Anda di halaman 1dari 16

a.

identifikasi dan Klarifikasi Istilah asing


1. lahan gambut (della)
Jawaban:
1. Termasuk ekosistem dari lahan basah, memiliki bahan organic, terbentuk
karena daun kering yang jatuh bertahun tahun lamanya (anita)
2. tanah gambut: tanah organic sangat tinggi, ciri khas : air warna coklat
kehitaman (daun , pohon, dll) (aanisah)
b. identifikasi Masalah dan Analisis masalah
1. antisifasi apa yang harus dilakukan untuk lahan gambut (aliffia)
Jawaban:
a. pemerintah bisa menyelenggarakan air bersih ke daerah yang masih
menggunakan air gambut (anita)
b. bisa melakukan menyuluhan dan pemberian fluor kedapa masyarakat (della)
2. apa dampak lahan gambut bagi kesehatan gigi dan mulut (asti)
Jawaban:
a. menyebabkan gigi erosi dan karies(aliffia)
b. mulut menjadi sarang mikroorganisme (cita)
c. diare (wina)
d. dapat meningkatkan kekasaran pada permukaan gigi dan dapat merubah warna
pada gigi (dinda)
3. apa upaya pemerintah (wulan)
a. positif , pemerintahkan edukasi : pembakaran hutan (aanisah)
b. program untuk pengelolaan lahan gambut menjadi pH netral dan menjadikan
air gambut menjadi bersih dan menghilangkan mikroor (cita)
c. penyeluran air PDAM (tika)
4. karakteristik lahan gambut (cita)
a. memiliki intensitas warna yang tinggi , pH yang rendah, Asam (wulan)
b. mengandung zat organic yang tinggi, dan kadar besi (diza)
c. warna pada air kuning kecoklatan (asti)
d. asam humat, asam fulvat, dan humin (dinda)
5. cara proses terbentuknya lahan gambut (diza)
a. pelapukan alam (della)
b. dari daun-daun dan kayu-kayu dan terjadi pelapukan dan menjadi tanah, kubah
gambut (cekungan) dekat dengan laut dan terjadi sebuah genangan (aanisah)
6. manfaat dari lahan gambut (dinda)
a. bisa jadi tanh resapan, sumber air, cadangan air, tempat penampungan air
hujan, bisa digunakan untuk jangka panjang (aliffia)
b. lahan pertanian karena tingkat pertumbuhan yang lebih cepat dari lahan
lainnya ( wulan)
c. tidak adanya banjir, dan mencegah pemanasan global dan iklim dunia (anita)
d. menjadi pupuk alami untuk tanaman yang tumbuh dilahn gambut (cita)
e. untuk diwilayah tropis : orangutan (diza)
7. mekanisme lahan gambut terhadap kerusakan pada gigi (anita)
a. keries : pH yang rendah , konsentrasi ion meningkat merusak ikatan
hidroksiapatit enamel dan terjadi demineralisasi, kaspitas dan terjadi karies
(aanisah)
8. pH pada lahan gambut (wina)
a. pH rendah : 2-5 (asti)
9. dampak gambut selain kesehatan gigi (tika)
a. diare, sakit perut dan gatal- gatal (wina)
b. terdapat bakteri e-coli (cita)
c. dengan Fe yang merusak dinding usus dan dapat bersifat iritasi, dan dapat
melepaskan karbondioksida sehingga dpt menyebabkan gangguan pernapasan
(della)
10. bagaimana karakteristik air bersih untuk digunakan sehari-hari (aanisah)
a. 3B: tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa (diza)
b. bebas segala bakteri dan pH netral (tika)
c. pH 6,5-8,5 dan air nonradiaktif (anita)
d. memiliki suhu yang normal tidak terpapar suhu panas dan dingin karna dapat
mempengaruhi air tersebut (wulan)
11. apakah ada cara untuk pengelolaan lahan gambut (della) metode pengolahan
a. untuk lahan pertanian sebagai pangan (cita)
b. bisa dilakukan penyaringan : krikil, pasir , dan arang (wina)
c. penyaringan,penyerapan, dan pengendapan (dinda)

c. Problem Tree

Lahan gambut

Definisi Manfaat LG Karakteristik LG Proses Pembentukan LG

Kandungan LG Dampak Mekanisme Pengolahan dan


(kes. Gigi Kerusakan pengelolaan LG
dan Umum) gigi oleh LG

d. Sasaran belajar
1. definisi Lahan Gambut ?
a. (Anita) Lahan gambut adalah lahan jenuh air yang tersusun dari bahan
organik (>12%), terjadi karena akumulasi sisa-sisa tumbuhan dan
jaringan tumbuhan yang melapuk dengan ketebalan lebih dari 50 cm.

