Pembuatan keputusan adalah salah satu fungsi terpenting yang dilakukan oleh para
pemimpin. Kepemimpinan partisipatif adalah menyangkut usaha manajer untuk mendorong
dan memfasilitasi partisipasi orang lain dalam pengambilan keputusan yang penting. Gaya
kepemimpinan partisipatif adalah gaya kepemimpinan yang mana pemimpin berinisiatif
untuk melibatkan setiap anggota timnya dalam pengambilan keputusan. Pemimpin
mengajak dan memberi kesempatan agar setiap bawahannya terlibat aktif dan sama-sama
mengambil peran.
SIFAT KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
Kepemimpinan partisipatif mencakup konsultasi, pengambnilan keputusan bersama,
pembagian kekuasaan, desentralisasi, pemberdayaan dan manajemen yang demokratis.
Macam Macam Partisipasi
Kebanyakan ahli teori seperti (Heller &Yukl, 1969; Strauss, 1977; Tannenbaum &
Schmidt,1958; Vroom & Yetton, 1973), mengakui empat prosedur pengambilan keputusan
berikut ini :
1. Keputusan yang otokratis, manajer membuat kepututsan sendiri tanpa menanyakan
pendapat atau saran dari orang lain, dan orang-orang tersebut tidak mempunyai
pengaruh langsung terhadap kepututsan itu, tidak ada partisipasi.
2. Konsultasi. Manajer menanyakan pendapat dan gagasan, kemudian mengambil
kepututsannya sendiri setelah mempertimbangkan saran dan perhatian mereka
secara serius.
3. Keputusan bersama. Manejer bertemu dengan orang lain untuk mendiskusikan
masalah kepututsan tersebut, dan mengambil keputusan bersama, manajer tidak
mempunyai pengaruh lagi terhadap keputusan terakhir seperti juga partisipan
lainnya.
4. Pendelegasian. Cara pengambilan keputusan yang satu ini cukup unik dan
sebenarnya pemimpin tidak bisa sepenuhnya disebut sebagai pengambil keputusan.
Alasannya, dalam prosedur ini pemimpin hanya berperan sebagai pemberi
spesifikasi mengenai keputusan yang akan diambil, dan memberi tau batasan-
batasan. Kemudian, ia akan memberikan tanggung jawab atau kekuasaan penuh
kepada sekelompok orang maupun individu untuk pengambilan keputusan. Nantinya,
keputusan yang diambil mungkin saja tidak lagi memerlukan persetujuan pemimpin
terlebih dahulu sebelum proses pelaksanaannya.
Para penulis juga membedakan para tiga macam konsultasi :
1. Pemimpin tersebut mengajukan keputusan yang dibuat tanpa
konsultasi terlebih dahulu, namun bersedia untuk
memodifikasikannya jika menghadapi keberatan atau keprihatinan.
2. Pemimpin tersebut memberikan usulan sementara dan secara aktif
mendorong orang untuk memberikan saran perbaikan.
3. Pemimpin tersebut mengajukan masalah dan melihat orang lain
untuk berpartsipasi dalam melakukan diagnosis dan menyusun
pemecahannya, tetapi kemudian membuat keputusannya sendiri