL) mengharuskan siswa untuk menyelesaikan permasalahan. Untuk
melaksanakan proses pembelajaran menggunakan Problem Based Learning (PBL), maka diperlukan bahan
ajar yang yang menunjang dan menyenangkan bagi siswa. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan multimedia pembelajaran. Tekhnologi multimedia dapat meciptakan
lingkungan belajar yang berkualitas tinggi melalui berbagai media seperti teks, suara, grafik, animasi, dan
lain-lain [12]. Dari hasil penelitian dikatakan bahwa pemanfaatan Adobe Flash CS6 dalam pembelajaran
matematika berbasis Problem Based learning (PBL) dapat menghasikan multimedia interkatif yang dapat
meningkatkan motivasi, minat, pemahaman konsep dan aktivitas peserta didik terhadap pembelajaran
matematika. Dengan Software ini Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan yang mereka miliki. Peserta didik tidak hanya diposisikan sebagai objek pembelajaran yang
hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi lebih kepada subjek pembelajaran dimana peserta didik
membentuk sendiri pengetahuannya [13]. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di SMP
Muhammadiyah 4 Banjarmasin didapatkan informasi bahwa guru hanya menggunakan pembelajaran
konvensional dan belum menggunakan multimedia apapun dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis bahan ajar yang sesuai dengan sumber belajar, standar pembelajatan, dan
karakteristik siswa yang dibuat menggunakan Adobe Flasg CS6 dengan model pembelajarab Problem Based
Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan literasi matematis siswa.
2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode peelitian Deskriptif Kualitatif dengan subjek penelitian adalah guru
dan siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 4 Banjarmasin. Instrumen yang digunakan berupa observasi
dan wawancara. Wawancara bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana kemampuan literasi
matematis siswa disekolah, model pembelajaran apa yang biasa digunakan guru dalam proses
pembelajaran, dan lain-lain. Wawancara dilakukan kepada guru dan beberapa siswa. Data yang
diperoleh kemudian akan akan dianalisis sesuai dengan model Miles dan Huberman yang terdiri dari
tiga tahap, yaitu : (1) Reduksi data; (2) Tampilan data; (3) Penarikan Kesimpulan[14]. Model penelitian
yang digunakan dapat dilihat pada gamabar 1.

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan Simpulan

Gambar 1. Model Miles dan Huberman

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

[1] Kurna Rahmi Ruberta, Nola Nari, Ezil Gustia


[2] OECD 2013, PISA 2012 Assessment and Analytical Fremework: Mathematics, Reading, Science, Problem
Solving and Financial Literacy, (OECD Publishing), h.4.
[3] Dewi Yanwari, Wardono,dan Andreas Priyono Budi Prasetyo, “Kemampuan literasi matematika siswa pada
pembelajaran problem based learning dengan tinjauan gaya belajar”,PRISMA 2 (2019), h.650.
[4] TD Prastiti, S Tresnaningsih, JP Mairing, AR Azkarahman
[5] R Fauzana, JA Dahlan, A Jupri
[6] Wijaya A, Heuvel-panhuizen, M Van Den, Doorman M dan Robitzsch A

[7] Yunus Abidin, Tita Mulyati, Hana Yunansah, Pembelajaran Literasi Strategi Meningkatkan Kemampuan Literasi
Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2017)

[8] Maulidia F, Johar R and Andariah A 2019 A case study of students’ creativity in solving
mathematical problems through problem based learning Infinity. 8(1) 110
[9] ahmad asrori, suparman
[10] Perwita S, and Surya E 2017 The Development of Learning Material Using Problem Based
Learning to Improve Mathematical Communication Ability of Secondary School Students
International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR) 33 200207
[11] dwi pratiwi, sendi ramdhani
[12] Aqib M A, M T Budiarto, Wijayanti P,”Technological pedagogical content knowledge of prospective mathematics
teacher in three dimensional material based on ex differences,” Journal of Physics Conf. Series 947 012069, 2018.

[13] Sri Rezky

[14] Rafi I and Retnawati H 2018What are the common errors made by students in solving logarithm
problems? J. of Physics: Conf Series 1097 1-5

Anda mungkin juga menyukai