(Aanisah) Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya
bahan organik (C-organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih.
Bahan organik penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa tanaman
yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan
miskin hara. Oleh karenanya, lahan gambut banyak dijumpai di daerah
rawa belakang (back swamp) atau daerah cekungan yang drainasenya
buruk, sedangkan hutan gambut merupakan ekosistem hutan yang unik
tumbuh di lahan gambut atau lapisan
organik dalam kondisi banjir selama ribuan tahun. Asia Tenggara
memiliki lebih dari 25 juta Ha lahan gambut dan 15 juta Ha di antaranya
berada di Indonesia. Gambut mengandung lebih dari 90% air dalam setiap
satuan volume, yang berfungsi sebagai penyimpanan air dan pasokan air
untuk daerah sekitarnya

b. (Dewi) Bahan organik penyusun tanah gambut terbentuk dari sisa-sisa


tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan jenuh
air dan miskin hara. Oleh karenanya lahan gambut banyak dijumpai di
daerah rawa belakang (back swamp) atau daerah cekungan yang
drainasenya buruk
2. Manfaat Lahan Gambut ?
A . (Alifia) 1. pertanian: media tumbuh tanaman; Tanaman yg bisa
diusahakan dalam pertaniaan di lahan gambut adalah padi, jagung, ubi jalar,
daun bawang, bawang merah, ketimun, tomat, kelapa sawi 2. Kayu yang
dihasilkan: hutan yg dihasilkan dari lahan gambut dapat menghasilkan kayu
dengan nilai jual tinggi spt meranti, rerantang 3. Secara modern gambut
dipanen utk dipakai sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Gambut dapat
menyerap dan menyimpan cadangan karbon
b. (dinda) Fungsi gambut sebagai penyimpan karbon Cadangan karbon
atau karbon tersimpan mempunyai arti sangat penting sehubungan dengan isu
pemanasan global. Efek gas rumah kaca yang berlebihan, yang menjadi
penyebab terjadinya pemanasan global utamanya terjadi karena lepasnya
cadangan karbon, baik yang tersimpan dalam biomassa tanaman, fosil, tanah,
dan lainnya. Cadangan karbon pada lahan gambut tersimpan di atas dan di
bawah permukaan tanah.

c. (wina) Lahan gambut hanya meliputi 3% dari luas daratan di seluruh


dunia, namun menyimpan 550 Gigaton C atau setara dengan 30% karbon
tanah, 75% dari seluruh karbon atmosfer, setara dengan seluruh karbon yang
dikandung biomassa (massa total makhluk hidup) daratan dan setara dengan
dua kali simpanan karbon semua hutan di seluruh dunia (Joosten, 2007).
Lahan gambut menyimpan karbon pada biomassa tanaman, serasah di bawah
hutan gambut, lapisan gambut dan lapisan tanah mineral di bawah gambut
(substratum)

Dari berbagai simpanan tersebut, lapisan gambut dan biomassa tanaman


menyimpan karbon dalam jumlah tertinggi.

c. (Aniqah)

Lahan gambut memiliki kemampuan sebagai tempat menampung aur hujan


sehingga daerah yang memiliki lahan gambut akan menjadi sumber air yang
bisa dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.

3. Karakteristik Lahan Gambut ?


( Anisa Novia)
(1) mudah mengalami kering tak balik (irreversible drying),
(2) mudah ambles (subsidence),
(3) rendahnya daya dukung (bearing capacity) lahan terhadap tekanan,
(4) rendahnya kandungan hara kimia dan kesuburannya (nutrient), dan
(5) terbatasnya jumlah mikroorganisme.

