Anda di halaman 1dari 22

PAPER TEKNIK TENAGA LISTRIK

DIODA DAN TRANSISTOR


Mata Kuliah : Teknik Tenaga Listrik
Dosen Pengampu : Dr. Dwi Widjanarko S.Pd., ST., MT

Disusun Oleh :
Nama :
1. Alif Dimas Sinaryo (5202415053)
2. Handy Nur Pratama (5202415054)
3. Angga Tribuana (5202415055)
4. M. Rizal Adib (5202415056)
5. Rizqy Kurniawan (5202415057)
Prodi : Pendidikan Teknik Otomotif S1

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
DIODA

PENGERTIAN

Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat semikonduktor. Lambang
dioda adalah anak panah dengan balok melintang dan dinyatakan dengan huruf D

Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam
suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya
(disebut kondisi panjar mundur. Sifat kesearahan yang dimiliki sebagian besar jenis dioda
seringkali disebut karakteristik menyearahkan.

Dioda sebenarnya tidak menunjukkan kesearahan hidup-mati yang sempurna (benar-benar


menghantar saat panjar maju dan menyumbat pada panjar mundur), tetapi mempunyai
karakteristik listrik tegangan-arus taklinier kompleks yang bergantung pada teknologi yang
digunakan dan kondisi penggunaan. Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak
ditujukan untuk penggunaan penyearahan.
Awal mula dari dioda adalah peranti kristal Cat’s Whisker dan tabung hampa (juga disebut
katup termionik). Saat ini dioda yang paling umum dibuat dari bahan semikonduktor seperti
silikon atau germanium.

Dioda terbuat dari sambungan semikonduktor tipe p dan tipe n. Sedangkan semikonduktor itu
sendiri adalah:

Semikonduktor adalah Suatu Bahan seperti silikon yang berada di antara konduktor dan
isolator.Jumlah elektron valensinya adalah 4 buah.Keempat buah valensi ini akan berikatan
dengan elektron yang ada di sekelilingnya,sehingga terbentuklah ikatan kovalen dengan ion-
ion atom sebelahnya.

Semikonductor tipe P
Semikonductor tipe P Semikonductor ini dibuat dengan penambahan bahan (Ga : gallium;
In :phosporous; B: boron)Memiliki tiga valence electron intrinsic semiconductor. Melalui
empat lapisan luar electron yang dimilikinya, bila kedua jenis material ini bertemu satu
dengan lainnya, maka atom silicon dari kedua jenis atom tidak ini tidak bisa berbagi electron,
sehingga arus listrik dapat mengalir dengan mudah dimana lowongan ini disebut hole. Tipe
semiconductor ini biasa disebut dengan P (positive) karena diasumsikan muatan listriknya
adalah positif karena elektronnya lebih sedikit. Saat mendapat tegangan, electron mengisi sisi
hole kemudian hole tersebut secara terus menerus bergerak menurun. Arus listriknya
mengalir melalui hole yang ada di dalam semiconductor tipe P ini.

Semikonductor tipe N
Semikonductor tipe N Semikonductor ini dibuat dengan menambahkan material (P:
phosphorus; As: arsenic; Sb: antimony) memiliki 5 lapisan luar electron dalam intrinsic
semiconductor. Bila lima valenci element ini ditambahkan untuk mengikat dengan silicon,
maka satu electron tetap bertahan sebagai kelebihan di dalam octet, sehingga daya hantar
electron tersebut bisa baik melalui gerak bebas elektron yang tertinggal. Semiconductor ini
disebut dengan tipe N (negatif) karena arus listriknya diasumsikan adalah negatif. Arus listrik
ini mengalir melalui semiconductor tipe N (penghantar : elektron).
Dan dioda adalah gabungan dari keduanya :

Biasanya Bahan ini adalah silikon atau germanium. Dioda silikon bekerja pada tegangan 0.6
VDC dan dioda germanium bekerja pada tegangan 0,2 VDC.

Dioda mempunyai dua elektrode aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan
dioda digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya dioda mempunyai dua kutub
yaitu kutub positif (anoda) dan kutub negative (katoda).
Jika diandaikan, bahwa arus mengalir dari kutub positif ke kutub negative, maka arus hanya
mengalir sesuai dengan arah yang ditunjukkan panah.

