Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR DAN KESEHATAN

Disusun Oleh:

Faruq Abdurrohman Muhammad


31101700031

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
Tinjauan Pustaka..............................................................................................................................5
2.1 Definisi Sistem Sosial dan stratifikasi social.........................................................................6
2.2 Definisi Integrasi Sosial.........................................................................................................8
2.3 Definisi Konsep Masyarakat Desa dan Kota.........................................................................9
2.4 Definisi Kemiskinan Struktural...........................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................12
KESIMPULAN..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk sosial terdiri dari bermacam-macam kelompok dan
individu harus selalu menjalin hubungan yang baik antar sesamanya dan manusia
itu sendiri memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakan masing-masing individu
maupun kelompok yakni berdasarkan jenis kelamin, umur, tempat tinggal,
kepercayaan agama, politik, warna kulit, tinggi badan, dan hal tersebut sudah pasti
terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Dan hal-hal tersebut juga akan
mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan bagi manusia itu sendiri.
Dan adapun aspek sosial yang mempengaruhi antara lain: umur, jenis kelamin,
pekerjaan dan sosial ekonomi dan semua itu harus dijalankan sesuai norma sosial
untuk mencapai tujuan bersama sesuai mahluk social.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan system social dan stratifikasi social?
2. Apa yang dimaksud dengan integrase social?
3. Bagaimana komsep masyarakat desa dan kota?
4. Apa yang dimaksud dengan kemiskinan structural?
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Mampu menerangkan sistem sosial dan stratifikasi sosial
2. Mampu menerangkan integrasi sosial
3. Mampu menjelaskan tentang masyarakat desa dan kota
4. Mampu menjelaskan tentang kemiskinan structural
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Sistem sosial dan stratifikasi sosial

Pengertian system menurut masyarakat umum biasanya diartikan sebagai


suatu cara untuk melakukan sesuatu istilah ini mengandung sekumpulan unsur
yang bergantung satu sama lain dalam satu kesatuan yang utuh. Dan istilah system
ini berasal dari Bahasa yunani yaitu “Systema” dan mempunyai arti sebagai
berikut :

1. Suatu keseluruhan yang berhubungan dan tersusun dari sekian banyak


bagian
2. Hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen-
komponen yang teratur

berdasarkan hal tersebut system adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling
berkaitan dan saling mendukung yang di lakukan untuk mencapai suatu tujuan
bersama, dalam telaah antara hubungan antar manusia dan masyarakat digunakan
istilah system sosial

Jadi sistem sosial itu sendiri adalah suatu sistem yang terdiri dari komponen-
komponen sosial. komponen tersebut terdiri atas tindakan-tindakan sosial yang
dilakukan individu-individu yang berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dalam
sistem sosial terdapat individu-individu yang berinteraksi dan bersosialisasi
sehingga tercipta hubungan-hubungan sosial. Keseluruhan hubungan sosial
tersebut membentuk struktur sosial dalam kelompok maupun masyarakat yang
akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut. dipisahkan satu sama lain
itulah yang kita sebut sebagai sistem. 

Masyarakat sebagai suatu sistem apabila kita mengikuti pengertian masyarakat


baik secara natural maupun kultural, maka akan tampak bahwa keberadaan kedua
masyarakat itu merupakan satu kesatuan fungsi. Adanya mekanisme yang saling
bergantung, saling fungsional, saling mendukung antara berbagai unsur dan tidak
bisa dipisahkan satu sama lain itulah yang kita sebut sebagai sistem, dan selalu
mengalami dinamika yang mengikuti hukum sebab akibat (kausal). Apabila ada
perubahan pada salah satu unsur atau aspek, maka unsur yang lain akan menerima
konsekuensi atau akibatnya, baik yang positif maupun yang negative. perubahan
masyarakat selalu dalam kerangka sistemik, artinya perubahan yang terjadi di
salah satu aspek akan memengaruhi faktor-faktor lain secara menyeluruh dan
berjenjang.dan adapun unsur-unsur dari system sosial itu sendiri yaitu ;

- Keyakinan
Keyakinan merupakan suatu pedoman yang digunakan utnuk penerimaan
ilmu pengetahuan dalam kelompok social di masyarakat
- Perasaan
Perasaan menunjuk pada bagaimana perasaan pada anggota system social
tentang hal-hal peristiwa serta tempat tertentu
- Tujuan,sasaran dan cita-cita
Tujuan cita-cita dan sasaran merupakan unsur penting dalam system social
agar program kerja pada system social itu berjalan efektif
- Norma
Unsur norma merupakan suatu hal yang paling kritis untuk memahami
setiap hal dan tindakan manusia
- Status dan Peranan
Status merupakan hak dan tanggung jawab bagi pemegang jabatan dalam
system social dan peranan merupakan kinerja atau peran yang dilakukan
oleh pemegang status
- Tingkatan atau pangkat
Merupakan suatu unsur system social yang menilai dan memberi apresiasi
terhadap individu atau kelompok dalam system social atas prestasi yang
telah diraih
- Kekuasaan atau pengaruh
Merupakan patogan dalam system social bagi individu atau kelompok
yang diberi tugas
- Sanksi
Merupakan hukuman yang di berikan kepada masyakat yang melanggar
norma norma social di masyarakat.