(Aniqah)
(1) kemasaman tanah,
(2) ketersediaan hara makro dan mikro,
(3) kapasitas tukar kation

(Anita)
Kandungan lahan basah yang terdapat pada lahan gambut akan menghasilkan pH
yang asam, akibat terdekomposinya bahan organik yang membuat terbentuknya
senyawa fenolat dan karboksilat. Warna coklat kemerahan dan rendahnya tingkat
keasaman pada air gambut merupakan akibat dari tingginya kandungan zat
organik yang terdapat didalamnya. Zat-zat organik tersebut biasanya biasanya
dalam bentuk asam humus yang berasal dari dekomposisi bahan organik seperti
daun, pohon atau kayu.

(Cita)
kandungan asam fulvat, humin dan asam humat, terdapat juga kandungan
mineral seperti zinc dan besi namun dalam kadar rendah karena dipengaruhi oleh
kadar asam yang tinggi

(Gusti Wina)
-Subsiden (subsidence) atau penurunan permukaan lahan merupakan kondisi
fisik yang sering dialami lahan gambut yang telah didrainase. Proses drainase
menyebabkan air yang berada di antara massa gambut mengalir keluar (utamanya
bagian air yang bisa mengalir dengan kekuatan gravitasi), akibat proses ini
gambut mengempis atau mengalami penyusutan.
-Daya Menahan Beban (Bearing Capacity gambut yang tergolong rendah
merupakan karakteristik tanah gambut yang sering menjadi faktor penghambat
produktivitas tanaman, terutama tanaman tahunan. Kondisi tanaman yang tidak
tegak (doyong) yang sering ditemukan di lahan gambut merupakan indikasi
rendahnya daya menahan beban tanah gambut. Setelah doyong, tidak sedikit
pohon yang roboh, dan akarnya tercabut dari dalam tanah.
- Irreversible Drying (Kering Tidak Balik) Gambut dengan kadar air < 100%
berdasarkan berat umumnya telah mengalami proses kering tidak balik
(irreversible drying). Pada kondisi ini gambut menjadi mudah terbakar dan
mudah hanyut terbawa aliran air.

4. Proses terbentuknya Lahan Gambut ?


(Aliffia)
proses terbentuknya: Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang
telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum. Timbunan terus bertambah
karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob atau kondisi
lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota
pengurai.
Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik yaitu pembentukan
tanah yang disebabkan oleh proses deposisi dan tranportasi, berbeda dengan
proses pembentukan tanah mineral yang pada umumnya merupakan proses
pedogenik

(Aanisah)
- Gambut diklasifikasikan lagi berdasarkan berbagai sudut pandang yang
berbeda dari tingkat kematangan, kedalaman, kesuburan, dan posisi
pembentukannya. Berdasarkan tingkat kematangannya, gambut dibedakan
menjadi:
o Gambut saprik (matang) adalah gambut yang sudah melapuk lanjut dan bahan
asalnya tidak dikenali, berwarna coklat tua sampai hitam, dan bila diremas
kandungan seratnya < 15%
o Gambut hemik (setengah matang) adalah gambut setengah lapuk, sebagian
bahan asalnya masih bisa dikenali,
berwarma coklat, dan bila diremas bahan seratnya 15 – 75%
 Gambut fibrik (mentah) adalah gambut yang belum melapuk, bahan asalnya
masih bisa dikenali, berwarna coklat, dan bila diremas >75% seratnya masih
tersisa

(Della)
a. Proses pembentukan tanah gambut dimulai dari adanya danau dangkal yang
secara perlahan ditumbuhi oleh tanaman air dan vegetasi lahan basah.
b. Selanjutnya terbentuknya lapisan transisi antara lapisan tanah gambut dengan
substratum (lapisan di bawahnya) berupa tanah mineral. Lapisan transisi
terbentuk akibat tanaman mati dan lapuk secara bertahap.

c. Pada bagian tengah danau dangkal akan tumbuh tanaman berikutnya sehingga
menghasilkan lapisan tanah gambut dan menyebabkan danau menjadi penuh.