Dioda merupakan semikonduktor yang paling sederhana dan sering disebut komponen
elektronika satu arah karena hanya dapat menghantarkan arus listrik satu

arah dan jika dibalik akan menyumbat arus.

Contoh penggunaan dioda adalah pada rangkaian adaptor, DC power supply (Catu Daya DC)
dsb.

 Bias Maju Dioda

Gambar di atas merupakan gambar karakteristik dioda pada saat diberi bias maju. Lapisan
yang melintang antara sisi P dan sisi N diatas disebut sebagai lapisan deplesi (depletion
layer), pada lapisan ini terjadi proses keseimbangan hole dan electron. Secara sederhana cara
kerja dioda pada saat diberi bias maju adalah sebagai berikut, pada saat dioda diberi bias
maju, maka electron akan bergerak dari terminal negative batere menuju terminal positif
batere (berkebalikan dengan arah arus listrik). Elektron yang mencapai bagian katoda (sisi N
dioda) akan membuat electron yang ada pada katoda akan bergerak menuju anoda dan
membuat depletion layer akan terisi penuh oleh electron, sehingga pada kondisi ini dioda
bekerja bagai kawat yang tersambung.

Bias Mundur Dioda

Berkebalikan dengan bias maju, pada bias mundur electron akan bergerak dari terminal
negative batere menuju anoda dari dioda (sisi P). Pada kondisi ini potensial positif yang
terhubung dengan katoda akan membuat electron pada katoda tertarik menjauhi depletion
layer, sehingga akan terjadi pengosongan pada depletion layer dan membuat kedua sisi
terpisah. Pada bias mundur ini dioda bekerja bagaikan kawat yang terputus dan membuat
tegangan yang jatuh pada dioda akan sama dengan tegangan supply.

FUNGSI

Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam
suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya
(disebut kondisi panjar mundur). Karenanya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik
dari katup pada transmisi cairan.

Fungsi dioda antara lain

1. Untuk penyerah arus


2. Sebagai catu daya
3. Sebagai penyaring atau pendeteksi dan
4. Untuk stabilisator tegangan

Karakteristik dioda

Karakteristik Dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu
daya dc dan sebuah resistor. Dengan menggunakan rangkaian tersebut maka akan dapat
diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang
sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya memperbolehkan
arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda
dapat dibuat dari Germanium (Ge) dan Silikon atau Silsilum (Si). Komponen aktif ini
mempunyai fungsi sebagai; pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator, pengendali
frekuensi, indikator, dan switch.

Prinsip Kerja Dioda Secara Umum

Prinsip Kerja Dioda pada umumnya adalah sebagai alat yang terbentuk dari beberapa bahan
semikonduktor dengan muatan Anode (P) dan muatan Katode (N) yang biasanya terdiri dari
geranium atau silikon yang digabungkan, dan muatan yang bertipe N merupakan bahan
dengan kelebihan elektron, dan sebaliknya muatan bertipe P merupakan bahan dengan
kekurangan satu elektron yang dipisahkan oleh depletion layer yang terjadi akibat
keseimbangan kedua muatan tersebut, oleh karena itu dioda tersebut menghasilkan suatu hole
yang berfungsi sebagai pembawa tegangan atau muatan sehingga terjadi perpindahan
sekaligus pengaliran arus yang terjadi di hole tersebut yang menghasilkan tegangan arus
searah atau biasa disebut dengan DC.

