Anda di halaman 1dari 8

WINDY WIDYASTUI

03061381419095

TANAH KERAS

Pengertian Tanah Keras

Tanah keras atau biasa disebut tanah lapisan bawah adalah Lapisan tanah dengan
ketebalan antara 50 – 60 cm, tanah ini lebih tebal dari lapisan tanah atas.Tanah keras atau tanah
lapisan bawah warnanya lebih cerah dan lebih padat daripada tanah lapisan atas.

Ciri-ciri Tanah Keras

1. Struktur yang lebih keras daripada lapisan tanah atas


2. Warna lapisan tengah lebih terang dari lapisan atas
3. Terdapatnya aliran air yang berada dilapisan tengah
4. Kurang subur tetapi masih mengandung humus yang berasal dari lapisan tanah atas

Daya Dukunng Tanah Keras


Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk menahan tekanan atau beban bangunan
pada tanah dengan aman tanpa menimbulkan keruntuhan geser dan penurunanberlebihan. Daya
dukung tanah perlu diketahui untuk menghitung dan merencanakan dimensi podasi yang dapat
mendukung beban struktur yang akan dibangun.
Standar daya dukung tanah menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung tahun
1983 adalah :
 Tanah keras (lebih dari 5 kg/cm2).
 Tanah sedang (2-5 kg/cm2)
 Tanah lunak (0,5-2 g/cm2)
 Tanah amat lunak (0-0,5 kg/cm2)

Kriteria daya dukung tanah tersebut dapat ditentukan melalui pengujian secara sederhana.
Misal pada tanah berukuran 1 cm x 1 cm yang diberi beban 5 kg tidak akan mengalami
penurunan atau amblas maka tanah tersebut digolongkan tanah keras.

Pondasi Tanah Keras

Setiap pondasi bangunan perlu direncanakan berdasarkan jenis, kekuatan dan daya
dukung tanah tempat berdirinya. Bagi tanah yang stabil dan memiliki daya dukung baik, maka
pondasinya juga membutuhkan konstruksi yang sederhana. Jika tanahnya labil dan memiliki
daya dukung buruk, maka pondasinya juga harus lebih kompleks.

Pondasi tanah keras dalah pondasi yang digunakan pada tanah keras , dengan kedalam
tanah tidak lebih dari 3 meter. Pondasi dangkal sering disebut dengan pondasi tanah keras,
karena pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan kedalaman tanah tidak lebih
dari 3 meter atau sepertiga dari dari lebar alas pondasi. Dengan kata lain, pondasi ini diterapkan
pada tanah yang keras atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang tidak terlalu berat
dan tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter.

Pondasi dangkal tidak disarankan untuk dilaksanakan pada jenis tanah yang kurang stabil
atau memiliki kepadatan tanah yang buruk, seperti tanah bekas rawa/gambut.

Jenis-jenis pondasi dangkal


1. Pondasi Pasangan Batu Kali Menerus
Pondasi Batu Kali adalah Jenis Pondasi yang Strukturnya terbuat dari Pasangan
Batu Kali yang disusun sedemikian rupa sehingga berdiri kokoh bahkan mampu
untuk menahan beban dinding batu bata rumah atau pagar di atasnya.
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya cukup
baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60-80 cm. Dengan lebar tapak lebih
kurang sama dengan tingginya.

Kebutuhan bahan baku untuk pondasi ini adalah :


 Batu belah (batu kali/guning)
 Pasir pasang
 Semen PC (abu-abu)
Kelebihan
 Pelaksanaan pondasi mudah
 Waktu pengerjaan pondasi cepat
 Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
Kekurangan
 Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
 Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
 Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat.

2. Pondasi Telapak/Footplat
Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom/tiang
dan kedalamannya sampai pada tanah keras.
Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah/kali.
Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi
tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan
untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.

Kebutuhan Bahannya adalah:


 Batu pecah / split (2/3)
 Pasir beton
 Semen PC
 Besi beton
 Papan kayu sebagai bekisting (papan cetakan)

Kelebihan :
 Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya
 Galian tanah lebih sedikit (hanya pada kolom struktur saja)
 Untuk bangunan bertingkat penggunaan pondasi foot plate lebih handal
daripada pondasi batu belah.

