Anda di halaman 1dari 17

`

LAPORAN PRAKTIKUM

PROSES MEKANISASI KELAPA SAWIT

STASIUN PEMIPILAN (THRESHING STATION)

KELOMPOK :5

NAMA : ELKANA HUTABALIAN (15 02 073)

ELLY SATRIA ZIDUHU BATE’E (15 02 074)

ENDRIK SYAHPUTRA (15 02 075)

FREDDY SIMORANGKIR (15 02 077)

GRUP :C

JURUSAN : II TM B

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

PTKI MEDAN

2017
`

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang


Maha Esa, atas segala kasih dan karunia-Nya yang berlimpah dalam
kehidupan kita, serta penyertaan-Nya yang tak berkesudahan hingga
sampai saat ini. Dengan kasih dan anugerah yang diberikan-Nya,
penyusunan laporan Proses Mekanika Kelapa Sawit sebagaimana
praktikum telah berlangsung sebelumnya dapat terselesaikan.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak/asisten Proses


Mekanika Kelapa Sawit yang telah membimbing praktikan selama
praktikum berlangsung.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan saya


sekalian selaku jurusan II TM B Grup C yang telah membantu dan
bersama-sama menjalani praktikum hingga pada penyusuna laporan
ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan ini dapat


memenuhi sebagai hasil akhir dari parktikum yang telah dilakukan.

Medan, 17 Maret 2017

(Penyusun)
`

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam hal ini thresher berfungsi untuk memisahkan buah dari


janjangannya dengan cara membanting tandan buah segar
(TBS) kedalam drum thresher. Thresher ini berupa drum silinder
panjang yang berputar secara horizontal dengan kecepatan putar 21
rpm. Drum dirancang dengan kisi–kisi yang berfungsi untuk
meloloskan berondolan. Thresher ini berkapasitas 30 ton/jam.
Stasiun Threshing terdiri dari beberapa bagian alat atau mesin
dan dalam proses pengoperasiannya sangat berkaitan satu sama lain.
Maksud dan tujuan desain dari pada stasiun ini adalah sebagai
berikut :

 Untuk melepaskan buah (tandan buah segar yang sudah


direbus) dengan tandannya dengan sistem bantingan.
 Untuk menjaga kestabilan/pemerataan secara kontinu agar
kapasitas pengolahan Tandan Buah Segar dapat tercapai sesuai
desain pabrik dengan pengoperasian hoist cycle, rpm auto feeder
maupun supervisi yang benar.
 Menjaga oil loss maupun kernel loss seoptimal mungkin agar
berada dibawah target/parameter yang sudah disepakati
perusahaan.\
 Jadi, kapasitas desain saja tidaklah cukup untuk mendapatkan
tujuan di atas tanpa kesatuan sistem pengoperasian alat yang benar
pada stasiun ini maupun dukungan dari stasiun-stasiun lainnya.
`

Hasil proses pada stasiun ini adalah memisahkan brondolan


(cook fruitless) dari tandannya dengan cara beberapa kali bantingan
pada drum thresher. Brondolan (cook fruitless) dibawa ke stasiun
press dengan fruit elevator maupun conveyor untuk diekstraksi,
kemudian tandan kosongnya (janjangan kosong/jjk) dibawa ke
lokasi penimbunan sementara (empty bunch area) di luar Pabrik
Kelapa Sawit dan dimanfaatkan menjadi pupuk. Stasiun
Threshing merupakan satu desain dengan sistem yang sederhana,
namun tak kalah pentingnya untuk menjembatani kelangsungan dan
keberhasilan proses pengolahan tandan buah segar (TBS) pada
Pabrik Kelapa Sawit.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud pembuatan laporan ini:


1. Memenuhi tugas dalam praktikum
2. Mengetahui hasil dari praktikum di Pabrik Kelapa Sawit

Adapun tujuan pembuatan laporan yaitu:

1. Untuk mengetahui fungsi thresher


2. Untuk mengetahui prinsip kerja thresher
3. Untuk mempelajari fungsi dari keterpasangan alat
`

BAB II

ISI

A. Landasan Teori

Alat pemipil buah atau dikenal dengan nama thresher berperan untuk
memisahkan brondolan dari tandan yang telah direbus. Buah yang
telah direbus menunjukkan brondolan masih berada diantara bulir,
sehingga perlu dilepaskan. TBS hasil perebusan jika tidak diproses
lanjut dengan cara pemipilan yang baik akan menyebabkan brondolan
yang masih melekat pada bulir tidak terlepas atau disebut Unstriped
Bunch (USB)dan angka kehilangan minyak pada proses ini termasuk
yang paling tinggi. Sebaliknya keberhasilan pemipilan juga sangat
tergantung dari hasil proses perebusan yang baik. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pengawasan yang ketat dalam proses perebusan dan
pemipilan. Perlu ditambahkan bahwa di banyak pabrik, seringkali
ditempatkan seorang Bunch Inspector yang bertugas memeriksa USB
untuk kemudian USB ini di kembalikan ke steriliser untuk di proses
ulang (Recycle)

