Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL JURNAL REVIEW

FILSAFAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KARAKTER

DISUSUN OLEH :

ANCE MERIANA TAMBA - 4203141038

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu : Gita Noveri Eza S.Pd.,M.Pd

PSPB A 2020 PENDIDIKAN BIOLOGI

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Review. Tugas ini di buat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah yaitu “ Filsafat Pendidikan ” yang diampu oleh Ibu Gita
Noveri Eza S.Pd., M.Pd”

Tugas ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita
semua. Penulis menyadari bahwa tugas CJR ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab
itu penulis mohon maaf karena sesunggunya pengetahuan dan pemahaman penulis masih
terbatas. Penulis sangat menantikan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas ini. Penulis juga berharap semoga tugas Critical
Journal Review ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.

Medan, 20 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Rasionalisasi Pentingnya CJR..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan CJR...........................................................................................................1
 Memenuhi salah salah tugas kkni dari matakuliah Biologi Umum......................................1
C. Manfaat CJR.........................................................................................................................2
D. Identitas Jurnal yang Diriview..............................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
RINGKASAN ISI JURNAL............................................................................................................3
Isi Jurnal Pertama............................................................................................................................3
A. Pendahuluan..........................................................................................................................3
B. Metode Penelitian.................................................................................................................3
C. Hasil dan Pembahasan..........................................................................................................5
Isi Jurnal Kedua...............................................................................................................................6
A. PENDAHULUAN................................................................................................................6
B. MetodeMetode Penelitian....................................................................................................6
C. Hasil dan Pembahasan.........................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................................9
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN..............................................................................................9
A. Kekurangan dan Kelebihan Jurnal 1.....................................................................................9
B. Kekurangan dan Kelebihan jurnal 2.....................................................................................9
BAB IV..........................................................................................................................................10
PENUTUP.....................................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR

Critical Journal Review (CJR) merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa
karena mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada. Terdapat
beberapa hal penting sebelum kita mereview jurnal, seperti menemukan jurnal yang sesuai
dengan topik yang diangkat, membaca keseluruhan dari isi jurnal dan mencoba untuk
menuliskan kembali dengan bahasa sendiri pengertian dari jurnal tersebut. Jurnal memiliki
beberapa ciri-ciri, seperti dibatasi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi
penerorganisasi yang memuat jurnal ilmiah; memiliki judul dan nama penulis serta alamat
email dan asal organisasi penulis; terdapat abstract yang berisi ringkasan dari isi jurnal,
introduction, metodologi yang dipakai sebelumnya dan metodologi yang diusulkan,
implementasi, kesimpulan dan daftar pustaka.
Langkah penting dalam mereview sebuah jurnal, yaitu mengemukakan bagian
pendahuluan, mengemukakan bagian diskusi, mengemukakan bagian kesimpulan. Hal-hal
yang perlu ditampilkan dalam critical journal review, yaitu mengungkapkan beberapa
landasan teori yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam penelitiannya dan tujuan
apa yang ingin dicapai; mengungkapkan metode yang digunakan, subjek penelitian, teknik
pengumpulan data, alat pengumpul data, dan analisis data yang digunakan; mengambil
hasil dari penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan deskripsi secara singkat,
jelas, dan padat.

B. Tujuan Penulisan CJR


 Memenuhi salah salah tugas kkni dari matakuliah Filsafat Pendidikan
 Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu jurnal.
 Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
 Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu jurnal.
 Memahami mengenai Pendidikan Karakter.

4
C. Manfaat CJR
 Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
terdapat dalam suatu jurnal.
 Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan berikutnya.
 Menambah wawasan mengenai materi Pendidikan Karakter.

D. Identitas Jurnal yang Diriview

Jurnal Pertama
Judul Jurnal : Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran
Nama Jurnal : E-Jupekhu
Tahun : 2012
Pengarang Jurnal : Yulia Citra
Penerbit : Jurnal ilmiah pendidikan khusus
Kota terbit : -
Volume Jurnal : Vol 1 No 1
Nissn :-

Jurnal Kedua
Judul Jurnal : Lingkungan Pendidikan dalam Implementasi Pendidikan Karakter
Nama Jurnal : Jurnal pendidikan Universitas Garut
Tahun : 2014
Pengarang Jurnal : Muhammad Ali Ramdani
Penerbit : Universitas Pendidikan kota Garut
Kota terbit : Bandung
Volume Jurnal : 08 No 1
Nissn : 1907- 932