Kekurangan :
 Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih
lama).
 Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/
sesuai umur beton).
 Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
 Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
 Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.

3. Pondasi Telapak Menerus


Pondasi telapak menerus adalah pondasi telapak yang dibuat memanjang
sepanjang dinding. Ini adalah versi menerus dari pondasi footplat.

4. Pondasi Umpak
Umumnya dipakai pada bangunan sederhana yang terbuat dari rangka kayu
dengan dindin dari papan. Pondasi umpak dijumpai pada rumah kayu, rumah-rumah
adat, rumah jaman dulu. Pondasi jenis ini masih bisa ditemui di perdesaan, yang
mayoritas rumahnya masih berstruktur kayu.
Pondasi umpak merupakan pondasi setempat, terletak di bawah kolom kayu atau
bambu. Biasanya menggunakan material batu kali yang dipahat, pasangan batu
ataupun pasangan bata. Berhubung rumah seperti itu menggunakan material kayu
sebagai struktur utamanya, berat sendiri bangunan cukup ringan, sehingga pondasi ini
cukup kuat untuk meneruskan beban ke tanah.

Ciri-ciri pondasi umpak


 Pondasi setempat/umpak yang dimaksudkan di dalam pedoman teknis ini
adalah pondasi umpak yang terbuat dari beton kosong (tanpa tulangan)
campuran 1PC : 1 1/2 Psr : 2 1/2 Krl.
 Bentuk pondasi umpak adalah prisma terpancung dengan ukuran
penampang atas 25 cm x 25 cm, penampang bawah 60 cm x 60 cm, dan
tinggi 90 cm
 Bagian yang tertanam dari pondasi umpak sekurang-kurangnya 30 cm atau
sampai tanah keras. Jarak maksimum antar pondasi adalah 1,5 m.
 Pembuatan papan duga (bowplang) sebagai acuan penempatan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga setiap baris pondasi berada tepat
dibawah sumbu memanjang balok, seperti ditunjukkan pada Gambar 15
 Setiap pondasi umpak harus terikat satu sama lain dengan balok pengikat

Pondasi umpak terbuat dari bahan-bahan sebagai berikut :


 Pasangan batu yang disusun meningkat
 Pasangan batu kali
 Cor beton tidaak bertulang
 Batu alam yang dibuat menjadi umpak

5. Pondasi Pelat Beton Lajur


Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang
menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang
tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar
Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini
disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah
dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah bertingkat.
Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi batu kali,
yaitu 70–120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah menggantikan
pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang sudah ada rencana
pengembangan rumah ke atas.

Kelebihan :

 Pondasi ini lebih murah bila dihitung dari sisi biaya.


 Galian tanah lebih sedikit karena hanya berada di titik yang terdapat
kolom strukturnya.
 Penggunaannya pada bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi
batu belah, baik sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal
seperti gempa, angin, ledakan dan lain-lain

Kekurangan :
 Harus dipersiapkan bekisting atau cetakan terlebih dulu (Persiapan lebih
lama).
 Diperlukan waktu pengerjaan lebih lama (harus menunggu beton kering/
sesuai umur beton).
 Tidak semua tukang bisa mengerjakannya.
 Diperlukan pemahaman terhadap ilmu struktur.
 Pekerjaan rangka besi dibuat dari awal dan harus selesai setelah dilakukan
galian tanah.

Jenis Pondasi Menurut Kedalaman Tanah Keras


1. Pondasi dangkal (< 0,80 m)
 Dibuat jika lapisan tanah keras tidak terlalu dalam
 Galian untuk pondasi ini tidak boleh kurang dari 80cm dalamnya agar badan
pondasi tidak retak-retak karena penyusutan tanah akibat dibebani.
2. Pondasi ½ dalam (0,80 – 2 m)
 Dibuat jika bobot bangunan tidak begitu besar dan lapisan tanah yang mampu
menahannya terletak agak dalam
3. Pondasi dalam (> 2m)
 Dibuat jika bobot bangunan besar (misalnya bangunan bertingkat)
 Biasanya lapisan tanah yang mampu menahannya terletak lebih dalam, bahkan
sampai 40 m di bawah permukaan tanah.

Anda mungkin juga menyukai