Anda di halaman 1dari 1

Pada rinai hujan, kutitipkan seutas rindu yang tak kunjung usai

Di sisinya aku selipkan perhatian-perhatian sederhana,


barangkali saja aku bisa mengisi sisi kosong hatinya
menjadi mosaic-mosaik yang pelan-pelan menyatu dengan kenyataannya
dialah segalanya, dialah mata makna setiap tatapan
dia angan yang semoga tuhan telah takdirkan
jadikan keberadaanku sebagai salah satu alasan setiap manis senyumnya
biarkan aku memilikinya
jangan hanya bersekedar pada sebentar
tapi hingga usia tiba pada usai

______________________________________________________________________

kamu ceritakan saja. Apapun, misalnya tentang kopimu yang pagi ini terlambat kau
seduh, atau sarapanmu hanya roti tanpa selai kacang kesukaanmu. Apa pun. Cukup
pastikan saja diceritamu tidak terselip kalimat yang membuatku mendengar rindumu,
nanti aku salah mengartikannya.

Kamu menulis saja.apapun, misalnya tentang daftar agendamu hari ini biar aku tidak
mengganggu, atau puisi tentang hujan dan terik yang bimbang tiap jamnya. Apapun.
Cukup pastikan saja aksaramu tidak membuatku keliru tiba-tiba melihat tulisan rindu
karena salah membacanya.

Pastikan saja setiap lakumu tidak membuatku berbesar rasa.

Anda mungkin juga menyukai