5
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL


Isi Jurnal Pertama

A. PENDAHULUAN
Dalam Undang-undang (UU) No.20, tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga nanatinya mampu menjadi anak bangsa
yang membanggakan. Sebab anak merupakan dambaan bagi setiap orang tua dan anak
adalah bagian dari generasi sebagai salah satu dari sumber daya manusia yang merupakan
potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa.
Sehubungan dengan ketetapan UUD dan UU tentang Sisdiknas serta tujuan
pendidikan nasional yang telah di tetapkan oleh pemerintah bahwa pendidikan di masa
yang akan datang ini harus memiliki mutu dan berkualitas dibanding dengan pelaksanaan
pendidikan yang telah berlangsung saat sekarang ini. Maka dari pada itu perlu ditegaskan
bahwa Keputusan Presiden RI No 1 Tahun 2010 setiap jenjang pendidikan di Indonesia
harus melaksanakan pendidikan karakter.
Dalam pendidikan karakter Muslich Masnur (2011:75) Lickona (1992)
“menekankan pentingnya tiga komponen karakter yang baik (components of good
character), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau
perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan moral”. Hal ini diperlukan agar
anak mampu memahami, merasakan dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai kebijakan.
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Lickona
Thomas, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SLB Negeri 2 Padang
dalam bentuk observasi dan wawancara dengan guru dan kepala sekolah di SLB Negeri 2
Padang tentang pelaksanakan pendidikan karakter, maka diperoleh pengakuan bahwa di
sekolah SLB Negeri 2 sudah terjadi kemerosotan nilai- nilai moral seperti, belum
terwujudnya kesopanan, disiplin, tanggung jawab dan rasa kepedulian antar peserta didik
dan peserta didik dengan guru.

6
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter yang dituntut oleh Lickona Thomas
(1992:54) yaitu “mempunyai dasar kurikulum yang mengandung nilai-nilai karakter dan
terintegrasi dalam mata pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik nantinya”.
Begitu juga dengan cara penilaian yang digunakan dalam pelaksanaan pendidikan karakter
ini, yang mana penilaian yang harus dilakukan dengan mencantumkan nilai-nilai karakter
yang telah tercapai oleh peserta didik baik dalam proses pembelajaran maupun
dilingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana
pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran di SLB Negeri 2 Padang.

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER


Menurut Thomas Lickona (1992) dalam Masnur Muslich (2011:29) tanpa ketiga
aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif. Pendidikan karakter adalah suatu
sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER DI DALAM PEMBELAJARAN


Menurut Tarmansyah, dkk. (2012:15) Dalam pendidikan karakter yang
diintegrasikan didalam mata pelajaran, ada hal-hal yang perlu diperhatikan seperti:
a. Kebijakan sekolah dan dukungan administrasi sekolah terhadap pendidikan karakter
yang meliputi: Visi dan misi pendidikan karakter, sosialisasi, dokumen pendidikan
karakter dll.

b. Kondisi lingkungan sekolah meliputi: sarana dan prasarana yang mendukung,


lingkungan yang bersih, kantin kejujuran, ruang keagamaan dll.

c. Pengetahuan dan sikap guru yang meliputi: konsep pendidikan karakter, cara membuat
perencanaan pembelajaran, perangkat pembelajaran, kurikulum, silabus, RPP, bahan
ajar, penilaian, pelaksanaan pendidikan karakter terintegrasi dalam mata pelajaran dll.
d. Peningkatan kompetensi guru.
e. Dukungan masyarakat.

B. METODE PENELITIAN
Metodologi dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 27 orang
guru yang mengajar dan para personil sekolah lainnya. Teknik pengumpulan data
disebarkan melalui angket yang menggunakan skala guttman dengan alternative jawaban
ada, tidak ada, ya, tidak. Jumlah item keseluruhan sebanyak 50 buah item yang berkenaan
7
dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan karakter di SLB Negeri 2 Padang Sarai. Data
yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus statistik persentase.

C. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan kepada semua guru-guru yang mengajar di SLB Negeri 2 Padang,
dengan jumlah sampel sebanyak 27 orang guru. Adapun gambaran umum objek penelitian
tersebut berdasarkan salah satu sekolah luar biasa yang telah melaksanakan pembelajaran
pendidikan karakter pada anak ABK, yaitu SLB Negeri 2 Padang.
Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 6 22,3
2 Perempuan 21 77,7
Jumlah 27 100
Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas, terlihat bahwa ada sebanyak 6 orang (22,3%)
responden berjenis kelamin laki-laki dan ada sebanyak 21 orang (77,7%) responden
berjenis kelamin perempuan.
Untuk melihat bagaimana pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter di SLB
Negeri 2 Padang, dilihat dari 7 aspek yaitu:
1. Kebijakan dan dukungan administrasi sekolah terhadap pelaksanaan pendidikan
karakter.
2. Kondisi lingkungan sekolah dalam mendukung pelaksanaan pendidikan karakter.
3. Pengetahuan guru tentang pelaksanaan pendidikan karakter.
4. Peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan karakter.
5. Isi kurikulum yang digunakan sekolah.
6. Cara penilaian yang digunakan sekolah.
7. Dukungan masyrakat tentang pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter.
Adapun hasil temuan penelitian dilapangan untuk masing-masing aspek adalah
sebagai berikut:

