Gabungan Kti Dimas
Gabungan Kti Dimas
Gabungan Kti Dimas
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Penulisan
KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar ahli
madya keperawatan. Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
sangat sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu,
peneliti mengucapkan terimakasih kepada: Ibu Ns. Lola Felnanda Amri, S.Kep,
M.Kep selaku pembimbing I dan Bapak Idrus Salim, S.KM, M,Kes selaku dosen
pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan peneliti dalam membuat KTI ini.
Kemudian ucapan terimakasih ditujukan kepada Yth:
1. Partisipan I dan partisipan II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
peneliti di Kelurahan Gurun Laweh.
2. Ibu Dra. Hj. Novita Latina, Apt selaku Kabid SDK Dinas Kesehatan Kota
Padang.
3. Bapak Drg. Darius selaku Kepala Puskesmas Nanggalo Padang.
4. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang dan selaku Ketua Penguji Sidang KTI
yang telah memberikan saran dan masukan dalam karya tulis ilmiah ini.
5. Bapak Tasman, S.Kp, M.Kep, Sp. Kom selaku Penguji 2 Sidang KTI yang telah
memberikan saran dan masukan dalam karya tulis ilmiah ini.
6. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep M.Kep selaku Ka Prodi D III Keperawatan Padang
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Padang.
7. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu dalam
pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Padang.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tak terhingga
untuk kesuksesan peneliti selama menginjak bangku pendidikan yang selalu
menyediakan seluruh kebutuhan penelitian dan perkuliahan peneliti. Terimakasih
juga untuk adik peneliti yang sudah mau memberikan pendapat berharganya
untuk menunjang kesuksesan KTI ini. Terimakasih untuk keluarga dan kerabat
yang selalu memberikan dukungan untuk kesuksesan penelitian ini.
9. Rekan-rekan seperjuangan D-III Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes
Padang angkatan 2015, terkhusus kepada teman-teman kelas III.B yang selama
tiga tahun terakhir berjuang bersama dan selalu memberikan dukungan, tempat
bertukar pikiran dan pendapat, serta selalu ada ketika peneliti membutuhkan.
Peneliti
POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PADANG
ABSTRAK
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
LEMBAR ORISINALITAS v
LEMBAR PERSETUJUAN vi
ABSTRAK vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penulisan 8
D. Manfaat Penelitian 9
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Lampiran 1 Ganchart
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Proposal Penelitian Pembimbing
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Pembimbing
Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data Awal dari Institusi Poltekkes Kemenkes
Lampiran 5 Surat Izin Pengambilan Data Awal ke Puskesmas Nanggalo dari Dinas
Kesehatan Kota Padang
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Institusi Poltekkes Kemenkes
Lampiran 7 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang ke Puskesmas
Nanggalo
Lampiran 8 Surat Telah Selesai Penelitian
Lampiran 9 Format Skrining Imunisasi
Lampiran 10 Daftar Nama Survey Awal
Lampiran 11 Inform Consent
Lampiran 12 Format Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 13 Dokumentasi Kunjungan Rumah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
No Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun
1 SD SDN 06 Padang Pasir 2003-2009
2 SMP SMPN 20 Padang 2009-2012
3 SMA SMA PGRI 1 Padang 2012-2015
4 DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang 2015-2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan unit terkecil setelah masyarakat dan kelompok yang menjadi
penerima dalam asuhan keperawatan. Keluarga sebagai kelompok dapat
menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memberikan masalah kesehatan
keluarga dalam kelompoknya sendiri. Masalah kesehatan keluarga dapat
mempengaruhi komunitas/ kelompok setempat (Sudiharto, 2012).
Anak merupakan bagian dari keluarga dan masyarakat, asuhan kesehatan anak
berpusat pada keluarga. Sebagai bagian dari keluarga salah satu aspek penting
adalah keterlibatan anggota keluarga agar bersama-sama dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada anak. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari masa bayi (0-1 tahun). Kebutuhan fisik
biomedis terpenting yang dibutuhkan bayi meliputi perawatan kesehatan dasar
yang salah satunya yaitu pemberian ASI dan imunisasi (Ngastiyah, 2012).
Selain itu kurangnya pengetahuan ibu merupakan faktor risiko paling besar untuk
terjadinya ketidakpatuhan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi. Sebagian
besar ibu menyadari bahwa imunisasi bermanfaat untuk kesehatan anak, di antara
kelima imunisasi dasar lengkap pengetahuan ibu tentang imunisasi campak lebih
baik dibandingkan dengan pengetahuan tentang imunisasi dasar lainnya seperti
imunisasi HB-0, BCG, DPT-HB dan polio. Pengetahuan yang rendah atau
persepsi yang keliru mengenai pentingnya imunisasi dan keseriusan dalam
mencegah penyakit akibat imunisasi dapat menjadi hambatan dalam pemberian
imunisasi dasar lengkap. Persepsi yang rendah terhadap ancaman beberapa
penyakit potensial dapat dipengaruhi oleh budaya masyarakat setempat,
contohnya pemahaman seperti orang dahulu tidak diimunisasi sampai sekarang
baik-baik saja dan tidak penyakitan (Harmasdiyani, 2015).
Dampaknya dari beberapa penyebab di atas yaitu daya tahan tubuh bayi rendah
karena pada dasarnya imunisasi merupakan upaya untuk meningkatkan daya
tahan tubuh, selain itu bayi mudah terserang virus penyakit dan tertular penyakit,
dan penyakit tersering dan terbanyak diderita salah satunya ISPA. Pemberian
imunisasi tidak lengkap juga memberikan dampak negatif lainnya karena vaksin
imunisasi biasaya saling terkait satu dengan lainnya. Tidak jarang dalam satu
vaksin imunisasi terdapat penguat dari vaksin imunisasi lainnya. Sehingga ketika
imunisasi tidak diberikan secara lengkap, maka satu vaksin imunisasi bisa saja
menimbulkan efek samping negatif yang berbahaya bagi tubuh bayi (Muslihatun,
2010).
Diperkirakan 19,5 juta bayi di seluruh dunia pada tahun 2016 tidak terjangkau
layanan imunisasi rutin seperti vaksin DTP3, 60% anak-anak ini tinggal di 10
negara; Angola, Brasil, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, India, Indonesia,
Irak, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan. Cakupan imunisasi dasar lengkap di
dunia tahun 2016 untuk DPT 86%, Hepatitis B 84%, Polio 85%, Campak 85%
(WHO, 2016). Di antara sebelas negara ASEAN, Indonesia memiliki kategori
cakupan imunisasi campak sedang sebesar 84% sedangkan Timor Leste dan India
masih termasuk dalam kategori cakupan imunisasi campak rendah menurut World
Health Statistics 2015 dalam Info dan Pusat Data Imunisasi Indonesia (2016).
Berbeda dengan cakupan imunisasi dasar tidak lengkap, angka drop out rate
imunisasi DPT/HB/Hib(1)-Campak di Indonesia tahun 2016 sebesar 2,4%, lebih
rendah dibanding tahun 2015 (2,9%). Angka drop out rate imunisasi
DPT/HB/Hib(1)-Campak diharapkan tidak melebihi 5%. Terdapat dua provinsi di
Indonesia dengan angka drop out rate imunisasi DPT/HB/Hib(1)-Campak
tertinggi yaitu Sulawesi Utara (8,6%) dan Kalimantan Utara (7,2%). Sedangkan
angka drop out rate imunisasi DPT/HB/Hib(1)-DPT/HB/Hib(3) di Indonesia
tahun 2016 sebesar 2,1% dan provinsi tertinggi angka drop out rate imunisasi
DPT/HB/Hib(1)-DPT/HB/Hib(3) yaitu Papua sebesar 16,3% (Depkes RI, 2017).
Angka tersebut di atas juga mempengaruhi angka kejadian sakit, cacat dan
kematian akibat imunisasi. Sehingga bukan tidak mungkin akan ditemukan bayi
maupun anak yang menderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I) setiap tahunnya seperti TBC, hepatitis B, difteri, pertusis dan tetanus,
polio, dan campak.
Kontribusi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) paling banyak
terhadap terjadinya angka kesakitan dan kematian di Indonesia adalah difteri dan
campak. Angka kematian karena difteri tahun 2016 sebanyak 24 kasus dari 415
kasus yang ada. Sedangkan kasus meninggal akibat campak di Indonesia tahun
2016 sebanyak 1 kasus dari 12.681 kasus (Depkes RI, 2017). Selain itu
penyumbang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) lainnya
adalah tuberculosis (TBC), polio dan hepatitis B. Kematian akibat TBC di
Indonesia diperkirakan sebanyak 1,4 juta kematian pada tahun 2016 dengan
persentase 9,04% untuk usia 0-14 tahun (Depkes RI, 2017).
Perolehan data mengenai angka kejadian sakit akibat tidak diimunisasi di atas
menunjukkan bahwa cakupan pemberian imunisasi di Indonesia masih belum
menyeluruh. Kurangnya cakupan imunisasi di Indonesia mengakibatkan angka
kesakitan, kematian, dan cacat menjadi meningkat jika program sosialisasi dan
promosi imunisasi tidak sesuai target.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan
Keluarga Dengan Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di wilayah kerja
Puskesmas Nanggalo Padang.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan Imunisasi Tidak
Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada keluarga dengan
Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
Padang.
b. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada keluarga
dengan Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas
Nanggalo Padang.
c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada keluarga dengan
Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
Padang.
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada keluarga dengan
Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
Padang.
e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada keluarga dengan
Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
Padang.
f. Mampu mendeskripsikan hasil dokumentasi asuhan keperawatan pada
keluarga dengan Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di wilayah kerja
Puskesmas Nanggalo Padang.
D. Manfaat Penelitian
1. Aplikatif
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menambah
pengetahuan dan wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga dengan Imunisasi tidak lengkap pada bayi.
b. Bagi Fasilitas Kesehatan
Dapat digunakan sebagai acuan dalam pemberian asuhan keperawatan
keluarga pada keluarga yang memiliki bayi dengan imunisasi tidak
lengkap
2. Pengembangan Keilmuan
a. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan yang diperoleh dapat dijadikan sebagai sumber bacaan
dalam kegiatan belajar mengajar dalam menggali dan meningkatkan
pemahaman dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan
Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi di Prodi Keperawatan Padang.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian laporan yang diperoleh ini dapat menjadi data dasar dalam
penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan Imunisasi Tidak Lengkap
pada Bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Friedman (1998), mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial.
Keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang memiliki hubungan erat satu
sama lain, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam Susanto (2012), beberapa
ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian keluarga; a). Spradley
dan Allender (2001), mengemukakan keluarga merupakan satu atau lebih
individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan
mengembangkan dalam ikatan emosional dan mengembangkan dalam ikatan
sosial, peran dan tugas; b). Stanhope dan Lancester (1996), menjelaskan
bahwa keluarga adalah dua tau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau berbeda dan saling mengikutsertakan dalm
kehidupan.
Beberapa pengertian lain juga banyak dikemukakan oleh para ahli. Dalam
Padila (2012), beberapa ahli yang menjelaskan pengertian keluarga; a). Wall
(1986), mengemukakan keluarga sebagai dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta mengidentifikasi mereka
sebagai bagian dari keluarga; b). Sayekti (1994), mendefinisikan keluarga
adalah suatu ikatan atas dasar perkawinan anatara orang dewasa yang berbeda
kelamin yang hidup bersama atau seorang perempuan yang sudah sendirian
dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga; c). Johnson’s (1992), mendefinisikan keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama
atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus menerus yang tinggal dalam
satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu
orang dengan lainnya.
Selain itu Bailon dan Maglaya dalam Sudiharto (2012), mendefinisikan
keluarga sebagai dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan
darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga,
melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta
menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
Hal itu tak terlepas bahwa setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar
baik yang menyangkut kebutuhan fisik, psikologis maupun sosial. Sebuah
keluarga diharapkan dapat bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
anggotanya yang beraneka ragam, pada saat yang bersamaan masyarakat
mengharapkan setiap anggota memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai
anggota masyarakat. Prioritas tertinggi yang menjadi perhatian keluarga
adalah kesejahteraan anggotanya. Kelompok lain seperti teman kerja, teman
sekolah, majelis dan LSM tidak menaruh perhatian secara keseluruhan
terhadap hidup individu, mereka hanya sebatas kerjasama, persahabatan,
keterlibatan dalam urusan sekolah atau pengajian atau produktivitas dan
prestasi sekolah (Padila, 2012).
3. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagimana keluarga melaksanakan fungsi
keluarga di masyarakat. Beberapa struktur keluarga yang ada dalam Padila
(2012), diantaranya: a). Patrilineal, merupakan keluarga sedarah yang disusun
melalui jalur ayah; b). Matrilineal, merupakan keluarga sedarah yang disusun
melalui jalur ibu; c). Matrilokal, merupakan sepasang suami istri yang tinggal
bersama keluarga sedarah ibu; d). Patrilokal, merupakan sepasang suami istri
yang tinggal bersama keluarga sedarah ayah; e). Keluarga Kawin, merupakan
hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa
sanak saudara yang menjadi sebuah keluarga karena adanya hubungan dengan
suami atau istri.
4. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atau akibat
dari struktur keluarganya (Friedman, 2010). Berkaitan dengan peran keluarga
yang besifat ganda, yakni satu sisi keluarga berperan sebagai matriks bagi
anggotanya, disisi lain keluarga harus memenuhi tuntutan dan harapan
masyarakat. Sedangkan menurut Bowden dan Jones dalam Susanto (2012),
fungsi dalam keluarga merupakan apa yang dikerjakan dalam keluarga.
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010), dibagi menjadi lima fungsi dasar
keluarga, yaitu:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga dan berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif terwujud melalui
keluarga yang bahagia, seperti mengembangkan potensi diri yang positif,
rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti, memberikan kenyamanan
emosional, membantu anggota dalam membentuk identitas, serta
merupakan sumber kasih sayang. Sering perceraian, kenakalan anak atau
masalah keluarga lainnya timbul akibat fungsi afektif keluarga yang tidak
terpenuhi (Friedman, 2010).
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan tempat dimana individu melakukan sosialisasi.
Tahap perkembangan individu dan keluarga akan dicapai melalui interaksi
atau hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga
belajar disiplin, memiliki nilai/norma, budaya dan perilaku melalui
interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu berperan di
masyarakat. Status sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari
fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada anak berarti mewariskan
tradisi, nilai, dan hak keluarga (Friedman, 2010).
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
mengingatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana, maka fungsi ini sedikit dapat dikontrol. Namun disisi laini,
banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau diluar ikatan perkawinan
sehingga lahirlah keluarga baru dengan satu orangtua atau single parent
(Friedman, 2010).
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ini adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
seperti sandang, pangan, dan papan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh
keluarga dibawah garis kemiskinan. Perawat berkontribusi untuk mencari
sumber-sumber di masyarakat yang dapat digunakan keluarga
meningkatkan status kesehatan mereka. Perawat keluarga harus menerima
tanggung jawab untuk membantu keluarga memperoleh sumber-sumber
komunitas yang sesuai, yang dapat memberikan mereka informasi,
pekerjaan, konseling kejuruan, dan bantuan keuangan yang dibutuhkan
(Friedman, 2010).
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Selain keluarga menyediakan makanan, pakaian dan rumah, keluarga juga
berfungsi melakukan asuhan kesehatan bagi anggotanya baik untuk
mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang sakit
(Friedman, 2010). Tugas kesehatan keluarga tersebut menurut Friedman
(2010) adalah:
1) Mengenal masalah kesehatan
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang di masyarakat
5. Tipe-tipe Keluarga
Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam
meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe
keluarga. Sussman dan Macklin dalam Padila (2012), menguraikan tipe-tipe
keluarga sebagai berikut:
a. Keluarga Tradisional
Terdiri dari; 1). Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak; 2).
Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak; 3). Keluarga
dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian;
4). Bujangan dewasa sendiri; 5) Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan
orang-orang yang berhubungan; 6). Pasangan usia lanjut, keluarga inti
dimana suami istri sudah tua, anak-anaknya sudah berpisah.
b. Keluarga Non Tradisional
Terdiri dari; 1). Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah,
biasanya ibu dan anak; 2). Pasangan yang memiliki anak tapi tidak
menikah, didasarkan pada hukum tertentu; 3). Pasangan kumpul kebo,
kumpul bersama tanpa menikah; 4). Keluarga gay atau lesbian, orang-
orang berjenis kelamin yang sama hidup sebagai pasangan yang menikah;
5). Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.
Beberapa bentuk keluarga dalam Sudiharto (2012) adalah sebagai berikut; 1).