5. Kandungan pada Lahan Gambut ?


(Diza)
zat organik : asam fulvat, asam humat, humin
zat anorganik : Fe,Cu, Zn, Mn
hamzani dkk, 2017

(Aniqah)
senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin, resin, suberin, dan sejumlah
kecil protein

(Gusti Wina)
1. organik > 95%
2. anorganik <5%

6. Dampak Lahan Gambut pada kesehatan Umum ?


(Anita)
Keseluruhan kesehatan akibat lahan ada yang bersifat langsung dan tidak
langsung. Dampak yang tidak langsung seperti kerusakan hati dan ginjal.
Keluahan langsung seperti : Diare karena mengandung Fe dapat merusak dinding
usus dan bersifat iritan bagi saluran cerna, gatal-gatal, panu

(Dinda Nur)
ISPA / Infeksi Saluran Pernapasan Atas
(Dewi Wulandari)
Dampak kesehatan umum: apabila air tersebut dikonsumsi dalam waktu yang
relatif lama. Hal ini dapat menyebabkan keluhan kesehatan bagi masyarakat ,
bukan hanya efek secara langsung tetapi juga efek secara kumulatif akibat dari
kandungan yang terdapat pada air tersebut
Berdasarkan data Puskesmas Desa Sukarame Baru periode Mei 2012 di Dusun
Pulo Gombut, diketahui bahwa penyakit kulit menduduki peringkat pertama
dalam 10 penyakit terbesar yang dialami masyarakat di dusun tersebut. Hal ini
dapat dikatakan akibat penggunaan air gambut yang keruh dan kotor dan tidak
memenuhi syarat kesehatan baik fisik, kimia maupun mikrobiologis. (Dewi)

7. Dampak Lahan Gambut pada Kesehatan Gigi dan Mulut ?


(Anisa Novia)
Di Kalimantan selatan air gambut digunakan sebagian masyarakat untuk
keperluan sehari hari seperti mandi, mencuci baju dan menyikat gigi. Ketika
digunakan untuk menyikat gigi pH rendah atau asam dari air gambit dapat
menjadi salah satu faktor yang mempengruhi pertumbuhan bakteti pada rongga
mulut.

(Aliffia)
dampak bagi kesehatan gilut:
Kerusakan gigi berupa karies atau gigi berlubang merupakan masalah utama
kesehatan gigi dan mulut.
Banyaknya keluhan gigi diakibatkan antara lain oleh pola perilaku masyarakat
dalam menggosok gigi dan perilaku mandi cuci kakus (MCK) yang banyak
beraktivitas di sungai yang memiliki kadar pH rendah
Hasil penelitian menunjukan bahwa kelompok siswa yang menggunakan air
sungai berindeks DMF-T lebih tinggi dari kelompok siswa yang menggunakan
air PDAM. Indeks DMF-T murid yang menyikat gigi menggunakan air PDAM
lebih rendah, hal ini dikarenakan air PDAM telah dilakukan filtrasi dan koagulasi
untuk menetralkan pH air

(Aniqah)
Rongga mulut yang terpapar air dari lahan gambut akan berpengaruh pada derajat
keasaman rongga mulut mencapai Ph kritis enamel, yaitu 5,5. Ion H+ yang
terkandung dalam air gambut akan berikatan dengan ion PO43- dari saliva
sehingga membentuk HPO43-. Dalam bentuk ini, HPO43- tidak dapat
menyeimbangkan kondisi enamel dan saliva, sehingga kristal enamel terlarut.

(Gusti Wina)
Sifat asam pada air lahan gambut karena hasil dekomposisi bahan organic pada
kondisi anaerob oleh bakteri anaerob seperti Clostridium sp dan Basillus sp yang
menyebabkan terbentuknya senyawa fenolat dan karboksilat sehingga keasaman
air lahan gambut meningkat.
Berdasarkan penelitian, didapatkan bakteri Streptococcus sp dan Lactobacillus sp
pada saliva anak yang berkumur air lahan gambut. Bakteri tersebut merupakan
flora normal tetapi dapat berubah menjadi bakteri pathogen apabila terdapat
factor predisposisi yaitu menggunakan air lahan gambut untuk berkumur

8. Mekanisme Kerusakan Gigi oleh Lahan Gambut ?


(Cita)
Proses karies gigi adalah proses demineralisasi lapisan jaringan keras gigi.
Penggunaan air dengan pH asam membuat lingkungan rongga mulut menjadi
asam termasuk pH saliva. pH saliva yang juga bersifat asam maka proses
demineralisasi terjadi. Proses ini diawali dari lapisan paling luar gigi yaitu
lapisan email.Seiring perjalanan waktu dan makin sering mengabaikan faktor-
faktor resiko tersebut maka proses ini akan semakin meluas menyerang gigi
geligi. Demineralisasi harus diimbangi dengan proses remineralisasi. Penggunaan
air gambut tidak mendukung proses remineralisasi karena kandungan fluor pada
air gambut teerbilang rendah

(Della)
Rongga mulut yang terpapar air dari lahan gambut akan berpengaruh pada derajat
keasaman rongga mulut mencapai Ph kritis enamel, yaitu 5,5. Ion H+ yang
terkandung dalam air gambut akan berikatan dengan ion PO43- dari saliva
sehingga membentuk HPO43-. Dalam bentuk ini, HPO43- tidak dapat
menyeimbangkan kondisi enamel dan saliva, sehingga kristal enamel terlarut.