Stratifikasi sosial berasal dari kata bahasa Inggris yaitu Stratificatio.


Stratification berasal dari kata Stratum yaitu bentuk jamak dari strata yang
mempunyai arti lapisan. Adapun pengertian dari stratifikasi social terbagi sebagai
berikut ;
1. Pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) (Pitirim A. Sorokin).
2. Perwujudannya adalah adanya kelas yg lebih tinggi dan kelas yang
lebih rendah
3. Dasar terjadinya pelapisan sosial dikarenakan tidak adanya
keseimbangan dalam pembagian hak dan kewajiban.
Jadi sratifikasi social itu adalah suatu pelapian yang membedakan masyarakat
dalam kelas atau tingkatan yang berbeda karena tidak adanya keseimbangan
dalam pembagian hak dan kewajiban.
Semakin komplek dan semakin majunya perkembangan teknologi
sesuatu masyarakat, semakin kompleks pula sistim lapisan-lapisan dalam
masyarakat: Bentuk konkrit daripada lapisan-lapisan di dalam masyarakat
dikfasifikasikan ke dalam tiga macam kelas, yaitu yang ekonomis, politis dan
yang berdasarkan pada jabatan jabatan tertentu dalam masyarakat. Yang biasanya
menjadi alasan terjadinya lapisan-lapisan dalam masyarakat yang terjadi dengan
sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur yang senior), sifat keaslian
keanggautaan kerabat seorang kepala masyarakat dan mungkin juga harta.

Sifat sistem berlapis-lapisan di dalam suatu masyarakat dapat bersifat


tertutup (closed social stratification) dan ada pula yang bersifat terbuka (open
social stratification). Yang bersifat tertutup tidak memungkinkan pindaahnya
seseorang dari suatu lapisan ke lapisan yang lain, baik yang merupakan gerak ke
atas atau ke bawah. Di dalam sistim yang demikian itu satu-satunya jalan untuk
masuk menjadi anggota dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena
kelahiran. Sebaliknya di dalam sistim yang terbuka setiap anggota masyarakat
mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kesempatan sendiri untuk naik
lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas
ke lapisan di bawahnya. Dasar- dasar untuk mengelompokan masyarakat dalam
stratifikasi sosial antara lain berdasarkan ukuran kekayaan, kekuasaan,
kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Dan ada dua tipe sistem lapisan social yaitu ;

1. Dapat terjadi dengan sendirinya; faktor-faktor yang dibawa individu


sejak lahir. Misalnya: kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan.
2. Sengaja disusun untuk mengejar tujuan bersama; Biasanya
dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi
dalam organisasi-organisasi formal. Seperti: pemerintahan, partai
politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata

Unsur-unsur stratifikasi sosial dalam masyarakat :

1. Kedudukan (status)
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam
kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan
kelompokkelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
Kedudukan dibedakan menjadi 2 yaitu:
1.) Ascribed Status
Kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhati-kan
perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut
diperoleh karena kelahiran.
2.) Achieved Status
Kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang
disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran, akan
tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuannya
masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya.
3.) Assigned status
Memiliki hubungan yang erat dengan achieved status dalam arti
bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang
lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah
memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan masyarakat
2. Peranan (role)
Peranan (role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan
status. Apabila sesorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-
kewajibannya sesuai dengan kedudukahnya maka dia menjalankan satu
peranan. Peranan juga mempunyai dua arti. Setiap orang mempunyai
macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya
dan hal itu sekaligus berarti bahwa, peranan teresebut menentukan apa
vang diperbuatnya bagi masyarakat seegala kesempatar-kesempatan apa
yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Peranan-peranan tersebut
diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya
norma-norma kesopanan menghendaki agar seseorang laki-laki apabila
berjalan bersama-sama dengan seorang warga, maka dia harus berjalan di
sebelah luar. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian
diri dan sebagai suatu proses jadi tepatnya dikatakan bahwa seseorana
menduuuki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan
suatu peranan. Maka suatu peranan mencakup paling sedikit tiga hal yaitu

a) Peranan adalah meliputi. norma-norma, yang dihubungkan dengan


posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti
merupakan orang kaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasya-rakatan:

b) Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c) Peranan juga dapat dilakukan sebagai perikelakuan individu yang


penting bagi struktur sosial.
2.2 Integrasi social
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan “integrasi” sebagai
pembauran hingga menjadi kesatuan.3 Kata “kesatuan” mengisyaratkan
berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain mengalami proses
pembauran. Jika pembaruan telah mencapai suatu perhimpunan, maka gejala
perubahan ini dinamai integrasi. Dalam bahasa Inggris, integrasi (integration)
antara lain bermakna “keseluruhan” atau “kesempurnaan.”