Keluarga inti; 2). Keluarga besar; 3). Keluarga asal, yaitu tempat asal keluarga
dilahirkan; 4). Keluarga berantai, yaitu keluarga inti yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali; 5). Keluarga duda atau janda; 6).
Keluarga komposit, yaitu keluarga dari perkawinan poligami; 7). Keluarga
kohabitasi, yaitu menjadi satu keluarga tanpa pernikahan; 8). Keluarga inses,
yaitu keluarga yang menikah dengan sesama anggotanya seperti anak
perempuan menikah dengan ayah kandungnya atau ibu menikah dengan anak
kandung laki-lakinya.
B. Konsep Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi,
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Imunisasi adalah
suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan
penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
(Hidayat, 2005).
Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan antigen bakteri atau virus
tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi. Antibodi yang terbentuk
setelah imunisasi berguna untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang terhadap pencegahan atau penurunan PD3I tersebut (Depkes RI,
2016). Sistem kekebalan adalah suatu sistem yang rumit dari interaksi sel
yang tujuan utamanya adalah mengenali adanya antigen. Antigen dapat
berupa virus atau bakteri yang hidup atau yang sudah diinaktifkan.
Jenis kekebalan terbagi menjadi kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Sistem
kekebalan terbagi menjadi 2 bagian, yaitu (Depkes RI, 2015) :
a. Kekebalan Aktif
Merupakan perlindungan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan seseorang
sendiri dan menetap seumur hidup. Kekebalan aktif juga terbagi menjadi
dua, yakni (1) aktif alamiah, didapatkan ketika seseorang menderita
penyakit, lalu (2) aktif buatan, didapatkan dari pemberian vaksinasi.
b. Kekebalan Pasif
Merupakan kekebalan atau perlindungan yang diperoleh dari luar tubuh
bukan dibuat oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan pasif juga terbagi dua,
yakni:
1) Pasif Alamiah
Kekebalan yang didapat dari ibu melalui plasenta saat masih dalam
kandungan, dan kekebalan yang diperoleh dengan pemberian air susu
pertama (colostrum).
2) Pasif Buatan
Diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi yang diekstrak dari satu
individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Contoh: pemberian serum
anti bisa ular kepada orang yang dipatuk ular berbisa.
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi menurut Depkes RI (2015), terdiri dari:
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat Penyakit
yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
b. Tujuan Khusus
1) Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu cakupan
imunisasi lengkap minimal 80% secara merata pada bayi di seluruh
desa/ kelurahan pada tahun 2014.
2) Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (insiden di
bawah 1 per 1.000 kelahiran hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
3) Eradikasi polio pada tahun 2015.
4) Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.
5) Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman serta pengelolaan
limbah medis (safety injection practise and waste disposal
management).
Tujuan lain pemberian imunisasi pada bayi menurut Betz (2010), terdiri dari
tiga tujuan utama, yaitu mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang, menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat,
serta menghilangkan penyakit tertentu dari dunia. Untuk tujuan mencegah
terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, ditempuh dengan cara
memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk
menyiapkan respon imun apabila terjangkit penyakit tersebut, anak tidak sakit
karena tubuh cepat membentuk antibodi dan mematikan antigen yang masuk
tersebut.
a. Imunisasi BCG
Merupakan imunisasi yang berguna untuk mencegah penyakit TBC yang
berat. Sebab terjadinya TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi
walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. Pencegahan imunisasi BCG
untuk TBC yang berat seperti TBC pada selaput otak, TBC Milier (pada
seluruh lapang paru) atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin
beku kering yang mengandung Mycobacterium bovis hidup yang
dilemahkan (Hidayat, 2005).
Dosis pemberian vaksin ini yaitu 0,005 ml sekali injeksi. Disuntikkan
secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertion musculus
deltoideus), dengan menggunakan ADS 0,05 ml. indikasi pemberian vaksin
BCG yaitu untuk memberikan kekebalan aktif terhadap tuberculosis. 2-6
minggu setelah imunisasi BCG bekas suntikan timbul bisul kecil (papula)
yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2-4 bulan,
kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut
dengan diameter 2-10 mm. penanganan efek samping yang bisa dilakukan,
apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan
antiseptik. Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin besar
anjurkan orangtua membawa bayi ke tenaga kesehatan (Depkes RI, 2015).
b. Imunisasi DPT-HB-HiB
Merupakan kombinasi imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, influenza tipe b. Imunisasi
DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang
telah dihilangkan sifat racunnya namun masih dapat merangsang
pembentukan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberian imunisasi DPT
adalah tiga kali, dengan maksud pemberian pertama zat anti terbentuk
masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan
organ-organ tubuh membuat zat anti, kedua dan ketiga terbentuk zat anti
yang cukup (Hidayat, 2005).
Vaksin polio juga ada dalam bentuk suspense injeksi. Diberikan untuk
mencegah poliomyelitis bayi dan anak immunocompromised, dan pada
indvidu dimana vaksin polio oral menjadi kontraindikasi. Cara
pemberiannya disuntikkan secara intramuscular atau subkutan dalam
dengan dosis pemberian 0,5 ml. Diberikan dari usia 2 bulan, 3 suntikkan
berturut-turut 0,5 ml harus diberikan pada interval satu atau dua bulan.
Bagi orang dewasa yang belum diimunisasi diberikan 2 suntikan berturut-
turut dengan interval satu atau dua bulan (Muslihatun, 2012).
c) Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan
denah rumah yang sesuai kriteria rumah sehat agar terhindar dari
penyakit infeksi menular khususnya kejadian PD3I.
2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Menjelaskan mengenal karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan dan kesepakatan
penduduk setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi
kesehatan khususnya pemberian imunisasi pada bayi.
3) Mobilitas Geografis Keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
d) Struktur Keluarga
1) Sistem Pendukung Keluarga
Yang termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mencakup fasilitas fisik seperti ketersediaan
posyandu atau puskesmas terdekat, fasilitas psikologis atau dukungan
dari masyarakat setempat.
2) Pola Komunitas Keluarga
Menjelaskan mengenal cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
3) Struktur Kekuatan Keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku khususnya perilaku kesehatan
mengenai pentingnya pemberian imunisasi.
4) Struktur Peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
5) Nilai dan Norma Keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga
berhubungan dengan kesehatan khususnya tentang pentingnya
pemberian imunisasi.
e) Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan memiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana terciptanya kehangatan pada
anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap
saling mengahargai.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya serta perilaku dalam bersosialisasi di masyarakat.
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
pelindung serta merawat anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan
keluarga di dalam dilihat dari kemapuan keluarga dalam melaksanakan
lima tugas keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan
setempat.
Hal yang perlu dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan kesehatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, maka perlu dikaji sejauhmana keluarga mengetahui
fakta-fakta dari masalah kesehatan, meliputi pengertian, tanda dan
gejala, faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat.
c. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, termasuk kemampuan memelihara
lingkungan dan menggunakan sumber/fasilitas kesehatan yang ada
di masyarakat.
d. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang sehat.
e. Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat.
4) Fungsi Reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak?
b. Apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?
c. Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga?
5) Fungsi Ekonomi
Hal perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan?
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di
masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?
f) Stress dan Koping Keluarga
1) Stressor Jangka Pendek dan Panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari enam bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari enam bulan
bulan.
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Dikaji sejauhmana keluarga berespon terhadap stressor.
3) Strategi Koping yang Digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan bila menghadapi permasalahan/
stress.
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila mengahadapi permasalahan/stress
g) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik di klinik.
Pada saat akan melakukan pemeriksaan fisik ada beberapa persiapan untuk
pemeriksaan fisik, yaitu :
a. Tunjukkan pendekatan dengan pasien
b. Atur pencahayaan dan lingkungan
c. Tetapkan ruang lingkup pemeriksaan
d. Pilih urutan pemeriksaan
e. Buat pasien merasa nyaman
Pemeriksaan secara umum terhadap bentuk tubuh, tinggi badan, dan berat
badan dimulai ketika pertama kali berhadapan dengan pasien.
Berikut adalah pengkajian secara umum : warna kulit, ekspresi wajah,
mobilitas, pakaian dan postur, pola bicara, gangguan, bahasa asing,
kesulitan mendengar, alat bantu, tinggi badan dan perawakannya,
deformitas dan muskuloskletal, masalah penglihatan dan alat bantu yang
dipakai, kontak mata dengan kewaspadaan mental, status nutrisi, masalah
pernafasan.
Berikut pengkajian fisik secara spesifik pada sistem tubuh manusia
1) Pemeriksaan keadaan umum dan tanda-tanda vital
a) Keadaan umum pasien dilihat: baik, sedang, buruk
b) TTV: meliputi tekanan darah, frekuensi nadi dan napas, serta suhu
tubuh. Bisanya bayi dengan masalah imunisasi memiliki tanda dan
gejala yang bermasalah di TTV terutama suhu tubuh
2) Pemeriksaan kulit, rambut, dan kuku
a) Kulit
Periksa seluruh permukaan kulit di bawah cahaya yang baik.
Inspeksi dan palpasi setiap area. Perhatikan
a. Warna kulit : sianosis, ikterus, kerotenemia, perubahan
melanin
b. Kelembapan : lembap, kering, berminyak
c. Temperatur : dingin, hangat
d. Tekstur : licin, kasar
e. Mobilitas : menurun pada saat dehidrasi
f. Turgor : menurun pada saat dehidrasi
g. Apabila ada lesi, bintik kemerahan, bengkak pada kulit,
perhatikan lokasi, susunan, bentuk, tipe, dan warnanya.
b) Rambut
Lakukan inspeksi dan palpasi rambut, perhatikan :
a. Kuantitas : tipis, tebal
b. Distribusi : alopesia sebagian atau total
c. Tektur : halus atau kasar
c) Kuku
Lakukan inspeksi dan palpasi kuku jari tangan dan kaki, perhatikan:
a. Warna : sianosis, pucat
b. Bentuk : jari tangan dan kaki (clubbing)
c. Adanya lesi
3) Pemeriksaan kepala dan leher
a) Kepala
a. Tanyakan mengenai gejala yang terkait
b. Tanyakan batuk, bersin atau perubahan posisi kepala
c. Tanyakan mengenai riwayat keluarga
b) Mata
a. Tanyakan bagaimana penglihatan
b. Bagaimana jarak penglihatan jauh atau dekat
c. Bagaimana pandangan kabur atau tidak
d. Tanyakan mengenai nyeri, kemerahan, dan air mata yang
berlebihan
c) Telinga
a. Tanyakan bagaimana pendengaran pasien
b. Apakah pasien mengalami kesulitan khusus untuk pendengaran
c. Keluhan sakit telinga atau nyeri di dalam telinga
d. Tanyakan mengenai vertigo
e. Inspeksi kesejajaran
f. Kaji pendengaran dengan tes bisikan
d) Hidung
a. Perhatikan struktur hidung, posisi septum
b. Tentukan kepatenan masing-masing lubang hidung
c. Inspeksi mukosa, septum, dengan spekulum nasal
d. Kaji fungsi olfaktorius, periksa penciuman
e) Mulut dan faring
a. Inspeksi bibir, mukosa, gusi
b. Inspeksi orofaring, uvula, tonsil, faring dan bau mulut
c. Inspeksi gigi untuk melihat warna, jumlah karakteristik
permukaannya
d. Inspeksi lidah untuk melihat warna, karakteristik, kesimetrisan
dan gerakannya
e. Tes refleks muntah dan refleks ah
f) Leher
a. Inspeksi untuk melihat: kesimetrisan, lunaknya leher, tiroid,
distensi vena jugularis, rentang pergerakan sendi
b. Palpasi nadi karotis, posisi trakea, tiroid
c. Auskultasi arteri karotis dan karotis untuk mendengarkan suara
yang tidak normal
4) Pemeriksaan toraks dan paru
a) Lakukan inspeksi pada: perkembangan muskuloskletal,
kesimetrisan, otot pernafasan, postur klien, upaya nafas.
b) Lakukan palpasi pada :
1. Dinding dada untuk melihat kestabilan, krepitasi, nyeri tekan
2. Pericardium untuk mengkaji adanya getaran, helaan nafas, dan
pulsasi
3. Dada kiri untuk menentukan lokasi impuls di apeks
4. Untuk mengkaji taktil premitus
5. Nodus infrakalvikular, aksila
c) Lakukan auskultasi jantung
5) Pemeriksaan abdomen
a) Lakukan inspeksi pada: permukan kulit, kontur, pulsasi, gerakan
b) Lakukan auskultasi pada: semua kuadran untuk mengkaji bising
usus, aorta, arteri renalis
c) Lakukan perkusi pada: semua kuadran untuk mengkaji tonus, batas-
batas hati dan perkiraan rentangnya, dan garis mid-aksila kiri untuk
mengkaji apakah dihasilkan suara redup di limpa
d) Lakukan palpasi ringan pada: pada semua kuadran, ginjal kiri dan
kanan, dan mengetahui pulsasi aorta
6) Pemeriksan muskuloskletal
Observasi saat klien bergerak dan posisi berbaring ke posisi duduk
perhatikan koordinasi, penggunaan otot, kemudahan dalam bergerak.
h) Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga,
atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan
analisis data secara cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggungjawab untuk
melaksanakannya. Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap masalah dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga, koping
keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera dimana perawat
memiliki kewenangan dan tanggungjawab untuk melakukan tindakan
keperawatan bersama-sama dengan keluarga, berdasarkan kemampuan, dan
sumber daya keluarga (IPKKI, 2017).
Diagnosis keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem, etiologi,
simptom) dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari
NANDA, sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima
tugas keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah (Padila, 2012).
Tipologi diagnosa keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu:
a. Diagnosis aktual (terjadi defisit atau gangguan kesehatan). Dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
memerlukan bantuan segera ditangi dengan cepat. Pada diagnosis
keperawatan aktual, faktor yang berhubungan merupakan etiologi atau
faktor penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan status
kesehatan. Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnosis keperawatan keluarga adanya:
1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan
persepsi)
2) Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
3) Ketidakmauan (kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur atau
tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik finansial, fasilitas,
sistem pendukung, lingkungan fisik, dan psikologis).
b. Diagnosis resiko/resiko tinggi (ancaman kesehatan). Sudah ada data yang
menunjang namun belum terjadi gangguan, tetapi tanda tersebut dapat
menjadi masalah aktual apabila tidak segera mendapatkan bantuan
pemecahan dari tim kesehatan dan keperawatan. Faktor-faktor resiko untuk
diagnosa resiko dan resiko tinggi memperlihatkan keadaan dimana
kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok. Faktor ini membahan
klien atau kelompok resiko tinggi dari yang lainnya pada populasi yang
sama yang mempunyai resiko.
c. Diagnosis potensial (keadaan sejahtera atau wellness). Suatu keadaan jika
keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Diagnosis keperawatan sejahtera tidak mencakup faktor-faktor yang
berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau potensi
keluarga ke arah yang lebih baik.
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan merupakan proses penyusunan strategi atau intervensi
keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, mengurangi atau mengatasi
masalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada tahap
perumusan diagnosa keperawatan. Perencanaan disusun dengan penekanan
pada partisipasi klien, keluarga dan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
Perencanaan mencakup penentuan prioritas masalah, tujuan, dan rencana
tindakan (IPKKI, 2017).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan tujuan keperawatan
keluarga, yaitu (IPKKI, 2017):
1) Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana keluarga diarahkan
untuk mencapai suatu hasil
2) Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar-benar
bisa diukur dan dapat dicapai oleh keluarga
3) Tujuan menggambarkan berbagai alternatif pemecahan masalah yang
dapat dipilih oleh keluarga
4) Tujuan harus bersifat spesifik atau sesuai dengan konteks diagnosis
keperawatan keluarga dan faktor-faktor yang berhubungan
5) Tujuan harus menggambarkan kemampuan dan tanggungjawab
keluarga dalam pemecahan masalah.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pada
individu dalam keluarga dan pada anggota keluarga lainnya. Implementasi
yang ditujukan pada individu meliputi (IPKKI, 2017):
b. Tindakan keperawatan langsung
c. Tindakan kolaboratif dan pengobatan dasar
d. Tindakan observasi
e. Tindakan pendidikan kesehatan
A. Desain Penelitian
Penelitian ini memiliki desain deskriptif yang memaparkan penerapan asuhan
keperawatan pada suatu kasus kelolaan dengan rancangan penelitian studi
kasus. Dimana penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan bagaimana penerapan asuhan keperawatan keluarga Bpk. W
dan Bpk. B dengan masalah imunisasi tidak lengkap pada bayi di wilayah
kerja Puskesmas Nanggalo Padang.
