Setahun belakangan ramai diperbincangkan soal kebocoran data puluhan juta pengguna Facebook di seluruh dunia dalam skandal kasus Cambridge Analytica. 87 juta pengguna Facebook, termasuk lebih dari satu juta dari Indonesia datanya diambil oleh Cambridge Analytica. 2. Yahoo Pada 2013 lalu Yahoo mengakui adanya inseden kebocoran daya pelanggannya. Saat itu perusahaan menyebutkan bahwa jumlah data yang bocor sektiar satu miliar. Namun pada 2017 mereka menyatakan bahwa hacker telah berhasil mebobol tiga milihar akun Yahoo. Pelanggaran data itu tak hanya berdampak pada pengguna email Yahoo! namun juga pengguna layanan Flickr, dan fantasy sports. 3. OPM The United States Office of Personnel Management (OPM) mengumumkan telah terjadi peretasan yang dilakukan dengan metode yang canggih dan berhasil mengakses sistem secara illegal. Sebagai dampak dari serangan tersebut OPM mengalami kebocoran sejumlah empat juta yang kemudian direvisi oleh direktur FBI James Comey menjadi 18 juta. 4. Uber Perusahaan teknologi ride hsaring Uber mengalami kasus kebocoran data pada 2017 lalu. Dalam laporan Bloomberg, Uber terkena serangan peretasan terhadap data pribadi 50 juta pengguna dan 7 juta pengemudi Uber. Data-data itu mencakup nama, nomor telepon, email, serta 600 ribu nomor SIM pengemudi mereka, raib dicuri peretas. 5. Google Plus Google Plus akan resmi ditutup pada Agustus 2019. Alphabet Inc, induk perusahaan Google menutup layanan jejaring sosial Google+ karena dugaan kebocoran data sebanyak 500 ribu pengguna. Masalah ini ditemukan pada Maret lalu sebagai bagian dari tinjauan tentang bagaimana Google berbagi data dengan aplikasi lain.