Anda di halaman 1dari 5

Slide 1

Judul : pariwisata dalam perspektif ekonomi dan syariah

Oleh kelompok 6 :
1. Sawung
2. Anik Putri Susilowati
3. Bagus Bimantoro

Slide 2

Judul : pariwisata dalam perspektif ekonomi.

Slide 3
Judul : sektor ekonomi negara indonesia

Ada 3 sumber :
1. Sektor Primer
2. Sektor Sekunder
3. Sektor Tersier

Slide 4
Judul : sektor primer

Sektor primer atau primary sector merupakan sektor utama yang berkaitan dengan industri ekstraksi
sumber daya alam yang berasal dari tanah.

Contoh :
1. Pertambangan (misalnya mengambil batu bara)
2. Pertanian (misalnya menanam padi)
3. Produksi minyak (misalnya mengambil minyak dari dalam bumi)
4. Perikanan (misalnya budidaya ikan)

Slide 5
Judul : sektor sekunder

Sektor sekunder atau secondary sector merupakan sektor produksi yang berkaitan dengan manufaktur.
Secondary sector berkaitan erat dengan sektor primer, karena dalam proses pengolahannya
membutuhkan bahan mentah dari sektor primer.

Slide 6
Lanjutan

Secara garis besar, produksi sektor sekunder dibagi menjadi tiga kegiatan ekonomi utama, yaitu:

1. Mengambil bahan mentah atau bahan baku dari industri primer dan kemudian mengolahnya menjadi
barang konsumsi. Contohnya produksi pangan.

2. Mengolah kembali barang yang sebelumnya telah diproduksi oleh sektor sekunder lainnya menjadi
produk baru. Contohnya produksi kendaraan.

3. Mengolah kembali barang modal bekas untuk memproduksi barang konsumen atau non konsumen.
Contohnya ban mobil yang tidak terpakai diolah kembali menjadi barang lainnya.

Slide 7

Judul : sektor tersier

Sektor tersier atau tertiary sector merupakan sektor penyedia layanan berupa jasa. Walau industri ini
tidak menghasilkan barang berwujud, namun sektor industri ini menghasilkan banyak keuntungan.

Contoh produksi sektor tersier adalah salon (pemotong dan penata rambut), bank (penyimpan uang),
bioskop (jasa hiburan), jasa real estate, angkutan atau transportasi, pariwisata, layanan kesehatan,
administrasi, keamanan serta pertahanan.

Slide 8

Judul : pariwisata, pendorong pertumbuhan ekonomi indonesia?

Slide 9

Peran strategis pariwisata dalam perekonomian di suatu negara, diprediksi akan semakin meningkat
pada masa-masa mendatang, karena pariwisata mampu mentransformasi diri ke dalam kelompok
industri terbesar dunia (The World's Largest Industry), pariwisata akan memainkan peran sentral dalam
meningkatkan pendapatan negara, devisa dan penciptaan lapangan kerja.

Slide 10
Dijadikannya pariwisata sebagai lokomotif baru pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah senyatanya
merupakan pilihan kebijakan strategis yang tepat, merujuk pada hasil Studi Bank Dunia, yang
menegaskan peran penting sektor pariwisata bagi pembangunan berkelanjutan, meningkatkan
intensitas perdagangan internasional, menaikkan investasi global, disamping berperan dalam
mengangkat negara-negara berpendapatan rendah (low-income countries).

Slide 11

Judul : Pariwisata Indonesia Semakin Cemerlang

Pariwisata menjadi salah satu lokomotif ekonomi baru, yang dapat diandalkan untuk berperan dalam
menyokong pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang terbukti telah memperlihatkan capaian yang
menggembirakan. Hal tersebut ditandai dengan apresiasi yang tinggi terhadap capaian sektor pariwisata
Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir ini.

Pariwisata Indonesia telah mendapatkan pengakuan dunia, sebagai destinasi terindah di dunia, Bali
dinobatkan sebagai The Best Destination in The World oleh TripAdvisor 2017, Indonesia merupakan
salah satu negara dengan sumber daya alam terindah di muka bumi. Hal tersebut dibuktikan dengan
diraihnya peringkat keenam untuk negara terindah di dunia versi "Rough Guides", publisher ternama
Inggris.

Tak hanya itu, data dari World Travel and Tourism Council (WTTC) pada tahun 2018 menetapkan
Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat, yakni peringkat 9 dunia, peringkat 3
di Asia dan peringkat 1 di Asia Tenggara. Peringkat Indonesia di Travel and Tourism Competitiveness
Index (TTCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF), melesat dari ranking 70 tahun 2013
menjadi ranking 42 tahun 2017.

Seiring dengan pertumbuhan jumlah wisatawan baik mancanegara dan nusantara, peran strategis sektor
pariwisata sebagai lokomotif baru pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin nyata, dengan tercatatnya
pariwisata sebagai penyumbang 3 besar devisa bagi Indonesia, pariwisata menyumbang USD15,20 miliar
pada tahun 2017.