Alat pemipil buah dikenal 2 tipe yaitu :

a.      Tipe Beater Drum Stripper dan


b.      Tipe Rotary Drum Stripper.
`

a.      Tipe beater drum stripper, terdiri dari tangkai-tangkai pemukul


tandan. Tangkai pemukul ditempatkan pada as panjang yang
mempunyai jarak tertentu dan bekerja memukul-mukul buah dan
sambil menggeser buah bergerak ke arah ujung alat. Alat pemukul
tersebut juga mengangkat tandan dan berguling-guling sehingga
buah lepas dari tandan. Kapasitas alat-alat ini lebih kecil dari pada
bentuk rotary drum stripper, oleh sebab itu alat ini jarang
ditemukan pada pabrik besar, kecuali merupakan alat pembantu
untuk memipil kembali tandan yang tidak terpipil pada rotary
drum stripper, yang dipasang di ujung rotary drum. Kehilangan
minyak pada alat ini lebih tinggi karena akibat permukaan buah
yang terpipil sering bergabung dengan tandan kosong sebelum
dipisahkan dengan kisi-kisi pemisah.

b.   Rotary drum stripper, pemipilan buah dilakukan dengan threshing


machine dengan membanting buah dalam drum berputar. Tandan
bergerak keatas searah dengan putaran tromol, kemudian tanadan
jatuh dan terbanting, buah lepas dari spiklet. Kecepatan putaran
tromol mempengaruhi efisiensi pemipilan. Putaran yang terlalu
cepat menyebabkan tandan seolah-olah lengket di dinding drum.
Putaran yang baik ialah apabila tandan jatuh di sumbu dan jatuh
lagi pada dasar drum. Rotary Drum terdiri dari alat drum berputar
dengan panjang 4 – 6 M dan diameter 2,1 M, yang digerakkan
dengan electromotor. Drum tersebut memiliki as yang dapat
berperan sebagai bantingan buah agar buah lepas dari tandannya.
Rotary drum stripper merupakan tipe yang paling banyak
digunakan di pabrik kelapa sawit yang berkapasitas diatas 15 ton
TBS/jam ke atas.
`
`

Beberapa factor yang diperhatikan dalam pengoperasian alat tersebut :

1.      Diameter Drum Berputar

Buah dibanting-banting dengan cara memutar drum yang memiliki


kisi-kisi. Semakin besar diameter drum maka peluang untuk buah
terbanting dengan ketinggian yang lebih jauh menyebabkan gaya jatuh
yang lebih besar dan buah akan lebih mudah terpipil. Diameter yang
baik ialah 2,1 M. dan bila diameternya diperbesar akan memberikan
beberapa konsekuensi ;
a.   Kebutuhan tenaga pemutar akan lebih besar mengingat beban
yang semakin besar karena ukuran alat semakin besar.
b.   Biaya investasi yang lebih besar, karena ukuran yang lebih besar
akan membutuhkan kisi-kisi yang lebih banyak, termasuk juga
ruangan dan komponen lainnya yang berkaitan.

2.      Panjang Drum

Panjang drum berhubungan erat dengan lamanya tandan dibanting.


Semakin panjang drum, maka masa banting semakin lama. Panjang
drum antara 4 – 6 M, tergantung dari teknik pengoperasiannya.
`

Pertambahan panjang drum memerlukan tenaga putar yang lebih


besar, maka ini dapat diatasi dengan pemasangan arm pada sisi drum

3.      Kecepatan Putar Drum Berputar

Kecepatan putar drum adalah merupakan cara untuk mengangkat buah


dan menjatuhkannya sesuai besarnya gaya angkat dan gaya gravitasi
yang terjadi selama proses berputar-putar searah. Pada umumnya
kecepatan putar tandan lebih cepat dari putaran drum dan sewaktu
jatuh akan menghantam poros dan dinding bagian dalam Drum
sehingga terjadi pelepasan buah.
Untuk mengangkat buah dalam drum dipasang besi strip (fifting bors)
di dinding drum. Buah yang terangkat akan bergerak maju dan
kecepatan ini dipengaruhi oleh letak, jumlah dan sudut strip.
Sudut strip yang terbaik adalah 15º - 13º, dan tergantung kepada
diameter, panjang dan kecepatan putar drum.

Jumlah putaran drum yang diinginkan adalah :

76,65
N= √D–d

N = putaran drum per menit


D = diameter drum (ƒt)
D = diameter tandan (ƒt)
`

Untuk menghasilkan buah yang terbanting dengan baik diusahakan


agar bentuk heliks aliran lebih panjang hal ini dipengaruhi, sudut sirip
dan jumlah sirip yang ada dalam drum.

