Anda di halaman 1dari 13

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2 (SeNaTS 2) Tahun 2017

Sanur - Bali, 2015

STUDI PEMASANGAN PANEL BETON PRACETAK CORRUGATED SEBAGAI


BADAN REL-KERETA API: KASUS JALUR PELABUHAN TANJUNG EMAS
SEMARANG
I Gede Adi Susila1, Made Dodiek W. Ardana1, IBP Adnyana1, IGN Dirgayusa1

1
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Udayana - Bali
e-mail : adisusila@unud.ac.id

ABSTRAK
Penggunaan dinding modular pabrikasi berupa panel beton semakin gencar diperkenalkan,
sebagai dasar studi dan menjadi faktor utama untuk mengetahui kapasitas sistem struktur dalam
menerima beban kerja berupa evaluasi safety factor yang tersedia dari interaksi struktur panel
beton dan tanah. Dinding modular telah banyak dipergunakan sebagai dinding penahan tanah
(DPT), pada kasus ini panel beton difungsikan sebagai konstruksi wadah/badan rel kereta api
Beberapa bentuk panel beton telah diterapkan pada konstruksi selama ini, namun pada studi ini
betuk panel berpenampang tidak beraturan (corrugated) menjadi bahan kajian. Pada sistim
konstruksi wadah, integritas struktur menghandalkan kekakuan interaksi tanah pengisi yang
dipadatkan dengan pembatas panel beton. Penelitian dilakukan dengan simulasi untuk
menentukan tegangan-tegangan yang terjadi dengan pendekatan Finite Element Model (software:
Plaxis). Hasil studi menunjukan bahwa penampang tidak beraturan memberikan ketahanan inersia
penampang bervariasi, faktor penggunaan mutu beton yang relative tinggi dapat menggunakan
ketebalan panel yang relatif lebih tipis. Karena tanah dasar di Semarang yang relatif lunak, hasil
analisa menunjukan penggunaan panel beton pada badan rel memberikan nilai Safety Factor yang
relative kritis (SF =1.3) dengan beban maximum 11 ton per gandar. Penggunaan geogrid pada
bagian dasar/pondasi konstruksi mampu memberikan daya dukung yang relative baik
dibandingkan menggunakan pondasi tiang yang sangat dalam dan relative sangat mahal.

Kata kunci: Dinding Penahan Tanah (DPT), beton pracetak, FEM, geogrid

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pelaksanaan pemeriksaan/investigasi geoteknik Proyek Revisi Desain Reaktivasi Jalur KA Antara
Stasiun Semarang Tawang – Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi
kekuatan tanah dan kapasitas struktur pasangan dinding penahan tanah (DPT) berupa panel beton pracetak:
struktur SPS (Sistem Panel Serbaguna). Analisa ini juga bertujuan untuk meneliti desain alternatif DPT yang
diperbaharui (update) dari desain yang sebelumnya (pasangan SPS miring) seperti terlihat pada Gambar 1.a.
Dari analisa ini diharapkan dapat memberikan hasil kajian yang memadai/layak yang dapat dipergunakan pada
pemasangan struktur panel beton tersebut. Hal lain diharapkan mendapatkan kajian interaksi SPS terhadap tanah
(soil-structure interaction) terkait perencanaan dengan pendekatan tahapan konstruksi (stage constructions) dan
safety factor-nya antara lain: penggalian tanah, proses pemasangan panel secara aman dan bangunan DPT dapat
dibangun secara aman serta bermanfaat.

Panel beton termasuk dinding modular pabrikasi telah diatur dalam SNI-1725-2016, sebagai bagian dari
sub bab standar pembebanan jembatan [1] dengan model pembebanan seperti pada Gambar 2. Berbagai kajian
terkait dinding modular pabrikasi diperlukan karena sistem struktur yang bervariasi dan relatif baru diterapkan
pada konstruksi di wilayah Indonesia. Dinding modular/ panel beton ini perlu mendapatkan kajian kestabilan
struktur yang berinteraksi dengan tanah yang lebih mendalam karena sistem struktur ini sangat tergantung pada
tanah dasarnya. Seperti halnya peristiwa alam dimana kelongsoran tanah pada tebing sering terjadi akibat
pergerakan tanah dasar, meluapnya air bendung dan aliran sungai dan berdampak membahayakan pada
bangunan yang berdiri diatas tebing sepadan sungai. Penanggulangan telah dicoba dilakukan (seperti uji coba
kelayakan struktur dilapangan) dengan membuat tanggul pengaman berupa DPT seperti pada kasus: kelongsoran
pada dinding Bendung Ubung Kaja, Denpasar, Bali yang berdampak pada sekolah SD diatas bendung
aplikasikan pada daerah rawan longsor. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pemerintah melalui Balai
Wilayah Sungai Bali Penida di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan
melaksanakan upaya menanggulangi longsoran dengan cara Pembangunan Prasarana Pengamanan Tebing