A. Deskripsi Kasus
Asuhan keperawatan keluarga pada Bapak W dan Bapak B dengan Imunisasi
Tidak Lengkap pada Bayi. Asuhan keperawatan dimulai pada tanggal 26 Maret –
10 April 2018 dengan kunjungan dilakukan 1 kali dalam sehari selama 14 hari.
Hasil penelitian akan dideskripsikan sebagai berikut.
Tabel 4.1
Deskripsi Kasus Partisipan I dan II Dengan Imunisasi Tidak Lengkap pada
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 2018
Asuhan
Partisipan I (Keluarga Bpk. W) Partisipan II (Keluarga Bpk. B)
Keperawatan
Pengkajian Bpk. W (30 th) dengan tipe Bpk. B (28 th) dengan tipe
keluarga adalah keluarga besar keluarga adalah keluarga besar
yang terdiri dari Bpk. W sebagai yang terdiri dari Bpk. B sebagai
ayah dan kepala keluarga, Ibu E ayah dan kepala keluarga, Ibu A
(32 th) sebagai istri dan ibu bagi (27 th) sebagai istri ibu bagi anak-
anak-anaknya, yaitu anak anaknya, yaitu anak pertama An.
pertama An. An (29 bulan) dan Ad (26 bln) dan anak kedua An. F
anak kedua An. M (5 bln), lalu (5 bln), lalu adik E (21 th) sebagai
Kakek S (66 th) dan Nenek Y (62 adik dari Ibu A. Bpk B bekerja
th) sebagai orang tua bagi Bpk. sebagai buruh harian lepas
W dan Ibu E. Bpk. W bekerja (konstruksi atap rumah) dengan
sebagai karyawan swasta penghasilan yang didapatkan
(satpam) dengan penghasilan sebesar Rp. 2.000.000 sebulan
yang didapatkan sebesar Rp. yang digunakan untuk mencukupi
1.500.000 sebulan yang kebutuhan sehari-hari
digunakan untuk mencukupi keluarganya. Bpk. B cukup
kebutuhan sehari-hari keluargaya. otonom dalam pengambil
Pengambil keputusan dalam keputusan.
keluarga Bpk. W sebagai kepala
keluarga juga melibatkan anggota
keluarga lainnya seperti Kakek S
dan Nenek Y sebagai anngota
keluarga yang disegani.
Rumah Ibu E tampak kurang rapi, Rumah Ibu A tampak kurang rapi
ada tumpukan kain bersih baru karena banyak berserakan mainan
selesai dicuci di sudut ruang anak dan remahan nasi di ruang
tengah, terdapat rumput dan tengah, di halaman rumah
dedaunan pohon yang jatuh serta berserakan sampah dedaunan
kotoran ayam berserakan di kering dan kotoran ayam, pintu
halaman rumah, ada remahan nasi kamar mandi selalu terbuka
berserakan di ruang tengah, sedangkan ada sumur cincin tanpa
penerangan dapur tidak bagus penutup di dalamnya. Lalu
karena tidak ada jendela dan penerangan rumah bagus, banyak
hanya ada satu ventilasi di dapur, jendela dan banyak ventilasi di
sedangkan untuk jendela dan rumah Ibu A.
ventilasi di ruang tamu dan
tengah cukup memadai, pintu
kamar mandi selalu terbuka
sementara terdapat sumur
bercincin tanpa penutup di kamar
mandi, dan ada kandang puyuh
dibelakang rumah.
Hasil pemeriksaan fisik pada An. Hasil pemeriksaan fisik pada An.
M didapatkan BB: 6.8 kg dan PB: F didapatkan BB: 7.6 kg dan PB:
68 cm, tidak sedang sakit, tidak 69 cm, tidak sedang sakit, tidak
ada kelainan otot atau sendi, An. ada kelainan otot atau sendi, An.
M bergerak aktif, dan tampak ada M bergerak aktif, dan tampak ada
bekas suntikan BCG dengan bekas suntikan BCG dengan
diameter 1 cm di lengan diameter 0.75 cm di lengan
kanannya. kanannya.
Analisa Data Dari hasil pengkajian didapatkan Dari hasil pengkajian didapatkan
data yang akan dianalisis data yang akan dianalisis
1. Data subjektif: 1. Data subjektif:
a. Ibu E mengatakan a. Ibu A mengatakan
imunisasi yang didapat imunisasi yang didapat
anak M yaitu HB0 anak F yaitu HB0 setelah
setelah lahir dan BCG lahir, BCG dan Polio 1
saat usia 1 bulan saat usia 1 bulan
b. Ibu E mengatakan takut b. Ibu A mengatakan dalam
anaknya akan demam 3 bulan terakhir anak F
serta rewel dimalam hari, tidak ada menderita sakit
sehingga pemberian apapun kecuali demam
imunisasi DPT-HB dan dan rewel saat berusia 2
Polio tidak dilanjutkan bulan, keluarga masih
karena reaksi yang timbul ragu memutuskan untuk
setelah diimunisasi melanjutkan imunisasi
c. Keluarga mengatakan DPT-HB dan Polio anak
tidak tahu masalah apa F yang tertinggal atau
yang timbul bila tidak lanjut saja ke imunisasi
memberikan imunisasi campak.
pada anaknya, karena
keluarga berpandangan
bahwa orang zaman dulu
tidak diimunisasi sampai
sekarang tidak ada
masalah kesehatan.
Data objektif: Data objektif:
a. An. M berusia 5 bulan, a. An. F berusia 5 bulan,
riwayat imunisasi An. M riwayat imunisasi anak F
yaitu HB0 dan BCG yaitu HB0, BCG, dan
Polio 1
Masalah : Ketidakefektifan Masalah : Ketidakefektifan
Perilaku Kesehatan pada Perilaku Kesehatan pada
Keluarga Bapak W Keluarga Bapak B
Khususnya pada Bayi M Khususnya pada Bayi F
Penyebab : Kurangnya Penyebab : Kurangnya
Pengetahuan Keluarga Pengetahuan Keluarga
Tentang Pentingnya Tentang Pentingnya
Pemberian Imunisasi Pemberian Imunisasi
2. Data subjektif: 2. Data subjektif:
a. Ibu E mengatakan bahwa a. Ibu A mengatakan anak
suaminya akhir-akhir ini pertamanya pernah
mengeluh nyeri di perut demam setelah
bagian bawahnya diimunisasi DPT-HB 2
(kuadran 3 dan 4) dan lama sembuhnya (>
b. Ibu E mengatakan Bpk seminggu)
W memiliki riwayat b. Ibu A mengatakan masih
kencing batu sejak 2 ragu dan takut akan
tahun yang lalu dan melanjutkan imunisasi
riwayat asam urat sejak 4 DPT-HB dan Polio pada
tahun yang lalu. anak F karena takut akan
reaksi yang timbul setelah
imunisasi
c. Ibu A mengatakan jika
anaknya sakit ia tidak
tahu akan mengadu pada
siapa karena kedua
orangtuanya sudah
meninggal, sedangkan
mertua dan saudara-
saudaranya yang lain
tidak tinggal satu wilayah
dengannya
d. Ibu A mengatakan juga
butuh orang terdekat
lainnya dalam mencari
solusi dan mengatasi
masalah yang mungkin
akan timbul nantinya.
Data objektif: Data objektif:
a. Terdapat nyeri tekan Keluarga dan kerabat lain
pada kuadran 3 dan 4 Bpk B tinggal diwilayah
bawah yang berbeda dengannya,
b. Tidak teraba adanya keluarga Bpk B kurang
massa maupun terpapar informasi tentang
pembesaran organ upaya mengatasi masalah
kesehatan
Masalah : Nyeri Akut pada Masalah : Risiko Penurunan
Bapak W Koping Keluarga Bapak B
Penyebab : Kurangnya Penyebab : Tidak Cukupnya
pengetahuan keluarga tentang Dukungan Yang Diberikan
riwayat nefrolitiasis Pada Keluarga Dalam
Mengatasi Masalah
5. Data subjektif:
a. Keluarga Bapak W
kurang memiliki sistem
pendukung keluarga yang
adekuat untuk
memfasilitasi kebutuhan
keluarga dalam
mengunjungi pelayanan
kesehatan bila sakit
b. Nenek Y mengatakan bila
ia sakit malas pergi ke
puskesmas karena jauh
dan transportasi umum ke
puskesmas mahal
c. Keluarga mengatakan
orang zaman dulu tidak
diimunisasi sampai
sekarang tidak memiliki
masalah kesehatan
Data objektif:
a. Pola pemeliharaan
kesehatan keluarga tidak
adekuat, seperti pemberian
imunisasi tidak lengkap
pada anak A dan anak M,
nenek Y tidak rutin
kontrol hipertensinya ke
pelayanan kesehatan
b. Persepsi keluarga tentang
pemberian imunisasi tidak
begitu penting
Masalah : Ketidakefektifan
manajemen kesehatan dalam
keluarga Bapak W
Penyebab : Kurang efektifnya
pengambilan keputusan dalam
keluarga
Diagnosis Berdasarkan analisis data Berdasarkan analisis data
Keperawatan didapatkan beberapa diagnosis didapatkan beberapa diagnosis
keperawatan : keperawatan :
1. Ketidakefektifan Perilaku 1. Ketidakefektifan Perilaku
Kesehatan pada Keluarga Kesehatan pada Keluarga
Bapak W Khususnya pada Bapak B Khususnya pada
Bayi M berhubungan dengan Bayi F berhubungan dengan
Kurangnya Pengetahuan Kurangnya Pengetahuan
Keluarga Tentang Keluarga Tentang
Pentingnya Pemberian Pentingnya Pemberian
Imunisasi Imunisasi
2. Nyeri Akut pada Bapak W 2. Risiko Penurunan Koping
berhubungan dengan Keluarga Bapak B
Kurangnya Pengetahuan berhubungan dengan Tidak
Keluarga Tentang Riwayat Cukupnya Dukungan Yang
Nefrolitiasis Diberikan Pada Keluarga
3. Hambatan Managemen Dalam Mengatasi Masalah
Pemeliharaan Rumah pada 3. Hambatan Managemen
Keluarga Bapak W Pemeliharaan Rumah pada
berhubungan dengan Keluarga Bapak W
Kurangnya Pengetahuan berhubungan dengan
Keluarga Tentang Kurangnya Pengetahuan
Pentingnya Pemeliharaan Keluarga Tentang
Rumah Pentingnya Pemeliharaan
4. Perilaku Kesehatan Rumah
Cenderung Beresiko pada 4. Perilaku kesehatan
Keluarga Bapak W cenderung beresiko pada
berhubungan dengan keluarga Bapak B
Pemilihan Gaya Hidup Tidak berhubungan dengan
Sehat Pemilihan Gaya Hidup Tidak
5. Ketidakefektifan manajemen Sehat
kesehatan dalam keluarga
Bapak W berhubungan
dengan Kurang Efektifnya
Pengambilan Keputusan
Dalam Keluarga
B. Pembahasan Kasus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan Imunisasi Tidak
Lengkap pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kecamatan Nanggalo
Kota Padang yang telah dilakukan sejak tanggal 26 Maret sampai tanggal 10
April 2018 selama 1 kali kunjungan perhari, maka pada bab pembahasan peneliti
akan menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada
pasien antara teori dengan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan
asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosis,
merumuskan rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Peneliti melakukan pengkajian pada keluarga Bapak W dan Bapak B dengan
menggunakan format pengkajian keluarga, dengan metode wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang diperlukan.
Menurut Riskesdas (2013), alasan utama orang tua tidak membawa anaknya
imunisasi yaitu takut anaknya demam karena efek samping imunisasi. Sejalan
dengan hasil penelitian Hikmah (2016), bahwa tidak semua orang tua yang
memberikan imunisasi pada anaknya karena berbagai alasan yang salah
satunya adalah takut anaknya sakit apabila diberikan imunisasi.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk problem
(P) dapatdigunakan dengan tipologi dari NANDA 2015-2017 dan etiologi (E)
berhubungan dengan 5 tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan
(Friedman, 2010). Permusan diagnosis didapatkan dari hasil analisa data
berdasarkan paparan data subjektif dan objektif.
Diagnosis yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori dengan kasus
mengenai Imunisasi Tidak Lengkap pada Bayi terdapat sedikit perbedaan.
Dalam teori terdapat 5 diagnosis keperawatan, tetapi dalam kasus terdapat 3
diagnosis keperawatan yang berbeda antara partisipan 1 dengan partisipan 2
yang sudah diprioritaskan. Diagnosis keperawatan pada partisipan 1,
diantaranya:
a. Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan pada Keluarga Bapak W khusunya
Bayi M berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang
Pentingnya Pemberian Imunisasi
b. Nyeri Akut pada Bapak W berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan
Keluarga Tentang Riwayat Nefrolitiasis
c. Hambatan Managemen Pemeliharaan Rumah pada Keluarga Bapak W
berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang
Pentingnya Pemeliharaan Rumah
Sedikit berbeda dengan keluarga Bpk. B didapatkan data objektif pintu kamar
mandi terkadang terbuka sementara di kamar mandi ada sumur cincin tanpa
penutup, benda-benda yang kecil dan tajam seperti jarum pentul berserakan
di atas meja rias di kamar Adik E sementara pintu kamarnya terkadang
terbuka, benda beracun seperti obat nyamuk terletak di bawah dipan tempat
tidur yang beresiko dijangkau anak, An. Ad keluar masuk rumah dan bermain
di halaman rumah tanpa alas kaki sehingga lantai rumah kotor dan berpasir,
banyak bertebaran sampah daun dan plastic serta kotoran hewan (ayam dan
kucing) di samping rumah, sampah dibakar di samping rumah.
Analisa peneliti, lingkungan rumah yang tidak sehat dan tidak adekuat sangat
berisiko bagi anak-anak untuk terjangkitnya penyakit. Bila lingkungan rumah
tidak sehat, anak akan rentan terjangkit penyakit sementara sistem imun anak
belum matang dan imunisasi anak tidak lengkap. Sedangkan bila lingkungan
rumah tidak adekuat, bisa menyebabkan risiko jatuh dan cidera pada anak.
Penelitian Yuwono (2008), menyebutkan bahwa jenis lantai, kondisi dinding
rumah, luas ventilasi rumah, tingkat kepadatan hunian, tingkat kelembapan,
penggunaan jenis bahan bakar kayu, kebiasaan anggota keluarga yang
merokok mempunyai hubungan dengan kejadian penyakit pneumonia.
Sejalan dengan Kartono, dkk (2008), menjelaskan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara lingkungan rumah (pencahayaan, ventilasi, kelembapan,
jenis lantai dan kepadatan hunian), status imunisasi, dan pengetahuan ibu
terhadap kejadian difteri.
Diagnosis ketiga ini sesuai dengan teori Friedman (2010) menjelaskan bahwa
salah satu tugas perawatan kesehatan keluarga yaitu memodifikasi
lingkungan. Dengan terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman bagi
seluruh anggota keluarga, dapat meminimalisir risiko terjangkitnya penyakit,
terutama penyakit berbasis lingkungan yang mengakibatkan anak sakit
sementara sistem kekebalan tubuh anak belum sempurna dan ditambah lagi
imunisasi anak tidak lengkap.
3. Intervensi Keperawatan
Perawat keluarga berperan dalam melatih keluarga untuk dapat memahami
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah
kesehatan yang muncul di dalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus
atau budaya yang dipraktikkan keluarga (Friedman, 2010).
Implementasi dari diagnosis yang kedua pada keluarga Bpk. W yaitu Nyeri
Akut berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang
Riwayat Nefrolitiasis dilakukan pendkes tentang nyeri, lalu demonstrasi cara
mengatasi nyeri dengan teknik non farmakologis yaitu dengan cara
memberikan kompres hangat kering dan teknik napas dalam. Selain itu juga
mendiskusikan bersama keluarga cara memodifikasi lingkungan yang
nyaman dan aman untuk meminimalisir nyeri yang dirasa Bpk. W.
Pada keluarga Bpk.W dan Bpk.B untuk TUK 2 dan TUK 5 masalah belum
teratasi karena An. M dan An. F tidak diimunisasi meski telah diberikan
intervensi pendkes tentang pentingnya pemberian imunisasi.
Pada keluarga Bpk. W dan Bpk. B untuk TUK 1 dan TUK 2 keluarga sudah
mampu mengenal masalah dan mampu mengambil keputusan yang tepat, dan
masalah sudah teratasi.
