Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Info Kesehatan P-ISSN: 2087-877X, E-ISSN: 2655-2213

Vol. 11, No 1, Januari 2021

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI


DASAR LENGKAP PADA BALITA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS X
1
Eko Budi Santoso
1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surabaya
Email : ekobudisantoso250788@gmail.com

ABSTRAK
Ketersediaan vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit menular tertentu maka tindakan
pencegahan untuk mencegah menyebarnya penyakit dari satu wilayah ke wilayah yang lain dapat dilakukan
dalam waktu yang relative singkat dan dengan hasil yang efektif. Berdasarkan laporan kumulatif hasil
imunisasi rutin bayi di Kabupaten Pamekasan pada tahun 2016 sebanyak 84,35%, tahun 2017 mengalami
peningkatan menjadi 90,88%. Kemudian pada bulan januari sampai bulan agustus tahun 2018 sebanyak
56,51%. Desain penelitian adalah observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh bayi di wilayah kerja Puskesmas X Kabupaten Pamekasan tahun 2018
sebanyak 756 bayi. Sampel pada penelitian ini adalah bayi (12-36 bulan) yang terpilih sebagai sampel di
wilayah kerja Puskesmas X. Besar sampel dalam penelitian ini berjumlah 113 responden. Hasil yang
signifikan dukungan Keluarga terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap yaitu nilai p = 0,020. Tempat
pelayanan imunisasi didesa (posyandu) sebaiknya ada pada setiap dusun guna memudahkan akses
masyarakat menuju tempat pelayanan imunisasi.

Kata kunci: Dukungan Sosial, Keluarga, Perilaku Homoseksual.

FAMILY SUPPORT FOR PROVIDING COMPLETE BASIC


IMMUNIZATION FOR CHILDREN IN THE WORKING AREA OF
PUSKESMAS X

ABSTRACT
The availability of vaccines that can be used to prevent certain infectious diseases, so preventive measures to
prevent the spread of the disease from one region to another can be carried out in a relatively short time and
with effective results. Based on the cumulative report on the results of routine infant immunization in
Pamekasan Regency in 2016, it was 84.35%, in 2017 it had increased to 90.88%. Then in January to August
2018 as much as 56.51%. The research design was observational with cross sectional research design. The
population in this study were all babies in the work area of Puskesmas X Pamekasan Regency in 2018 as
many as 756 babies. The sample in this study were infants (12-36 months) who were selected as samples in
the working area of the X Community Health Center. The sample size in this study amounted to 113
respondents. The significant results of family support for the provision of complete basic immunization are p
value = 0.020. Immunization service points in the village (posyandu) should be in each hamlet to facilitate
public access to immunization service points.

Key words: Immunization, Vaccine availability, Pamekasan.