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
I Gede Adi Susila

Bendung Ubung Kaja-Denpasar. Contoh lain struktur panel ini telah diterapkan pada proyek Long-Storage
Tukad Mati, Badung, Bali (2015), proyek Cek Dam Gelagah Yogyakarta (2009), Normalisasi Sungai Kawasan
Industri Surya Cipta Karawang (2016).

(a)

(b)

(c)
Gambar 1. (a) Potongan Melintang DPT modular miring dan (b) Typical Panel Beton Pracetak 6m, c).
Update Sambungan Panel Beton Pracetak 8m

Gambar 2. Distribusi tekanan tanah untuk dinding modular fabrikasi dengan tekanan permukaan menerus [1]

Dari pihak pemilik paten atau prabrikator yang membuat desain biasanya melakukan upaya praktis dari segi
pembuatan, pengangkutan dan pemasangan dan biasanya relative pragmatis dimana pihak pabrikator
memanfaatkan sheet pile yang biasanya dipasang berdiri tegak kemudian dipasang melintang seperti dinding
melintang. Kajian kapasitas berupa properties dari penampang dan juga termasuk susunan tulangan yang tersedia
dan jumlah tulangan terpasang dan kecukupannya terhadap gaya-gaya luar yang bekerja menjadi pokok
persoalan yang relatif berbeda dengan peruntukan awal dari sheet pile. Kajian baik experimental maupun
numerik yang lebih detail perlu dipertimbangkan untuk menentukan kemampuan (integritas) struktur dimaksud.
Sehingga studi ini memiliki tujuan antara lain untuk menganalisa integritas struktur panel modifikasi serta
mengevaluasi kinerja struktur DPT tersebut.

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
Studi Pemasangan Panel Beton Pracetak Corrugated Sebagai Badan Rel-Kereta Api:
Kasus Jalur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

1.2. Ruang lingkup penelitian


Ruang lingkup penelitian pada paper ini meliputi:
1. Analisa Safety Factor (SF)
2. Analisa gaya yang diterima oleh tanah disekitar pemasangan (soil structure interaction) dan
kemungkinan pemasangan geogrid pada dasar galian
Konsep awal dari konstruksi ini adalah sebagai DPT, tanggul penahan banjir untuk normalisasi alur sungai yang
dimodifikasi sehingga tanggul tersebut tidak hanya digunakan sebagai mitigasi banjir tapi juga dapat digunakan
sebagai pengarah aliran sungai untuk jangka waktu tertentu. Tanggul (DPT) dibangun dengan menggunakan
system struktur SPS (Sistem Panel Serbaguna) yang tersusun dari bebarapa modul pasangan dinding pracetak
yang diikat dengan batang tarik maupun tekan dan tersambung dengan profil IWF (untuk mengindikasikan
sambungan sendi pada struktur). Selanjutnya, modifikasi-modifikasi dilakukan pemilik paten yang
menggunakan material dan bahan yang tersedia sebagai salah satu penampang panel yang relatif berbeda dari
bentuk panel sebelumnya. Panel regular sebelumnye berupa panel beton berbentuk persegi dengan tebal tertentu:
misalnya 2x3m dengan tebal 20cm. Pada panel modifikasi: corrugated, bentuk penampang berupa tekukan
seperti huruf U atau V yang lebar seperti pada Gambar 1 (b).

1.3. Manfaat penelitian


Memberikan informasi tentang ketahanan struktur berkaitan dengan kinerjanya terhadap beban statik maupun
dinamik. Untuk menentukan kapasitas beban kereta yang mampu ditahan oleh sistim struktur termasuk interaksi
struktur terhadap tanah dasarnya. Dari hasil pengamatan dapat ditetapkan safety factor yang didapatkan dari
beban ultimate uang bekerja. Dari kajian ini dapat dilakukan monitoring terhadap beban-beban yang bekerja
pada system struktur dimana peringatan awal dapat diberikan kepada operator kereta api dengan melaukan
pembatasan beban maksimum yang boleh lewat pada jalur yang dimaksud. Kontrol beban pada gerbong kereta
merupakan keharusan untuk menjaga kondisi struktur badan rel dan strukturnya berada pada kondisi aman.