Peningkatan sektor pariwisata diyakini akan berkontribusi terhadap perekonomian dan penyerapan
tenaga kerja, untuk itu, branding, campaign, positioning, perlu terus diupayakan dan masyarakat perlu
terus diedukasi agar bersikap sejalan dengan apa yang dibutuhkan oleh para wisatawan, terkhusus
mancanegara. Selain sumber daya alam, iklim pariwisata juga patut untuk diperhatikan.

Slide berikutnya

Judul : pariwisata dalam perspektif syariah

Santoso (2007), berpendapat bahwa walaupun agama lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat
pemaknaan dan spiritual yang berada pada ranah kesadaran individu namun demikian agama juga
kemudian bisa menjadi sebuah kesadaran kolektif, yang kemudian menimbulkan motivasi untuk belajar
dan mempelajari sebuah agama secara pemaknaan dan juga sekaligus juga pembuktian secara empirik
tentang kebesaran sebuah agama.

Motivasi belajar melalui pembuktian inilah telah membawa kesadaran akan perkunjungan ke tempat-
tempat bersejarah Islam, berziarah ke makam-makam para tokoh Islam yang mungkin berada pada
wilayah yang jauh, yang mungkin berada di sebuah Negara di luar negaranya.

Hal tersebut, secara langsung telah menimbulkan terjadinya permintaan terhadap pariwisata karena
ketersediaan penawaran “ketersediaan” tempat bersejarah Islam sebagai sarana pembelajaran Islam itu
sendiri.

Dalam pandangan Islam, Pariwisata diwujudkan dalam hal perjalanan spiritual, tentang pemaknaan dan
pencapaian sebuah tuntutan ajaran agama itu sendiri “syahriah”. Contohnya : Negara Saudi Arabia
memetik banyak keuntungan baik secara material mapun statusnya sebagai sebuah Negara yang
memiliki tempat yang dianggap suci  oleh kaum muslim yakni Mekah dan Madinah.

Paparan kenyataan tersebut, cukup menjadi gambaran bahwa pariwisata yang “spiritual” memang
direstui oleh Islam dan diyakini sebagai sarana untuk pemenuhan status sosial dan spiritual yang lebih
tinggi oleh kaum Muslim.

Slide selanjutnya..

Judul : resistensi islam terhadap pariwisata

Walaupun banyak kenyataan yang cenderung mengarahkan Islam itu menerima pariwisata sebagai
sesuatu yang dapat diterima, namun dalam kenyataannya dalam pariwisata banyak hal yang sangat
bertentangan dengan etika dan moralitas kaum muslim. Pariwisata banyak bertoleransi dengan pakaian
minim atau tak senonoh jika berhubungan dengan wisata pantai, fasilitas Bar yang menyajikan minuman
beralkohol, dan banyak lagi ke-“nazisan” atau hal-hal tidak sesuai dengan kaidah Islam.

Resistensi terhadap pariwisata akan sangat penting jika dihubungkan dengan jenis wisata apakah yang
dikembangkan, jika kaum Muslim sebagai penyelenggara,  dan juga akan sangat penting dalam memilih
daerah tujuan wisata jika kaum muslim sebagai wisatawan.

Resistensi juga akan menjadi ranah pribadi dalam hal pemilihan  tujuan wisata dan akan sangat
tergantung dari seberapa kuat mereka memaknai etika dan moralitas pada ke-Islamannya.

Sebagai penyelenggara, kaum muslim sebaiknya haruslah bijaksana dalam merencanakan dan
pengembangan pariwisata itu, apakah yang tidak sesuai, system apakah yang seharusnya diatur,
sehingga resistensi akan menjadi kontrol sosial bagi kelangsungan pariwisata itu sendiri, penyelenggara
atau kaum muslim, dan ke-Islaman itu sendiri.

Slide selanjutnya..
Judul : kesimpulan pariwisata dalam perspektif syariah

Pariwisata yang menjadi rekomendasi oleh Islam adalah pariwisata yang berhubungan dengan
spritualitas, berziarah, dan perkunjungan ke tempat-tempat bersejarah Islam, perkunjungan tentang
kebesaran ciptaan Tuhan, seperti pemandangan alam, gunung berapi, danau dan sejenisnya.

Islam dan kaum Muslim resisten terhadap segala jenis pariwisata yang bententangan dengan
pelanggaran etika, dan moralitas Islam seperti misalnya; pariwisata pantai yang mengarah pada
mempertontonkan pakaian minim dan lekuk badan, pariwisata pub atau café yang menjajakan minuman
beralkohol yang kesemuanya itu di”naziskan” oleh etika Islam.

Anda mungkin juga menyukai