313
PENDAHULUAN memanjangnya interval tidak akan
Pembangunan bidang kesehatan di mempengaruhi respon imunologis dalam
Indonesia saat ini mempunyai beban ganda membentuk antibodi yang diinginkan. Maka
(double burden), penyakit menular masih dalam pemberian imunisasi seharusnya tidak
merupakan masalah yang cukup besar hanya menyuntikkan atau meneteskan saja
sementara penyakit tidak menular juga pada semua sasaran, akan tetapi harus
muncul sebagai masalah. Penyakit menular memperhitungkan terpenuhinya jadwal dan
tidak mengenal batas wilayah administrasi interval minimal setiap individu atau bayi agar
sehingga menyulitkan dalam proses dapat membentuk kekebalan yang maksimal.
pemberantasannya. Ketersediaan vaksin yang Hal penting lainnya yaitu memperhatikan
dapat digunakan untuk mencegah penyakit kualitas pengelolaan vaksin yang akan
menular tertentu maka tindakan pencegahan diberikan karena ketahanan dan stabilitas
untuk mencegah menyebarnya penyakit dari vaksin berbeda-beda terhadap suhu, sehingga
satu wilayah ke wilayah yang lain dapat harus diperhatikan syarat pengelolaannya.
dilakukan dalam waktu yang relative singkat Menurut penilaian yang telah sebagai
dan dengan hasil yang efektif. bagian dari proses evaluasi program imunisasi
Salah satu bentuk atau usaha dalam dalam rentang tahuan 2015-2016 yang sudah
pencegahan kematian neonatal, bayi dan balita terlapor pada secretariat Presiden RI,
yaitu melalui pemberian imunisasi. Imunisasi memaparkan bahwa cakupan imunisasi dasara
merupakan bentuk intervensi kesehatan yang lengakao pada balita sebesar 86,9% pada
sangat efektif dalam menurunkan angka tahun 2015 dengan akulasi target yang telah
kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, ditetapkan sebesar 91%, kemudian pada tahun
berbagai penyakit seperti TBC, difteri, 2016 akumulasi target sebesar 91,5%.
pertusis, tetanus, hepatitis B dan lainnya dapat Cakupan imunisasi yang ditargetkan tahun ini,
dicegah. Pentingnya imunisasi dapat dilihat hasilnya sudah melebihi target tersebut.
dari banyaknya balita yang meninggal akibat Cakupan bayi laki-laki dan perempuan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang di imunisasi DPT-HB3/ DPT-HB-Hib3
(PD31). Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi sebanyak 519.095 bayi (91%), bayi yang
karena penyakit-penyakit tersebut bisa diimunisasi polio 4 sebanyak 483.236 bayi
dicegah dengan imunisasi. (85,12%), diimunisasi campak sebanyak
Imunisasi bertujuan untuk memberikan 374.264 bayi (65,93%) sedangkan bayi yang
kekebalan terhadap tubuh anak. Caranya telah diimunisasi dasar lengkap (IDL)
adalah dengan memberikan vaksin. Vaksin berjumlah 547.729 bayi (96,483%). Target
berasal dari sebuah pelemahan suatu bakteri Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Provinsi Jawa
hingga virus yang telah masuk dalam katagori Timur 2017 adalah 91,5%, dari 38
pengujian dan dapat disebarluaskan pada Kabupaten/Kota yang IDLnya telah
masyarakat secara aman dan tepat, sehingga melampaui 91,5% berjumlah 30 Kabupaten
dalam kegunaannya tidak akan berbahaya dan 8 Kabupaten yang masih dibawah 91,5%
terhadap manusia bagi kelangsungan (Kabupaten Pacitan, Jember, Situbondo,
hidupnya. Probolinggo, Ngawi, Bangkalan, Pamekasan,
Vaksin adalah bahan yang digunakan dan Kota Blitar)
untuk merangsang pembentukan zat anti yang Indikator Universal Child Immunization
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan (UCI) menunjukkan desa/kelurahan yang
seperti vaksin Hepatitis B, BCG (Bacille telah mendapatkan imunisasi anak secara
Calmette-Guerin), DPT (Difteri, Pertusis, dan lengkap Indikator Universal Child
Tetanus), dan campak serta yang melalui Immunization (UCI) menunjukkan desa atau
mulut seperti vaksin Polio. Program imunisasi kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi
ini merupakan salah satu cara terbaik yang anak secara lengkap. Untuk tahun 2017, dari
telah menunjukkan keberhasilan yang luar 8.503, terdapat 7.271 desa yang telah
biasa serta merupakan usaha yang sangat melaksanakan UCI desa atau 85,5%,
menghemat biaya dalam pencegahan penyakit mengalami kenaikan dibanding capaian pada
menular. tahun 2016, yaitu 7.039 desa/kelurahan atau
Pemberian imunisasi juga harus 82,93% yang telah UCI. Jika dibandingkan
memperhatikan usia minimal dan interval dengan realisasi 2016 sebesar 82,9% ada
minimal karena keterlambatan atau kenaikan sebesar 1,6%, maka cakupan UCI