Evaluasi diagnosis ketiga Hambatan Managemen Pemeliharaan Rumah
pada Keluarga berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga
Tentang Pentingnya Pemeliharaan Rumah yaitu didapatkan hasil pada
keluarga Bpk. W, data subjektifnya Ibu E mengatakan bisa mengidentifikasi
masalah hambatan pemeliharaan rumah seperti membakar sampah di
samping rumah, pintu kamar mandi selalu terbuka, penerangan dapur tidak
memadai, sedangkan hasil objektifnya keluarga mampu mengidentifkasi
masalah hambatan pemeliharaan rumah dengan lancar. Hasil analisis
didapatkan masalah teratasi sebagian dan untuk menindaklanjuti masalah
tersebut keluarga akan tetap mengidentifikasi masalah pemeliharaan rumah
yang ada. Sedangkan pada keluarga Bpk. B didapatkan data subjektif bahwa
keluarga mengatakan penurunan koping keluarga yaitu tidak efektifnya
dukungan dan motivasi dari orang terdekat yang disebabkan kurang
terpaparnya informasi, meski belum sempurna keluarga sudah bisa
mengulangi kembali. Hasil analisis didapatkan bahwa masalah teratasi
sebagian untuk tindak lanjut masalah tersebut keluarga akan tetap
mengidentifikasi masalah pemeliharaan rumah yang ada.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian asuhan keperawatan keluarga pada An. M dan
An. F dengan imunisasi tidak lengkap/drop out imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas Nanggalo Padang tahun 2018, peneliti dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengkajian didapatkan An. M hanya mendapat imunisasi dasar HB0
dan BCG sementara saat dikaji umur An. M 5 bulan dan sudah seharusnya
mendapat imunisasi dasar hingga DPT-HB 3 Polio 4. Sedangkan pada An.
F hanya mendapat imunisasi dasar HB0, BCG, dan Polio 1. Sementara
saat dikaji An. F juga sudah berusia 5 bulan.
2. Diagnosis utama yang muncul berdasarkan prioritas yaitu
Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan pada Keluarga Bapak W Khususnya
pada Bayi M berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga
Tentang Pentingnya Pemberian Imunisasi.
3. Intervensi yang dilakukan dirumuskan berdasarkan diagnosis yang
didapatkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu mengenal
masalah, memutuskan mengambil tindakan, merawat anggota keluarga
yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
4. Implementasi dilakukan pada tanggal 3 April sampai 10 April 2018
berdasarkan intervensi keperawatan yang telah dibuat. Implementasi
dilakukan dengan metode konseling, diskusi, demonstrasi dan pendidikan
kesehatan melalui penyuluhan. Dalam pelaksanaan ada beberapa
implementasi yang digabung pemberian tujuan khusus keluarga yang
pertama, kedua, dan ketiga yaitu mengenal masalah, mengambil
keputusan, dan merawat anggota keluarga yang sakit.
5. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi pasien dan keluarga pada tanggal
10 April 2018, mengenai tindakan keperawatan yang telah dilakukan
berdasarkan catatan perkembangan dengan metode SOAP. Pada keluarga
Bpk. W dari 6 implementasi yang dilakukan, 4 diantaranya masalah sudah
teratasi. Sedangkan pada keluarga Bpk. B dari 6 implementasi yang
dilakukan, 4 diantaranya masalah sudah teratasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Pimpinan Puskesmas Nanggalo Kota Padang
Melalui pimpinan puskesmas Nanggalo Padang, pada keluarga Bpk. W
dan Bpk. B agar perawat dapat lebih memotivasi keluarga untuk tidak
takut akan reaksi yang timbul setelah anak diimunisasi dan melibatkan
anggota keluarga yang sangat erat kaitannya sebagai pelaku pengambil
keputusan agar mau memberikan imunisasi pada An. M dan An. F melalui
pendekatan - pendekatan yang persuasif tanpa mengesampingkan budaya
dan kepercayaan yang dianut keluarga. Lalu melalui pimpinan Puskesmas
Nanggalo Padang diharapkan agar perawat puskesmas untuk selalu
melakukan kunjungan rumah secara berkala dan berkelanjutan pada
keluarga dengan imunisasi tidak lengkap pada bayinya untuk memotivasi
dan melibatkan keluarga dalam pemberian imunisasi melalui pembaharuan
kebijakan puskesmas terkait suksesnya program imunisasi.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penerapan asuhan keperawatan keluarga yang telah dilakukan ada
beberapa yang harus ditindak lanjuti, diantaranya dilakukan pengkajian
lebih lanjut pada An. M dan An. F agar masalah benar-benar teratasi, dan
pemberian implementasi perlu dilakukan dengan cara yang berbeda selain
dengan pemberian pendidikan kesehatan dengan cara peyuluhan seperti
pelibatan anggota keluarga lainnya yang memiliki struktur kekuatan dalam
pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily Lynn dan Linda A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri Ed. 5.
Jakarta: EGC
Dinas Kesehatan Kota Padang. (2015). Laporan Tahunan Tahun 2014. Oktober 2,
2017 https://drive.google.com/file/d/0BzuXRORWw1-
FMlpCQ2dyTFdnZ3c/view
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. (2015). Profil Kesehatan 2014. Desember
31, 2017
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVIN
SI_2014/03_Sumatera%20Barat_2014.pdf
Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik.
Jakarta: EGC
Kartika, Ira. (2017). Buku Ajar Dasar-dasar Riset Keperawatan dan Pengelohan
Data Statistik. Jakarta: Trans Info Media
Kartono, Basuki, dkk (2008). Hubungan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Luar
Biasa (KLB) Difteri di Kabupaten Tasikmalaya (20005-2006) dan Garut
Janurari 2007, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Volume 12, Nomor 1.
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.
ui.ac.id/contents/koleksi/2/24ae382daa148d77f4ce3f3711cba1038cdf5b34.pdf
&ved=2ahUKEwjqsfaB0qTbAhUQU30KHV1eBaoQFjAAegQIBxAB&usg=
AOvVaw1HhXjVCDXjI5spFSmWL6jM. Mei 10, 2018.
Muslihatun, Wafi Nur. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya
I. DATA UMUM
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Waldi Sondri
2. Alamat dan Telepon : Jl Gurun Laweh Nanggalo No. 1 RT02/ RW 03
3. Komposisi Keluarga
Riwayat Imuisasi
Hub BCG DPT HB POLI CA
N Pendi
Nama dengan Umur O MPA
o dikan
KK 1/2/3 0/1/ 1/2/3 K
2/3 /4
1 Efniwati Istri 32 SLTA
tahun
2 Andini Anak 2 tahun √ √ √ √
5 bulan √ √
3 Mikayla Anak 5 bulan √ √
4 Syamsuar Ayah 66
tahun
5 Yusnimar Ibu 62
tahun
Genogram :
: Laki-laki : Klien
4. Tipe Keluarga
Keluarga Bapak W merupakan tipe extended family yang terdiri dari Bapak W sebagai
kepala keluarga, Ibu E sebagai istri Bapak W, Anak A dan Anak M anak dari Bapak W
dan Ibu E, Nenek Y merupakan ibu dari Ny. E, dan Kakek S merupakan ayah dari Ny. E.
Ibu E mengatakan tidak ada masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga besar
tersebut.
5. Suku
Latar belakang budaya yang dianut keluarga Bapak W yaitu budaya Minangkabau
dengan suku Koto. Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa minang. Keluarga
Bapak W berasal dari Padang begitupun Ibu E. Keluarga tidak memiliki kebiasaan yang
bertentangan dengan perilaku kesehatan seperti keyakinan tidak percaya dengan tenaga
kesehatan. Ibu E mengatakan keluarganya pernah menggunakan praktisi/jasa perawatan
kesehatan tradisional seperti yang pernah dilakukan orangtuanya dulu yaitu berobat
kampug (tradisonal) dan Ibu E mengatakan pengobatan tradisional tersebut termasuk
ampuh.
6. Agama
Keluarga Bapak W menganut agama Islam. Tidak ada anggota keluarganya yang berbeda
keyakinan. Keluarga Bapak W yang ikut terlibat dalam kegiatan peribadatan di Masjid
seperti anggota pengajian hanya Nenek Y, anggota keluarga yang lain hanya
menjalankan ibadah wajib di rumah. Keluarga Bapak W yakin bahwa sumber kekuatan
dan kesehatan berasal dari Sang Pencipta (Tuhannya).
7. Status Sosek Keluarga
Keluarga Bapak W merupakan keluarga sejahtera tahap III (KS-III) yang sudah mampu
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial, psikologis, tetapi belum dapat berkontribusi
maksimal terhadap masyarakat, serta berperan aktif dalam lembaga kemasyarakatan.
Bapak W bekerja sebagai karyawan swasta disebuah kantor di Kota Padang (Satpam),
penghasilan yang didapatkan Bapak W dalam sebulan Rp. 1.500.000 dan keluarga
beranggapan bahwa pendapatan tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarganya.
Selain Bapak W, Ibu E juga ikut mencari nafkah dengan cara membuka warung/kedai di
samping rumahnya untuk menambah-nambah pendapatan Bapak W. Namun, Ibu E
mengatakan dengan penghasilan yang didapatkan tersebut setidaknya ada sedikit yang
bisa disimpan. Sedangkan, Kakek S sehari-hari beternak puyuh di belakang rumah dan
Nenek Y sehari-hari tidak bekerja dan hanya di rumah membantu Ibu E mengurus rumah.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Bapak W sehari-hari selalu ada di rumah berkumpul dengan seluruh anggota
keluarganya. Namun tidak setiap saat karena pekerjaan Bapak W sistimnya memakai
shift kerja. Kadang Bapak W mendapat shift pagi kadang mendapat shift malam.
Sehingga aktivitas kumpul bersama dengan anak, istri dan mertuanya di malam dan siang
hari untuk makan dan nonton bersama tidak terlaksana secara rutin. Namun, sekali
setahun keluarga Bapak W pergi berlibur atau rekreasi ke Bukittinggi.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
Luas rumah Bapak W + 9m x 10 m terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, 2 kamar
tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan satu warung/kedai. Rumah permanen, lantai dari
semen, ventilasi lebih dari 2, 4 jendela kaca dan 5 jendela kayu. Di dalam rumah
pencahayaan dari luar cukup karena ada 4 jendela kaca dekat ruang tamu dan ruang
tengah tempat masuknya cahaya. Untuk sirkulasi udara rumah bagus karena ada ventilasi
dan jendela terbuka tetapi ada anggota keluarga yang merokok di dalam dan di luar
rumah yaitu Bapak W dan Kakek S. Air yang digunakan untuk masak, mencuci dan
mandi sehari-hari adalah air sumur dan air minum dari air galon. Anak A kadang tidak
memakai alas kaki jika keluar rumah.
a. Halaman depan: teras rumah tampak bersih, tidak ada sampah maupun kotoran yang
berserakan. Sedangkan halaman rumah berserakan dedaunan pohon yang jatuh dan
sudah mengering serta kotoran ayam berserakan di halaman dan di samping rumah.
b. Ruang tamu dan ruang tengah: tampak ada tumpukan kain bersih baru selesai dicuci
di sudut ruang tengah, lalu ada ayunan tidur Anak M di antara ruang tamu dan ruang
tengah, dan tampak ada remahan nasi di ruang tengah.
c. Ruang kamar: tampak kasur tempat tidur setiap kamar berbahan kapuk dan dipan
tempat tidur terbuat dari kayu.
d. Dapur: tampak dapur agak gelap karena terletak dibagian belakang rumah dan tidak
banyak cahaya yang masuk karena tidak ada jendela, lalu dapur tampak bersih bila
tidak digunakan dan sedikit berserakan bila keluarga sedang memasak.
e. Kamar mandi: terdapat 1 buah bak mandi dan beberapa ember untuk mencuci, sumur
cincin tanpa penutup dengan mesin pemancing di tepi sumur, lalu ada WC namun
tidak memiliki septic tank dan kotoran yang dibuang langsung ke got di belakang
rumah yang jaraknya + 3 meter dari WC. Air yang digunakan untuk mandi, mencuci,
dan membersihkan makanan yang akan dimasak yaitu air sumur.
f. Warung: terletak tepat di sebelah kamar mandi dan dapur yang tidak dibatasi dengan
tembok maupun triplek.
g. Kandang puyuh: terletak di belakang rumah, terdapat ternak puyuh di dalam kandang,
makanan puyuh berserakan di lantai kandang, dan terlihat kumpulan telur puyuh di
sudut kiri kandang.
G
E
F
D
C
B C
C
Keterangan:
: Pintu
: Jendela Kaca
: Jendela Kayu
: Sumur cincin
: Jalan
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga Bapak W merasa saling menyayangi dan menghargai, serta saling mendukung
sesama anggota keluarga, saling menciptakan kehangatan antar anggota. Ini tergambar
dari perkumpulan dan interaksi dalam keluarga baik. Selain itu Ibu E mengatakan rasa
perhatian dan kasih sayang tersebut tergambar dari pemberian tidak diberikannya
imunisasi karena takut anaknya akan sakit (demam) serta rewel dimalam hari seperti
pengalaman pada anak pertamanya, sehingga pemberian imunisasi DPT-HB dan Polio
tidak dilanjutkan karena reaksi yang timbul setelah diimunisasi.
2. Fungsi Sosialisasi
Keluarga Bapak W memiliki interaksi yang baik dalam keluarganya dan pada orang lain.
Keluarga Bapak W bersosialisasi dengan baik di masyarakat dengan menjalankan norma,
budaya dan perilaku yang berlaku. Hal ini tergambar dari setiap anggota keluarga dan
masyarakat yang saling kenal. Seperti kader posyandu yang tahu dikeluarga Bapak W
ada bayi dan balita yang perlu dibawa ke posyandu.
3. Fungsi Ekonomi
Dalam keluarga Bapak W yang memenuhi fungsi ekonomi keluarga tidak hanya Bapak
W yang bekerja sebagai satpam melainkan Ibu E juga membantu menunjang pendapatan
dalam memenuhi kebutuhan keluarga dengan membuka warung di samping rumahnya.
Selain itu, Kakek S juga beternak puyuh di belakang rumah untuk memenuhi
keutuhannya dan kebutuhan lain di keluarganya.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Bapak W memiliki dua orang keturunan, yaitu dua orang anak perempuan yang
masih bayi dan balita. Ibu E mengatakan saat ini memakai KB suntik 3 bulan di klinik
bidan terdekat.
5. Fungsi Perawatan Keluarga
a. Mengenal masalah
Ibu E mengatakan keluarganya kurang mengenal masalah kesehatan seperti
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, dampak/akibat, serta faktor persepsi keluarga
terhadap masalah kesehatan. Keluarga Bapak W hanya tahu bahwa keluhan yang
dirasa anggota keluarganya yang sakit merupakan hal yang perlu ditangani segera.
Selain itu keluarga mengatakan tidak tahu masalah apa yang akan timbul bila tidak
memberikan imunisasi pada anaknya, karena keluarga berpendapat bahwa orang
zaman dulu tidak diimunisasi sampai sekarang tidak memiliki masalah kesehatan.
b. Mengambil keputusan yang tepat
Keluarga Bapak W hanya tahu bahwa sifat dan masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya yang sakit perlu ditangani segera agar masalah tersebut tidak
semakin parah. Ibu E mengatakan bahwa awalnya keluarga memutuskan untuk
mengimunisasi anaknya karena keluarga tahu imunisasi dapat mencegah penyakit
menular bagi anaknya, namun karena reaksi yang pernah dirasakan anaknya setelah
pemberian imunisasi DPT pada anak pertama, keluarga memutuskan untuk tidak lagi
melanjutkan imunisasi pada anak kedua.
c. Memberikan perawatan pada anggota yang sakit
Keluarga Bapak W belum sepenuhnya tahu bagaimana cara perawatan mandiri yang
dapat dilakukan di rumah pada anggota keluarga yang sakit terkait penyakit yang
dialami. Keluarga hanya tahu cara perawatan dari reaksi imunisasi seperti
memberikan kompres, memberikan banyak ASI dan air putih, serta memberikan obat
penurun panas. Namun, bila tidak sembuh juga keluarga membawa anaknya berobat
alternatif tradisional (ke dukun kampung).
d. Memodifikasi lingkungan
Keluarga belum sepenuhnya mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
memelihara suasana rumah yang aman dan nyaman bagi anak-anaknya, seperti pintu
kamar mandi yang selalu terbuka sehingga memudahkan anaknya untuk leluasa
keluar masuk kamar mandi sendiri, sementara di kamar mandi ada sumur cincin tanpa
penutup. Lalu benda-benda beracun seperti obat nyamuk terletak di bawah tempat
tidur beresiko dijangkau dan dimainkan anank-anaknya. Lantai rumah di ruang
tengah terdapat sedikit remahan nasi yang mudah masuk ke mulut anak. Lantai dapur
tampak sedikit basah karena tumpahan air yang beresiko anak maupun orang dewasa
terjatuh karena pencahayaan dapur juga kurang terang. Kebersihan rumah kurang
terjaga karena di lantai rumah terdapat pasir yang terbawa oleh kaki anak An karena
keluar masuk rumah tanpa alas kaki.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Bapak W belum memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan benar
karena tidak semua anggota keluarganya yang sakit yang dibawa ke fasilitas
kesehatan. Karena saat ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke klinik bidan dan
tidak sembuh, keluarga malah membawa anggota keluarganya yang sakit tersebut
untuk berobat alternatif tradisional (ke dukun kampung).
