Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Program KB di Indonesia dimulai sekitar tahun 1967. Pada tahun


tersebutdidirikan perkumpulan Keluarga Berencana (PKB). Pada saat itu
program KBmasuk ke Indonesia melalui jalur urusan kesehatan (bukan
urusankependudukan). Belum ada political will dari pemerintah saat itu,
karenaprogram KB masih dianggap belum terlalu penting. Kegiatan penyuluhan
danpelayanan masih terbatas dilakukan karena masih ada pelarangan
tentangpenyebaran metode dan alat kontrasepsi.Begitu memasuki Orde Baru,
program KB mulai menjadi perhatianpemerintah. Saat itu PKBI sebagai organisasi
yang mengelola dan concernterhadap program KB mulai diakui sebagai badan hukum
oleh DepartemenKehakiman. Pemerintahan Orde Baru yang
menitikberatkan pada pembangunanekonomi, mulai menyadari bahwa program
KB sangat berkaitan erat denganpembangunan ekonomi. Kemudian pada tahun
1970 resmilah program KBmenjadi program pemerintah dengan ditandai
pencanangan Hari KeluargaNasional pada tanggal 29 Juni 1970. Pada
tanggal tersebut pemerintah mulaimemperkuat dan memperluas program
KB ke seluruh Indonesia(http://tentangkb.wordpress.com/tag/sejarah-kb-
di-indonesia/).Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
PerkembanganKependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan
bahwa KeluargaBerencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia idealmelahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan
bantuansesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
berkualitas. Keluargaberkualitas adalah keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah danbercirikan sejahtera, sehat, maju,
mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,berwawasan ke depan,
bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Es. 

1
 .

B. RUMUSAN MASALAH 
1. Apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana?
2. Apa tujuan dari Keluarga Berencana?
3. Apa saja macam-macam kontrasepsi Modern?
C. TUJUAN
1.  Mengetahui apa yang dimaksud dengan Keluarga Berencana.
2.  Mengetahui apa tujuan dari Keluarga Berencana. 
3. Mengetahui apa saja macam-macam dari kontrasepsi modern.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Dalam undang-undang repulik Indonesia nomor 52 tahun 2009 tentang
perkembagan kependudukan dan pembangunan keluarag sebagai landasan
hokum yang brisikan berbagai pengertian. Keluarag berencana (KB)
adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan,
ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga sejahtera (KS)
adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang anggota dan antar
keluarga keluaraga dengan masyrakat dan lingkungannya. Keluarag
berencana menurut WHO (dalam hartanto, 2003) adalah tindkan yang
membatu indvidu atau pasangan suami istri untuk:
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,
d. .Mengatur interval di antara kehamilan,
e. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umursuami-isteri.
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.Pengertian Keluarga
Berencana secara luas ialah merencanakankeluarga atau
perencanaan keluarga sehingga persoalannya bukansekedar
mengatur besarnya atau jumlah anak atau mejarangkan anakakan
tetapi lebih luas dari itu semua, yaitu merencanakan dan mengatur
segala aspek kehidupan keluarga supaya tercapai suatu keluarga
yang bahagia.

3
B. Tujuan Keluarga Berencana
Menurut Habibah (2012) gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi
memiliki tujuan yaitu:
a. Tujuan demografi
Mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan lajupertumbuhan
penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikutidengan menurunnya
angka kelahiran atau TFR ( total fertility rate ) dari 2,87 menjadi 2,00 per
wanita. Pertambahanpenduduk yang tidak terkendalikan akan
mengakibatkankesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam
sertabanyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjanganpenyediaan bahan
pangan dibandingkan jumlah penduduk. Halini diperkuat dengan teori
Malthus (1766-1834) yangmenyatakan bahwa pertumbuhan manusia
cenderung mengikutideret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan
mengikutideret hitung.
1. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan,
menundakehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan
setelahkelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan
biladirasakan anak telah cukup.
2. Mengobati kemandulan atau infertilitas  bagi pasangan yangtelah
menikah lebih dari satu tahun tetapi belum jugamempunyai
keturunan, hal ini memungkinkan untuktercapainya keluarga
bahagi.
3. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja
ataupasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa
pasanganakan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukuptinggi
dalam membentuk keluarga yang bahagia danberkualitas.
4. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma
KeluargaKecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk
keluargaberkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga

4
yangharmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan,
pendidikan,dan produktif dari segi ekonomi.

b. Pengertian Kontrasepsi

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengatur jumlah dan


jarakanak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka
dibuatlahbeberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun
menundakehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahankehamilan dan perencanaan keluarga. Kontrasepsi ialah
metode-metodeuntuk mencegah terjadinya kehamilan. Metode-metode itu
dapat bersifatsementara, dapat juga bersifat permanen. Kontrasepsi yang
bersifatpermanen bagi wanita dinamakan tubektomi dan bagi pria
dinamakanvasektomi.Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum
ada. MenurutPrawirohardjo (2009), kontrasepsi yang ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Dapat Dapat dipercaya.


2. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan,
3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan
4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus,
5. Tidak memerlukan motivasi terus-menerus,.
6. Mudah pelaksanaannya,g.
7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh
lapisanmasyarakat,
8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan
yangbersangkutan.

c. Macam-macam Kontrasepsi
Kontrasepsi terbagi menjadi dua macam, yaitu kontrasepsi alami
dankontrasepsi intervensi. Kontrasepsi alami adalah kontrasepsi

5
yangmenggunakan unsur alami (kontrasepsi sederhana) yang ada dalam
tubuhdengan cara memanipulasi masing-masing unsur secara alami pula
untukmencegah terjadinya konsepsi. Sedangkan yang dimaksud
kontrasepsiintervensi (kontrasepsi modern) adalah kontrasepsi yang
menggunakanunsur buatan manusia, baik obat maupun alat yang
tujuannya untukmencegah terjadinya konsepsi (Anton, 2008).
1. Kontrasepsi Modern
Menurut Kusumaningrum, 2009 dalam Armini, dkk (2016)
kontrasepsiberdasarkan lama efektifitasnya dibagi menjadi .
a) MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Pangjang), yang termasuk
kategoriini adalah jenis susuk atau implant, IUD, MOP, dan
MOW.
b) Non-MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) yang
termasukkategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-
metode lain selainmetode yang termasuk dalam MKJP.
d. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
1. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/Norplant)1) 
a) Mekanisme kerja norplant yaitu menekan ovulasi, membuat lender
servik menjadi kental dan membuat endometrium tidak siap
menerima
kehamilan.. 

b) Keuntungan norplant
Cara ini cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan
estrogen,
perdarahan yang terjadi lebih ringan, tidak menaikkan tekanan darah,
dapat digunakan untuk jangka panjang (5 tahun) dan bersifat
reversible..
c) Efek samping

6
Efek samping yang ditemukan seperti, kelainan dalam haid,
anoreksia,
sakit kepala, kadang-kadang terjadi perubahan libido dan berat badan.
d) Waktu pemasangan
Waktu yang paling baik adalah sewaktu haid atau masa
praovulasi
siklus haid sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
2. Kontrasepsi Intrauterin
Intrautan kali diperkenalkan pada tahun 1909 oleh ritcher di
polandia yang terdiri atas dua benang sutera yang tebal. Kemudian
mulai dikembangkan bentuk cincin dari bahan benang sutera berupa
spiral. Kini AKDR telah pada generasi ketiga sepsrti copper T,
Copper.

Mekanisme Kerja sampai saat ini mekanisme kerja belum


diketahui secara pasti, tetapi terdapat teori yang mendukung antara
lain :

a). Teroi reaksi radang nonspesifik dengan sebukan leukosit

b). Teori reaksi benda asing yang membentuk sejumlah besar sel-sel
makrofag pada permukaan mukosa rahim yang menelan sperma atau
ovum
c). Teori perubahan hormonal dengan meningkatnya kadar
prostaglandim intra uterin
d) Teori efek mekanik, yaitu menimbulkan kontraksi-kontraksi rahim
uyang menjadi jalannya sperma
e) Teori perubahan sekresi biokimia dan perubahan enzimatik karbonuk
anhydrase IUD dengan tembaga

3. Efektivitas

7
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan adalah :

a). Jenis IUD

b) Ukuran, besar, dan luasnya permukaan

c) Umur aseptor

d) Lamanya pemakaian

e) Keteraturan jadwal control periksa ulang

4. indikasi

Pemasangan IUD dapat dilakukan pada wanita yang :

a) Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih

b) Ingin menjarangkan kehamilan

c) Sudah cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi namun menolak
secara permanen

d) Berusia diatas 35 tahun, dimana kontrasepsi hormonal dapat

kurang menguntungkan

5. Kontraindikasi

a) Kehamilan

b) Peradangan panggung

c) Perdarahan uterus abnormal

d) Karsinoma organ-organ panggung

e) Malformasi Rahim

f) Mioma uteri terutan jenis submukosa

8
g) Disminor berat

6. Keuntungan

a) Sangat efektif dengan angka kehamilan pertahun yang rendah

b) Efektik untuk proteksi jangka panjang (8 tahun atau lebih)

c) Kesuburan segera kembali sesudah AKDR diangkat

d) Tidak mengganggu hubungan seksual suami istri

e) Pemeriksaan ulang diperlukan hanya sekali dalam satu tahun

f) Cocok untuk klien yang menyusui

7. Efek samping AKDR

a) Perdarahan

b) Rasa nyeri dan kejang diperut

c) Gangguan pada suami

d) Ekspulsi (pengeluaran sendiri)

8. Waktu pemasangan

a) Saat haid berlangsung

b) Post partum

c) Post abortus

d) Masa interval

e) Sewaktu SC

f) After morning

9
e. Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (non-MKJP)

Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (non-MKJP)


misalnya konrsepsi hormonal yang meliputi pil KB, suntikan KB,dan
susuk KB. Penggunaan estrogen dan progesterone akan menghamabat
proses ovulasi, maka sejak itu perkembangan kontrasepsi hormonal
terus berlangsung kontrasepsi hormonal dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu:

1. Kontrasepsi pil

a) Pil kombinasi

Semua pil kombinasi mengandung esterogen dan


progesterone. Kandungan esterogen didalam pil biasanya
menghamabt ovulasi dan menekan perkembangan dari sel telur
yang dibuahi juga mungkin dapat menghambat implantasi.
Progesterone dalam pil akan mengentalkan lender serviks
untuk mencegah konsepsi dengan cara memperlambat
transportasi telur dan penghambat ovulasi

b) Pil Sekuensial

Penggunaan pil ini selama 14-15 hari pertama hanya


diberikan esterogen, selanjutnya kombinasi esterogen dan
progesterone sampai siklus haid selesai. Dosis esterogen pada
pil sekusial lebih tinggi dari pil kombinasi. Efek samping dan
kontraindikasi kurang lebih sama dengan pil kombinasi.

c) Pil mini

Pil ini hanya mengandung progesterone saja dan tidak


mengandung esterogen . dosis progestinnya pun kecil, 0,5 mg
atau kurang. Pil mini harus diminum setiap hari, juga pada saat

10
haid. Karena tampa esterogen, maka pil dianjurkan bagi para
wanita yang masih menyusui, dan lain-lain yang mempunyai
masalah bersangkutan dengan esterogen.

d) Pil pagi (aftermorning pil)

Pil pagi disebut juga kontrasepsi pasca coitus (post


coital contraception) merupakan pil berisi esterogen dosis
tinggi yang diminum pada pagi hari setelah melakukan koitus
pada malam harinya. Biasanya hanya diberikan untuk
mencegah kehamilan pada koitus yang tidak terlindungi
misalnya pada perkosaan atau kondom yang bocor. Pil yang
dipakai adalah lynoral dengan dosis 1 mg perttablet dan
stilbesterol 25mg-50mg. dalam 24-28 jam setelah koitus yang
tidak dilindungi untuk mencegah kehamilan

2. Kontasepsi Suntikan

Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di Indonesia


semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif,
pemakainnya praktis, haragnya relative murah, dan aman. Macam
kontrasepsi suntikan antara lain depo provera dan noristrat
(norigest) .

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan program Keluarga Berencana sudah berjalan
dengan baik, masyarakat dalam keikut sertaan ber KB sudah banyak yang
melakukan konsutasi ke pusat pelayanan secara madiri/Swasta di Kabupaten
Pringsewu sudah mencapai 56% dari total pengguna Aseptor KB 69% dengan
menggunakan Suntik. Dalam pelaksanaan manajemen Program Keluarga
Berencana sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat pada indikator
sebagai berikut: 1) Pengelolaan program KB di Kabupaten Prinsewu telah
mampu memelihara kesinambungan dan kelanjutan kegiatan operasional program
tersebut. 2) Dilihat dari indikator pelaksanaan dan pencapaian tujuan manajemen
Program KB dapat dikatakan cukup optimal dan menunjukan peningkatan, hal ini
lain dapat dilihat pada penguna kontrasepsi kategori Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) walaupun masih rendah.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas ada beberapa hal yang dapat disarankan,
yakni sebagai berikut.
a. Perlu adanya kebijakan strategis dan upaya dari pemerintah untuk
meningkatkan kesertaan KB melalui MKJP (IUD, MOP, MOW, dan Implant)
di Provinsi Lampung.
b. Pemerintah perlu memberikan penghargaan dan kemudahan-kemudahan bagi
masyarakat (PUS) yang akan menjadi akseptor KB melalui MKJP.

12
c. Pemerintah perlu memikirkan insentif lebih bagi petugas KB (PLKB, bidan,
dokter) yang bertugas di daerah-daerah dan di pelosok desa yang secara
optimal melayani KB khususnya KB-MKJP.

DAFTAR PUSTAKA

Abd ar-Rahim ‘Umran. 1997. Islam dan KB. Jakarta: Lentera


Hartanto, Hanafi. 2004.Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Masjfuk Zuhdi. 1991. Masail Fiqhiyah. Jakarta: CV Haji Mas Agung
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
Prihatmiati, Atiek. 2003. Beberapa Faktor yang Berkaitan dengan Pemilihan Type
Alat Kontrasepsi Suntik pada Ibu Menyusui
1q1q. 2 mei 2008.
Kekurangan dan kelebihan alat kontrasepsi
Armini Ni Ketut Alit, dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Materitas II. Surabaya:
Salemba Medika
Hartanto, 2003. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Sinar harapan, Jakarta Jakarta
Habibah, winda Hidayatul (2012). Keluarga Berencana dalam Pandangan Islam,
(Http://windahidayatulhabibah.blogspot.com/2012/05/makalah-keluargaberencana-
dalam.html. Diakses tanggal 17 November 2017.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal.
Jakarta:
PT Bina Pustaka

13
14

Anda mungkin juga menyukai