2. METODE PENELITIAN
Berdasarkan tinjauan ulang terhadap kelayakan konstruksi dan finansial, terdapat beberapa revisi desain yang
diajukan untuk dapat dikonfirmasi, yaitu:
1. Perubahan yang mendasar adalah SPS direncanakan seperti Gambar 1.1, dimana penampang puncak
dari tanggul difungsikan sebagai akses jalan rel KA yang lebar puncak struktur 8 m. Panjang panel
menyesuaikan kondisi lapangan. Akibatnya diperlukan analisa ulang terkait pemasangan SPS dengan
control kestabilan pasangan yang berinteraksi dengan tanah akan ditinjau dengan menggunakan
software Plaxis [2].
2. Perubahan sangat signifikan terkait sytem dan material yang digunakan pada struktur. Penyesuaian
kemiringan pemasangan SPS juga dimaksudkan untuk mengurangi terjadainya kegagalan struktur yang
sebagian besar adalah material pengisi pilihan. Cek kesetabilan dilakukan dengan trial-error untuk
menghindari soil body collapse tersebut.

Gambar 3. Potongan Rencana Pasangan SPS

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
I Gede Adi Susila

2.1. Tahapan Analisis Plaxis 2D


Terdapat 3 Tahapan Konstruksi Pokok (Stage Construction) dalam peneliti pada program Plaxis 2D
meliputi:
A. Stage 1 (Galian: Cek Gravitasi Load, Kondisi Existing, Excavation 1 & 2)
Pada stage ini, kondisi tanah digali sehingga kosong, panel dan beban hidup belum terpasang,
pemasangan tanpa/dengan geogrid bias dilakukan pada dasar pasangan. Kondisi muka air
tanah dapat diasumsikan dilakukan pemompaan sedalam 1 meter dari dasar titik penggalian.
B. Stage 2 ( Pemasangan DPT: SPS)
Pada stage ini, kondisi tanah digali sehingga kosong, panel sudah terpasang (tanpa tanah
didalamnya), geogrid sudah terpasang. Kondisi muka air tanah asumsi dipompa sedalam 1
meter dari dasar titik penggalian.
C. Stage 3 (Final)
Pada stage ini, panel beton (SPS) sudah terpasang dengan frame dan batang Tarik maupun
tekan. Dilakukan penimbunan badan SPS dengan material filler yang dipersyaratkan. Pada
saat penimbunan dan beban hidup sudah dapat diberikan pada bagian permukaan penimbunan
dimana, tanah didalam panel sudah terisi, geogrid sudah terpasang. Kondisi muka air tanah
diasumsi berada pada ketinggian +/- 0.5 meter dibawah panel ke-4 (puncak).

2.2. Parameter-Parameter yang Digunakan


Beberapa parameter meliputi parameter tanah, panel, dan geogrid yang digunakan peneliti: Parameter
Tanah

Tabel 2.1 Parameter Jenis Tanah


ϕ c γ
Warna Tanah (◦) (kN/m2) (kN/m3) Jenis
20 25 16 Timbunan ex Galian
34 30 16 Limestone/filler pilihan
11 10 12 Original Soil
20 20 16 Silt clay
30 20 18 Hard clay sand
24 Concrete panel

Parameter Panel
Mass: 0.148
Volume: 0.148
Bounding box: X: 801686.311 -- 801686.660
Y: 9749743.960 -- 9749744.985
Z: 0.000 -- 1.000
Centroid: X: 801686.480, Y: 9749744.466, Z: 0.500
Moments of inertia: X: 1.405E+13
Y: 94983021799.812
Z: 1.414E+13
Products of inertia: XY: 1.155E+12, YZ: 720443.788
ZX: 59239.506
Radii of gyration: X: 9749744.466, Y: 801686.480
Z: 9782648.842
Gambar 4. Parameter A dan I Principal moments and X-Y-Z directions about centroid:
I: 0.025 along [1.000 0.000 0.000]
J: 0.015 along [0.000 1.000 0.000]
K: 0.014 along [0.000 0.000 1.000]

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
Studi Pemasangan Panel Beton Pracetak Corrugated Sebagai Badan Rel-Kereta Api:
Kasus Jalur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Tipe Panel Beton dengan tipe material Elastic.