314
desa saat ini sudah mendekati target 86%. didapatkan sebanyak 133 responden.
Pada tahun 2016, dari 8.488 desa/ kelurahan Variabel dependen yaitu dukungan keluarga,
yang ada, terdapat 7.039 desa/kelurahan atau sedangkan variabel independen yaitu
82,93% yang telah UCI. Jika dibandingkan pemberian imunisasi dasar lengkap.
dengan realisasi 2015 sebesar 76,59% ada Pengumpulan data dilakukan dengan metode
peningkatan sebesar 6,34%. kuesioner yang diberikan pada responden.
Berdasarkan laporan kumulatif hasil
imunisasi rutin bayi di Kabupaten Pamekasan HASIL
pada tahun 2016 sebanyak 84,35%, tahun Tabel 1. Distribusi Frekuensi berdasarkan
2017 mengalami peningkatan menjadi Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja
90,88%. Kemudian pada bulan januari sampai Puskesmas X
bulan agustus tahun 2018 sebanyak 56,51%. No Dukungan Jumlah Presentase
Cakupan imunisasi di wilayah kerja Keluarga (%)
Puskesmas Waru pada tahun 2016 sebanyak 1. Ada 56 42,1%
62,97%, tahun 2017 mengalami peningkatan 2. Tidak Ada 77 57,9%
sebanyak 69,11%, dan pada bulan januari Total 133 100%
sampai bulan agustus 2018 sebanyak 38,70% .
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang Berdasarkan tabel 1 yang diuraikan
di wajibkan oleh pemerintah yaitu meliputi diatas, menunjukkan distribusi frekuensi
Hepatitis B, BCG (Bacille Calmetee Guerin), berdasarkan dukungan keluarga yang
Campak, polio dan Vaksin Pentavalen (DPT- dukungan keluarga ada yaitu sebanyak 56
HB-HiB). Imunisasi dasar lengkap adalah responden (42,1%). Sedangkan yang tidak ada
program imunisasi yang dicanangkan dukungan keluarga yaitu sebanyak 77
pemerintah untuk meningkatkan derajat responden (57,9%).
kesehatan bayi di Indonesia. Imunisasi ini
diberikan mulai dari bayi baru lahir (hepatitis
B) sampai berumur 9 bulan (campak). Tabel 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan
Program imunisasi yang diwajibkan Dukungan Keluarga diWilayah Kerja
pemerintah untuk memberikan imunisasi Puskesmas X
dasar lengkap yaitu Hepatitis B 1 kali Imunisasi Dasar 
Total
pemberian, BCG 1 kali pemberian, Dukungan Lengkap value
No
DPT/HB/HiB (pentavalen) 3 kali pemberian Keluarga Tidak
Lengkap
dengan interval 4 minggu, polio 4 kali Lengkap
pemberian dengan interval 4 minggu dan 31 25 56
1. Ada
campak 1 kali pemberian 55,4% 44,6% 100%

27 50 77
2. Tidak Ada 0,020
35,1% 64,9% 100%
METODE
Riset/penelitian merupakan suatu 58 75 133
Jumlah 43,6% 56,4% 100%
penyelidikan, penelitian terhadap berbagai
masalah secara sistematis, kritis dan ilmiah
untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian, Berdasarkan Tabel 2 yang diuraikan
mendapatkan fakta baru, atau melakukan diatas menunjukkan bahwa responden yang
penafsiran yang lebih baik. Kebenaran ilmu mendapatkan dukungan keluarga dan lengkap
sebagai hasil olah pikir, rasa, budaya manusia pemberian imunisasi pada balita yaitu
tidak bersifat mutlak, ada banyak sudut sebanyak 31 responden (55,4%) dan yang
pandang, pengalaman, harapan dengan tidak lengkap pemberian imunisasi pada balita
berbagai variabel yang mempengaruhi. yaitu sebanyak 25 responden (44,6%),
Desain penelitian yang digunakan sedangkan responden yang tidak ada
dalam penelitian ini yaitu penelitian dukungan keluarga dan lengkap pemberian
korelasional. Metode penelitian ini adalah imunisasi pada balita yaitu sebanyak 27
cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 756 responden (35,1%) dan tidak lengkap
responden dan dalam pengambilan sampel pemberian imunisasinya sebanyak 50
menggunakan simple random sampling. responden (64,9%).
Simple random sampling (acak sederhana)