(Aanisah)
- Bakteri anaerob fakultatif seperti Streptococcus dan Lactobacillus berperan
penting dalam patogenesis karies gigi terutama pada perkembangan karies.
Bakteri ini memiliki sifat asidogenik dan asidurik, sehingga pada saat terpapar air
lahan gambut yang bersifat asam bakteri ini masih tetap dapat bertahan hidup dan
menghasilkan asam sampai pH 4. Asam yang terbentuk tersebut menempel pada
email sehingga menyebabkan demineralisasi akibat peningkatan bakteri dan
terjadi karies gigi, sedangkan asam
laktat yang merupakan hasil akhir metabolik dari pertumbuhan bakteri dapat
mengakibatkan erosi hidroksiapatit seperti mineral dari enamel

9. Pengolahan Lahan Gambut ?


(Diza)
PROSES PENGOLAHAN AIR GAMBUT

Proses Netralisasi
Proses Oksidasi
Proses Koagulasi- Flokulasi
Proses Sedimentasi (pengendapan)
Proses Penyaringan (filtrasi)

(Cita)
warna keruh dapat diberu karbon aktif untuk menjernihkan, pH dapat dinetralkan
menggunakan Limbah cangkang kerang diketahui memiliki kandungan CaCO3
yang tinggi dan dapat di sintesis menjadi CaO menggunakan metode kalsinasi.
Cangkang kerang yang telah di kalsinasi mampu neningkatkan nilai pH air
gambut dari dari dua menjadi tujuh

(Aanisah)
Netralisasi: adalah mengatur air baku yg bersifat asam dengan pH < 7 dinaikkan
menjadi (pH 7-8), dengan cara pembubuhan alkali. Caranya dgn pembubuhan
larutan air kapur.
Penyaringan/filtrasi: untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus
dilakukan penyaringan atau filtrasi. Filtrasi dilakukan dengan media penyaring
yang terdiri dari kerikil, arang/karbon aktif, ijuk dan pasir

(Della)
Koagulasi: Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar
kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik,
lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap.
Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau
rumus kimianya Al2(SO4)3.18 H2O. (berupa kristal berwarna putih).
Pengendapan: Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan
kotoran yang terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit).

(Gusti Wina)
Filtrasiyang digunakan saat ini adalah menggunakan teknologi membrane yaitu
mikrofiltrasi (0,1-10 µm), ultrafiltrasi (0,1-20 µm), dan nanofiltrasi (1-10
anstrom).

(Dinda)
Oksidasi dapat dilakukan dengan tiga macam cara yakni : Oksidasi dengan udara
(aerasi), Oksidasi dengan khlorine (khlorinasi), dan Oksidasi dengan kalium
permanganat.

10. Pengelolaan Lahan Gambut ?


(Dewi Wulandari)
Lahan gambut yang sering menerima luapan air sungai relatif lebih subur
dibandingkan lahan gambut yang semata-mata hanya menerima
limpasan/curahan air hujan. Sifat luapan/pasang surut air sungai yang
jangkauannya dapat mencapai lahan gambut dapat disiasati untuk mengatasi
berbagai kendala pertanian di lahan gambut, misalnya untuk mencuci zat-zat
beracun atau asam kuat yang berasal dari teroksidasinya pirit dan mengatur
keberadaan air sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik

(Anita)
lahan gambut menjadi lahan pertanian perlu disertai dengan tindakan drainase,
tujuan dari dilakukannya drainase pada lahan gambut adalah untuk membuang
sebagian asam-asam organik yang dapat meracuni tanaman.

(Della)
Teknik Pengelolaan air: Sistemparit/ handil ditepi sungai, sistem saluran model
garpu dilahan pasang surut, dan sistem aliran satu arah.