Tabel 2
Kebijakan dan dukungan administrasi sekolah terhadap pelaksanaan pendidikan
karakter dalam pembelajaran di SLB Negeri 2 Padang.
8
Pernyataan Alternatif jawaban
ADA TIDAK ADA
F % F %
1. Memiliki visi atau misi tentang pendidikan 9 33,4 18 66,6
karakter. 11 40,7 16 59,3
2. Melaksanakan sosialisasi secara terus menerus
kepada orang tua yang menekankan bahwa
anakanak harus dikembangkan pendidikan
karakter desekolah maupun dirumah. 12 44,5 15 55,5
3. Memiliki data atau dokumen penting mengenai
pendidikan karakter untuk pembelajaran anak
disekolah.
4. Menunjukkan dengan cara khusus bahwa 12 44,5 15 55,5
pengelola sekolah dan guru memahami sifat dan
kepentingan pendidikan karakter.
5. Memiliki data daftar hambatan yang di alami 6 22,3 21 77,7
sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
pendidikan karakter pada ABK dan cara
mengatasi hambatan tersebut.
7 25,9 20 74,1
6. Menyadari dan mengubah kebijakan sekolah dan
pelaksanaannya dalam hal biaya dan jadwal harian
dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas. 15 55,5 12 44,5
7. Memberikan keleluasan kepada guru untuk
menggunakan metode pembelajaran yang kreatif,
inovatif dalam membantu anak belajar 12 44,5 15 55,5
8. Mempunyai hubungan dengan masyarakat, dan
memberikan kesempatan untuk bertukar gagasan
dengan masyarakat untuk terciptanya perubahan
positif dalam menerapkan pendidikan karakter. 11 40,7 16 59,3
10 37 17 63
9. Merespon kebutuhan staf
10. Memiliki mekanisme pendukung, supervisi dan
monitoring yang efektif bagi setiap orang agar
dapat berpartisipasi dan mendokumentasikan

Tabel 3
Kondisi lingkungan sekolah dalam mendukung pendidikan karakter.

Pernyataan Alternatif jawaban

9
ADA TIDAK
ADA
F % F %
1. Memiliki fasilitas yang memenuhi kebutuhan 16 59,3 11 40,7
peserta didik untuk mengembangkan pendidikan
karakter seperti tempat berwuduk dan mushalla.
2. Memiliki lingkungan yang bersih, sehat dan 16 59,3 11 40,7
terbuka 3 11,2 24 88,8
15 55,5 12 44,5
3. Mempunyai kantin kejujuran.
4. Mempunyai staf, seperti guru agama demi 15 55,5 12 44,5
pencapaian nilai-nilai kereligiusan peserta didik.
5. Memiliki tata cara dan prosedur yang sesuai untuk
membantu para guru, staf pengajar, orang tua dan
anak untuk bekerja sama dalam mengembangkan 10 37 17 63
pendidikan karakter.
6. Memfokuskan pada kerja tim

Tabel 4
Pengetahuan guru tentang pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter.

Pernyataan Alternatif jawaban


Ya Tidak
F % F %

10
1. Dapat menjelaskan makna pendidikan karakter 10 37 17 63
dan menerapkan pembelajaran pendidikan
karakter di SLB
2. Mengetahui cara-cara membuat perencanaan 13 48,2 14 51,8
pembelajaran yang berwawasan pendidikan
karakter. 11 40,7 16 59,3

3. Terlibat dalam pembuatan perangkat pembelajaran


14 51,8 13 48,2
yang berwawasan pendidikan karakter.
4. Mengetahui tentang cara membuat silabus dan 10 37 17 63
RPP yang berwawasan pendidikan karakter.
5. Terlibat dalam pembuatan silabus dan RPP yang 11 40,7 16 59,3
berwawasan pendidikan karakter.
6. Mempunyai bahan ajar yang membantu 11 40,7 16 59,3
pembelajaran pendidikan karakter.
9 33,3 18 66,7
7. Mengetahui tata cara pelaksanaan pembelajaran
pendidikan karakter
10 37 17 63
8. Membuat tiga tahap dalam kegiatan inti yaitu
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi 10 37 17 63
9. Dapat menjelaskan komponen dalam pendidikan
karakter 11 40,7 16 59,3
10. Mengetahui aspek-aspek nilai yang terkandung 15 55,5 12 44,5
dalam pendidikan karakter
13 48,2 14 51,8
11. Mengetahui tujuan pembelajaran pendidikan
karakter
12. Mengadaptasi kurikulum pembelajaran dan
aktivitas sekolah terhadap kebutuhan peserta
15 55,5 12 44,5
didik.
13. Mampu memodifikasi pembelajaran anak dalam 13 48,2 14 51,8
berbagai cara agar patut dan sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan anak serta
menunjukkan nilai karakter.
14. Merefleksi dan terbuka terhadap pembelajaran dan
perubahan.
15. Mampu bekerja sama dalam tim

11
Tabel 5
Peningkatan kompetensi guru dalam melaksanakan pendidikan karakter.

Pernyataan Alternatif jawaban


ADA TIDAK
ADA
F % F %
1. Mengikuti secara aktif pelatihan tentang 8 29,6 19 70,4
pengembangan pembelajaran pendidikan karakter.
2. Memberikan penjelasan kepada guru lain, orang 13 48,2 14 51,8
tua dan anggota masyarakat tentang
pengembangan pembelajaran pendidikan karakter.
15 55,5 12 44,5
3. Meningkatkan pengetahuannya dalam memahami
isi mata pelajaran dan mengintegrasikan kedalam
nilainilai karakter.
13 48,2 14 51,8
4. Meningkatkan kemampuan pengetahuan guru
untuk mengembangkan bahan 9 33,4 18 66,6
5. Memiliki ruang kerja agar mereka dapat
menyiapkan materi pelajaran dan bertukar
gagasan tentang pembelajaran pendidikan 7 25,9 20 74,1
karakter.
6. Melaksanakan seminar atau pembekalan terhadap
pelaksanaan pembelajaran pendidikan karakter

Tabel 6
Isi kurikulum yang digunakan sekolah.