Untuk mutu beton f’c = 30MPa, Modulus Elastisitas Beton E = 4700 sqrt (30) = 25742.96 MPa
=25742960 kN/m2
Nilai EA Panel = 257420960 kN/m2*0.148 m2= 3809958.1 kN per m
Nilai EI Panel = 257420960 kN/m2 *0.025 m4 = 3.61689E+20 kN m2 per m
Nilai A Panel = 0.148 m2
Nilai w Panel = A x γpanel = 3.552 kN/m per m
*Asumsi terdapat beban hidup merata pada bagian atas panel sepanjang 6 meter sebesar 1kN/m2

Parameter Geogrid

Gambar 5. Spesifikasi Geogrid

Tipe Geogrid merupakan tipe material Elastic dengan bahan Polymer Polypropylene yang memiliki
nilai Tensile Strength 21 kN/m dengan 5% Strain (Ultimate Tensile Strength 30 kN/m).
/
Sehingga didapatkan nilai EA geogrid = %
= 420 kN/m

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Analisa berdasarkan potongan 3 Jalur Rel
Analisa Potongan Pemasangan SPS pada Jalur KA Antara Stasiun Semarang Tawang – Pelabuhan
Tanjung Emas

Gambar 6. Potongan SPS untuk 3 Jalur Rel

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
I Gede Adi Susila

(a)

(b)
Gambar 7. Tahapan Konstruksi: (a) Kondisi Existing & (b) Exavation 1

Gambar 8. Tahapan Konstruksi: Pemasangan panel dan urugan kembali

Gambar 9. Hasil Analisa pada Tahap Uji Beban Gravitasi, Penurunan Total relative rendah = 13 mm
untuk urugan penuh setinggi total panel

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
Studi Pemasangan Panel Beton Pracetak Corrugated Sebagai Badan Rel-Kereta Api:
Kasus Jalur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Gambar 10. Hasil Analisa pada Tahap Uji Beban Gravitasi, Penurunan Total relative rendah = 7 mm
untuk existing

(a)

(b)

(c)
Gambar 11. Hasil Analisa pada Tahap SPS terpasang dan Beban Penuh: a) Terjadi Konsentrasi
Regangan Geser tanah = 0.0097 (Garis longsor pada pijakan SPS sisi kanan dan kiri dinding panel), b)
Tegangan Effektif (compression) = 70 kN/m2 pada bagian bawah SPS, c) Tegangan Geser

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
I Gede Adi Susila

3.2. Perhitungan Tiap Stage Gabungan 3 dan 1 Jalur


A. Stage 1 (Gravity Load & Nil Condition Test):

Pada stage ini merupakan tes awal berupa pengaruh gravitasi sebagai beban pada kondisi existing
dan setelah seluruh komponen SPS terpasang penuh. Penurunan (displacement) ditinjau dan
pergerakan lainnya, sementara beban hidup belum terpasang, geogrid belum diperlukan. Kondisi muka
air tanah asumsi dipompa sedalam 1 meter dari dasar titik penggalian atau dialihka. Dari hasil reaksi
Phi/c reduction untuk stage 1 ini didapatkan untuk gravity load SF Sebesar 1.922 dan kondisi
existing SF= 110-11

Gambar 12. Hasil Output reaksi tanah terhadap perhitungan beban gravitasi untuk pasangan SPS total

a. Perpindahan Vertikal

Gambar 13. Perpindahan (displacement) Vertikal

b. Perpindahan Horisontal

Gambar 14. Lokasi Perpindahan Horisontal Tanah

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
Studi Pemasangan Panel Beton Pracetak Corrugated Sebagai Badan Rel-Kereta Api:
Kasus Jalur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

B. Stage 2 ( Kondisi Existing )

Pada stage ini, kondisi tanah existing di uji terhadap beban gravitasi dalam keadaan kosong seperti
pada gambar dibawah, Komponen SPS belum dipasang. Kondisi muka air tanah asumsi dipompa
sedalam 1 meter dari dasar titik penggalian. Dari hasil reaksi Phi/c reduction untuk stage 2 ini
didapatkan SF Sebesar 2.058

Gambar 15. Kondisi existing (SPS belum terpasang)

Gambar 16. Hasil Output reaksi kondisi existing (kosong)

a. Perpindahan vertikal

Gambar 17. Lokasi Perpindahan Vertikal Tanah

b. Perpindahan horisontal

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
I Gede Adi Susila

Gambar 18. Lokasi Perpindahan Horisontal Tanah

C. Stage 3 ( Exavation)

Pada stage ini, kondisi tanah sedang digali. Timbunan, panel dan beban hidup belum terpasang,
Kondisi muka air tanah diasumsi berada pada ketinggian 1 meter dibawah panel ke-3 (puncak). Dari
hasil reaksi Phi/c reduction didapatkan SF diatas 5.0-6.19

