FILSAFAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KARAKTER
DISUSUN OLEH :
PENDIDIKAN BIOLOGI
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review. Tugas ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah yaitu “ Filsafat Pendidikan ” yang diampu oleh Ibu Gita
Noveri Eza S.Pd., M.Pd”
Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua. Penulis menyadari bahwa tugas CJR ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mohon maaf karena sesunggunya pengetahuan dan pemahaman penulis masih
terbatas. Penulis sangat menantikan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis juga berharap semoga tugas Critical
Journal Review ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CJR...........................................................................................................1
Memenuhi salah salah tugas kkni dari matakuliah Biologi Umum......................................1
C. Manfaat CJR.........................................................................................................................2
D. Identitas Jurnal yang Diriview..............................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
RINGKASAN ISI JURNAL............................................................................................................3
Isi Jurnal Pertama............................................................................................................................3
A. Pendahuluan..........................................................................................................................3
B. Metode Penelitian.................................................................................................................3
C. Hasil dan Pembahasan..........................................................................................................5
Isi Jurnal Kedua...............................................................................................................................6
A. PENDAHULUAN................................................................................................................6
B. MetodeMetode Penelitian....................................................................................................6
C. Hasil dan Pembahasan.........................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................9
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN..............................................................................................9
A. Kekurangan dan Kelebihan Jurnal 1.....................................................................................9
B. Kekurangan dan Kelebihan jurnal 2.....................................................................................9
BAB IV..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai
dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki
beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi
penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis serta alamat
email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal,
introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan,
implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.
Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian
pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal
yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan
apa yang ingin dicapai; mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan; mengambil
hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat,
jelas, dan padat.
4
C. Manfaat CJR
Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
terdapat dalam suatu jurnal.
Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.
Menambah wawasan mengenai materi Pendidikan Karakter.
Jurnal Pertama
Judul Jurnal : Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
Nama Jurnal : E-Jupekhu
Tahun : 2012
Pengarang Jurnal : Yulia Citra
Penerbit : Jurnal ilmiah pendidikan khusus
Kota terbit : -
Volume Jurnal : Vol 1 No 1
Nissn :-
Jurnal Kedua
Judul Jurnal : Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter
Nama Jurnal : Jurnal pendidikan Universitas Garut
Tahun : 2014
Pengarang Jurnal : Muhammad Ali Ramdani
Penerbit : Universitas Pendidikan kota Garut
Kota terbit : Bandung
Volume Jurnal : 08 No 1
Nissn : 1907- 932
5
BAB II
A. PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang (UU) No.20, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga nanatinya mampu menjadi anak bangsa
yang membanggakan. Sebab anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua dan anak
adalah bagian dari generasi sebagai salah satu dari sumber daya manusia yang merupakan
potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa.
Sehubungan dengan ketetapan UUD dan UU tentang Sisdiknas serta tujuan
pendidikan nasional yang telah di tetapkan oleh pemerintah bahwa pendidikan di masa
yang akan datang ini harus memiliki mutu dan berkualitas dibanding dengan pelaksanaan
pendidikan yang telah berlangsung saat sekarang ini. Maka dari pada itu perlu ditegaskan
bahwa Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2010 setiap jenjang pendidikan di Indonesia
harus melaksanakan pendidikan karakter.
Dalam pendidikan karakter Muslich Masnur (2011:75) Lickona (1992)
“menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components of good
character), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau
perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral”. Hal ini diperlukan agar
anak mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebijakan.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Lickona
Thomas, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SLB Negeri 2 Padang
dalam bentuk observasi dan wawancara dengan guru dan kepala sekolah di SLB Negeri 2
Padang tentang pelaksanakan pendidikan karakter, maka diperoleh pengakuan bahwa di
sekolah SLB Negeri 2 sudah terjadi kemerosotan nilai- nilai moral seperti, belum
terwujudnya kesopanan, disiplin, tanggung jawab dan rasa kepedulian antar peserta didik
dan peserta didik dengan guru.
6
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter yang dituntut oleh Lickona Thomas
(1992:54) yaitu “mempunyai dasar kurikulum yang mengandung nilai-nilai karakter dan
terintegrasi dalam mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik nantinya”.
Begitu juga dengan cara penilaian yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter
ini, yang mana penilaian yang harus dilakukan dengan mencantumkan nilai-nilai karakter
yang telah tercapai oleh peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun
dilingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di SLB Negeri 2 Padang.
c. Pengetahuan dan sikap guru yang meliputi: konsep pendidikan karakter, cara membuat
perencanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran, kurikulum, silabus, RPP, bahan
ajar, penilaian, pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran dll.
d. Peningkatan kompetensi guru.
e. Dukungan masyarakat.