Prinsip Kerja Dioda berbeda dengan prinsip atau teori elektron yang menyebutkan bahwa
arus listrik yang terjadi dikarenakan oleh pergerakan elektron dari kutub positif menuju ke
kutub negatif, tetapi dioda ini hanya mengalirkan arus satu arah saja, yaitu DC. Oleh karena
jika dioda dialiri oleh tegangan P yang lebih besar dari muatan N, maka elektron yang
terdapat pada muatan N akan mengalir ke muatan P yang disebut sebagai Forward Bias, bila
terjadi sebaliknya, yaitu jika dioda tersebut dialiri dengan tegangan N yang lebih besar
daripada tegangan P, maka elektron yang ada di dalamnya tidak akan bergerak, sehingga
dioda tidak mengaliri muatan apapun, pada kondisi seperti ini sering disebut sebagai reverse
bias.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Prinsip Kerja Dioda merupakan salah satu alat
yang sangat unik karena mampu memanipulasi muatan hingga menjadi muatan yang searah
atau DC. Sambungan antara muatan anoda (P) dengan muatan katoda (N) dinamakan sebagai
depletion layer (lapisan deplesi) dimana terjadi keseimbangan muatan elektron dan hole.
Biasanya pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima muatan elektron,
sedangkan pada sisi N banyak elektron yang siap untuk membebaskan diri, dengan kata lain
jika sisi P diberi muatan potensial yang lebih, maka elektron dari sisi N akan langsung
mengisi setiap hole-hole yang ada di sisi P.

Jenis jenis dioda beserta fungsinya

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau
mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

 
5. Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

6. Gambar 1. dioda penyearah

2. DIODA ZENER 

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar silikon.
Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Dioda yang bekerja pada daerah
reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt dengan
disipasi daya dari ¼ hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar dari
Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada sambungan
P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai. Jika pada dioda
biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada Zener bisa terjadi pada
angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang memiliki tegangan Vz
sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen ini biasanya dipakai untuk
pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

7. Gambar 2. dioda zener

Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain dan
beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda tidak
menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban. Jika input
tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi brekadown dan arus
akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODA ) 

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State Lamp
yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik, sehingga
dikategorikan pada keluarga “Optoelectronic”. Sedangkan elektroda-elektrodanya sama
seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga kategori umum
penggunaan LED, yaitu :
- Sebagai lampu indikator,
- Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
- Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP),
bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs
memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau
kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas dimana
tegangan majunya dibedakan atas jenis warna 

TABEL LED DAN TEGANGANYA

Warna Tegangan Maju


Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

8. Gambar 3. dioda LED

Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan
dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang
sesuai dengan elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga menghasilkan
warna sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) – merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide – hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) – merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) – hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) – merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) – biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) – hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide – oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) – biru
* Diamond (C) – ultraviolet
* Silicon (Si) – biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) – biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida.
LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang.
LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat
dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan
cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODA)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda cahaya
dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah nilai
resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi
dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah sebagai sensor dalam
pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita berlubang tersebut terletak
diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap lubang pita itu melewati antara tadi,
maka cahaya yang memasuki lubang tersebut akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah
dalam bentuk signal listrik. Sedangkan penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur
kuat cahaya (Lux-Meter), dimana dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi
sedangkan jika disinari cahaya akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya
ini digunakan sebagai sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

9. Gambar 4. dioda foto.


5. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai kapasitas
yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah reverse mirip
dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon dimana dioda ini
sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan padanya. Jika tegangan
tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda varikap banyak digunakan
pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian pengaturan suara (Audio). 

10. Gambar 5. dioda varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

  DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga
semikonduktor dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan
campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan
biasanya disebut PNPN Trioda.
11. Gambar 6. dioda schottky.

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate pada
kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.

Simbol Dioda untuk masing-masing diode berbeda dan masing-masing simbol


menggambarkan cara kerja serta struktur dari dioda tersebut. Dioda sendiri disimbolkan
dengan gambar yang menyerupai anak panah yang pada sisi ujungnya terdapat garis mendatar
yang melintang, mengarah kearah kanan dengan dibatasi oleh garis vertikal yang
memisahkan antara anak panah dengan garis mendatar yang melintang tersebut. Yang pada
pangkal anak panah nya disebut anoda atau kaki positif (+), dan ujung anak panah tersebut
dinamakan katoda atau kaki negatif (-).