Pernyataan Alternatif jawaban


Ya Tidak
F % F %
1. Kurikulum memperkenankan metode 12 44,5 15 55,5
pembelajaran dan gaya belajar yang berbeda,
seperti diskusi, permainan, atau bermain peran.
2. Isi kurikulum memuat pengalaman sehari-hari 15 55,5 12 44,5
semua peserta didik disekolah dengan
menanamkan nilainilai karakter disekolah.
15 55,5 12 44,5
3. Kurikulum mengintegrasikan baca, tulis, hitung
dan kecakapan hidup keseluruh mata pelajaran
serta nilai-nilai karakter.
15 55,5 12 44,5
4. Guru menggunakan lingkungan dan sumber daya
12
yang tersedia (mudah dan murah) untuk
membantu peserta didik dalam belajar 15 55,5 12 44,5
5. Materi kurikulum perlu memuat gambar, contoh
dan informasi tentang berbagai hal, termasuk anak
perempuan dan laki-laki, minoritas etnis, latar
belakang sosial ekonomi yang berbeda serta anak
berkebutuhan khusus.
6. Kurikulum diadaptasikan menurut nilai-nilai 15 55,5 12 44,5
karakter yang hendak di capai
15 55,5 12 44,5
7. Kurikulum mengembangkan sikap seperti, saling
menghormati, toleransi dan pengetahuan tentang
seluruh nilai kerakter yang harus di capai

Tabel 7
Cara penilaian yang digunakan sekolah.

Pernyataan Alternatif jawaban


Ya Tidak
F % F %
1. Guru menggunakan jenis rapor yang disesuaikan 15 55,5 12 44,5
dengan kondisi dan kemampuan peserta didik dan
menambahkan nilai karakter yang telah tercapai
oleh peserta didik
2. Anak belum menguasai pelajaran pendidikan 13 48,2 14 51,8
karakter mempunyai kesempatan meninjau
kembali pelajarannya dan memperbaikinya atau
mendapat pengulangan penjelasan materi dan
penerapan pendidikan karakter
15 55,5 12 44,5
3. Guru memiliki berbagai instrumen penilaian
untuk mengukur pengetahuan, keterampilan dan
sikap peserta didik dan tidak hanya mengandalkan
nilai ujian.

Tabel 8
Dukungan masyrakat tentang pelaksanaan pendidikan karakter

Pernyataan Alternatif jawaban


ADA TIDAK
ADA
13
F % F %
1. Orang tua dan masyarakat mengetahui dan siap 9 33,4 18 66,6
membantu pelaksanaan pembelajaran
pendidikan karakter dilingkungan tempat
tinggal. 9 33,4 18 66,6
2. Masyarakat membantu sekolah untuk
memberikan penyuluhankepada semua anak
untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Orang tua bekerja sama dengan pihak sekolah 12 44,5 15 55,5
untuk menegaskan pendidikan karakter pada
peserta didik

D. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari analisis data dan jawaban pertanyaan penelitian dalam hal
kebijakan sekolah terhadap pelaksanaan pendidikan karakter, menunjukkan bahwa
sebagian besar guru menjawab bahwa sekolah tidak memiliki visi dan misi mengenai
pendidikan karakter.
Dalam hal sosialisasi, sebagian besar guru disekolah SLBN 2 Padang tidak
melakukan sosialisasi kepada orang tua yang menekankan bahwa anak-anak harus
dikembangkan pendidikan karakternya disekolah maupun dirumah, hal ini belum berjalan
dengan maksimal.
Dalam hal dokumen penting yang dimiliki sekolah dan data daftar hambatan yang
dialami sekolah untuk mengembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran
menunjukkan bahwa belum maksimalnya administrasi disekolah yang menjalankan
pendidikan karakter.
Dalam hal kebijakan lain seperti menyadari dan mengubah kebijakan sekolah
dalam hal pembiayaan dan jadwal harian dalam memperoleh pendidikan yang berkualitas
baru sebagian besar guru tidak menyadarinya dan kebijakan kepala sekolah yang
memberikan keleluasaan kepada guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang
kreatif serta inovatif untuk peserta didik sudah berjalan dengan baik, dan sudah sebagian
besar guru yang menjalankannya.
Dalam hal hubungan sekolah dengan masyarakat serta memiliki mekanisme
pendukung, supervisi dan monitoring didalam pendidikan karakter sudah berjalan cukup
baik tetapi belum maksimal, karna sebagian besar guru tidak mempunyai dan menjalin
hubungan yang baik dengan masyarakat untuk bertukar gagasan mengenai perubahan yang
positif dalam menerapkan pendidikan karakter dan telah memiliki monitoring serta
pihakpihak yang mendukung jalannya pendidikan karakter.
Dalam hal kondisi lingkungan sekolah dalam mendukung jalannya pelaksanaan
pembelajaran pendidikan karakter terlihat dari hasil analisis data dan jawaban pertanyaan
penelitian bahwa sebagian besar disekolah memiliki lingkungan yang bersih dan sehat dan
14
sekolah pun juga telah memiliki fasilitas yang memenuhi kebutuhan peserta didik untuk
mengembangkan pendidikan karakter seperti tempat berwuduk dan mushalla, memiliki
tata cara dan prosedur untuk membantu para guru dan staf pengajar, orang tua dan anak
untuk bekerja sama dalam mengembangkan pendidikan karakter, begitu juga dengan staf
pengajar seperti guru agama demi pencapaian nilai-nilai kareligiusan peserta didik.
Namun dalam hal penyediaan kantin kejujuran disekolah belum berjalan dengan
baik, karena disekolah masih menyediakan kantin yang memiliki petugas penjualan,
karena peserta didik masih banyak yang melakukan kecurangan pada saat berbelanja
dikantin dan masih banyak diantara peserta didik yang belum mamiliki kejujuran dan
dapat dipercaya.
Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan karakter.
Dari hasil analisi data dapat ditafsirkan bahwa kompetensi guru dalam
melaksanakan pendidikan karakter di sekolah belum berjalan dengan baik, karena
sebagian besar guru tidak mendapatkan pelatihan dan mengikuti seminar dan pembekalan
tentang pengembangan pembelajaran pendidikan karakter. Kurikulum yang digunakan
dalam penyelenggaraan pendidikan karakter pada dasarnya menggunakan kurikulum yang
berlaku disekolah umum, yaitu KTSP. Namun dalam pelaksanaannya pada pembelajaran
pendidikan karakter perlu pengintegrasian nilai-nilai karakter kedalam kurikulum yang
digunakan, Penilaian yang digunakan disekolah.