1.      Pengisian Beban

Beban yang berupa TBS hasil rebusan diisi dengan menggunakan


Hoisting Crane atau Tripper. Kontinuitas pengisian umpan pada
hopper akan mempengaruhi daya pipil thresher. Maka dalam
pengaturan umpan perlu memperhatikan kapasitas alat.
Apabila kapasitas alat 30 ton TBS, dan kapasitas lori 2,5 ton TBS,
maka pengisian threshing machine dilakukan :

2,5 ton TBS


30 ton TBSx 60 menit = 5 menit/lori
`

maka pengisian dapatlah diatur dengan interval waktu 5 menit.


Interval waktu ini harus diimbangi dengan kecepatan bergeraknya plat
hopper

 Threser berfungsi untuk memisahkan brondolan dari tandan dengan


membanting TBS rebus dalam drum berputar. TBS rebus yang masuk
ke drum akan terbawa ke atas searah dengan putaran drum oleh plat
pengangkat (lifting bar), pada titik puncak drum buah akan terlempar
dan jatuh terbanting berulang-ulang sehingga brondolan yang terdapat
dalam tandan akan terlepas.

B. Fungsi Alat

1. Elektro Motor
Untuk mengubah energy listrik menjadi energy gerak sehingga
menggerakkan thresher dan cross conveyor.
2. Gearbox
Berfungsi untuk memperkecil maupun menaikan putaran yang
diberikan electromotor ke thresher atau cross conveyor.
3. Screw Konveyor
Berfungsi untuk memindahkan grombolan ke evelator.
4. Drum Thresher
Berfungsi untuk memisahkan brondolan dengan janjang kosong
5. Sprocket
Berfungsi untuk dudukan rantai
6. Kopling
Berfungsi untuk menyambungkan dua poros
7. Bucket Elevator
`

Berfungsi untuk memindahkan brondolan dengan janjang


kosong.
`

C. Spesifikasi

1. Elektro motor thresher


Type : 1D 160M – 4
Frekuensi : 50 hz/60hz
Daya : 11 kW/13,2 kW
Voltage : 380/660V/440V
Arus : 22.3/12.8A/22.3A
Eff : 88%
Cos ϕ : 0,85
Putaran : 1460 rpm/ 1752 rpm
2. Elektro motor cross conveyor
Type : 1A 112M-4
Frekuensi : 50 Hz/60 H
Daya : 4kW/4,8 kW
Voltage : 220/380V/440V
Arus : 15.24/8.82A/8.82A
Eff : 84%
Cos ϕ : 0,82
Putaran : 1430 rpm/ 1761 rpm
3. Gearbox thresher
Type : 200
Model : WEB
Ratio : 50
MFG NO : 1303
4. Gearbox cross conveyor
Type : 135
`

Model : WEB
Ratio : 30
MFG NO : 1303
`

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Proses penebahan buah di Threshing Station secara garis besar
melalui dua tahap proses perlakuan tandan buah, yaitu :
a. Proses penuangan buah
Proses penuangan lori buah yang berisi tandan buah masak
dengan menggunakan Tippler drum, yang selanjutnya akan
dibawa dengan penghantar tandan buah ( Bunch Conveyor )
menuju ke Thresher
b. Proses penebahan buah
Proses bantingan tandan buah di dalam Thresher drum yang
bertujuan untuk memisahkan antara Brondolan ( Material pass
to Digester ) dengan tandan / janjangannya untuk di proses
lebih lanjut di stasiun berikutnya.
2. Keberhasilan proses cook fruit bunch pada stasiun THERESER
sangat didukung oleh faktor-faktor sebagai berikut :
 Kualitas Tandan Buah Segar masuk ke Pabrik Kelapa
Sawit baik
 Cara perebusan pada sterilizer baik
 Pergerakan lori-lori teratur dan baik.
3. Thresher adalah alat yang digunakan untuk memisahkan
berondolan dengan janjang kosong dengan metode penebahan.
`

B. Saran

Pada saat proses penuangan lori buah di Tippler, perlu diperhatikan


waktu penuangan lori buah yang harus disesuaikan dengan kondisi
pengolahan di lapangan yaitu harus disesuaikan dengan jumlah
Screew Press yang dioperasikan.
Proses pengumpanan tandan buah yang akan dibawa melalui Bunch
Conveyor jangan terlalu menumpuk karena dapat menyebabkan
sumbat pada corong pengeluaran konveyor yang akan masuk ke
Thresher drum.
`

DAFTAR PUSTAKA

Penuntun praktikum. Proses Mekanisasi Kelapa Sawit.Medan.PTKI

Sabar.1999. Mekanisasi Kelapa Sawit. Jakarta:erlangga

https://www.google.co.id/search?
q=thresher&aq=f&oq=thresher&aq
=chrome.0.7j0l3.18629j0&sourceid=chrome&ie=UTF8#q=thre
sher+kelapa+sawit&*

Anda mungkin juga menyukai