B. METODE PENELITIAN
Metodologi dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 27 orang
guru yang mengajar dan para personil sekolah lainnya. Teknik pengumpulan data
disebarkan melalui angket yang menggunakan skala guttman dengan alternative jawaban
ada, tidak ada, ya, tidak. Jumlah item keseluruhan sebanyak 50 buah item yang berkenaan
7
dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di SLB Negeri 2 Padang Sarai. Data
yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus statistik persentase.
C. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan kepada semua guru-guru yang mengajar di SLB Negeri 2 Padang,
dengan jumlah sampel sebanyak 27 orang guru. Adapun gambaran umum objek penelitian
tersebut berdasarkan salah satu sekolah luar biasa yang telah melaksanakan pembelajaran
pendidikan karakter pada anak ABK, yaitu SLB Negeri 2 Padang.
Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2
Kebijakan dan dukungan administrasi sekolah terhadap pelaksanaan pendidikan
karakter dalam pembelajaran di SLB Negeri 2 Padang.
8
Pernyataan Alternatif jawaban
ADA TIDAK ADA
F % F %
1. Memiliki visi atau misi tentang pendidikan 9 33,4 18 66,6
karakter. 11 40,7 16 59,3
2. Melaksanakan sosialisasi secara terus menerus
kepada orang tua yang menekankan bahwa
anakanak harus dikembangkan pendidikan
karakter desekolah maupun dirumah. 12 44,5 15 55,5
3. Memiliki data atau dokumen penting mengenai
pendidikan karakter untuk pembelajaran anak
disekolah.
4. Menunjukkan dengan cara khusus bahwa 12 44,5 15 55,5
pengelola sekolah dan guru memahami sifat dan
kepentingan pendidikan karakter.
5. Memiliki data daftar hambatan yang di alami 6 22,3 21 77,7
sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
pendidikan karakter pada ABK dan cara
mengatasi hambatan tersebut.
7 25,9 20 74,1
6. Menyadari dan mengubah kebijakan sekolah dan
pelaksanaannya dalam hal biaya dan jadwal harian
dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas. 15 55,5 12 44,5
7. Memberikan keleluasan kepada guru untuk
menggunakan metode pembelajaran yang kreatif,
inovatif dalam membantu anak belajar 12 44,5 15 55,5
8. Mempunyai hubungan dengan masyarakat, dan
memberikan kesempatan untuk bertukar gagasan
dengan masyarakat untuk terciptanya perubahan
positif dalam menerapkan pendidikan karakter. 11 40,7 16 59,3
10 37 17 63
9. Merespon kebutuhan staf
10. Memiliki mekanisme pendukung, supervisi dan
monitoring yang efektif bagi setiap orang agar
dapat berpartisipasi dan mendokumentasikan
Tabel 3
Kondisi lingkungan sekolah dalam mendukung pendidikan karakter.
9
ADA TIDAK
ADA
F % F %
1. Memiliki fasilitas yang memenuhi kebutuhan 16 59,3 11 40,7
peserta didik untuk mengembangkan pendidikan
karakter seperti tempat berwuduk dan mushalla.
2. Memiliki lingkungan yang bersih, sehat dan 16 59,3 11 40,7
terbuka 3 11,2 24 88,8
15 55,5 12 44,5
3. Mempunyai kantin kejujuran.
4. Mempunyai staf, seperti guru agama demi 15 55,5 12 44,5
pencapaian nilai-nilai kereligiusan peserta didik.
5. Memiliki tata cara dan prosedur yang sesuai untuk
membantu para guru, staf pengajar, orang tua dan
anak untuk bekerja sama dalam mengembangkan 10 37 17 63
pendidikan karakter.
6. Memfokuskan pada kerja tim
Tabel 4
Pengetahuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter.
10
1. Dapat menjelaskan makna pendidikan karakter 10 37 17 63
dan menerapkan pembelajaran pendidikan
karakter di SLB
2. Mengetahui cara-cara membuat perencanaan 13 48,2 14 51,8
pembelajaran yang berwawasan pendidikan
karakter. 11 40,7 16 59,3
11
Tabel 5
Peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pendidikan karakter.
Tabel 6
Isi kurikulum yang digunakan sekolah.
Tabel 7
Cara penilaian yang digunakan sekolah.