a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa sebagian besar sekolah tidak
memiliki kebijakan dan administrasi mengenai pendidikan karakter, sebagian besar
sekolah yang memiliki lingkungan yang mendukung penyelenggaraan pendidikan
karakter, sebagian besar guru tidak memiliki pengetahuan dan sikap yang baik dalam
pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki kompetensi yang baik,
sebagian besar sekolah telah menggunakan kurikulum dan sebagian besar guru belum
menggunakan penilaian yang cocok bagi pendidikan karakter dan sebagian besar
masyarakat belum mendukung jalannya pendidikan karakter.
b. Saran
Agar pelaksanaan pendidikan karakter disekolah bisa maksimal kurikulum yang
digunakan disekolah harus diintegrasikan kedalam nilai-nilai karakter dan penilaian
pada pelaksanaannya juga harus mengacu kepada penilaian nilai-nilai karakter yang
telah dikuasai oleh peserta didik, dan untuk menunjang keberhasilan yang lebih
optimal dibutuhkan kerjasama dari pihak orang tua dan masyarakat agar mendukung
pelaksanaan pendidikan karakter dilingkungan tempat tinggal.

15
Isi Jurnal Kedua

A. Pendahuluan

Kompleksitas permasalahan seputar karakter atau moralitas telah menjadi pemikiran


sekaligus keperihatinan bersama. Krisis karakter atau moralitas ditandai oleh
meningkatnya kejahatan tindak kekerasan, penyalahgunaan obat terlarang (narkoba),
pornografi dan pornoaksi, serta pergaulan bebas yang sudah menjadi patologi dalam
masyarakat. Adapun krisis moral lainnya yang sungguh nyata telah terjadi ialah perilaku
korup yang telah mentradisi di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, krisis kepercayaan
pun terjadi pada kelompok elit masyarakat, yakni perilaku korup yang semakin
mengkhawatirkan. Demoralisasi ini karena proses pembelajaran cenderung mengajarkan
pendidikan moral dan budi pekerti sebatas tekstual semata dan kurang mempersiapkan
pembelajar untuk menyikapi kehidupan yang kontradiktif tersebut (Zubaedi, 2011: v).

Menangani persoalan tersebut, maka implementasi pendidikan karakter menjadi


suatu keniscayaan. Pendidikan karakter bukanlah suatu topik yang baru dalam
pendidikan. Pada kenyataannya, pendidikan karakter ternyata sudah seumur dengan
pendidikan itu sendiri. Berdasarkan penelitian sejarah dari seluruh negara yang ada di
dunia ini, pada dasarnya pendidikan memiliki dua tujuan, yaitu membimbing para
pembelajar untuk menjadi cerdas dan memiliki perilaku berbudi (Lickona, 2013: 7).

Sehingga, hakikat pendidikan karakter adalah proses bimbingan peserta didik agar
terjadi perubahan perilaku, perubahan sikap, dan perubahan budaya, yang akhirnya
kelak mewujudkan komunitas yang beradab (Aushop, 2014: 7). Diyakini bahwa
implementasi pendidikan karakter sangat dipengaruhi oleh lingkungan pendidikan,
artikel melakukan analisis hubungan antara implementasi pendidikan karakter dengan
lingkungan pendidikan.

1 Metodologi

Model analisis yang digunakan dalam pembahasan topik utama dalam artikel ini
menggunakan model analisis kausal efektual dengan menggunakan pendekatan rasional
yang dirangkai berdasarkan hasil kajian pustaka (literature review). Model analisis yang
dikembangkan mengikuti pola yang disarankan Ramdhani & Ramdhani (2014: 1-9) dan
Ramdhani, Ramdhani, & Amin (2014: 47-56).