11. Antisipasi untuk dampak buruk dari Lahan gambut ?


(Aliffia)
1. Masyarakat bisa memilih untuk tetap menggunakan air gambut tetapi yang
sudah dilakukan proses pengolahan melalui beberapa tahap: proses netralisasi,
proses oksidasi, proses koagulasi-flokulasi, proses sedimentasi/ pengendapan,
dan proses filtrasi.
2. Masyarakat mencari alternatif lain seperti penggunaan air PDAM atau
tampungan air hujan.
Pemerintah
 Penyuluhan kepada masyarakat untuk menggunakan air PDAM.
 Penyediaan sarana sanitasi yang sehat
 Program kesehatan seperti UKGS (Usaha kesehatan gigi sekolah) dan
UKGM. Kedua kegiatan tersebut merupakan program pemerintah kabupaten
barito kuala dan Banjarmasin untuk memberikan pemahaman akan pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi baik pada anak2/masyarakat.

(Cita)
Konsumsi air yang mengandung fluor untuk membantu proses remineralisasi.
Fluor apatit menghasilkan enamel yang lebih tahan atau resisten terhadap asam,
sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan
remineralisasi yang merangsang perbaikan dan penghentian lesi karies. Kadar
fluor air dikategorikan menjadi empat, yaitu sangat rendah (0,0 – 0,3 mg/L),
rendah (0,3 – 0,7 mg/L), sedang (0,7 – 1,5 mg/L), tinggi (>1,5 mg/L). Kadar
fluor air PDAM berada pada kategori sedang yaitu 1,0 m. casein phosphopeptide
protein amorphous calcium phosphate (CPP-ACP). Bahan CPPACP merupakan
derivat susu sapi dengan kadar kalsium dan fosfat yang tinggi sehingga
menjamin ketersediaan kalsium dan fosfat pada saat dibutuhkan dalam
lingkungan mulut, menghambat demineralisasi enamel gigi, meningkatkan proses
remineralisasi serta menjadikan suasana buffer di dalam mulut karena adanya
pengaturan saturasi ion kalsium dan fosfat pada biofilm gigi dan saliva
(Anita)
Pencegahan karies selanjutnyadapat dilakukan dengan pemberian vaksin gigi
dengan menggunakan tooth mousse. Tooth mousse merupakan agen topical
yang mengandung caseinphosphopeptide-amorphous calcium phosphateatau
CPP-ACP yang diketahui mampu mencegah demineralisasi dan meningkatkan
remineralisasi email gigi. bahwa tooth mousse efektif dalam penurunan white
spot lesionsebanyak 11%

(Della)
Fluor cara topikal bisa digunakan yaitu dengan penggunaan pasta gigi
mengandung fluor 2x sehari dan cara ini lebih aman. Penggunaan sistemik dapat
menimbulkan dampak buruk apabila kadar fluor yang dimiliki terlalu berlebih
yaitu berupa keracunan Fluor Akut, ditandai dengan : mual, sakit perut, muntah
darah dan diare serta dapat diikuti dengan pingsan yang disertai pucat, lemas,
napas pendek, denyut jantung melemah, berkeringat, dingin, dilatasi pupil.
-Kadar fluor dalam air
Sangat rendah: 0,0-0,3 mg/L
Rendah: 0,3-0,7 mg/L
Sedang 0,7-1,5 mg/L
Tinggi: > 1,5 mg/L
Kadar yang optimal adalah 0,7 mg/L

(Dinda)
• Flour berperan dalam proses remineralisasi gigi dan menghambat
metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui
perubahan hidroksiapatit pada enamel menjadi flouroapatit
• Ca10(PO4)6(OH)2 + F ---> Ca10(PO4)6(OHF)
• Flouroapatit menghasilkan enamel yang lebih tahan atau resisten terhadap
asam sehingga menghambat demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi yg
merangsang perbaikan dan penghentian lesi karies

(Dewi Wulandari)
Promosi kesehatan melalui berbagai media seperti puskesmas posyandu
dan pengajian ibu-ibu.
• UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)
Peningkatan kesehatan gigi masyarakat, dapat berupa pemeriksaan
gigi pada ibu-ibu dan anak-anak yang dilaksanakan di posyandu –
posyandu yang dilakukan bersama dengan kegiatan – kegiatan rutin
pemeriksaan kesehatan ibu dan anak. (Dewi)

Anda mungkin juga menyukai