PRIORITAS MASALAH
Dx: Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan pada Keluarga Bapak W khusunya Bayi M berhubungan
dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Pentingnya Pemberian Imunisasi
Dx: Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko pada Keluarga Bapak W berhubungan dengan
Pemilihan Gaya Hidup Tidak Sehat
No Kriteria Bobot Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 1 1x1 Keluarga Bapak W memiliki beberapa perilaku
- Aktual = 3 3 kesehatan yang berpotensi menimbulkan
- Risiko = 2 = 0.34 masalah kesehatan yang lebih serius
- Potensial = 1
2 Kemungkinan masalah dapat 2 1x2 Kemungkinan masalah dapat diubah sedang,
diubah 2 karena keluarga tidak setiap saat lengkap bila
- Tinggi = 2 =1 ada kunjungan rumah. Sehingga pemberian
- Sedang = 1 informasi ntang masalah kesehatan kurang
- Rendah = 0 efektif
3 Potensial untuk dicegah 1 2x1 Keluarga mau dan cukup menerima masukan
- Mudah =3 3 dan informasi masalah kesehatan yang diberikan
- Cukup =2 = 0.67 agar dapat dicegah
- Tidak dapat = 1
4 Menonjolnya masalah 1 1x1 Keluarga setuju masalah dapat dirasakan
- Masalah dirasakan, dan perlu 2
segera ditangani = 2 = 0.5
- Masalah dirasakan =1
- Masalah tidak dirasakan = 0
Total Skor 2.51
Dx: Ketidakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga Bapak W berhubungan dengan Kurang
Efektifnya Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga
Dx: Hambatan Managemen Pemeliharaan Rumah pada Keluarga Bapak W berhubungan dengan
Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Pentingnya Pemeliharaan Rumah
Dx: Nyeri Akut pada Bapak W berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang
Riwayat Nefrolitiasis
Keluarga mampu
e. Menjelaskan menyebutkan 1 dari 3 Faktor yang mempengaruhi 1. Gali pengetahuan keluarga
faktor yang tentang faktor yang
faktor yang imunisasi :
mempengaruhi mempengaruhi imunisasi
imunisasi mempengaruhi imunisasi : 2. Jelaskan pada keluarga tentang
a. Sistem imun pejamu
b. Faktor genetik pejamu faktor yang mempengaruhi
1. Sistem imun imunisasi
c. Kualitas dan kuantitas
vaksin 3. Beri kesempatan pada keluarga
untuk bertanya
4. Bantu keluarga mengulangi apa
yang telah didiskusikan atau
dijelaskan
5. Beri reinforcement positif atas
perilaku yang benar
2. Mengambil
Keputusan yang Tepat
a. Menjelaskan Keluarga mampu Akibat bayi tidak 2. Gali pengetahuan keluarga
akibat tidak menyebutkan 5 dari 7 diimunisasi : anak beresiko tentang faktor yang
diimunisasi akibat bayi tidak terserang mempengaruhi imunisasi
3. Jelaskan pada keluarga tentang
diimunisasi : anak
a. Sakit TBC faktor yang mempengaruhi
beresiko terserang imunisasi
b. Sakit Hepatitis
c. Sakit Polio 4. Beri kesempatan pada keluarga
a. Sakit TBC
d. Sakit Difetri untuk bertanya
b. Sakit Hepatitis
e. Sakit Tetanus 5. Bantu keluarga mengulangi apa
c. Sakit Polio
f. Sakit Pertusis yang telah didiskusikan atau
d. Sakit Tetanus
g. Sakit Campak dijelaskan
e. Sakit Campak
6. Beri reinforcement positif atas
perilaku yang benar
4. Modifikasi
Lingkungan
a. Menjelaskan Keluarga mampu Cara memelihara 1. Diskusikan dengan keluarga
lingkungan yang cara memelihara lingkungan
menerapkan 3 dari 4 cara lingkungan yang aman:
aman dan tenang yang nyaman dan tenang bagi
bagi bayi memelihara lingkungan
a. Tempat tidur bayi
yang aman:
dipindahkan ke dekat 2. Motivasi keluarga untuk
a. Penerangan rumah jendela memodifikasi lingkungan
cukup b. Penerangan cukup 3. Melakukan kunjungan yang
b. Ventilasi cukup dan c. Ventilasi cukup dan tidak direncanakan untuk
memadai memadai mengevaluasi kemampuan
c. Kebersihan d. Kebersihan lingkungan keluarga dalam memelihara
lingkungan rumah rumah terjaga dari lingkungan yang aman bagi
terjaga dari kotoran kotoran bayi
4. Beri reinforcement positif atas
hal yang benar yang dilakukan
keluaraga
5. Memanfaatkan
Fasilitas Kesehatan
a. Menjelaskan
fasilitas kesehatan
yang bisa Keluarga mampu Fasilitas yang dapat 1. Gali penegtahuan keluarga
digunakan memanfaatkan 2 dari 4 digunakan : tentang fasilitas kesehatan dan
contoh fasilitas yang manfaat pelayanan kesehatan
a. Posyandu 2. Diskusikan dengan keluarga
dapat digunakan:
b. Puskesmas tentang fasilitas kesehatan dan
a. Posyandu c. Klinik bidan/dokter manfaat pelayanan kesehatan
b. Puskesmas d. Rumah sakit 3. Beri kesempatan pada keluarga
untuk memilih pelayanan
Manfaat: memberikan kesehatan
b. Menjelaskan Keluarga mengunjungi informasi tentang 4. Motivasi keluarga untuk
manfaat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan secara imunisasi, cara perawatan
menggunakan kesehatan secara rutin
rutin reaksi setelah diimunisasi
fasilitas kesehatan 5. Beri reinforcemet positif atas
prilaku yang benar
4. Memodifikasi
Lingkungan
a. Menjelaskan
lingkungan yang Keluarga mampu Cara memelihara
aman dan menerapkan 3 dari 4 cara lingkungan rumah yang
nyaman bagi memelihara lingkungan nyaman dan aman 1. Diskusikan dengan keluarga
anggota keluarga cara memelihara lingkungan
yang nyaman dan aman
1. Tempatkan barang- yang nyaman dan aman
barang dalam tempat 2. Motivasi keluarga untuk
1. Tempatkan barang-
yang mudah dijangkau memodifikasi lingkungan
barang dalam tempat
2. Atur pencahayaan 3. Melakukan kunjungan yang
yang mudah
rumah terang tidak direncanakan untuk
dijangkau
3. Lantai tidak licin mengevaluasi kemampuan
2. Pencahayaan rumah
4. Pelihara kebersihan keluarga dalam memelihara
terang
rumah dari debu dan lingkungan yang nyaman dan
3. Lantai tidak licin
kotoran aman
4. Beri reinforcement positif atas
hal yang benar yang dilakukan
keluaraga
5. Memanfaatkan
Fasilitas Kesehatan
a. Menjelaskan
fasilitas
kesehatan yang Keluarga mampu Fasilitas yang dapat 1. Gali penegtahuan keluarga
bisa digunakan memanfaatkan 2 dari 3 digunakan : tentang fasilitas kesehatan dan
contoh fasilitas yang manfaat pelayanan kesehatan
a. Puskesmas 2. Diskusikan dengan keluarga
dapat digunakan:
b. Klinik tentang fasilitas kesehatan dan
a. Puskesmas c. Rumah sakit manfaat pelayanan kesehatan
b. Rumah sakit 3. Beri kesempatan pada keluarga
untuk memilih pelayanan
kesehatan
b. Menjelaskan Keluarga mengunjungi Manfaat: memberikan 4. Motivasi keluarga untuk
manfaat memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan secara informasi tentang cara
menggunakan kesehatan secara rutin
rutin mencegah dan mengatasi
fasilitas 5. Beri reinforcement positif atas
nyeri prilaku yang benar
kesehatan
Hambatan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
Managemen tindakan intervensi keperawatan
Pemeliharaan intervensi selama 1 x 30 menit pada
Rumah pada keperawatan kunjungan kelima,
Keluarga selama 1 x 30 keluarga mampu:
Bapak W menit selama 2
berhubungan kali kunjungan, 1. Mengenal Masalah
Keluarga mampu Masalah pemeliharaan 1. Identifikasi bersama keluarga
a. Mengidentifikasi tentang masalah pemeliharaan
dengan keluarga mampu mengidentifikasi masalah rumah:
masalah rumah
Kurangnya mengenal pemeliharaan pemeliharaan rumah:
Pengetahuan masalah 1. Pencahayaan di dapur 2. Diskusikan bersama keluarga
rumah
1. Pencahayaan rumah kurang terang tentang masalah pemeliharaan
Keluarga hambatan
kurang 2. Pintu kamar mandi rumah
Tentang pemeliharaan selalu terbuka 3. Beri kesempatan pada keluarga
2. Pintu kamar mandi
Pentingnya rumah selalu terbuka 3. Ada remahan nasi untuk bertanya
Pemeliharaan 3. Pembakaran sampah yang berserakan di 4. Bantu keluarga mencari solusi
Rumah di samping rumah ruang tengah tentang apa yang telah
4. Remahan nasi 4. Benda beracun (obat didiskusikan atau dijelaskan
berserakan di lantai nyamuk) terletak di 5. Beri reinforcement positif atas
rumah bawah tempat tidur perilaku yang benar
5. Benda beracun (obat 5. Banyak sampah daun
nyamuk) terletak di dan plastik di samping
bawah tempat tidur dan di depan rumah
berserakan, serta
banyak kotoran hewan
(ayam dan anjing)
yang berserakan
6. Sampah dibakar di
samping dan di
belakang rumah
7. Anak A keluar rumah
tanpa memakai alas
kaki
8. Ada anggota keluarga
yang merokok di
dalam atau di luar
rumah
2. Mengambil
Keputusan yang Tepat
a. Menyatakan Keluarga mampu Dampak dari situasi 1. Gali pengetahuan keluarga
kesadaran menyebutkan lingkungan rumah yang tentang dampak dari lingkungan
terhadap situasi kesadarannya akan tidak adekuat: anak-anak rumah yang tidak adekuat
rumah yang tidak 2. Jelaskan pada keluarga tentang
dampak yang timbul dari mudah terserang penyakit
adekuat dampak dari lingkungan rumah
situasi lingkungan rumah seperti; yang tidak adekuat
yang tidak adekuat. 3. Beri kesempatan pada keluarga
1. Diare karena kebiasaan
untuk bertanya
anak A keluar rumah
4. Bantu keluarga mencari solusi
tanpa alas kaki dan
tentang apa yang telah
2. Masalah kesehatan
didiskusikan atau dijelaskan
lainnya seperti tertelan
5. Beri reinforcement positif atas
benda kecil dan tajam,
perilaku yang benar
termakan benda beracun
(obat nyamuk) dan
remahan nasi
3. Terpapar asap rokok
dan asap pembakaran
sampah yang berisiko
memicu terjadinya
ISPA
4. Risiko terjatuh dan
cedera akibat lantai licin
dan pintu kamar mandri
selalu terbuka
b. Mengungkapkan
akan menciptakan Keluarga mampu
lingkungan rumah menyebutkan 5 dari 7 cara Ciptakan lingkungan rumah 1. Gali pengetahuan keluarga
yang adekuat menciptakan lingkungan yang adekuat dengan cara tentang cara menciptakan
lingkungan rumah yang adekuat
rumah yang adekuat
1. Menutup pintu kamar 2. Jelaskan pada keluarga tentang
dengan cara: cara menciptakan lingkungan
mandi
2. Tidak membakar rumah yang adekuat
1. Menutup pintu kamar
sampah di samping 3. Beri kesempatan pada keluarga
mandi
rumah untuk bertanya
2. Tidak membakar
4. Motivasi keluarga tentang apa
sampah di samping 3. Tidak merokok di
rumah dalam rumah yang telah didiskusikan atau
3. Tidak merokok di 4. Meletakkan benda- dijelaskan
dalam rumah benda kecil, tajam dan 5. Beri reinforcement positif atas
4. Meletakkan benda- beracun jauh dari perilaku yang benar
benda kecil, tajam dan jangkauan anak
beracun jauh dari 5. Membersihkan rumah
jangkauan anak dari debu, kotoran, dan
5. Membersihkan rumah remahan nasi
dari debu, kotoran, 6. Selalu mengingatkan
dan remahan nasi anak An untuk
menggunakan alas kaki
jika bermain di luar
rumah
7. Menyediakan
pencahayaan yang
bagus di setiap ruangan
rumah
3. Melakukan Perawatan
a. Mendemonstrasik
an cara Keluarga mampu Demonstrasi cara 1. Diskusikan dengan keluarga
melakukan tugas mendemonstrasikan 5 dari melakukan tugas perawatan untuk melakukan tugas
perawatan rumah 7 cara melakukan tugas rumah perawatan rumah
2. Demontrasikan bersama
perawatan rumah
1. Menjaga kebersihan keluarga cara melakukan tugas
1. Menjaga kebersihan rumah dari debu, perawatan rumah
rumah dari debu, kotoran, dan remahan 3. Beri kesempatan pada keluarga
kotoran, dan nasi dengan cara untuk bertanya
remahan nasi dengan menyapu rumah 4. Bantu keluarga untuk
cara menyapu rumah 2. Membuang sampah di mengulangi apa yang telah
2. Membuang sampah TPU dan tidak didiskusikan atau dijelaskan
di TPU dan tidak membakar sampah di 5. Beri reinforcement positif atas
membakar sampah samping rumah perilaku yang benar
di samping rumah 3. Menyediakan
3. Menyediakan pencahayaan rumah
pencahayaan rumah yang terang dengan
yang terang dengan cara memindahkan
cara memindahkan benda yang
benda yang menghalang cahaya
menghalang cahaya masuk rumah atau
masuk rumah atau menghidupkan lampu
menghidupkan 4. Tidak merokok di
lampu dalam rumah
4. Mengingatkan anak 5. Meletakkan benda-
An untuk selalu benda kecil, tajam,
memakai alas kaki dan beracum di tempat
jika keluar rumah yang aman dan jauh
5. Tidak merokok di dari jangkauan anak
dalam rumah. 6. Menutup pintu kamar
mandi
7. Mengingatkan dan
memakaikan anak An
alas kaki jika bermain
di luar rumah
4. Memodifikasi Keluarga mampu Menerapkan cara 1. Diskusikan dengan keluarga
Lingkungan menerapkan 5 dari 7 cara memodifikasi lingkungan cara memelihara lingkungan
memodifikasi lingkungan rumah yang nyaman dan yang nyaman dan aman
2. Motivasi keluarga untuk
rumah yang nyaman dan aman:
memodifikasi lingkungan
aman:
1. Tutup pintu kamar 3. Melakukan kunjungan yang
mandi tidak direncanakan untuk
1. Tutup pintu kamar
2. Tidak membakar mengevaluasi kemampuan
mandi
sampah di samping keluarga dalam memelihara
2. Tidak membakar
rumah lingkungan yang nyaman dan
sampah di samping
3. Tidak merokok di aman
rumah
dalam rumah 4. Beri reinforcement positif atas
3. Tidak merokok di
4. Meletakkan benda- hal yang benar yang dilakukan
dalam rumah
benda kecil, tajam dan keluaraga
4. Meletakkan benda-
benda kecil, tajam dan beracun jauh dari
beracun jauh dari jangkauan anak
jangkauan anak 5. Membersihkan rumah
5. Membersihkan rumah dari debu, kotoran, dan
dari debu, kotoran, remahan nasi
dan remahan nasi 6. Memakaikan alas kaki
pada anak A jika
bermain di luar rumah
7. Menyediakan
pencahayaan yang
bagus di setiap ruangan
rumah
5. Memanfaatkan
Fasilitas Kesehatan
a. Menjelaskan
fasilitas
kesehatan yang Keluarga mampu Fasilitas yang dapat 1. Gali penegtahuan keluarga
dapat digunakan memanfaatkan 2 dari 3 digunakan : tentang fasilitas kesehatan dan
contoh fasilitas yang manfaat pelayanan kesehatan
a. Puskesmas 2. Diskusikan dengan keluarga
dapat digunakan:
b. Klinik tentang fasilitas kesehatan dan
a. Puskesmas c. Rumah sakit manfaat pelayanan kesehatan
b. Rumah sakit 3. Beri kesempatan pada keluarga
untuk memilih pelayanan
kesehatan
b. Menjelaskan Keluarga mengunjungi Manfaat: memberikan 4. Motivasi keluarga untuk
manfaat informasi tentang cara memanfaatkan pelayanan
fasilitas kesehatan secara
menggunakan kesehatan secara rutin
rutin mencegah dan mengatasi
fasilitas 5. Beri reinforcement positif atas
masalah kesehatan prilaku yang benar
kesehatan
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Implementasi Evaluasi TT/Tgl/Waktu
Keperawatan
TUK 1 S: Kunjungan 1
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Ibu E dan keluarga mengatakan sudah mulai tau tentang 3 April 2018
pengertian imunisasi yaitu usaha memberikan pengertian, tujuan, jenis-jenis, reaksi yang timbul dan faktor Pukul 14.00
kekebalan pada bayi dan anak untuk mencegah yang mempengaruhi imunisasi WIB
terhadap penyakit tertentu O:
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan pengertian
tujuan imunisasi yaitu mencegah penyakit imunisasi
tertentu pada seseorang, menurunkan angka - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 1 dari 2 tujuan
kesakitan dan kematian imunisasi
Ketidakefektifan 3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang jenis- - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 jenis
Perilaku Kesehatan jenis imunisasi dasar yaitu imunisasi BCG, imunisasi
pada Keluarga Bapak Hepatitis B, DPT, Polio, dan Campak - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 2 dari 5 reaksi
W khusunya Bayi M 4. Mendiskusikan dengan keluarga tentang reaksi yang timbul setelah anak diimunisasi
berhubungan dengan yang timbul setelah diimunisasi yaitu BCG; - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 faktor
Kurangnya timbul bisul atau bengkak dibekas injeksi yang mempengaruhi imunisasi