Beberapa macam simbol diode

1. Dioda Zener yang disimbolkan dengan menyerupai anak panah mengarah ke kanan
yang diikuti dengan garis mendatar yang melintang melalui kedua sisi nya tersebut,
dengan dibatasi oleh garis vertikal dengan tambahan garis kecil mendatar kearah
kanan untuk bagian atas, dan garis mendatar kearah kiri pada bagian bawahnya yang
menandakan terjadinya penstabilan tegangan atau arus yang searah (DC).
2. Dioda Foto yang disimbolkan sama persis seperti simbol dioda biasa dengan
tambahan gambar 2 buah anak panah kecil di bagian atas kepala anak panah utama
yang mengarah serong ke kiri bawah yang menandakan bahwa dioda tersebut
menghasilkan arus listrik ketika mendapat cahaya.
3. Dioda Emisi Cahaya yang disimbolkan sama persis seperti simbol dioda biasa
dengan tambahan gambar 2 buah anak panah kecil yang sama dengan simbol yang
dioda foto miliki, tetapi memiliki arah yang berbanding terbalik yaitu serong atas
kanan, yang menandakan bahwa dioda tersebut akan menghasilkan cahaya ketika
mendapatkan muatan DC.
4. Dioda Varaktor yang disimbolkan hampir mirip dengan dioda biasa yang dipotong
oleh 2 garis vertikal pada ujung anak panah secara sejajar, dengan dilanjutkan garis
mendatar di tengah-tengahnya, menandakan bahwa dioda tersebut bergabung dengan
kapasitor.
5. Dioda Terobosan yang disimbolkan sama persis seperti simbol dioda biasa dengan
tambahan garis 2 garis kecil mendatar pada tiap ujung garis tersebut baik ujung atas
maupun bawahnya yang mengarah ke kanan yang menandakan bahwa adanya suatu
karakteristik resistansi negatif.

TRANSISTOR

Pengertian
Pengertian Transistor adalah komponen elektronika semikonduktor yang memiliki 3 kaki
elektroda, yaitu Basis (Dasar), Kolektor (Pengumpul) dan Emitor (Pemancar). Komponen ini
berfungsi sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching), stabilitasi tegangan,
modulasi sinyal dan masih banyak lagi fungsi lainnya. Selain itu, transistor juga dapat
digunakan sebagai kran listrik sehingga dapat mengalirkan listrik dengan sangat akurat dan
sumber listriknya.
Transistor sebenarnya berasal dari kata “transfer” yang berarti pemindahan dan “resistor”
yang berarti penghambat. Dari kedua kata tersebut dapat kita simpulkan, pengertian
transistor adalah pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi suhu
tertentu. Transistor pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh William Shockley, John
Barden dan W.H, Brattain. Tetapi, komponen ini mulai digunakan pada tahun 1958. Jenis
Transistor terbagi menjadi 2, yaitu transistor tipe P-N-P dan transistor N-P-N.
Simbol Transistor
Fungsi transistor pada umumnya ada 3 yaitu:

Bias transistor

Fungsi transistor yang pertama adalah sebagai saklar. Dengan mengontrol bias dari transistor
hingga komponen ini menjadi jenuh, akan menyebabkan seolah-olah diperoleh hubungan
singkat diantara emitor dan kaki kolektor. Fenomena ini lah yang dapat dimanfaatkan hingga
transistor bisa dipakai sebagai saklar elektronika.

Fungsi Transistor sebagai saklar

Transistor sebagai saklar

Perhatikan gambar diatas fungsi transistor sebagai saklar, yang merupakan rangkaian saklar
elektronic dgn memakai transistor PNP serta transistor jenis NPN. Terlihat pula TR4 (PNP)
serta TR3 (NPN) digunakan untuk mematikan dan menghidupkan LED.

TR3 digunakan sebagai pemutus serta penyambung hubungan diantara katoda-LED dgn
ground. Dengan demikian apabila transistor dalam posisi ON maka LED akan nyala,
sedangkan bila transistor dalam keadaan OFF maka LED menjadi mati. Dengan kaki emitor
yang berhubungan dengan ground, maka kita harus melakukan cara tertentu agar transistor
menyala. Caranya dengan membuat keadaan saklar SW1 menjadi ON hingga basis-transistor
TR3 memperoleh bias yang bersumber dari tegangan positir, hal ini akan menyebabkan
transistor jadi jenuh / ON kemudian kaki emitor dengan kaki kolektor menjadi tersambung.
Sebaliknya, untuk membuat LED mati caranya adalah dengan membuat keadaan SW1
menjadi OFF.