Satuan analisis yang digunakan untuk mengkaji setiap pokok bahasan dilakukan
dengan meninjau topik bahasan berdasarkan batasan-batasan definisi yang ditetapkan
untuk kemudian dibahas berdasarkan pendekatan lingkungan. Dalam kontek ini, penulis
dalam membahan keberperanan lingkungan menggunakan pendekatan ekologi sebagai
ilmu yang mempelajari tentang pola relasi mutual antarmahluk di dalam sebuah
ekosistem di mana ia tumbuh dan berkembang. Salah satu konsep inti dalam ekologi
adalah ekosistem, yaitu suatu sistem lingkungan yang terbentuk oleh timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya (Febriani, 2014: 46).

16
2 Hasil dan Pembahasan we

Karakter tersusun dari tiga bagian yang saling berhubungan, yakni: moral
knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), dan moral behavior
(perilaku moral). Karakter yang baik terdiri dari pengetahuan tentang kebaikan
(knowing the good), keinginan terhadap kebaikan (desiring the good), dan berbuat
kebaikan (doing the good). Dalam hal ini, diperlukan pembiasaan dalam pemikiran
(habits of the mind), dan pembiasaan dalam tindkan (habits of the heart), dan
pembiasaan dalam tindakan (habit of the action) (Zubaedi, 2011: 13).

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil


pendidikan yang mengarah pada pendidikan karakter dan akhlak mulia pembelajar
secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada
setiap satuan pendidikan. Melalui pendidikan karakter pembelajar diharapkan mampu
secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan
menginternalisasikan, serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia
sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Mulyasa, 2013: 9).

Pendidikan karakter merupakan upaya pembentukkan karakter yang dipengaruhi


oleh lingkungan. Hal ini selaras dengan pernyataan Samani & Hariyanto (2013: 43)
yang mengungkapkan bahwa karakter sebagai nilai dasar yang membangun pribadi
seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan,
yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.

2.1 Prinsip Pendidikan Karakter

Secara umum, pendidikan merupakan interaksi antara faktor-faktor yang terlibat


di dalamnya guna mencapai tujuan pendidikan. Interaksi faktor-faktor tersebut secara
jelas dapat tersaksi dalam proses belajar, yaitu ketika pendidik mengajarkan nilai-nilai,
ilmu, dan keterampilan pada peserta didik, sementara peserta didik menerima
pengajaran tersebut. Sasaran proses pendidikan tidak sekedar pengembangan
intelektualitas peserta didik dengan memasok pengetahuan sebanyak mungkin, lebih
dari itu, pendidikan merupakan proses pemberian pengertian, pemahaman, dan
penghayatan sampai pada pengamalan yang diketahuinya. Dengan demikian, tujuan
tertinggi dari pendidikan adalah pengembangan kepribadian peserta didik secara
menyeluruh dengan mengubah perilaku dan sikap peserta didik dari yang bersifat
negatif ke positif, dari yang destruktif ke konstruktif, dari berakhlak buruk ke akhlak
mulia, termasuk mempertahankan karakter baik yang disandangnya (Zaini, 2013: 5-6).

2.2 Desain Pendidikan Karakter

Secara sederhana pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha membantu peserta


didik mengembangkan seluruh potensinya (hati, pikir, rasa, dan karsa, serta raga) untuk
menghadapi masa depan (Samani & Hariyanto, 2013:37). Pada sisi lain, pendidikan
karakter pada dasarnya mencakup pengembangan substansi, proses, dan suasana atau
lingkungan yang menggugah, mendorong, dan memudahkan seseorang untuk
17
mengembangkan kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan ini timbul dan
berkembang dengan didasari oleh kesadaran, keyakinan, kepekaan, dan sikap orang
yang bersangkutan. Dengan demikian, karakter yang ingin dibangun melalui pendidikan
karakter bersifat inside-out, dalam arti bahwa perilaku yang terjadi karena dorongan dari
dalam, bukan paksaan dari luar (Zubaedi, 2011: 191). Sehingga desain pendidikan
karakter meliputi pengembangan potensi manusia dalam pengembangan karakter yang
baik.

Karakter dibentuk oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal, menurut
Aushop (2014:
3) faktor-faktor yang dapat berpengaruh teradap pembentukkan karakter peserta didik
diantaranya:
a. Corak nilai yang ditanamkan;
b. Keteladanan sang idola;
c. Pembiasaan;
d. Ganjaran dan hukuman; dan
e. Kebutuhan

Oleh karenanya, maka pendidikan karakter diniscayakan untuk menekankan pada


keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan; melalui berbagai tugas keilmuan
dan kegiatan kondusif. Dengan demikian, apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan
dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk karakter mereka. Selain menjadikan
keteladanan dan pembiasaan sebagai metode pendidikan utama, penciptaan iklim dan
budaya, serta lingkungan yang kondusif juga sangat penting, dan turut membentuk
karakter peserta didik (Mulyasa, 2013:10).

