Anda di halaman 1dari 4

Rabu, 1 April 2020

MENU

 HOME 

 TEKNO

Ilmuwan Bikin Embrio Tanpa Gunakan Sel Telur atau Sperma


Reporter: 

Tempo.co
Editor: 

Erwin Prima

Minggu, 6 Mei 2018 08:01 WIB

Embrio tikus buatan setelah 48 jam (kanan) and 96 jam (kiri). Kredit: University of Cambridge/Gizmodo

TEMPO.CO, Amsterdam - Ilmuwan dari Universitas Maastricht, Belanda,


memperkenalkan terobosan baru di dunia biologi. Mereka menemukan cara
mengembangkan embrio dengan menggunakan sel induk, yang tidak memerlukan
sperma atau sel telur.
Baca: Ilmuwan Bakal Bikin Pil KB Pria Tanpa Efek Samping

Riset ini dipercaya dapat membukakan pintu untuk membuat embrio identik, yang
dapat ditanam kembali untuk membuat sel induk lainnya.

Dilansir dari Daily Mail  metode ini dapat berguna dalam penelitian di bidang medis.
Penemuan ini pun dianggap dapat memberikan solusi bagi kemandulan, ketika embrio
gagal tertanam dalam rahim.
Advertising

Advertising

“Riset yang kami lakukan dapat membantu memahami bagaimana perkembangan


awal embrio, dan memantau perkembangannya agar tetap sehat,” kata Dr. Nicolas
Rivron yang memimpin tim riset.

Sel induk di tubuh orang dewasa adalah sel yang bekerja sebagai pelindung dari
jaringan-jaringan, seperti darah, kulit, dan usus yang menjalani perputaran terus-
menerus. Sel induk juga berguna saat membuat otot-otot baru, jika dibutuhkan.

Menggunakan dua sel induk yang berbeda dari tikus, tim periset ini dapat
menumbuhkan tahapan awal dari embrio dalam sebuah ‘piring’. Saat kedua sel induk
itu menyatu, mereka dapat berkembang dan masuk pada tahap awal pembentukan
embrio sebelum ditanam dalam rahim. Tahap ini disebut
sebagai blastocyst,  berbentuk semacam bola yang terdiri dari sel-sel.

Saat ditanam dalam rahim, sel ini bereaksi layaknya embrio normal berusia tiga
setengah hari, tetapi gagal tertanam secara baik.

Para peneliti mengatakan teknik ini dapat digunakan pada tikus. Dalam waktu tiga
tahun, tanpa adanya sperma dan sel telur tikus dapat lahir. Tapi mereka
memperingatkan apabila teknik ini digunakan pada manusia, hal itu dapat berujung
pada praktik kloning.

“Saya tidak mau menggunakan blastocysts  ini untuk tujuan reproduksi manusia.


Karena metode ini dapat membuat cloning dari seseorang yang sudah hidup, maka
masih harus diperdebatkan secara etik, tutur Nicolas. “Mengkloning manusia itu betul-
betul terlarang.”

Menurut para ahli, untuk mengaplikasikan teknik ini pada manusia, setidaknya butuh
waktu dua decade untuk menyempurnakan metode ini untuk melahirkan manusia.
Professor Robin Lovell-Badge dari Francis Crick Institute  mengatakan ia merasa lega
bahwa metode yang dapat memproduksi manusia secara genetis lewat embrio belum
mungkin dilakukan. Menurutnya bila metode itu bisa dilakukan pun, pasti akan
menjadi sesuatu yang ilegal.
Simak artikel lain tentang temuan ilmuwan di kanal Tekno tempo.co.
DAILY MAIL | MIRROR | FIKRI ARIGI | KHORY A.

 Ilmuwan
 Sel Telur

 Sperma

 Embrio

TERKAIT

Ilmuwan Ungkap Misteri Es di Merkurius Meskipun Suhu Panas


13 hari lalu

Ilmuwan Khawatir Bom Waktu Virus Corona Melanda Afrika


14 hari lalu

Studi: Burger dan Kentang Goreng Bikin Produksi Sperma Berkurang


16 hari lalu

Virus Corona, APPSANTI Keluarkan Maklumat untuk Ilmuwan Sosial


16 hari lalu

Pilih Pizza atau Sayur - Buah? Makanan Pengaruhi Jumlah Sperma


17 hari lalu

Baca Juga
Dapatkan berita terkini dan terverifikasi dengan mengikuti social media TEMPO.CO





 TEMPO.CO
 | 

 Majalah Tempo
 | 

 Majalah Tempo English


 | 

 Koran Tempo
 | 

 Tempo Institute
 | 

 Indonesiana
 | 

 Tempo Store
 | 

 TEMPO.CO English

Tentang Kami
Pedoman Media Siber

Tempo Media Group © 2017

Anda mungkin juga menyukai