Sebagai penyambung dan pemutus hubungan diantara tegangan positif dan anoda LED,
digunakanlah TR4. Dengan begitu apagila transistor ON maka LED jadi menyala, sebaliknya
bila transistor posisinya OFF maka LED jadi mati. Berbeda dengan penjelasan dalam
paragraf sebelumnya, disini kaki emitor berhubungan dengan tegangan posifit. Karena itu
untuk menyalakan transistor, kita harus mengatur keadaan saklar SW2 menjadi ON hingga
basis transistornya T4 memperoleh bias dr tegangan negatif yang menyebabkan transistor jadi
jenuh / ON  dengan psisi kakli emitor tersambung dengan kaki kolektor. Cara mematika LED
nya sama, yaitu merubah posisi SW1 menjadi OFF.

Fungsi transistor sebagai  penguat arus adalah kegunaannya yang kedua. Guna komponen
yang kedua ini membuatnya dapat digunakan dalam rangkaian power supply yang tegannya
diset. Dalam keadaan tersebut transisor haruslah terlebih dahulu dibias dengan tegangan yg
konstan pd basisnya, tujuannya biardi emitor menghasilkan tegangan yg tetap. Umumnya
yang dipakai untuk mengontrol tegangan basis agar tetap adalah dioda zener.

Fungsi Transistor sebagai penguat arus

Kalau diperhatikan pada gambar fungsi transistor sebagai penguat arus diatas ada 2 regulator
dgn polaritas tegangan keluar yg bebeda. Transistor TR5 / NPN digunakan sebagai regulator
tegangan positif, kemudian transistor TR6/PNP dipakai sebagai regulator tegangan negatif.
Tegangan basis di tiap-tiap transistor diawasi sehingga nilainya tetap dengan menggunakan
dioda zener D4 dan D3. Keadaan ini akan menyebabkan tegangan yg keluar di emitor
memiliki arus sejumlah per-kalian antara HFE transistor dengan arus basis.
Fungsi transistor yang terakhir adalah untuk menguatkan sinyal AC. Kegunaan komponen
dalam hal ini haruslah memakai beberapa jenis tekhnik pembiasan basis-transistor. Ketika
transistor bekerja untuk menguatkan sinyal AC, komponen ini digolongkan jadi beberapa tipe
penguat, yaitu penguat kelas C; penguat kelas AB; penguat kelas B dan penguat kelas A.

Fungsi Transistor sebagai penguat sinyal AC

Nah digambar atas tersebut terlihat kerjasama antara R16 dan R15 untuk mengatur tegangan
bias pd basis transistor. Configurasi tersebut dikelompokkan dalam tipe penguat kelas A.
Melalui kapasitor C8, signal masuk menuju basis transistor. Berikutnya dengan melewati
kapasitor C7, signal output diambil dari kaki kolektor.

Jenis-Jenis Transistor
Sama halnya dengan komponen elektronika yang lain, transistor juga memiliki jenis yang
berbeda-beda. Menurut Fathi (2011) “Jenis-Jenis Transistor yang paling umum di bedakan
menjadi dua jenis, yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan”. Jenis transistor
tersebut sangat mempengaruhi rangkaian yang terdapat transistor tersebut, beberapa
rangkaian yang sangat dipengaruhi oleh jenis transistor yang digunakan atau dipasang adalah
rangkaian amplifier, rangkaian audio, rangkaian saklar , rangkaian tegangan tinggi dan lain-
lain.
1.      Transistor Bipolar (Transistor Dwikutub)
Transistor jenis ini banyak sekali digunakan pada peralatan-peralatan elektronik di sekitar.
Transistor ini memiliki 3 kaki yang berbeda-beda kaki pertama diberi nama Basis atau
biasanya dengan kode (B), kaki Emitor atau (E), dan kaki Kolektor (K).
Gambar 1.3 Kaki-Kaki Transistor
Transistor bipolar ini terdiri dari dua jenis apabila di tinjau dari jenis susunan lapisan
yang ada di dalam transistor tersebut.
1.      Transistor Jenis PNP
Transistor jenis ini terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis P dan satu lapis bahan
konduktor jenis N. Menurut Wikipedia Inonesia (2013) “ Arus kecil yang meninggalkan basis
pada moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor”. Dengan kata lain transistor
jenis PNP akan hidup atau bekerja saat Basis lebih rendah dari pada Emitor. Lambang
transistor ini memiliki tanda panah yang menunjuk ke dalam pada kaki Emitor (E).

