bidang kerajinan melukisnya
Komang Adi sudah memiliki hobi melukis sejak ia masih anak-anak. Begitu ia
tamat Sekolah Menengah Pertama(SMP),ia memilih melanjutkan ke Sekolah
Menengah Seni Rupa(SMSR) Batu bulan, Sukawati.
Ia tamat sekolah pada tahun 1997,Komang pun langsung menekuni dunia lukis
sebagai ladang usahanya. Kala itu, peminat lukisan belum banyak. Komang pun
mengawali usahanya dengan menjual aneka macam pigura lukisan maupun foto.
Tiga tahun kemudian, tepatnya di tahun 2000 komang mulai memberanikan diri
untuk memasarkan karya lukisannya. Berawal dari menjual satu hingga dua
lukisan,usaha komang pun terus berkembang hingga ia memiliki galeri sendiri. Ia
memiliki galeri yang di beri nama Komang Adi Galeri. Lukisan yang di pasarkan
Komang Adi Galeri pun sudah dikirim ke berbagai negara seperti Australia, Amerika,
Jerman, dan Perancis.
Kala itu, permintaan terus meningkat,lama-lama komang tak sanggup lagi untuk
melayaninya sendirian.Ia pun mulai merekrut sejumlah pelukis untuk menjadi
karyawannya. Kini komang memiliki 34 pelukis yang bekerja untuknya.
Dalam sebulan,ia busa menjual 300 lukisan ke pasar domestik. Selain pasar
mancanegara,ia juga rutin mengirim sekitar 300 lukisan setiap 3 bulan sekali.
Diantaranya ke Australia, Amerika, Jerman, dan Perancis. Di indonesia sendiri peminat
lukisan komang datang dari berbagai kota, seperti jakarta dan bandung.
Lukisan di galeri komang di hargai mulai dari Rp. 50.000,00 – Rp. 45.000.000,00
untuk ukuran yang sangat besar.Dari usahanya ini komang mengaku memperoleh
omzet Rp. 175 juta perbulannya. Banyak bisnis sukses dimulai dari kecil,itu yang terjadi
dengan Komang Adi Gallery milik Komang Adi.
Berkat kerja kerasnya, dari ia menjual aneka ragam pigura hingga ia sukses
menjadi seorang wirausahawan yang terkenal. Komang Adi berjuang sendiri untuk bisa
menjual dan memasarkan karya lukisannya, dari hasil jerih payahnya ia bisa
mendapatkan omzet yang sangat besar perbulannya.
Kini komang tak perlu lagi mempromosikan lukisannya lewat pameran ataupun
lainnya. Ia tak lagi menjemput bola melainkan pelanggan yang datang sendiri untuk
memesan lukisannya.