315
Berdasarkan dari hasil uji Chi-square imunisasi akan menurun dan tingkat
dengan  value = 0,020 ( value < 0,05), kecacatan serta kematian akibad dari
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada dampak tidak diimunisasikan akan
hubungan dukungan keluarga terhadap semnagkin menurun. Begitupun
pemberian imunisasi dasar lengkap pada sebaliknya, dukungan keluarga merupakan
balita di wilayah kerja Puskesmas X.
hubungan interpersonal yang didalamnya
PEMBAHASAN
berisi pemberian bantuan yang melibatkan
Berdasarkan dari hasil uji Chi-square aspek-aspek yang terdiri dari informasi,
dengan  value = 0,020 ( value < 0,05), perhatian emosi, penilaian dan bantuan
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada instrumental yang diperoleh ibu
hubungan dukungan keluarga terhadap postpartum blues melalui interaksi dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada lingkungan, dimana hal itu memiliki
balita di wilayah Kerja Puskesmas X. manfaat emosional atau efek perilaku bagi
Dukungan keluarga dalam penelitian penerima, sehingga dapat membantu ibu
ini memiliki hubungan yang signifikan postpartum dalam mengatasi masalahnya.
terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada Dukungan keluarga merupakan salah satu
bayi. Hal ini disebabkan dukungan keluarga variabel penting yang membantu ibu
merupakan dorongan yang kuat untuk
postpartum primipara dalam mengahadapi
seseorang bertindak. Kurangnya dukungan
dari keluarga khususnya suami dan ibu, permasalahan dan pemecahan masalah
sehingga sebagian besar ibu di Wilayah kerja setelah proses melahirkan. Menurut House
Puskesmas Waru memilih untuk tidak yang menyatakan bahwa melalui
mengimunisasikan bayinya secara lengkap. dukungan emosional, dukungan
Begitupun sebaliknya, sebagian besar ibu penghargaan, dukungan instrumental serta
yang mengimunisasikan bayinya secara dukungan informatif dapat bermanfaat
lengkap memiliki dukungan dari keluarga bagi kesehatan dan kesejahteraan
terutama suami, ibu, dan saudara yang lain psikologis.
sehingga ada yang menemani dan Komponen keluarga bersifat aktif
mengantarkan mereka setiap bulan ke dan baik jika melihat pada fungsi
pelayanan imunisasi di desa (posyandu).
keluarga, dengan menerapkan fungsi
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sulistiorini (2015) yang keluarga yang baik diharapkan
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang komunikasi yang terjalin dalam suatu
signifikan antara dukungan keluarga terhadap sumber terutama pengetahuan akan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi pengetahauan kesehatan akan turut lebih
dengan nilai p value = 0,000. baik dan selalu melihat pada pola interaksi
Dukungan keluarga adalah sikap, yang terbangun dalam keluarga yang
tindakan, dan pemberian informasi yang memberikan respon positif terhadap
benar akan sebuah kesehatan dilakukan peningkatan mutu kesehatan terutama
secara transparan dan penuh dengan suatu pemberian imunisai pada balita. Factor ini
dorongan akan kesehatan yang optimal. pun yang mendorong bahwa sistim
Setiap anggota keluarga yang berada keluarga memberikan segi positif bagi
dalam lingkup komunitas kecil sangat peningkatan kesehatan dengan
berpengaruh perannya dalam memberikan kebersamaan akan sebuah dukungan
argumentasi terhadap suatu tindakan yang keluarga secara utuh terhadap pemberian
akan dilakukan dalam mencari kesehatan imunisasi.
terutama pada pemberian imunisasi. Akses ke pelayanan kesehatan
Dukungan yang baik akan kesehatan meliputi waktu, alat transportasi, dan
sangat diperlukan dalam kelangsungan biaya yang dikeluarkan seseorang menuju
pada pemberian imunisasi lengkap kepada tempat pelayanan kesehatan yang meliputi
balita dengan memberikan dukungan rumah sakit, puskesmas, posyandu,
diharapkan tingkat egoisentris terhadap polindes, dan lainnya. Seseorang yang