Jadi Jika berbagai macam elemen yang berbeda satu sama lain
merujuk pada kemajemukan sosial yang telah pula mencapai suatu kehidupan
bermasyarakat, maka proses ini dinamai integrasi sosial

 Syarat terjadinya Integrasi sosial :

a. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi


kebutuhan mereka

b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama


mengenai nilai dan norma.

c. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara
konsisten.

 Bentuk bentuk integrasi social ;

a. Integrasi Normatif, integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma


yang berlaku dimasyarakat, contoh masyarakat Indonesia dipersatukan
oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika

b. Integrasi Fungsional, integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya


fungsifungsi tertentu dalam masyarakat. Contoh Indonesia yang terdiri
dari berbagai suku, mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi
masing-masing, suku bugis melaut, jawa pertanian, Minang pandai
berdagang.

c. Integrasi Koersif, integrasi yang terbentuk berdasarkan kekuasaan yang


dimiliki penguasa.

Cepat atau lambatnya integrase sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor


antara lain homogenitas kelompok, besar kecilnya kelompok, mobilitas geografis,
efektifitas komunikasi dalam masyarakat. Faktor-faktor yang mendorong integrasi
sosial:

- Toleransi terhadap kelompok-kelompok masyarakat dengan kebudayaan


yang berbeda.
- Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi bagi pelbagai golongan
masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda.
- Sikap saling menghargai orang lain dengan kebudayaannya.
- Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
- Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
- Perkawinan campuran (amalgamation).
- Adanya musuh bersama dari luar

Bentuk-bentuk integrase sosial :

1. Asimilasi ( Assimilation ) :

berhadapannya dua kebudayaan atau lebih yang saling


memengaruhi sehingga memunculkan kebudayaan baru dengan
meninggalkan sifat asli.

2. Akulturasi :

proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan


tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing (baru), sehingga kebudayaan
asing (baru) diserap/diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri, tanpa
meninggalkan sifat aslinya.
2.3 Konsep masyarakat desa dan kota
a. Masyarakat desa

Kehidupan bermasyarakat umumnya berbeda-beda antara masyarakat satu


dengan lainnya, perbedaan itu dapat disebabkan oleh antara lain struktur
masyarakat tersebut dan juga faktor tempat atau daerah yang mempunyai peranan
penting. Perbedaan yang menonjol tampak pada kehidupan masyarakat desa dan
masyarakat kota.
Secara awam masyarakat desa(rural society) sering diartikan sebagai
masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan
tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang
tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan
masyarakat tradisional adalah masyarakat yang penguasaan ipteknya rendah
sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Masyarakat pedesaan
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuatsesama warga desa,
yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya,
bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan samasama sebgai masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama
terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat
 Ciri-ciri masyarakat desa antara lain:
1. Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
2. Sistem kepemimpinan informal
3. Ketergantungan terhadap alam tinggi
4. Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak
dengan
5. penciptanya, cara yang ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada
masa-masa
6. yang dianggap penting misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan
syukuran
7. pada masa panen, bersih desa.
8. Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
9. Kontrol sosial antara warga kuat
10. hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
11. Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
12. Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
13. Tingkat mobilitas sosialnya rendah
14. Penghidupan utama adalah petani
15. Anggota komunitas kecil

 Karakteristik masyarakat desa ;


- Besarnya peranan kelompok primer
- Factor geografik yang menetukan sebagai pembentukan dasar kelompok
atau asosiasi
- Homogeny
- Hubungan lebih bersifat intim dana wet
- Mobilitas social rendah
- Keluarga lebih ditekankan fungsinya sebagai unit ekonomi
- Populasi anak dalam proporsi yang lebih besar
b. Masyarakat kota
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community,pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya dan ciri-ciri
kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Ciri-ciri masyarakat kota (urban) antara lain :
1. Kehidupan keagamaan berkurang, karena cara berpikir yang rasional dan
cenderung sekuler
2. Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang lain
sehingg cenderung individualistis
3. Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/
keahlian
4. Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga
berdasarkan kepentingan.
5. Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang
matang.
6. Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu
(slum) 
7. Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
8. Kontrol sosial antar warga relatif rendah
9. Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi
keterampilan
10. Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis,
memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan inovatif.