Tabel 8
Dukungan masyrakat tentang pelaksanaan pendidikan karakter
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari analisis data dan jawaban pertanyaan penelitian dalam hal
kebijakan sekolah terhadap pelaksanaan pendidikan karakter, menunjukkan bahwa
sebagian besar guru menjawab bahwa sekolah tidak memiliki visi dan misi mengenai
pendidikan karakter.
Dalam hal sosialisasi, sebagian besar guru disekolah SLBN 2 Padang tidak
melakukan sosialisasi kepada orang tua yang menekankan bahwa anak-anak harus
dikembangkan pendidikan karakternya disekolah maupun dirumah, hal ini belum berjalan
dengan maksimal.
Dalam hal dokumen penting yang dimiliki sekolah dan data daftar hambatan yang
dialami sekolah untuk mengembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa belum maksimalnya administrasi disekolah yang menjalankan
pendidikan karakter.
Dalam hal kebijakan lain seperti menyadari dan mengubah kebijakan sekolah
dalam hal pembiayaan dan jadwal harian dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas
baru sebagian besar guru tidak menyadarinya dan kebijakan kepala sekolah yang
memberikan keleluasaan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang
kreatif serta inovatif untuk peserta didik sudah berjalan dengan baik, dan sudah sebagian
besar guru yang menjalankannya.
Dalam hal hubungan sekolah dengan masyarakat serta memiliki mekanisme
pendukung, supervisi dan monitoring didalam pendidikan karakter sudah berjalan cukup
baik tetapi belum maksimal, karna sebagian besar guru tidak mempunyai dan menjalin
hubungan yang baik dengan masyarakat untuk bertukar gagasan mengenai perubahan yang
positif dalam menerapkan pendidikan karakter dan telah memiliki monitoring serta
pihakpihak yang mendukung jalannya pendidikan karakter.
Dalam hal kondisi lingkungan sekolah dalam mendukung jalannya pelaksanaan
pembelajaran pendidikan karakter terlihat dari hasil analisis data dan jawaban pertanyaan
penelitian bahwa sebagian besar disekolah memiliki lingkungan yang bersih dan sehat dan
14
sekolah pun juga telah memiliki fasilitas yang memenuhi kebutuhan peserta didik untuk
mengembangkan pendidikan karakter seperti tempat berwuduk dan mushalla, memiliki
tata cara dan prosedur untuk membantu para guru dan staf pengajar, orang tua dan anak
untuk bekerja sama dalam mengembangkan pendidikan karakter, begitu juga dengan staf
pengajar seperti guru agama demi pencapaian nilai-nilai kareligiusan peserta didik.
Namun dalam hal penyediaan kantin kejujuran disekolah belum berjalan dengan
baik, karena disekolah masih menyediakan kantin yang memiliki petugas penjualan,
karena peserta didik masih banyak yang melakukan kecurangan pada saat berbelanja
dikantin dan masih banyak diantara peserta didik yang belum mamiliki kejujuran dan
dapat dipercaya.
Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan karakter.
Dari hasil analisi data dapat ditafsirkan bahwa kompetensi guru dalam
melaksanakan pendidikan karakter di sekolah belum berjalan dengan baik, karena
sebagian besar guru tidak mendapatkan pelatihan dan mengikuti seminar dan pembekalan
tentang pengembangan pembelajaran pendidikan karakter. Kurikulum yang digunakan
dalam penyelenggaraan pendidikan karakter pada dasarnya menggunakan kurikulum yang
berlaku disekolah umum, yaitu KTSP. Namun dalam pelaksanaannya pada pembelajaran
pendidikan karakter perlu pengintegrasian nilai-nilai karakter kedalam kurikulum yang
digunakan, Penilaian yang digunakan disekolah.
a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa sebagian besar sekolah tidak
memiliki kebijakan dan administrasi mengenai pendidikan karakter, sebagian besar
sekolah yang memiliki lingkungan yang mendukung penyelenggaraan pendidikan
karakter, sebagian besar guru tidak memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam
pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki kompetensi yang baik,
sebagian besar sekolah telah menggunakan kurikulum dan sebagian besar guru belum
menggunakan penilaian yang cocok bagi pendidikan karakter dan sebagian besar
masyarakat belum mendukung jalannya pendidikan karakter.
b. Saran
Agar pelaksanaan pendidikan karakter disekolah bisa maksimal kurikulum yang
digunakan disekolah harus diintegrasikan kedalam nilai-nilai karakter dan penilaian
pada pelaksanaannya juga harus mengacu kepada penilaian nilai-nilai karakter yang
telah dikuasai oleh peserta didik, dan untuk menunjang keberhasilan yang lebih
optimal dibutuhkan kerjasama dari pihak orang tua dan masyarakat agar mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter dilingkungan tempat tinggal.