2.3 Strategi Pendidikan Karakter

Strategi implementasi pendidikan karakter dapat ditempuh dengan berbagai


pendekatan, Amri, Jauhari, & Elisah (2011: 89-94) memberikan penjelasan tentang
pendekatan implementasi pendidikan karakter, yaitu:
a. Pendekatan penanaman nilai
Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) ialah suatu
pendekatan yang menitikberatkan pada penanaman nilai-nilai sosial agar mampu
terinternalisasi dalam diri peserta didik. Metode pembelajaran yang dapat
digunakan saat menerapkan penanaman nilai pada peserta didik diantaranya
melalui keteladanan, pengautan sikap positif dan negatif, simulasi, bermain peran,
tindakan sosial, dan lain-lain
b. Pendekatan perkembangan kognitif
Pendekatan perkembangan kognitif memandang bahwa peserta didik
merupakan individu yang memiliki potensi kognitif yang sedang dan akan terus
tumbuh dan berkembang. Karena itu, melalui pendekatan ini peserta didik
didorong untuk membiasakan berfikir aktif tentang seputar masalah-masalah
moral yang hadir di sekeliling mereka, dimana peserta didik dilatih untuk belajar
dalam membuat keputusan-keputusan moral. Pada gilirannya diharapkan
keputusan yang diambilnya dapat melatih peserta didik untuk bertanggungjawab
terhadap keputusan yang diambilnya.
c. Pendekatan klarifikasi nilai
Orientasi pendekatan klarifikasi nilai ialah memberikan penekanan untuk
18
membantu peserta didik mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, kemudian
secara bertahap ditingkatkan kemampuan kesadaran peserta didik terhadap nilai-
nilai yang didefinisikan sendiri oleh peserta didik.
d. Pendekatan pembelajaran berbuat
Karakteristik pendekatan pembelajaran berbuat berupaya menekankan
pada usaha pendidik untuk memfasilitasi dengan memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral yang dilakukan secara
individual maupun berkelompok.

2.4 Model Pendidikan Karakter

Amri, Jauhari, & Elisah (2011: 57) menyatakan bahwa tujuan model pendidikan
berbasis karakter adalah membentukan manusia yang utuh yang berkarakter, yaitu
mengembangkan aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual, dan intelektual peserta
didik secara optimal. Untuk membentuk manuisa pembelajar sejati, bisa dilakukan
langkah-langkah: menerapkan metoda belajar yang melibatkan partisipasi aktif peserta
didik, yaitu metode yang dapat meningkatkan motivasi peserta didikkarena seluruh
dimensi manusia terlibat secara aktif dengan diberikan materi pelajaran yang konkrit,
bermakna, serta konteks kehidupannya (student active learning, contextual learning,
inquiry-based learning, integrated learning);
a. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif (condicive learning community),
sehingga peserta didik dapat belajar secara efektif di dalam suasana yang
memberikan rasa aman, penghargaan, tanpa ancaman, dan memberikan semangat;
b. Memberikan pendidikan karakter secara eksplisit, sistematis, dan berkesinambungan;
dan
c. Metode pengajaran yang memperhatikan keunikan masing-masing peserta didik,
yang menerapkan seluruh aspek kecerdasan manusia.

Secara teknis operasional, pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai


model. Model tersebut antara lain: pembiasaan dan keteladanan, pembinaan disiplin,
hadiah dan hukuman, CTL (contectual teaching and learning), bermain peran (role
playing), dan pembelajaran partisipatif (participative instruction) (Mulyasa, 2013:165).

2.5 Peran Lingkungan dalam Pendidikan Karakter

Lingkungan pendidikan mencakup segala materiil dan stimuli di dalam dan di luar
diri individu, baik yang bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kulutral
(Soemanto, 2003: 84). Pembahasan lingkungan pendidikan pada artikel ini dibatasi pada
faktor-faktor penting lingkungan pendidikan dalam implementasi pendidikan karakter
mengadopsi konsep yang dikembangkan oleh Tobing (2007: 28-32), yang menjelaskan
bahwa faktor penting dalam implementasi kegiatan pembelajaran adalah:

a. Manusia
Pada hakekatnya pengetahuan berada dalam pikiran manusa. Disamping
sebagai sumber pengetahuan, pada hakekatnya juga merupakan pelaku dari proses
pembelajaran (Tobing, 2007: 28). Faktor manusia yang berkaitan erat dengan proses
19
yang meningkatkan kapasitasnya (proses belajar). Hal ini mengindikasikan bahwa
pendidikan karakter dipengaruhi oleh unsur manusia dalam pendidikan karakter.
Tingkat pergaulan dan pergaulan dengan orang sekitar akan memberikan dampak
pada kemampuan seseorang (peserta didik) dalam menginternalisasi suatu nilai dan
norma kehidupan.