 Karakteristik masyarakat kota ;


- Besarnya peranan kelompok sekunder
- Anonimitas merupakan ciri kehidupan masyarakatnya
- Heterogen
- Mobilitas social tinggi
- Tergantung pada spesialisasi
- Lebih banyak mengubah lingkungan
2.4 Kemiskinan structural
Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk
memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi
ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun papan.
Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya
kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan
masyarakat dan standar pendidikan.
Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat keterbatasan sumber daya
alam, manusia, dan sumberdaya lain sehingga peluang produksi relatif kecil dan
tidak dapat berperan dalam pembangunan. Kemiskinan struktural dan sosial
disebabkan hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan dan
kebijakan dalam pembangunan.Sedangkan kemiskinan kultural (budaya)
disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa kecukupan sehingga
menjebak seseorang dalam kemiskinan
Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan :
1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola
kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan
timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah
yang terbatas dan kualitasnya rendah.
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia
karena kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas
juga rendah, upahnya pun rendah.
3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal
Secara garis besar, faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan
dalam dua hal sebagai berikut:
1. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu si miskin itu
sendiri. Ketidakmampuan individu dalam melakukan usaha atau berkreatifitas,
menjadikan hidup mereka miskin. Contoh ketidakmampuan yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
a. Ketidakmampuan secara fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakitsakitan.
b. Di bidang intelektual misalnya kurangnya pengetahuan, kebodohan,
kekurangtahuan informasi.
c. Keterbatasan mental emosional misalnya malas, mudah menyerah, putus
asa temperamental. d. Kelemahan spiritual misalnya tidak jujur, penipu,
serakah, tidak disiplin.
e. Kondisi sosial psikologis yang kurang mendukung, misalnya kurang
motivasi, kurang percaya diri, depresi atau stres, kurang relasi, kurang
mampu mencari dukungan.
f. Tidak berketerampilan misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai
dengan permintaan lapangan kerja.
g. Tidak memilki asset misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk
tanah, rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja.
2. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu si miskin.
Bentuk-bentuk pengaruh dari luar diri si miskin antara lain sebagai beriut:
a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar
b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah
c. Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-
usaha sektor informal
d. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga
yang tidak mendukung sektor usaha mikro
e. Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil
masyarakat banyak
f. Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang belum
optimal seperti zakat
g. Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan
h. Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana
i. Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material
j. Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata
k. Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin
Kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang disebabkan karena
rendahnya akses terhadap sumber daya yang pada umumnya terjadi pada suatu
tatanan sosial budaya ataupun sosial politik yang kurang mendukung adanya
pembebasan kemiskinan. Bentuk kemiskinan seperti ini juga terkadang memiliki
unsur diskriminatif. Bentuk kemiskinan struktural adalah bentuk kemiskinan yang
paling banyak mendapatkan perhatian di bidang ilmu sosial terutama di kalangan
negaranegara pemberi bantuan/pinjaman seperti Bank Dunia, IMF, dan Bank
Pembangunan Asia. Bentuk kemiskinan struktural juga dianggap paling banyak
menimbulkan adanya ketiga bentuk kemiskinan yang telah disebutkan
sebelumnya (Jarnasy, 2004: 8-9).Menurut pola waktu tersebut kemiskinan dapat
dibagi menjadi:
◦ Persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau turun
temurun yang diantaranya merupakan daerah kritis sumber daya alam
atau terisolasi.
◦ Cyclical poverty yaitu kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi
secara keseluruhan.
◦ Seasonal poverty, yaitu kemiskinan musiman seperti sering dijumpai
kasus-kasus nelayan dan petani tanaman pangan.
◦ Accidental poverty, yaitu kemiskinan karena bencana alam atau dampak
dari suatu kebijakan.

BAB III
 kesimpulan
system social merupakan kumpulan dari komponen social yang
mengandung aturan dan norma yang berlaku dimasyarakat dan untuk
menjalankan system yang baik maka norma yang berlaku harus dipatuhi
agar kehidupan di masyarakat berjalan dengan sinergis, baik untuk
masyarakat desa maupun kota baik yang kaya maupun yang kurang
mampu.
DAFTAR PUSTAKA

Timmreck, T.C.2004. Epidemologi Ed.2. EGC: Jakarta


Journal of rural and development volume IV no. 2 agustus 2013
Hassan, Shadily. sosiologi untuk masyarakat Indonesia. Jakarta: PT.bina
aksara1989 hal 285
Lubis, FL. 2012. Interaksi Desa Kota terhadap Tingkat Kesejahteraan. Diakses
dari www.repository.usu.ac.id pada Sabtu 30 November 2018.
Ahmadi, Abu, Drs. Ilmu Dasar Sosiologi. 2003. Jakarta : Rineke Cipta
Dr. Philastrid S. Susanto, pengantar sosiologi dan perubahan sosial, Jakarta :
binacipta 1983,h al 112-114
Eka Hendry Ar., dkk. Integrasi Sosial dalam Masyarakat Multi Etnik Volume 21,
Nomor 1, Mei 2013

Anda mungkin juga menyukai