Anda di halaman 1dari 7

HAK DAN KEWAJIBAN PEKERJA DI GENUK

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003

TENTANG KETENAGAKERJAAN

Disusun oleh :

Faruq Abdurrohman Muhammad 31101700031

Rusdian Mayasa Putra 31101700075

Suprayogi Yoga Prakasa 31101700082

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa salah satu
tujuan utama Negara Indonesia adalah menciptakan kehidupan berbangsa yang adil dan sejahtera
demi mewujudkan keadilan social, penerapannya dengan cara pemenuhan hak setiap warga
negara untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia.

Persoalan mengenai pekerjaan masih menjadi topik pembicaraan yang selalu menjadi
permasalahan bagi sebagian warga negara Indonesia. Masih minimnya lapangan pekerjaan
menjadi factor utama yang masih dikeluhkan masyarakat. Tidak semua penduduk Indonesia
dapat memperoleh pekerjaan. Ada yang memilih berwirausaha, ada yang menjadi pekerja swasta
maupun negeri. Pekerja Swasta/buruh sering dikonotasikan sebagai pekerja rendahan sampai ada
yang memilih untuk menjadi pengangguran karena tidak adanya lapangan pekerjaan yang
tersedia untuk memenuhi penghidupannya.

Di daerah Semarang tepatnya Kecamatan Genuksari Perumahan Genuk Indah yang


merupakan kawasan industrI terdapat banyak pekerja . Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
telah ada untuk mengatur ketenagakerjaan. Didalamnya termuat hak dan kewajiban menyangkut
pekerja dan pihak-pihak terkait. Namun dengan hadirnya undang-undang itu, Sudahkah pekerja
pabrik khususnya di Genuk terpenuhi hak dan kewajibannya menurut peraturan yang ada?

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pekerja?


2. Apa saja hak dan kewajiban pekerja menurut UU No 13 Tahun 2003?
3. Apakah hak dan kewajiban pekerja di Genuk sudah terpenuhi?

I.3 Tujuan

1. Memahami definisi pekerja


2. Memahami hak dan kewajiban pekerja menurut UU No 13 Tahun 2003
3. Mengetahui kondisi hak dan kewajiban salah satu pekerja di Genuk

I.4 Manfaat

1. Mengetahui peran UU No 13 Tahun 2003 dalam melindungi tenaga kerja


2. Menilai apakah pemerintah sudah berperan aktif
BAB II

PEMBAHASAN

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 menjelaskan pengertian buruh yaitu “setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) pekerja adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat
upah kerja. Dalam aktivitasnya pekerjaannya terikat oleh hubungan kerja. Hubungan kerja
adalah hubungan antara pekerja dan majikannya, hubungan kerja hendaknya memiliki
kedudukan yang seimbang dalam hak dan kewajiban kedua belah pihak. Hubungan kerja timbul
dari perjanjian kerja yang bisa dalam bentuk lisan maupun tertulis.syarat sahnya perjanjian kerja
terdapat dalam pasal 52 ayat(1) UU no.13 tahun 2003.

Dalam menjalankannya perannya pekerja memiliki hak yang harus dapat dipenuhi oleh si
pemberi kerja meliputi :

1. Hak atas pekerjaan yang termuat dalam pasal 27 ayat(2) UUD 1945 yang bunyinya “tiap-
tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”,
2. Hak atas upah yang adil merupakan hak yang sudah seharusnya diterima oleh pekerja
sejak dia melakukan perjanjian kerja dan mengikatkan diri kepada majikan.pekerja dapat
menuntut secara hukum jika tidak sesuai dengan pasal 88 UU no.13 tahun 2003,
3. Hak untuk berserikat dan berkumpul, untuk memperjuangkan kepentingan dan haknya
maka seorang pekerja harus diakui dan dijamin haknya untuk berserikat dan berkumpul
dengan tujuan memperjuangkan keadilan dalam hak yang harus diterimanya.hal ini
dilandaskan dalam pasal 104 UU no.13 tahun.2003,
4. Hak atas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja termuat dalam pasal 86 ayat(1)
yang berbunyi “setiap perkerja mempunyai hak untuk merperoleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja”. Selain itu perkerjapun dijamin keamananya ketika
sedang bekerja,
5. Hak untuk diperlakukan secara sama termuat dalam pasal 6 UU no.13 tahun 2003
berbunyi “setiap pakerja berhak memperoleh perlakuan yang sama tanpa diskriminasi
dari pengusaha.jadi tidak ada perbedaan mengenai jenis kelamin, suku, ras, dan agama”,
6. Hak memperoleh jaminan sosial tenaga kerja termuat didalam pasal 99 UU no.13 tahun
2003 yang berbunyi “setiap pekerja dan keluarganya berhak memperoleh jaminan social
tenaga kerja”,
7. Hak atas kebebasan suara hati. Pekerja tidak bokeh dipaksa untuk melakukan suatu
pekerjaan ataupun tindakan tertentu diluar lingkup pekerjaanya yang dianggapnya tidak
baik meskipun itu dianggap baik menurut majikannya.
Selain hak yang harus dipenuhi, kewajiban pun harus dapat dilaksanakan oleh pekerja.
Kewajiban penting agar dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban :

1. Melakukan pekerjaan sesuai dengan petunjuk dari pemberi kerja atau majikan,
2. Menjaga rahasia pekerjaan seperti yang termuat dalam pasal 167 UU no.3 tahun 2003
yang berbunyi “pekerja wajib bekerja sampai batas waktu usia yang ditentukan oleh
perusahaan”. Menurut pasal 168 UU no.13 tahun 2003 pekerja harus bekerja tidak boleh
mangkir dari pekerjaan selama 5 hari berturut-turut tanpa alasan yang jelas dan tertulis.

Untuk dapat mengetahui bagaimana pemenuhan hak dan kewajiban pekerja di Genuk,
Kami melakukan wawancara kepada David yang berusia 24 tahun. Dia bekerja sebagai penjaga
kos perempuan di salah satu perumahan genuk indah. Ia mengungkpakan bahwa sejauh ini ia
merasa nyaman dengan tempat kerjanya dan tidak ada masalah dengan majikannya. Ketika kami
menanyakan bagaimana upah yang diberikan, Ia menjawab sesuai yang ia inginkan. David
bekerja selama 24 jam penuh karena tugasnya sebagai security yang bertanggung jawab atas
keamanan penghuni kos. Nah disitu kami dapat menemukan bahwa ada hak yang tidak dapat
dipenuhi pemilik kos kepada David yaitu Hak untuk berserikat dan berkumpul. Kami mengamati
David tidak dapat berserikat dan berkumpul dikarenakan keterbatasan waktu yang ia miliki. Ia
bisa saja bersosialisasi dengan orang disekitar rumah kos yang ia jaga, Namun untuk berkumpul
dan berserikat yang memiliki jarak yang agak jauh ia tidak bisa dikarenakan kewajibannya untuk
menjaga rumah kos selama 24 jam.

Selain itu ada hak yang tidak terpenuhi ialah hak katas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja. David mengungkapkan jika ia sedang sakit tidak ada obat-obatan yang diberikan
majikan kepadanya. Masalah kesehatan menjadi tanggung jawab ia sendiri. Padahal jika melihat
dari jam kerja yang diberikan 24 jam dimana itu mempunyai resiko tubuh terkena penyakit.
Keselamatan kerja pun menjadi tanggungan ia sendiri. Sebisa mungkin ia menjaga
keselamatannya sendiri.

Mengenai kewajiban David mengungkapkan bahwa ia selalu melaksanakan perintah


pemilik kos dengan baik. Tidak complain dari pemilik kos mengenai pekerjaan David. Bisa kami
tarik kesimpulan bahwa David dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik.

BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 menjelaskan pengertian buruh yaitu “setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) pekerja adalah orang yang bekerja untuk orang lain dengan mendapat
upah kerja. Majikan dan pekerja terikat dalam hubungan kerja yang timbul akibat adanya
perjanjian kerja.

Pekerja memiliki hak antara lain hak atas pekerjaan, hak atas upah yang adil, hak untuk
berkumpul dan berserikat, ha katas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, hak untuk
diperlakukan secara sama, hak memperoleh jaminan social tenaga kerja, ha katas kebebasan hati.
Sedangakan kewajibannya antara lain melakukan pekerjaan yang sesuai dengan perintah
majikannya, menjaga rahasia pekerjaan, pekerja tidak boleh mangkir.

David yang kami jadikan narasumber mengungkapkan hak untuk berkumpul dan
berserikat yang masih belum terpenuhi. Selain itu ada ha katas keselamatan dan kesehatan kerja
yang belum terlaksana. Untuk kewajiban, David sudah memenuhi semua kewajibannya.

III.2 SARAN

Pemenuhan hak dan kewajiban pekerja membutuhkan peran semua lapisan masyarakat.
Ketika ada hak dan kewajiban yang tidak terpenuhi maka pemerintah bisa turun tangan
mengatasinya. Selain itu masyarakat bisa berfungsi sebagai pengawas manakala ada yang tidak
sesuai. Hak dan kewajiban merupakan hal yang harus dipenuhi agar terjadi keseimbangan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Damanik, Sehat . 2006. Outsourcing dan perjanjian kerja menurut UU No 13 Tahun
2003 tentang ketenagakerjaan. Bandung LDSS Publishing
2. Agusmidah. 2010. Dinamika dan kajian teori ketenagakerjaan Indonesia. Bogor :
Ghalia Indonesia
3. Maimun. 2007. Hukum ketenagakerjaan. Jakarta : Pradya Pramita

Anda mungkin juga menyukai