15
Isi Jurnal Kedua
A. Pendahuluan
Sehingga, hakikat pendidikan karakter adalah proses bimbingan peserta didik agar
terjadi perubahan perilaku, perubahan sikap, dan perubahan budaya, yang akhirnya
kelak mewujudkan komunitas yang beradab (Aushop, 2014: 7). Diyakini bahwa
implementasi pendidikan karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan,
artikel melakukan analisis hubungan antara implementasi pendidikan karakter dengan
lingkungan pendidikan.
1 Metodologi
Model analisis yang digunakan dalam pembahasan topik utama dalam artikel ini
menggunakan model analisis kausal efektual dengan menggunakan pendekatan rasional
yang dirangkai berdasarkan hasil kajian pustaka (literature review). Model analisis yang
dikembangkan mengikuti pola yang disarankan Ramdhani & Ramdhani (2014: 1-9) dan
Ramdhani, Ramdhani, & Amin (2014: 47-56).
Satuan analisis yang digunakan untuk mengkaji setiap pokok bahasan dilakukan
dengan meninjau topik bahasan berdasarkan batasan-batasan definisi yang ditetapkan
untuk kemudian dibahas berdasarkan pendekatan lingkungan. Dalam kontek ini, penulis
dalam membahan keberperanan lingkungan menggunakan pendekatan ekologi sebagai
ilmu yang mempelajari tentang pola relasi mutual antarmahluk di dalam sebuah
ekosistem di mana ia tumbuh dan berkembang. Salah satu konsep inti dalam ekologi
adalah ekosistem, yaitu suatu sistem lingkungan yang terbentuk oleh timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya (Febriani, 2014: 46).
16
2 Hasil dan Pembahasan we
Karakter tersusun dari tiga bagian yang saling berhubungan, yakni: moral
knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral behavior
(perilaku moral). Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan tentang kebaikan
(knowing the good), keinginan terhadap kebaikan (desiring the good), dan berbuat
kebaikan (doing the good). Dalam hal ini, diperlukan pembiasaan dalam pemikiran
(habits of the mind), dan pembiasaan dalam tindkan (habits of the heart), dan
pembiasaan dalam tindakan (habit of the action) (Zubaedi, 2011: 13).
Karakter dibentuk oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, menurut
Aushop (2014:
3) faktor-faktor yang dapat berpengaruh teradap pembentukkan karakter peserta didik
diantaranya:
a. Corak nilai yang ditanamkan;
b. Keteladanan sang idola;
c. Pembiasaan;
d. Ganjaran dan hukuman; dan
e. Kebutuhan
Amri, Jauhari, & Elisah (2011: 57) menyatakan bahwa tujuan model pendidikan
berbasis karakter adalah membentukan manusia yang utuh yang berkarakter, yaitu
mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual, dan intelektual peserta
didik secara optimal. Untuk membentuk manuisa pembelajar sejati, bisa dilakukan
langkah-langkah: menerapkan metoda belajar yang melibatkan partisipasi aktif peserta
didik, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi peserta didikkarena seluruh
dimensi manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkrit,
bermakna, serta konteks kehidupannya (student active learning, contextual learning,
inquiry-based learning, integrated learning);
a. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (condicive learning community),
sehingga peserta didik dapat belajar secara efektif di dalam suasana yang
memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat;
b. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan;
dan
c. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing peserta didik,
yang menerapkan seluruh aspek kecerdasan manusia.
Lingkungan pendidikan mencakup segala materiil dan stimuli di dalam dan di luar
diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kulutral
(Soemanto, 2003: 84). Pembahasan lingkungan pendidikan pada artikel ini dibatasi pada
faktor-faktor penting lingkungan pendidikan dalam implementasi pendidikan karakter
mengadopsi konsep yang dikembangkan oleh Tobing (2007: 28-32), yang menjelaskan
bahwa faktor penting dalam implementasi kegiatan pembelajaran adalah:
a. Manusia
Pada hakekatnya pengetahuan berada dalam pikiran manusa. Disamping
sebagai sumber pengetahuan, pada hakekatnya juga merupakan pelaku dari proses
pembelajaran (Tobing, 2007: 28). Faktor manusia yang berkaitan erat dengan proses
19
yang meningkatkan kapasitasnya (proses belajar). Hal ini mengindikasikan bahwa
pendidikan karakter dipengaruhi oleh unsur manusia dalam pendidikan karakter.