Pengetahuan Keluarga vaksin, DPT-HB; demam, Polio; tidak ada, A:
Tentang Pentingnya Campak; demam Masalah teratasi sebagian
Pemberian Imunisasi 5. Mendiskusikan dengan keluarga tentang faktor P:
yang mempengaruhi imunisasi yaitu sistem Intervensi dilanjutkan
imun, faktor genetik pejamu, kualitas dan
kuantitas vaksin
6. Mengevaluasi kembali pengetahuan keluarga
tentang imunisasi
7. Memberikan kesempatan bertanya pada
keluarga
8. Memberikan reinforcement positif pada
keluarga
TUK 2 S: Kunjungan 1
1. Menjelaskan pada keluarga tentang akibat Ibu E dan keluarga mengatakan mengerti dengan apa yang 3 April 2018
tidak diimunisasi yaitu anak beresiko terserang telah disampaikan Pukul 14.00
sakit TBC, sakit Hepatitis B, sakit Difteri, O: WIB
sakit Pertusis (batuk rejan), sakit Tetatus, Ibu E dan keluarga tampak mengerti dan mampu mengulang
sakit, Polio, sakit Campak kembali apa akibat bila anak tidak diimunisasi
2. Memotivasi keluarga untuk mengambil A:
keputusan yang tepat dalam mengimunisasi Masalah teratasi sebagian
anaknya P:
3. Memberikan reinforcement positif atas Intervensi dilanjutkan
keputusan yang tepat dari keluarga
TUK 3 S: Kunjungan 1
1. Menjelaskan kembali cara perawatan reaksi Ibu E dan keluarga mengatakan mengerti bagaimana cara 3 April 2018
yang timbul setelah diimunisasi dengan cara: perawatan raksi yang timbul setelah diimunisasi Pukul 14.00
a. Bila demam: berikan banyak cairan (ASI), O: WIB
berikan pakaian tipis dan menyerap - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan cara perawatan
keringat pada anak, ciptakan lingkungan reaski yang timbul setelah imunisasi bila anak demam
yang sejuk (tidak panas), berikan kompres - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan cara perawatan
hangat reaski yang timbul setelah imunisasi bila bengkak dibekas
b. Bila bengkak dibekas suntikan: kompres suntikan imunisasi
bekan suntikan dengan kompres hangat - Ibu E tampak bisa mendemonstrasikan cara pemberian
2. Mendemonstrasikan cara perawatan reaksi kompres hangat
yang timbul setelah diimunisasi A:
3. Memberikan reinforcement positif atas Masalah teratasi sebagian
tindakan yang benar P:
Intervensi dilanjutkan
TUK 4 S: Kunjungan 2
1. Menjelaskan lingkungan yang aman dan Ibu E dan keluarga mengatakan mengerti cara menciptakan 4 April 2018
tenang bagi bayi seperti penerangan rumah lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anaknya Pukul 15.00
cukup, ventilasi cukup dan memadai, O: WIB
kebersihan lingkungan rumah terjaga dari Ibu E dan keluarga tampak mengerti bagaimana cara
kotoran menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-
2. Menjelaskan pada keluarga cara memodifikasi anaknya
lingkungan agar aman untuk anak-anak A:
3. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan Masalah teratasi sebagian
kembali cara memodifikasi lingkungan yang P:
aman bagi anak-anak Intervensi dilanjutkan
4. Memberikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh
TUK 5 S: Kunjungan 2
1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang Ibu E dan keluarga mengatakan tahu fasilitas kesehatan yang 4 April 2018
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan bisa digunakan untuk mengimunisasi anaknya Pukul 15.00
untuk pemberian imunisasi yaitu; posyandu, O: WIB
puskesmas, klinik bidan/dokter, rumah sakit Ibu E dan keluarga tampak mengerti dan tahu fasilitas
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kesehatan yang bisa digunakan untuk mengimunisasi anaknya
kembali jenis-jenis fasilitas kesehatan yang A:
dapat digunakan Masalah teratasi sebagian
3. Memberikan reinforcement positif pada P:
keluarga yang mau membawa anaknya Intervensi dilanjutkan
imunisasi ke fasilitas kesehatan
TUK 1 S: Kunjungan 3
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Bapak W dan keluarga mengatakan sudah mulai tahu tentang 5 April 2018
pengertian nyeri adalah keadaan tidak pengertian, faktor penyebab, dan klasifikasi nyeri Pukul 15.00
menyenangkan yang merupakan suatu O: WIB
Nyeri Akut pada mekanisme bagi tubuh yang timbul oleh reaksi - Bapak W dan keluarga mampu menyebutkan pengertian
Bapak W berhubungan fisik, fisiologis maupun emosional nyeri
dengan Kurangnya 2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang faktor - Bapak W dan keluarga mampu menyebutkan faktor
Pengetahuan Keluarga penyebab nyeri yaitu usia, penyakit, inflamasi, penyebab nyeri
Tentang Riwayat stress/cemas, trauma jaringan, dan - Bapak W dan keluarga mampu menyebutkan klasifikasi
Nefrolitiasis penyembitan atau penyumbatan pembuluh nyeri
darah A:
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Masalah teratasi sebagian
klasisifikasi nyeri yaitu, nyeri akut, nyeri P:
kronis, nyeri nosiseptif, nyeri neuropatik Intervensi dilanjutkan
TUK 2 S: Kunjungan 3
1. Menjelaskan pada keluarga cara mencegah Bapak W dan keluarga mengatakan mengerti cara mencegah 5 April 2018
timbulnya nyeri dan faktor risiko nyeri dengan timbulnya nyeri dan faktor risiko nyeri Pukul 15.00
cara kembangkan pola hidup aktif, tidak O: WIB
terlalu banyak beraktivitas berat, kurangi Bapak W dan keluarga mampu menyebutkan kembali cara
konsumsi garam, konsumsi banyak cairan mencegah timbulnya nyeri dan faktor risiko nyeri
minimal 2 liter sehari, mengurangi makanan A:
yang tinggi kadar asam uratnya Masalah teratasi sebagian
2. Memotivasi keluarga untuk mengambil P:
keputusan yang tepat Intervensi dilanjutkan
3. Memberikan reinforcement positif atas
tindakan yang tepat
TUK 3 S: Kunjungan 3
1. Menjelaskan kembali cara mencegah nyeri Bapak W dan keluarga mengatakan mengerti cara mencegah 5 April 2018
dengan cara non farmakologis (teknik nyeri dengan cara non farmakologis dan dengan cara Pukul 15.00
relaksasi napas dalam, imajinasi terbimbing, farmakologis WIB
teknik distraksi, hypnosis, kompres hangat), O:
dan dengan farmakologis (obat-obatan) - Bapak W dan keluarga mampu menyebutkan cara
2. Mendemosntrasikan cara non farmakologis mencegah nyeri dengan cara non farmakologis
yaitu, - Bapak W dan keluarga mampu menyebutkan cara
a) Kompres hangat: siapkan air panas yang mencegah nyeri dengan cara farmakologis
dicampur air biasa agar menjadi air - Bapak W dan keluarga mampu mendemonstrasikan cara
hangat dalam satu botol, lalu lapisi botol mencegah nyeri dengan kompres hangat dan teknik napas
tersebut dengan kain/handuk, dan dalam
kompres bagian nyeri dengan botol A:
dibalut kain tersebut selama 15 menit dan Masalah teratasi sebagian
diulangi hingga beberapa kali P:
b) Teknik napas dalam: tarik napas yang Intervensi dilanjutkan
dalam melalui hidung, tahan beberapa
detik lalu hembuskan keluar melalui
mulut. Lakukan beberapa kali hingga
nyeri dirasa berkurang
3. Memberikan reinforcement positif terhadap
tindakan yang tepat
TUK 4 S: Kunjungan 4
1. Menjelaskan pada keluarga tentang cara Bapak W dan keluarga mengatakan mengerti cara memelihara 6 April 2018
memelihara lingkungan yang aman dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anggota keluarga Pukul 13.30
nyaman seperti tempatkan barang-barang O: WIB
dalam tempat yang mudah dijangkau, Bapak W dan keluarga tampak mengerti cara memlihara
pencahayaan rumah terang, lantai tidak licin lingkungan yang aman dan nyaman bagi anggota keluarga
2. Memotivasi keluarga untuk menerapkan A:
lingkungan yang aman dan nyaman Masalah teratasi sebagian
3. Memberikan reinforcement positif atas P:
tindakan yang tepat Intervensi dilanjutkan
TUK 5 S: Kunjungan 4
1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang Bapak W dan keluarga mengatakan tahu fasilitas kesehatan 6 April 2018
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan yang bisa digunakan Pukul 13.30
yaitu; posyandu, puskesmas, klinik O: WIB
bidan/dokter, rumah sakit Bapak W dan keluarga tampak mengerti dan tahu fasilitas
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kesehatan yang bisa digunakan
kembali jenis-jenis fasilitas kesehatan yang A:
dapat digunakan Masalah teratasi sebagian
3. Memberikan reinforcement positif pada P:
keluarga yang mau membawa anggota Intervensi dilanjutkan
keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan
TUK 1 S: Kunjungan 5
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang Ibu E dan keluarga mengatakan sudah mulai bisa 7 April 2018
identifikasi masalah hambatan pemeliharaan mengidentifikasi masalah hambatan pemeliharaan rumah Pukul 14.00
rumah yaitu pencahayaan rumah kurang, pintu O: WIB
kamar mandi selalu terbuka, pembakaran Ibu E dan keluarga mampu mengidentifikasi masalah
sampah di samping rumah, remahan nasi hambatan pemeliharaan rumah
berserakan di lantai rumah, benda beracun A:
(obat nyamuk) terletak di bawah tempat tidur Masalah teratasi sebagian
2. Memotivasi keluarga untuk mengidentifikasi P:
Hambatan Managemen kembali masalah hambatan pemeliharaan Intervensi dilanjutkan
Pemeliharaan Rumah rumah
pada Keluarga Bapak TUK 2 S: Kunjungan 5
W berhubungan 1. Mendiskusikan bersama keluarga dampak dari Ibu E dan keluarga mengatakan sudah mulai tahu dampak dari 7 April 2018
dengan Kurangnya hambatan pemeliharaan rumah seperti diare, hambatan pemeliharaan rumah Pukul 14.00
Pengetahuan Keluarga ISPA, risiko jatuh, risiko cedera, dan tertelah O: WIB
Tentang Pentingnya benda-benda kecil dan beracun Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan dampak dari
Pemeliharaan Rumah 2. Memotivasi keluarga untuk mengambil hambatan pemeliharaan rumah dan mulai menciptakan
keputusan yang tepat agar menciptakan lingkungan rumah yang adekuat
lingkungan rumah yang adekuat dengan cara: A:
menutup pintu kamar mandi, tidak membakar Masalah teratasi sebagian
sampah di samping rumah, tidak merokok di P:
dalam rumah, meletakkan benda-benda kecil, Intervensi dilanjutkan
tajam dan beracun jauh dari jangkauan anak,
membersihkan rumah dari debu, kotoran, dan
remahan nasi.
3. Memberikan reinforcement positif atas
tindakan yang benar
TUK 3 S: Kunjungan 5
1. Mendiskusikan bersama keluarga demonstrasi Ibu E dan keluarga mengatakan tahu bagaimana cara 7 April 2018
cara perawatan rumah seperti menjaga perawatan rumah Pukul 14.00
kebersihan rumah dari debu, kotoran, dan O: WIB
remahan nasi dengan cara menyapu rumah, Ibu E dan keluarga mampu mendemonstrasikan cara perawatan
membuang sampah di TPU dan tidak rumah
membakar sampah di samping rumah, A:
menyediakan pencahayaan rumah yang terang Masalah teratasi sebagian
dengan cara memindahkan benda yang P:
menghalang cahaya masuk rumah atau Intervensi dilanjutkan
menghidupkan lampu, mengingatkan anak A
untuk selalu memakai alas kaki jika keluar
rumah, tidak merokok di dalam rumah
2. Memberikan reinforcement positif terhadap
tindakan yang tepat
TUK 4 S: Kunjungan 6
1. Mendiskusikan bersama keluarga menerapkan Ibu E dan keluarga mengatakan mengerti cara menciptakan 9 April 2018
cara memodifikasi lingkungan yang nyaman lingkungan yang aman dan nyaman bagi anggota keluarga Pukul 12.30
dan aman seperti, tutup pintu kamar mandi, O: WIB
tidak membakar sampah di samping rumah, Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan cara menciptakan
tidak merokok di dalam rumah, meletakkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anggota keluarga
benda-benda kecil, tajam dan beracun jauh A:
dari jangkauan anak, membersihkan rumah Masalah teratasi sebagian
dari debu, kotoran, dan remahan nasi P:
2. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan Intervensi dilanjutkan
kembali cara memodifikasi lingkungan yang
nyaman dan aman
3. Memberikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai
TUK 5 S: Kunjungan 6
1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang Ibu E dan keluarga mengatakan tahu fasilitas kesehatan yang 9 April 2018
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan bisa digunakan Pukul 12.30
yaitu; posyandu, puskesmas, klinik O: WIB
bidan/dokter, rumah sakit Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan yang bisa digunakan
kembali jenis-jenis fasilitas kesehatan yang A:
dapat digunakan Masalah teratasi sebagian
3. Memberikan reinforcement positif pada P:
keluarga yang mau membawa anggota Intervensi dilanjutkan
keluarga yang sakit ke fasilitas kesehatan
TUK 1 – 5 S: Kunjungan 7
1. Menanyakan jadwal posyandu di lingkungan - Keluarga mengatakan mengerti dengan apa yang telah 10 April 2018
rumah Ibu E untuk pemberian imunisasi disampaikan sebelumnya Pukul 12.30
2. Mengevaluasi kembali isi buku KMS An. M - Ibu E mengatakan ada jadwal posyandu di lingkungan WIB
bagian jadwal imunisasi rumahnya namun Ibu E tidak membawa An. M ke
3. Mengevaluasi kembali pengertian, tujuan, posyandu untuk diimunisasi dengan alasan tempat
jenis-jenis, reaksi yang timbul, faktor yang posyandu jauh dan Ibu E sibuk bekerja
mempengaruhi imunisasi, akibat tidak - Ibu E dan keluarga mengatakan tetap tidak akan
diimunisasi, cara perawatan reaksi yang timbul melanjutkan imunisasi An. M karena tidak tega melihat
setelah diimunisasi anaknya sakit setelah diimunisasi
4. Mengevaluasi kembali demonstrasi cara O:
perawatan reaksi yang timbul setelah - Buku KMS An. M masih kosong dan belum ada
diimunisasi tambahan pemberian imunisasi
5. Mengevaluasi kembali pengertian, faktor - Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tujuan, jenis-
penyebab, klasifikasi nyeri, cara mencegah jenis, reaksi yang timbul, faktor yang mempengaruhi
nyeri dan faktor risiko, cara mengatasi nyeri imunisasi, akibat tidak diimunisasi, cara perawatan reaksi
dengan teknik non farmakologis dan yang timbul setelah diimunisasi
farmakologis - Keluarga mampu mendemonstrasikan cara perawatan
Evaluasi Dx I, II, III
6. Mengevaluasi kembali demonstrasi cara reaksi yang timbul setelah diimunisasi
mencegah nyeri dengan teknik non - Keluarga mampu menyebutkan pengertian, faktor
farmakologis yaitu kompres hangat dan napas penyebab, klasifikasi nyeri, cara mencegah nyeri dan
dalam faktor risiko, cara mengatasi nyeri dengan teknik non
7. Mengevaluasi kembali kemampuan keluarga farmakologis dan farmakologis
dalam mengidentifikasi masalah pemeliharaan - Keluarga mampu mendemonstrasikan cara mencegah
rumah nyeri dengan teknik non farmakologis yaitu kompres
8. Mengevaluasi kembali akibat dan cara hangat dan napas dalam
memelihara lingkungan rumah yang aman dan - Keluarga mampu mengidentifikasi masalah pemeliharaan
nyaman bagi seluruh anggota keluarga rumah
9. Mengevaluasi kembali pengetahuan keluarga - Keluarga mampu menyebutkan akibat dan cara
dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang memelihara lingkungan rumah yang aman dan nyaman
ada - Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan yang
bisa dimanfaatkan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan keluarga
LAMPIRAN 12
Genogram :
: Perempuan : Meninggal
: Laki-laki : Klien
4. Tipe Keluarga
Keluarga Bapak B merupakan tipe extended family yang terdiri dari Bapak B sebagai
kepala keluarga, Ibu A sebagai istri Bapak B, Anak A dan Anak F anak dari Bapak B
dan Ibu A, lalu Nn. E merupakan adik dari Ibu A. Ibu A mengatakan tidak ada masalah
yang terjadi dengan jenis tipe keluarga besar tersebut.