Gambar 19. Kondisi penggalian (excavation 1 & 2)

D. Stage 4 ( SPS terpasang)

Pada stage ini, kondisi tanah ditimbun, panel dan beban hidup sudah terpasang, tanah didalam panel
sudah terisi, geogrid belum dipertimbangkan. Kondisi muka air tanah diasumsi berada pada ketinggian
1 meter dibawah panel ke-3 (puncak).Dari hasil reaksi Phi/c reduction didapatkan SF Sebesar 2.289

.
Gambar 20. Penurunan total pada kondisi final

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
Studi Pemasangan Panel Beton Pracetak Corrugated Sebagai Badan Rel-Kereta Api:
Kasus Jalur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

(a)

(b)
Gambar 21. Perpindahan tanah kondisi final SPS terpasang: (a) Vertikal & (b) Horisontal

E. Stage 5 ( SPS terpasang + beban Hidup)

Pada stage ini, kondisi tanah ditimbun, panel dan beban hidup sudah terpasang, tanah didalam
panel sudah terisi. Kondisi muka air tanah diasumsi dipompa atau dialihkan, muka air asumsi berada
pada ketinggian dasar sungai. Dari hasil reaksi Phi/c reduction didapatkan SF sebesar 1.332

Gambar 22. Penurunan total pada kondisi final + beban hidup, Extreme dengan beban Gandar masing-
masing 11.3T aktif pada semua jalur bersamaan secara statis (diam)

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
I Gede Adi Susila

(a)

(b)
Gambar 23. Penurunan total pada kondisi final + beban hidup: (a) Vertikal & (b) Horisontal

F. Stage 6 ( SPS terpasang + beban Hidup + Air pasang)

Pada stage ini, kondisi tanah ditimbun, panel dan beban hidup sudah terpasang, tanah didalam
panel sudah terisi. Kondisi muka air diasumsi berada pada ketinggian 0.5 meter dibawah balas ke-3
(puncak). Dari hasil reaksi Phi/c reduction didapatkan SF sebesar 1.32

Gambar 24. Penurunan total pada kondisi final + beban hidup

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-
Studi Pemasangan Panel Beton Pracetak Corrugated Sebagai Badan Rel-Kereta Api:
Kasus Jalur Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

(a)

(b)
Gambar 25. Penurunan total pada kondisi final + beban hidup+air pasang: (a) Vertikal & (b)
Horisontal

4. KESIMPULAN
Perbedaan Safety Factor (SF) Revisi Desain Reaktivasi Jalur KA Antara Stasiun Semarang Tawang –
Pelabuhan Tanjung Emas. Dapat diketahui SF untuk masing-masing stage sebagai berikut:
1. Safety factor pada stage 1 Gravity Load adalah 1.922
2. Safety factor pada stage 2 Kondisi Existing sebesar 5.0
3. Safety factor pada stage 3 Kondisi Exavation 1 & 2 sebesar 6.19
4. Safety factor pada stage 4 SPS terpasang sebesar 2.289
5. Safety factor pada stage 5 SPS terpasang + beban Hidup sebesar 1.332
6. Safety factor pada stage 5 SPS terpasang + beban Hidup + Air Pasang sebesar 1.32

Revitalisasi Rel KA dengan menggunakan SPS pada Sungai Abe Kelating Tabanan memberikan nilai
Safety Factor yang relative baik (Safety Factor, SF > =1.25).

Dapat disarankan bahwa untuk mendapatkan nilai keamanan yeng lebih baik, pemasangan geogrid
berlapis dan pengurugan pilihan yang memiliki kuat tekan beton dan lebih kaku (padat) tetapi berat :
salah satunya mortar busa dapat dipertimbangkan memberikan nilai Safety Factor yang lebih besar
daripada tanpa geogrid. SF tidak dipertimbangkan pada saat melakukan galian. Geogrid diharapkan
bekerja optimum pada SPS terpasang penuh dan mendapatkan beban-beban rencana yang menjadi
beban struktur menyeluruh pada tanah.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1] SNI-1725, "Pembebanan Jembatan," ed. Jakarta, 2016.
[2] Plaxis. (2015). Plaxis - 2D. Available: http://www.plaxis.nl/plaxis2d/manuals/

Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana SM-

Anda mungkin juga menyukai