b. Kepemimpinan
Peran yang sangat kritis yang harus dijalankan pemimpin adalah
membangun visi yang kuat, yaitu visi yang dapat menggerakkan seluruh anggota
organisasi untuk mencapai visi tersebut (Tobing, 2007: 29). Kepemimpinan
merupakan proses yang mencakup pemberian motivasi bagi anggota organisasi,
pengaturan orang, pemilihan saluran komunikasi yang paling efektif, dan
penyelesaian konflik (Robbins & Judge, 2009: 6). Pola kepemimpinan dari
pimpinan institusi pendidikan dan tenaga pendidik akan memberikan pengaruh
terhadap efektivitas proses pendidikan karakter bagi para pembelajar. Hal ini
didukung oleh penyataan Mulyasa (2013: 74) yang menyatakan bahwa
keberhasilan implementasi pendidikan karakter sangat ditentukan oleh aspek
kepemimpinan dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
terhadap implementasi pendidikan karakter secara menyeluruh.

c. Teknologi
Ali (2007: 40) menyatakan bahwa teknologi adalah penerapan sains
secara sistematis untuk memanfaatkan alam di sekelilingnya dan mengendalikan
gejala-gejala yang dapat dikemudikan oleh manusia dalam proses produktif yang
ekonomis. Selanjutnya Noegroho (2010: 2) menyatakan bahwa teknologi
merupakan seperangkat untuk membantu aktivitas manusia dan dapat mengurangi
ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang melingkupi
dalam pencapaian suatu tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi akan
mampu mendorong efisiensi dan efektivitas proses pembelajaran berbasis
pendidikan karakter.

d. Organisasi
Organisasi berkaitan dengan penanganan aspek operasional dari aset-aset
pengetahuan, termasuk fungsi-fungsi, proses-proses, struktur organisasi formal
dan informal, ukuran dan indikator pengendalian, proses penyempurnaan, dan
rekayasa proses (Tobing, 2007: 31). Wahjono (2010: 34) mengungkapkan bahwa
perilaku organisasi merupakan bidang studi yang mencakup teori, metode, dan
prinsip dari berbagai disiplin ilmu guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai,
kapasitas pembelajaran individu, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam
kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisis akibat
lingkungan eksternal terhadap organisasi dan sumberdayanya, misi, sasaran, dan
strateginya. Penulis meyakini bahwa keberperanan pola dan bentuk organisasi
akan memberikan pengaruh nyata terhadap efisiensi dan efektivitas proses
pembelajaran berbasis pendidikan karakter

20
BAB III

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN

A. Kekurangan dan Kelebihan Jurnal 1


1. Kelebihan Jurnal
 Dari aspek ruang lingkup isi jurnal pembahasan yang diberikan tentang materi
yang dibawakan cukup runtut, jelas, dan sangat konsektual dengan konsep
yang dibawakan.
 Dari aspek tata bahasa, setelah saya membaca isi jurnal susunan kosa kata
sudah bagus dan mudah dipahami pembaca
 Penjelasannya juga cukup panjang dan detail yang disertai dengan rumus

2. Kekurangan Jurnal
 Tidak tertera NISN pada jurnal

B. Kekurangan dan Kelebihan jurnal 2


1. Kelebihan Jurnal
 Menggunakan kata-kata yang sederhana sehingga pembaca dengan mudah
mengetahui isi jurnal
 Objek kajian jelas, yaitu tentang contoh bioenergi,tahap-tahap dan pengujian
nya
21
 Identitas Jurnal lengkap

2. Kelemahan Jurnal
 Penggunaan kata saat menyampaikan isi jurnal terlalu banyak sehingga
pembaca kesulitan memaknai juga boros waktu.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sebagian besar sekolah yang memiliki lingkungan yang mendukung
penyelenggaraan pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki pengetahuan
dan sikap yang baik dalam pendidikan karakter, sebagian besar guru tidak memiliki
kompetensi yang baik, sebagian besar sekolah telah menggunakan kurikulum dan sebagian
besar guru belum menggunakan penilaian yang cocok bagi pendidikan karakter dan
sebagian besar masyarakat belum mendukung jalannya pendidikan karakter. Belajar pada
hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Lingkungan
menyediakan ransangan respons terhadap lingkungan dalam proses interaksi itu dapat
terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi
individu menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan, baik positif atau bersifat negatif.
Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting dalam
proses belajar mengajar.SetiapSetiap orang diduga akan memiliki karakter hasil belajar
yang berbeda yang berbeda, disebabkan oleh karena mereka mengalami proses belajar di
lingkungan yang berbeda. Sehingga, dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan memiliki
pengaruh kuat pada pendidikan karakter

4.2 Saran
Agar pelaksanaan pendidikan karakter disekolah bisa maksimal kurikulum yang
digunakan disekolah harus diintegrasikan kedalam nilai-nilai karakter dan penilaian pada
pelaksanaannya juga harus mengacu kepada penilaian nilai-nilai karakter yang telah
dikuasai oleh peserta didik, dan untuk menunjang keberhasilan yang lebih optimal
dibutuhkan kerjasama dari pihak orang tua dan masyarakat agar mendukung pelaksanaan
pendidikan karakter dilingkungan tempat tinggal.

22
DAFTAR PUSTAKA
Fatma Fetty, dkk. 2012. Lingkungan pemdidikan dalam implementasi pendidikan karakter
Crude Palm Oil. Universitas Pendidikan kota garut.

Whydiantoro, dkk. 2018. Pelaksanaan pendidikan karakter (Zea Mays) menjadi Bioetanol
sebagai Bioenergi Alternatif. Universitas Majalengka

Anda mungkin juga menyukai