5. Suku
Latar belakang budaya yang dianut keluarga Bapak B yaitu budaya Minangkabau
dengan suku Guci. Bahasa yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa minang. Keluarga
Bapak B dan Ibu A sama-sama berasal dari Padang. Keluarga tidak memiliki kebiasaan
yang bertentangan dengan perilaku kesehatan seperti keyakinan tidak percaya dengan
tenaga kesehatan. Ibu A mengatakan keluarganya tidak pernah menggunakan
praktisi/jasa perawatan kesehatan tradisional seperti berobat alternatif (tradisonal). Ibu
A hanya tahu pengajaran dari orang tuanya dulu bila demam anak tidak turun lebih dari
2 hari maka dimandikan dengan daun jarak.
6. Agama
Keluarga Bapak B menganut agama Islam. Tidak ada anggota keluarganya yang
berbeda keyakinan. Keluarga Bapak B tidak ada yang ikut terlibat dalam kegiatan
peribadatan di Masjid seperti anggota pengajian, karena memang tidak ada kegiatan
tersebut di Mushalla terdekat. Anggota keluarga hanya menjalankan ibadah wajib di
rumah. Keluarga Bapak B yakin Tuhannya yang selalu memberikan kesembuhan dan
nikmat sehat.
7. Status Sosek Keluarga
Keluarga Bapak B merupakan keluarga sejahtera tahap III (KS-III) yang sudah mampu
memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial, psikologis, tetapi belum dapat berkontribusi
maksimal terhadap masyarakat, serta berperan aktif dalam lembaga kemasyarakatan.
Bapak B bekerja sebagai buruh harian lepas disebuah CV di Kota Padang. Penghasilan
yang didapatkan Bapak B dalam sebulan Rp. 2.000.000 dan keluarga beranggapan
bahwa pendapatan tersebut mencukupi untuk kebutuhan keluarganya dan bisa disimpan
beberapa untuk keperluan dimasa mendatang. Selain Bapak B, tidak ada anggota
keluarga yang mencari nafkah.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Bapak B sehari-hari selalu ada di rumah berkumpul dengan seluruh anggota
keluarganya setiap malam saat makan malam dan nonton tv bersama. Terkadang bila
seharian hujan, Bapak B bisa berkumpul dengan istri dan anak-anaknya disiang hari
karena tidak memungkinkan untuk bekerja. Namun, sekali setahun keluarga Bapak B
pergi berlibur atau rekreasi ke luar kota tempat saudara Ibu A tinggal.
10. LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
Luas rumah Bapak B + 11m x 8m terdiri dari 1 ruang tamu, 1 ruang tengah, 3 kamar
tidur, 1 ruang dapur, 1 ruang makan, 1 kamar mandi dan gudang. Rumah permanen,
lantai dari semen, ventilasi lebih dari 2, 10 jendela kaca dan 4 jendela kayu. Di dalam
rumah pencahayaan dari luar cukup karena ada 8 jendela kaca dekat ruang tamu dan
ruang tengah tempat masuknya cahaya. Untuk sirkulasi udara rumah bagus karena ada
ventilasi dan jendela terbuka, tetapi ada anggota keluarga yang merokok di halaman
rumah yaitu Bapak W. Air yang digunakan untuk masak, mencuci dan mandi sehari-
hari adalah air sumur dan air minum dari air galon. Anak A kadang tidak memakai alas
kaki jika keluar rumah.
1) Halaman depan: teras rumah tampak bersih, tidak ada sampah maupun kotoran
yang berserakan. Sedangkan halaman rumah dipenuhi rumput dan banyak
berserakan dedaunan pohon yang jatuh serta kotoran ayam dan anjing berserakan
di halaman dan di samping rumah.
2) Ruang tamu dan ruang tengah: tampak ada tumpukan mainan anak A dan anak F
di ruang tamu dan ruang tengah, dan tampak ada sedikit remahan nasi di dekat
tempat menonton tv (ruang tengah).
3) Ruang kamar: tampak dipan tempat tidur terbuat dari kayu.
4) Dapur: tampak dapur tidak gelap karena ada jendela di dekat dapur, lalu dapur
tampak bersih bila tidak digunakan dan sedikit berserakan bila keluarga sedang
memasak.
5) Kamar mandi: terdapat 1 buah bak mandi dan beberapa ember untuk mencuci,
sumur cinicn mata air tanpa penutup dengan mesin pemancing di tepi sumur, lalu
ada WC namun tidak memiliki septic tank dan kotoran yang dibuang langsung ke
bandar kali di belakang rumah. Air yang digunakan untuk mandi, mencuci, dan
membersihkan makanan yang akan dimasak yaitu air sumur.
6) Gudang: terdapat beberapa barang yang tidak terpakai terletak di sudut ruangan.
Barang-barang tersebut ada yang dilapisi plastic dan ada juga yang tidak. Beberapa
barang ada yang sudah berdebu.
Keterangan
E Pintu
F Jendela Kaca
D Jendela Kayu
Sumur
C
B C
B C
A
JalanRaya
Dx: Ketidakefektifan Perilaku Kesehatan pada Keluarga Bapak B Khususnya pada Bayi F
berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Pentingnya Pemberian Imunisasi
Dx: Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko Pada Keluarga Bapak B berhubungan dengan
Pemilihan Gaya Hidup Tidak Sehat
Dx: Risiko Penurunan Koping Keluarga Bapak B berhubungan dengan Tidak Cukupnya Dukungan
Yang Diberikan Pada Keluarga Dalam Mengatasi Masalah
Dx: Hambatan Managemen Pemeliharaan Rumah pada Keluarga Bapak B berhubungan dengan
Kurangnya Pengetahuan Keluarga Tentang Pentingnya Pemeliharaan Rumah
g. Menjelaskan jenis-
jenis imunisasi Keluarga mampu Jenis–Jenis Imunisasi Dasar 1. Gali pengetahuan keluarga tentang
menyebutkan 4 dari 5 yaitu sbb : jenis-jenis imunisasi
jenis imunisasi : 2. Jelaskan pada keluarga tentang
Imunisasi Dasar yaitu a. Imunisasi BCG jenis-jenis imunsasi
sbb : b. Imunisasi DPT-HB- 3. Beri kesempatan pada keluarga
Hib untuk bertanya
a. Imunisasi BCG c. Imunisasi Hepatitis B 4. Bantu keluarga mengulangi apa
b. Imunisasi DPT d. Imunisasi Polio yang telah didiskusikan atau
c. Imunisasi Polio e. Imunisasi Campak dijelaskan
d. Imunisasi Campak 5. Beri reinforcement positif atas
perilaku yang benar
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 1 x 30 menit pada
kunjungan kedua keluarga
mampu:
8. Modifikasi Lingkungan Keluarga mampu Cara memelihara 1. Diskusikan dengan keluarga cara
b. Menjelaskan memelihara lingkungan yang
lingkungan yang menerapkan 3 dari 4 lingkungan yang aman:
cara memelihara nyaman dan tenang bagi bayi
aman dan tenang
a. Tempat tidur 2. Motivasi keluarga untuk
bagi bayi lingkungan yang aman:
dipindahkan ke dekat memodifikasi lingkungan
a. Penerangan rumah jendela 3. Melakukan kunjungan yang tidak
cukup b. Penerangan cukup direncanakan untuk mengevaluasi
b. Ventilasi cukup dan c. Ventilasi cukup dan kemampuan keluarga dalam
memadai memadai memelihara lingkungan yang aman
c. Kebersihan d. Kebersihan bagi bayi
lingkungan rumah lingkungan rumah 4. Beri reinforcement positif atas hal
terjaga dari kotoran terjaga dari kotoran yang benar yang dilakukan
keluaraga
9. Memanfaatkan Fasilitas
Kesehatan
c. Menjelaskan Keluarga mampu Fasilitas yang dapat 1. Gali penegtahuan keluarga tentang
fasilitas kesehatan memanfaatkan 2 dari 4 digunakan : fasilitas kesehatan dan manfaat
yang bisa contoh fasilitas yang pelayanan kesehatan
digunakan dapat digunakan: 6. Posyandu 2. Diskusikan dengan keluarga
7. Puskesmas tentang fasilitas kesehatan dan
c. Posyandu 8. Klinik manfaat pelayanan kesehatan
d. Puskesmas 9. Rumah sakit 3. Beri kesempatan pada keluarga
untuk memilih pelayanan
kesehatan
Keluarga mengunjungi Manfaat: memberikan 4. Motivasi keluarga untuk
d. Menjelaskan informasi tentang memanfaatkan pelayanan
manfaat fasilitas kesehatan
imunisasi, cara perawatan kesehatan secara rutin
menggunakan secara rutin 5. Beri reinforcement positif atas
fasilitas kesehatan efek samping imunisasi
perilaku yang benar
2. Mengambil Keputusan
yang Tepat
b. Mengidentifikasi Keluarga mampu Identifikasi masalah yang 1. Identifikasi bersama keluarga
masalah yang mengidentifikasi dihadapi keluarga seperti masalah yang dihadapi keluarga
dihadapi keluarga masalah yang dihadapi asal masalah, jumlah 2. Beri kesempatan pada keluarga
untuk bertanya
yaitu asal masalah dan masalah, sifat masalah, dan
3. Bantu keluarga untuk mencari
sifat masalah waktu terjadinya masalah solusi atas apa yang telah
didiskusikan atau dijelaskan
4. Beri reinforcement positif atas
perilaku yang benar
Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
selama 1 x 30 menit pada
kunjungan kedua keluarga
mampu:
c. Mengungkapkan Keluarga mampu Ciptakan lingkungan rumah 1. Gali pengetahuan keluarga tentang
akan menciptakan menciptakan lingkungan yang adekuat dengan cara: cara menciptakan lingkungan
lingkungan rumah rumah yang adekuat menutup pintu kamar rumah yang adekuat
yang adekuat dengan cara: menutup 2. Jelaskan pada keluarga tentang cara
mandi, tidak membakar
pintu kamar mandi, menciptakan lingkungan rumah
sampah di samping rumah,
yang adekuat
tidak membakar sampah tidak merokok di dalam 3. Beri kesempatan pada keluarga
di samping rumah, tidak rumah, meletakkan benda- untuk bertanya
merokok di dalam benda kecil, tajam dan 4. Motivasi keluarga tentang apa yang
rumah, meletakkan beracun jauh dari telah didiskusikan atau dijelaskan
benda-benda kecil, jangkauan anak, 5. Beri reinforcement positif atas
tajam dan beracun jauh perilaku yang benar
membersihkan rumah dari
dari jangkauan anak, debu, kotoran, dan remahan
membersihkan rumah nasi, selalu mengingatkan
dari debu, kotoran, dan anak A untuk menggunakan
remahan nasi. alas kaki jika bermain di
luar rumah, menyediakan
pencahayaan yang bagus di
setiap ruangan rumah.