Gambar 1.4 Transistor PNP


Contoh gambar rangkaian penggunaan transistor PNP:
sirkuit sederhana transistor NPN

1.      Transistor Jenis NPN


Transistor NPN terdiri dari dua lapis bahan semi konduktor jenis N, dan satu lapis bahan semi
konduktor jenis P. Transistor jenis ini banyak digunakan karena pergerakan elektron pada
bahan semi konduktor lebih tinggi sehingga memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan
tinggi. Cara kerja transistor ini berlawanan dengan transistor jenis PNP, atau dengan kata lain
transistor jenis NPN akan bekerja saat Basis lebih tinggi daripada Emitor. Lambang transistor
ini memiliki tanda panah yang menunjuk ke luar pada kaki Emitor.

Gambar 1.5 Transistor NPN

Contoh gambar rangkaian penggunaan transistor PNP:

sirkuit sederhana transistor PNP

2.Transistor Efek Medan (Transistor FET)


Transistor jenis ini bekerja dengan prinsip mengalirkan aliran elektron dari tegangan.
Menurut komponenelektronika.org (2012) “ FET beroperasi dengan efek medan listrik pada
aliran elektron melalui satu jenis bahan semikonduktor”. Sama dengan transistor bipolar,
transistor efek medan ini memiliki 3 kaki yang diberi nama Drain (D), Source (S) dan Gate
(G). Sistem kerja dari transistor ini adalah dengan cara mengendalikan arus aliran elektron
dari terminal Source ke Drain melalui saluran dengan menggunakan tegangan yang diberikan
oleh terminal Gate. Saluran tersebut terbuat dari bahan semikonduktor jenis N dan P.
Transistor FET ini memiliki 2 jenis yaitu Enhancement Mode dan Depletion Mode. Kedua
jenis transistor FET tersebut menandakan polaritas tegangan pada Gate dibandingkan dengan
Source saat transistor menghantarkan listrik. Contoh pada depletion mode Gate negatif
dibandingkan dengan Source, sedangkan pada enhancement mode Gate positif. Apabila
tegangan pada Gate di rubah menjadi positif maka aliran arus kedua mode di antara Source
dan Drain akan meningkat.

Gambar 1.6 Transistor Efek Medan (FET)

Prinsip Kerja Transistor


untuk memudahkan anda mengerti ada baiknya terlebih dahulu anda membaca postingan
mengenai cara kerja Dioda

Gambar diatas merupakan bahan P-N-P yang disusun sehingga membentuk transistor,
bagaimana arus dapat mengalir dari Emitter menuju Collector?
pada gambar diatas kita memberi tegangan pada kaki emitter dan basis, pada kaki emitter
(Tipe-P kiri) sekarang lebih positif sedangkan pada basis (tipe-N) bersifat negatif, oleh
karena itu hole/ mayoritas carrier pada tipe P ditarik ke arah tipe N, dikarenakan tipe kaki
basis lebih negatif dan sebaliknya elektron di tipe-N ditarik kearah tipe P, oleh sebab itu
terjadilah aliran arus listrik yaitu aliran hole dari P ke N (Forward bias), dan jika kita
perhatikan daerah deplesi menyempit sehingga mayoritas carrier dapat mengalir dengan
mudah

  