Tingkat pergaulan dan pergaulan dengan orang sekitar akan memberikan dampak
pada kemampuan seseorang (peserta didik) dalam menginternalisasi suatu nilai dan
norma kehidupan.
b. Kepemimpinan
Peran yang sangat kritis yang harus dijalankan pemimpin adalah
membangun visi yang kuat, yaitu visi yang dapat menggerakkan seluruh anggota
organisasi untuk mencapai visi tersebut (Tobing, 2007: 29). Kepemimpinan
merupakan proses yang mencakup pemberian motivasi bagi anggota organisasi,
pengaturan orang, pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif, dan
penyelesaian konflik (Robbins & Judge, 2009: 6). Pola kepemimpinan dari
pimpinan institusi pendidikan dan tenaga pendidik akan memberikan pengaruh
terhadap efektivitas proses pendidikan karakter bagi para pembelajar. Hal ini
didukung oleh penyataan Mulyasa (2013: 74) yang menyatakan bahwa
keberhasilan implementasi pendidikan karakter sangat ditentukan oleh aspek
kepemimpinan dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
terhadap implementasi pendidikan karakter secara menyeluruh.
c. Teknologi
Ali (2007: 40) menyatakan bahwa teknologi adalah penerapan sains
secara sistematis untuk memanfaatkan alam di sekelilingnya dan mengendalikan
gejala-gejala yang dapat dikemudikan oleh manusia dalam proses produktif yang
ekonomis. Selanjutnya Noegroho (2010: 2) menyatakan bahwa teknologi
merupakan seperangkat untuk membantu aktivitas manusia dan dapat mengurangi
ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi
dalam pencapaian suatu tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi akan
mampu mendorong efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran berbasis
pendidikan karakter.
d. Organisasi
Organisasi berkaitan dengan penanganan aspek operasional dari aset-aset
pengetahuan, termasuk fungsi-fungsi, proses-proses, struktur organisasi formal
dan informal, ukuran dan indikator pengendalian, proses penyempurnaan, dan
rekayasa proses (Tobing, 2007: 31). Wahjono (2010: 34) mengungkapkan bahwa
perilaku organisasi merupakan bidang studi yang mencakup teori, metode, dan
prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai,
kapasitas pembelajaran individu, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam
kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisis akibat
lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumberdayanya, misi, sasaran, dan
strateginya. Penulis meyakini bahwa keberperanan pola dan bentuk organisasi
akan memberikan pengaruh nyata terhadap efisiensi dan efektivitas proses
pembelajaran berbasis pendidikan karakter
20
BAB III
2. Kekurangan Jurnal
Tidak tertera NISN pada jurnal
2. Kelemahan Jurnal
Penggunaan kata saat menyampaikan isi jurnal terlalu banyak sehingga
pembaca kesulitan memaknai juga boros waktu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagian besar sekolah yang memiliki lingkungan yang mendukung
penyelenggaraan pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki pengetahuan
dan sikap yang baik dalam pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki
kompetensi yang baik, sebagian besar sekolah telah menggunakan kurikulum dan sebagian
besar guru belum menggunakan penilaian yang cocok bagi pendidikan karakter dan
sebagian besar masyarakat belum mendukung jalannya pendidikan karakter. Belajar pada
hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan
menyediakan ransangan respons terhadap lingkungan dalam proses interaksi itu dapat
terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi
individu menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan, baik positif atau bersifat negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam
proses belajar mengajar.SetiapSetiap orang diduga akan memiliki karakter hasil belajar
yang berbeda yang berbeda, disebabkan oleh karena mereka mengalami proses belajar di
lingkungan yang berbeda. Sehingga, dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan memiliki
pengaruh kuat pada pendidikan karakter
4.2 Saran
Agar pelaksanaan pendidikan karakter disekolah bisa maksimal kurikulum yang
digunakan disekolah harus diintegrasikan kedalam nilai-nilai karakter dan penilaian pada
pelaksanaannya juga harus mengacu kepada penilaian nilai-nilai karakter yang telah
dikuasai oleh peserta didik, dan untuk menunjang keberhasilan yang lebih optimal
dibutuhkan kerjasama dari pihak orang tua dan masyarakat agar mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter dilingkungan tempat tinggal.
22
DAFTAR PUSTAKA
Fatma Fetty, dkk. 2012. Lingkungan pemdidikan dalam implementasi pendidikan karakter
Crude Palm Oil. Universitas Pendidikan kota garut.
Whydiantoro, dkk. 2018. Pelaksanaan pendidikan karakter (Zea Mays) menjadi Bioetanol
sebagai Bioenergi Alternatif. Universitas Majalengka