3. Melakukan Perawatan
a. Mendemonstrasika Keluarga mampu Demonstrasi cara 1. Diskusikan dengan keluarga untuk
n cara melakukan mendemonstrasikan 5 melakukan tugas perawatan melakukan tugas perawatan rumah
tugas perawatan 2. Demontrasikan bersama keluarga
dari 7 cara melakukan rumah
rumah cara melakukan tugas perawatan
tugas perawatan rumah rumah
1. Menjaga kebersihan
rumah dari debu, 3. Beri kesempatan pada keluarga
1. Menjaga kebersihan
kotoran, dan remahan untuk bertanya
rumah dari debu,
nasi dengan cara 4. Bantu keluarga untuk mengulangi
kotoran, dan
menyapu rumah apa yang telah didiskusikan atau
remahan nasi dengan
2. Membuang sampah di dijelaskan
cara menyapu rumah
TPU dan tidak 5. Beri reinforcement positif atas
2. Membuang sampah
membakar sampah di perilaku yang benar
di TPU dan tidak
membakar sampah samping rumah
di samping rumah 3. Menyediakan
3. Menyediakan pencahayaan rumah
pencahayaan rumah yang terang dengan cara
yang terang dengan memindahkan benda
cara memindahkan yang menghalang
benda yang cahaya masuk rumah
menghalang cahaya atau menghidupkan
masuk rumah atau lampu
menghidupkan 4. Tidak merokok di
lampu dalam rumah
4. Mengingatkan anak 5. Meletakkan benda-
Ad untuk selalu benda kecil, tajam, dan
memakai alas kaki beracum di tempat yang
jika keluar rumah aman dan jauh dari
5. Tidak merokok di jangkauan anak
dalam rumah. 6. Menutup pintu kamar
mandi
7. Mengingatkan dan
memakaikan anak A
alas kaki jika bermain
di luar rumah
4. Memodifikasi Keluarga mampu Menerapkan cara 1. Diskusikan dengan keluarga cara
Lingkungan menerapkan cara memodifikasi lingkungan memelihara lingkungan yang
memodifikasi rumah yang nyaman dan nyaman dan aman
2. Motivasi keluarga untuk
lingkungan rumah yang aman:
memodifikasi lingkungan
nyaman dan aman: 3. Melakukan kunjungan yang tidak
1. Tutup pintu kamar
mandi direncanakan untuk mengevaluasi
1. Tutup pintu kamar
2. Tidak membakar kemampuan keluarga dalam
mandi
sampah di samping memelihara lingkungan yang
2. Tidak membakar
rumah nyaman dan aman
sampah di samping
3. Tidak merokok di 4. Beri reinforcement positif atas hal
rumah
dalam rumah yang benar yang dilakukan
3. Tidak merokok di
4. Meletakkan benda- keluaraga
dalam rumah
4. Meletakkan benda- benda kecil, tajam dan
benda kecil, tajam beracun jauh dari
dan beracun jauh jangkauan anak
dari jangkauan anak 5. Membersihkan rumah
5. Membersihkan dari debu, kotoran, dan
rumah dari debu, remahan nasi
kotoran, dan 6. Memakaikan alas kaki
remahan nasi pada anak A jika
bermain di luar rumah
7. Menyediakan
pencahayaan bagus di
setiap ruangan rumah
5. Memanfaatkan
Fasilitas Kesehatan
a. Menjelaskan Keluarga mampu Fasilitas yang dapat 1. Gali penegtahuan keluarga tentang
fasilitas kesehatan memanfaatkan 2 dari 3 digunakan : fasilitas kesehatan dan manfaat
yang dapat pelayanan kesehatan
digunakan contoh fasilitas yang d. Puskesmas 2. Diskusikan dengan keluarga
dapat digunakan: e. Klinik tentang fasilitas kesehatan dan
f. Rumah sakit manfaat pelayanan kesehatan
c. Puskesmas 3. Beri kesempatan pada keluarga
d. Rumah sakit untuk memilih pelayanan
kesehatan
c. Menjelaskan Manfaat: memberikan 4. Motivasi keluarga untuk
manfaat Keluarga mengunjungi informasi tentang cara memanfaatkan pelayanan
menggunakan fasilitas kesehatan mencegah dan mengatasi kesehatan secara rutin
fasilitas kesehatan secara rutin 5. Beri reinforcement positif atas
nyeri
prilaku yang benar
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
Implementasi Evaluasi TT/Tgl/Waktu
Keperawatan
TUK 1 S: Kunjungan 1
1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian Ibu E dan keluarga mengatakan sudah mulai tau 3 April 2018
imunisasi yaitu usaha memberikan kekebalan pada tentang pengertian, tujuan, jenis-jenis, reaksi yang Pukul 14.00 WIB
bayi dan anak untuk mencegah terhadap penyakit timbul dan faktor yang mempengaruhi imunisasi
tertentu O:
2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang tujuan - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan
imunisasi yaitu mencegah penyakit tertentu pada pengertian imunisasi
seseorang, menurunkan angka kesakitan dan kematian - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 1 dari 2
3. Mendiskusikan dengan keluarga tentang jenis-jenis tujuan imunisasi
imunisasi dasar yaitu imunisasi BCG, Hepatitis B, - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5
Ketidakefektifan DPT, Polio, dan Campak jenis imunisasi
Perilaku Kesehatan 4. Mendiskusikan dengan keluarga tentang reaksi yang - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 2 dari 5
pada Keluarga Bapak timbul setelah diimunisasi yaitu BCG; timbul bisul reaksi yang timbul setelah anak diimunisasi
B khususnya Bayi F atau bengkak dibekas injeksi vaksin, DPT-HB; - Ibu E dan keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3
berhubungan dengan demam, Polio; tidak ada, Campak; demam faktor yang mempengaruhi imunisasi
Kurangnya 5. Mendiskusikan dengan keluarga tentang faktor yang A:
Pengetahuan mempengaruhi imunisasi yaitu sistem imun, faktor Masalah teratasi sebagian
Keluarga Tentang genetik pejamu, kualitas dan kuantitas vaksin P:
Pentingnya Intervensi dilanjutkan
Pemberian Imunisasi S: Kunjungan 1
TUK 2 Ibu A dan keluarga mengatakan mengerti dengan apa 3 April 2018
1. Menjelaskan pada keluarga tentang akibat tidak yang telah disampaikan Pukul 14.00 WIB
diimunisasi yaitu anak beresiko terserang sakit TBC, O:
sakit Hepatitis B, sakit Difteri, sakit Pertusis (batuk Ibu E dan keluarga tampak mengerti dan mampu
rejan), sakit Tetatus, sakit, Polio, sakit Campak mengulang kembali apa akibat bila anak tidak
2. Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan diimunisasi
yang tepat dalam mengimunisasi anaknya A:
3. Memberikan reinforcement positif atas keputusan Masalah teratasi sebagian
yang tepat dari keluarga P:
Intervensi dilanjutkan
TUK 3 S: Kunjungan 1
1. Menjelaskan kembali cara perawatan reaksi yang Ibu A dan keluarga mengatakan mengerti bagaimana 3 April 2018
timbul setelah diimunisasi dengan cara: cara perawatan raksi yang timbul setelah diimunisasi Pukul 14.00 WIB
c. Bila demam: berikan banyak cairan (ASI), berikan O:
pakaian tipis dan menyerap keringat pada anak, - Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan cara
ciptakan lingkungan yang sejuk (tidak panas), perawatan reaski yang timbul setelah imunisasi
berikan kompres hangat bila anak demam
d. Bila bengkak dibekas suntikan: kompres bekan - Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan cara
suntikan dengan kompres hangat perawatan reaski yang timbul setelah imunisasi
2. Mendemonstrasikan cara perawatan reaksi yang timbul bila bengkak dibekas suntikan imunisasi
setelah diimunisasi - Ibu A tampak bisa mendemonstrasikan cara
3. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang pemberian kompres hangat
benar A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
S: Kunjungan 2
TUK 4
Ibu A dan keluarga mengatakan mengerti cara 4 April 2018
1. Menjelaskan lingkungan yang aman dan tenang bagi
menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi Pukul 15.00 WIB
bayi seperti penerangan rumah cukup, ventilasi cukup
anak-anaknya
dan memadai, kebersihan lingkungan rumah terjaga
O:
dari kotoran
Ibu A dan keluarga tampak mengerti bagaimana cara
2. Menjelaskan pada keluarga cara memodifikasi
menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi
lingkungan agar aman untuk anak-anak
anak-anaknya
3. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara
A:
memodifikasi lingkungan yang aman bagi anak-anak
Masalah teratasi sebagian
4. Memberikan reinforcement positif terhadap
P:
kemampuan yang dicapai oleh
Intervensi dilanjutkan
TUK 5 S: Kunjungan 2
1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang fasilitas Ibu A dan keluarga mengatakan tahu fasilitas 4 April 2018
kesehatan yang dapat digunakan untuk pemberian kesehatan yang bisa digunakan untuk mengimunisasi Pukul 15.00 WIB
imunisasi yaitu; posyandu, puskesmas, klinik anaknya
bidan/dokter, rumah sakit O:
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali Ibu A dan keluarga tampak mengerti dan tahu fasilitas
jenis-jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan kesehatan yang bisa digunakan untuk mengimunisasi
3. Memberikan reinforcement positif pada keluarga yang anaknya
mau membawa anaknya imunisasi ke fasilitas A:
kesehatan Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
TUK 1 S: Kunjungan 3
1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian Ibu A dan keluarga mengatakan sudah mulai tahu 5 April 2018
penurunan koping keluarga yaitu tidak efektifnya dengan pengertian, faktor penyebab, tanda dan gejala Pukul 15.00 WIB
dukungan dan motivasi orang terdekat yang penurunan koping keluarga
dibutuhkan untuk mengatasi masalah O:
2. Mendiskusikan bersama keluarga tentang faktor - Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan
penyebab penurunan koping keluarga yaitu tidak pengertian penurunan koping keluarga
tersedianya informasi bagi orang terdekat, orang - Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan faktor
terdekat kurang terpapar informasi, tidak cukupnya penyebab penurunan koping keluarga
dukungan yang diberikan - Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan tanda
Risiko Penurunan 3. Mendiskusikan bersama keluarga tentang tanda dan dan gejala dari penurunan koping keluarga
Koping Keluarga gejala dari penurunan koping keluarga seperti klien A:
Bapak B mengeluh/khawatir tentang respon orang terdekat pada Masalah teratasi sebagian
berhubungan dengan masalah kesehatan, orang terdekat menyatakan kurang P:
Tidak Cukupnya terpapar informasi tentang upaya mengatasi masalah Intervensi dilanjutkan
Dukungan Yang TUK 2 S: Kunjungan 3
Diberikan Pada 1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang identifikasi Ibu A dan keluarga mengatakan sudah mulai bisa 5 April 2018
Keluarga Dalam masalah yang dihadapi keluarga seperti asal masalah, mengidentifikasi masalah yang dihadapi keluarga dan Pukul 15.00 WIB
Mengatasi Masalah jumlah masalah, sifat masalah, dan waktu terjadinya alternatif koping
masalah O:
2. Mendiskusikan bersama keluarga tentang alternatif - Ibu A dan keluarga mampu mengidentifikasi
koping/ cara penyelesaian masalah seperti membahas masalah yang dihadapi keluarga
masalah yang dihadapi keluarga, membahas cara-cara - Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan cara
menyelesaikan masalah, membagi tugas penyelesaian penyelesaian masalah yang dihadapi keluarga
masalah, mencari dukungan dan motivasi lain A:
3. Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan Masalah teratasi sebagian
yang tepat P:
4. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang Intervensi dilanjutkan
tepat
TUK 3 S: Kunjungan 3
1. Menjelaskan pada keluarga cara penyelesaian masalah Ibu A dan keluarga mengatakan mengerti dan tahu cara 5 April 2018
yaitu terbuka dalam mengutarakan masalah yang penyelesaian masalah yang dihadapi keluarga Pukul 15.00 WIB
dihadapi, membahas masalah yang dihadapi keluarga O:
bersama-sama, membahas cara-cara menyelesaikan Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan cara
masalah bersama-sama, membagi tugas penyelesaian, penyelesaian masalah yang dihadapi keluarga
mencari dukungan dan motivasi lain A:
2. Memotivasi keluarg untuk menerapkan cara Masalah teratasi sebagian
penyelesaian masalah dikeluarganya P:
3. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang Intervensi dilanjutkan
benar
S: Kunjungan 4
Ibu A dan keluarga mengatakan mengerti cara 6 April 2018
memelihara lingkungan yang aman dan nyaman bagi Pukul 13.30 WIB
TUK 4
anggota keluarga
1. Menjelaskan pada keluarga cara memelihara
lingkungan yang nyaman dan aman yaitu kebersihan
O:
lingkungan rumah, suasana rumah tenang
Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan cara
2. Memotivasi keluarga untuk menerapkan cara
memelihara lingkungan yang aman dan nyaman bagi
pemeliharaan rumah yang nyaman dan aman
anggota keluarga
3. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang
A:
benar
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
S: Kunjungan 4
TUK 5
Ibu A dan keluarga mengatakan tahu fasilitas 6 April 2018
1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang fasilitas
kesehatan yang bisa digunakan Pukul 13.30 WIB
kesehatan yang dapat digunakan yaitu; posyandu,
O:
puskesmas, klinik bidan/dokter, rumah sakit
Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan fasilitas
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
kesehatan yang bisa digunakan
jenis-jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
A:
3. Memberikan reinforcement positif pada keluarga yang
Masalah teratasi sebagian
mau membawa anggota keluarga yang sakit ke
P:
fasilitas kesehatan
Intervensi dilanjutkan
Hambatan TUK 1 S: Kunjungan 5
Managemen 1. Mendiskusikan dengan keluarga tentang identifikasi Ibu A dan keluarga mengatakan sudah mulai bisa 7 April 2018
Pemeliharaan Rumah masalah hambatan pemeliharaan rumah yaitu mengidentifikasi masalah hambatan pemeliharaan Pukul 14.00 WIB
pada Keluarga Bapak pencahayaan rumah kurang, pintu kamar mandi selalu rumah
W berhubungan terbuka, pembakaran sampah di samping rumah, O:
dengan Kurangnya remahan nasi berserakan di lantai rumah, benda Ibu A dan keluarga mampu mengidentifikasi masalah
Pengetahuan beracun (obat nyamuk) terletak di bawah tempat tidur hambatan pemeliharaan rumah
Keluarga Tentang 2. Memotivasi keluarga untuk mengidentifikasi kembali A:
Pentingnya masalah hambatan pemeliharaan rumah Masalah teratasi sebagian
Pemeliharaan Rumah P:
Intervensi dilanjutkan
TUK 2 S: Kunjungan 5
1. Mendiskusikan bersama keluarga dampak dari Ibu A dan keluarga mengatakan sudah mulai tahu 7 April 2018
hambatan pemeliharaan rumah seperti diare, ISPA, dampak dari hambatan pemeliharaan rumah Pukul 14.00 WIB
risiko jatuh, risiko cedera, dan tertelah benda-benda O:
kecil dan beracun Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan dampak dari
2. Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan hambatan pemeliharaan rumah
yang tepat agar menciptakan lingkungan rumah yang A:
adekuat dengan cara: menutup pintu kamar mandi, Masalah teratasi sebagian
tidak membakar sampah di samping rumah, tidak P:
merokok di dalam rumah, meletakkan benda-benda Intervensi dilanjutkan
kecil, tajam dan beracun jauh dari jangkauan anak,
membersihkan rumah dari debu, kotoran, dan remahan
nasi.
3. Memberikan reinforcement positif atas tindakan yang
bena
TUK 3 S: Kunjungan 5
1. Mendiskusikan bersama keluarga demonstrasi cara Ibu A dan keluarga mengatakan tahu bagaimana cara 7 April 2018
perawatan rumah seperti menjaga kebersihan rumah perawatan rumah Pukul 14.00 WIB
dari debu, kotoran, dan remahan nasi dengan cara O:
menyapu rumah, membuang sampah di TPU dan tidak Ibu A dan keluarga mampu mendemonstrasikan cara
membakar sampah di samping rumah, menyediakan perawatan rumah
pencahayaan rumah yang terang dengan cara A:
memindahkan benda yang menghalang cahaya masuk Masalah teratasi sebagian
rumah atau menghidupkan lampu, mengingatkan anak P:
A untuk selalu memakai alas kaki jika keluar rumah, Intervensi dilanjutkan
tidak merokok di dalam rumah
2. Memberikan reinforcement positif terhadap tindakan
yang tepat
TUK 4 S: Kunjungan 6
1. Mendiskusikan bersama keluarga menerapkan cara Ibu A dan keluarga mengatakan mengerti cara 9 April 2018
memodifikasi lingkungan yang nyaman dan aman menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi Pukul 12.30 WIB
seperti, tutup pintu kamar mandi, tidak membakar anggota keluarga
sampah di samping rumah, tidak merokok di dalam O:
rumah, meletakkan benda-benda kecil, tajam dan Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan cara
beracun jauh dari jangkauan anak, membersihkan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi
rumah dari debu, kotoran, dan remahan nasi anggota keluarga
2. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara A:
memodifikasi lingkungan yang nyaman dan aman Masalah teratasi sebagian
3. Memberikan reinforcement positif terhadap P:
kemampuan yang dicapai Intervensi dilanjutkan
S: Kunjungan 6
TUK 5
Ibu A dan keluarga mengatakan tahu fasilitas 9 April 2018
1. Mendiskusikan bersama keluarga tentang fasilitas
kesehatan yang bisa digunakan Pukul 12.30 WIB
kesehatan yang dapat digunakan yaitu; posyandu,
O:
puskesmas, klinik bidan/dokter, rumah sakit
Ibu A dan keluarga mampu menyebutkan fasilitas
2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
kesehatan yang bisa digunakan
jenis-jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
A:
3. Memberikan reinforcement positif pada keluarga yang
Masalah teratasi sebagian
mau membawa anggota keluarga yang sakit ke
P:
fasilitas kesehatan
Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Dx I, II, III TUK 1 – 5 S: Kunjungan 7
1. Menanyakan jadwal posyandu di lingkungan rumah - Keluarga mengatakan mengerti dengan apa yang 10 April 2018
Ibu A untuk pemberian imunisasi telah disampaikan sebelumnya Pukul 12.30 WIB
2. Mengevaluasi kembali isi buku KMS An. F bagian - Ibu A mengatakan ada jadwal posyandu di
jadwal imunisasi lingkungan rumahnya dan Ibu A membawa An. F
3. Mengevaluasi kembali pengertian, tujuan, jenis-jenis, ke posyandu bukan untuk mengimunisasi
reaksi yang timbul, faktor yang mempengaruhi anaknya tapi hanya untuk timbang BB
imunisasi, akibat tidak diimunisasi, cara perawatan - Ibu A mengatakan masih takut memberikan
reaksi yang timbul setelah diimunisasi imunisasi DPT pada anaknya karena takut
4. Mengevaluasi kembali demonstrasi cara perawatan anaknya demam dan hanya akan melanjutkan
reaksi yang timbul setelah diimunisasi imunisasi campak saja saat An. F berusia 9 bulan
5. Mengevaluasi kembali pengertian, faktor penyebab, O:
tanda dan gejala penurunan koping keluarga - Buku KMS An. F masih kosong dan belum ada
6. Mengevaluasi kembali cara penyelesaian masalah tambahan pemberian imunisasi
yang dihadapi keluarga - Keluarga mampu menyebutkan pengertian,
7. Mengevaluasi kembali kemampuan keluarga dalam tujuan, jenis-jenis, reaksi yang timbul, faktor
mengidentifikasi masalah pemeliharaan rumah yang mempengaruhi imunisasi, akibat tidak
8. Mengevaluasi kembali akibat dan cara memelihara diimunisasi, cara perawatan reaksi yang timbul
lingkungan rumah yang aman dan nyaman bagi setelah diimunisasi
seluruh anggota keluarga - Keluarga mampu mendemonstrasikan cara
9. Mengevaluasi kembali pengetahuan keluarga dalam perawatan reaksi yang timbul setelah diimunisasi
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada - Keluarga mampu menyebutkan pengertian, faktor
penyebab, tanda dan gejala penurunan koping
keluarga
- Keluarga mampu menyebutkan cara penyelesaian
masalah yang dihadapi keluarga
- Keluarga mampu mengidentifikasi masalah
pemeliharaan rumah
- Keluarga mampu menyebutkan akibat dan cara
memelihara lingkungan rumah yang aman dan
nyaman
- Keluarga mampu menyebutkan fasilitas kesehatan
yang bisa dimanfaatkan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan keluarga