Selanjutnya marilah kita perhatikan gambar disamping ini pada tipe N dan tipe P (kanan)
diberi tegangan sehingga kaki Basis positif sedangkan kaki Collector negatif, keadaan
tersebut menyebabkan mayoritas carrier (elektron) tidak dapat mengalir dikarenakan daerah
deplesi yang melebar sehingga menghalangi carrier mayoritas (elektron) , karena kaki
Collector bersifat negatif maka hole (minoritas carrier) pada tipe N akan ditarik ke daerah P
sehingga menyebabkan aliran minoritas carrier (hole) dari N ke P kanan. Yang menjadi
masalah adalah minoritas carrier pada tipe-N terlalu sedikit untuk menyebabkan aliran
kontiniu, untuk itu maka keadaan 1 dan 2 dikombinasikan dan menjadi gambar dibawah ini
Minoritas carrier (hole) pada tipe N disuplai oleh mayoritas carrier (hole) pada tipe P kiri,
sehingga terjadilah aliran arus dari emiiter menuju Collector, tapi perlu kita perhatikan bahwa
ada juga sedikit arus yang mengalir menuju kaki basis yang disebut arus basis.
Oleh karena itu dapat dituliskan
IE=IB+IC

Analogi
Bagaimana transistor bekerja
Arus akan mengalir dari colector menuju Emitor apabila kaki basis diberikan arus atau
tegangan. Sedikit saja arus atau tegangan kita berikan ke kaki basis, maka arus yang besar
akan mengalir dari Colector ke Emitor. Perbandingan arus colektor yang mengalir ke Emitor
dan arus basis yang diberikan dinamakan penguatan atau Gain.
Variasi arus basis yang diberikan juga akan mengakibatkan variasi besarnya arus yang
mengalir di colector ke Emitor. Prinsip inilah yang digunakan untuk membentuk sebuah
Amplifier yang handal.
Arus kecil dari suara penyanyi yang masuk ke microfon berubah menjadi suara yang besar
menggelegar di sepeaker panggung, inilah contoh penggunaanya.
Analogi Transistor dengan tandon air, pipa paralon, kran dan kolam ikan

Gb Pak de lagi buka kran ( model kran tahun 2024)


Ibaratkan kita akan mengisi kolam ikan dengan air dari tandon air. Air akan kita alirkan dari
tandon menuju kolam melalui pipa dan kran air.Tandon air adalah collector, kran air adalah
kaki basis, dan kolam adalah kaki emitor. Sedang pipa paralon sebagai apanya?…..tepat ,
sebagai kawat2 penghantar di 3 kaki transistor.
Air akan mengalir dari tandon ke kolam ketika kita membuka kran. Membuka kran
dianalogikan dengan memberi tegangan/arus ke basis. Semakin besar kita membuka kran
akan semakin deras air mengalir dari tandon menuju kolam. Jika kran dibuka penuh maka air
mengalir dengan kekuatan penuh, sedang kran kita tutup penuh air akan berhenti total
/tersumbat. Variasi besarnya membuka kran akan menghasilkan aliran yg bervariasi seirama
dengan irama bukaan kran.
Demikian juga varasi tegangan/arus di kaki basis akan menghasilkan variasi arus yang
mengalir dari calector ke emitor.
Analogi 2
Transistor
Cara (Prinsip) kerja transistor bisa digambarkan sebagai pengaturan aliran air sbb:

keran air perumpamaan sebuah Transistor


Dari gambar diatas kita bisa lihat :
•Sumber air dari titik C akan mengalir ke titik E  jika dari B diberi sedikit aliran air untuk
membuka keran.
•Aliran air dari C ke E merupakan kelipatan aliran air B misalkan saja aliran C ke E  10 x
lipat aliran B . misalnya dari B kita aliri 1 liter/detik maka dari C ke E akan mengalir 10
liter/detik.jika kita aliri air dari B sebesar 100 liter/detik maka dari ke C ke E akan mengalir
sebesar 1000 liter /detik. begitu seterusnya.
•Aliran C ke E ada batas masimumnya misal 10 000 liter /detik.
•Aliran C ke E akan  ”OFF” jika tdk ada aliran B yg membuka keran (kecuali ada kebocoran
di b).
•Pada  saat aliran C ke E  maksimum (10000 liter /detik)  ini disebut “ON”  atau saturasi.

Anda mungkin juga menyukai