316
tidak mengimunisasikan anaknya di wajar, diharapkan bukan hanya untuk ibu
tempat pelayanan kesehatan dapat dari bayi yang diundang, namun suami,
disebabkan karena orang tersebut tidak nenek, dan kakek dan anggota keluarga
tahu atau belum tahu manfaat dari yang lain juga dapat dilibatkan, dengan
imunisasi bagi anak, dan bisa juga karena harapan setelah mereka memperoleh
rumahnya terlalu jauh dengan tempat informasi tersebut maka mereka dapat
pelayanan kesehatan atau posyandu memberikan dukungan yang positif
sehingga terkendala dalam segi waktu, terhadap pemberian imunisasi dasar
biaya, dan alat transportasi yang lengkap pada bayi sebelum berusia satu
digunakan. Akses ke pelayanan kesehatan tahun.
merupakan pusat dari penyelenggaraan
sistem pelayanan kesehatan di seluruh DAFTAR PUSTAKA
dunia. Berkaitan dengan dukungan Depkes RI. 2009. Profil Kesehata
keluarga juga melihat pada penggunaan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
layanan yang cukup baik ditambah pada Nany, D. 2010. Asuhan Bayi Baru Lahir
sikap proses layanan kesehatan yang bisa dan Kesehatan Balita. Jakarta: Bina
memberikan sikap positif kepada keluarga Pustaka.
segingga mendapatkan informasi yang Riyadi. 2012. Imunisasi Bayi dan Balita.
positif akan imunisasi. Jakarta: TIM.
Friedman.1998. Keperawatan Keluarga :
KESIMPULAN Teori Dan Praktik. Jakarta : EGC.
Distribusi frekuensi berdasarkan Friedman, M.Marylin, dkk. 2003.
dukungan keluarga yang dukungan Keperawatan Keluarga: Teori dan
keluarga ada yaitu sebanyak 56 responden Praktik. Jakarta: Salemba Medika.
(42,1%). Sedangkan yang tidak ada Kemenkes RI. 2018. Cakupan Imunisasi
dukungan keluarga yaitu sebanyak 77 Nasional Alami Peningkatan. Jakarta:
responden (57,9%). Terdapat hubungan Kemenkes RI.
dukungan keluarga terhadap pemberian Puskesmas Waru. 2016-2018. Laporan
imunisasi dasar lengkap pada balita di Kumulati Hasil Imunisasi Rutin Bayi
wilayah kerja Puskesmas X (p di Wilayah Kerja Puskesmas Waru.
value=0,020). Kabupaten Pamekasan.
Tempat pelayanan imunisasi di desa Yanti, M. 2012. Faktor-Faktor Internal
(posyandu) sebaiknya ada pada setiap Yang Berhubungan Dengan
dusun guna memudahkan akses Kelengkapan Imunisasi Dasar Balita
masyarakat menuju tempat pelayanan Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja
imunisasi tersebut. Selain itu, tempat dan Puskesmas Situ Gintung Ciputan
jadwal pelayanan imunisasi di desa yang Tahun 2013. Skripsi. Program Studi
telah ditetapkan pada setiap dusun Ilmu Keperawatan Fakultas
sebaiknya jangan digabung menjadi satu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
lokasi sebab hal tersebut akan Universitas Islam Negeri Syarif
menyulitkan masyarakat atau komunitas Hidayatullah.
dan responden dalam menempuh lokasi Suparyanto. 2014. Konsep Dasar
pada sumber pelayanan imunisasi Pendapatan Keluarga. http://dr-
tersebut. suparyanto.com, diakses September
Pemberian informasi terkait 2019.
imunisasi khususnya manfaat atau tujuan Proverawati, A., Andhini, C.S.D. 2010.
dari pemberian imunisasi, frekuensi Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta:
pemberian imunisasi, penyakit yang dapat Nuha Offset.
dicegah dengan imunisasi, serta efek Siti, R. 2012. Faktor-Faktor Yang
samping yang ditimbulkan dari pemberian Berhubungan Dengan Kepatuhan
imunisasi dasar kepada bayi yang sifatnya Penderita Hipertensi Dalam
317
Menjalankan Diet Hipertensi Di Desa Khairani. 2013. Laporan Tahunan.
Lasiai Kecamatan Sinjai Timur Buletin Jendela Data Dan Informasi
Kabupaten Sinjai. Skripsi. Fakultas Kesehatan, 29–33.
Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar

318

Anda mungkin juga menyukai