PRODI S1 PGSD
Skor Nilai:
KELOMPOK 4
NAMA MAHASISWA :
NOVEMBER 2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan PROJEK FILSAFAT
PENDIDIKAN ini dengan baik dan tepat pada waktunya, meskipun bentuknya sangat
jauh dari kesempurnaan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak MIRZA IRAWAN, .Pd. M.Pd kons
selaku dosen pengampu sekaligus pembimbing mata Filsafat Pendidkan yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan Projek ini. Rasa terimakasih juga kami ucapkan
kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan perhatiannya kepada kami baik
secara langsung dan tidak langsung.
Namun demikian, kami selaku peneliti dan pengamat telah berusaha semaksimal
mungkin dengan seluruh kemampuan yang kami miliki untuk menyelesaikan laporan mini
riset ini dengan sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan dalam menyusun laporan
Projek selanjutnya yang kami buat dikemudian hari. Akhir kata, semoga laporan Projek ini
bermanfaat dan dapat memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca
umumnya dan kami penulis khususnya
Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat langsung menyempurnakan
LAPORAN PROJEK FILSAFAT PENDIDIKAN ini dengan baik, oleh karena itu kami
sangat berterima kasih jika pembaca bisa mengkritik kesalahan dalam laporan Projek ini,
agar kedepannya kami bisa membuat laporan yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
AWAL …………………………………………………………..
LAMPIRAN ……………………………………………………………... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan ( the mother of sciences ) yang mampuh
menjawab segala pertanyaan dan permasalahaan.
Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia
dengan segala problematika dan kehidupanya.
Diantara permasalahan yang tidak dapat dijawab oleh filsafat adalah permasalahan yang ada
dilingkungan pendidikan.
Padahal menurut John Dewey, seorang filosof Amerika, filsafat merupakan teori umum dan
landasan pertanyaan dan menyelidiki faktor-faktor realita dan pengalaman yang terdapat dalam
pengalaman pendidikan
Apa yang dikatakan John Dewey memang benar. Dan karena itu filsafat dan pedidikan memiliki
hubungan hakiki dan timbal balik, berdirilah filsafat pendidikan yang berusaha menjawab dan
memecahkan persoalal-persoalan pendidikan yang bersifat filosifis dan memerukan jawaban secara
filosofis.
Sebagai makhluk hidup, manusia juga senantiasa memiliki kesadaran diri
dan kemampuan belajar. Bagaimanapun, rangkaian perjalanan waktu pada usia
kanak-kanak dari manusia, seseorang belajar menguasai pengetahuann dan
keterampilan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Upaya tersebut
meskipun tidak fisik, tetapi juga psikhis, sosial dan budaya bahkan kombinasi
semua elemen yang mempengaruhi nilai dalam berjalan menuju pendidikan.
Filsafat adalah cara pandang dan perspektif atas kenyataan, apa yang
dipahami sebagai hakikat kenyataan, kebenaran, kebaikan dan keindahan. Filsafat
menangani keseluruhan pengalaman manusia dan meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia. Suatu bentuk kajian terhadap hakikat kenyataan denga mengajukan
pertanyaan dan berusaha memberikan jawaban yang akan menciptakan
kebermaknaan hidup seseorang. Untuk melakukan filsafat, maka harus diciptakan
kesadaran yang sangat tinggi dari fenomena dan peristiwa dalam dunia masa kini
dalam kesadaran diri sepenuhnya.
Pendidikan sebagai proses atau upaya memanusiakan manusia pada
dasarnya adalah upaya mengembangkan kemampuan potensi individu sehingga bisa
hidup optimal baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat serta
memiliki nilai-nilai moral dan sosial sebagai pedoman hidupnya.
1
1.2 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Kertas
b. Pulpen
c. Papan tulis
d. Spidol
3
adalah materi seperti mengatakan materi adalah niwa. Tetapi apakah orang
berusaha melacak roh samapai kepada materi ataukah materi sampai kepada roh?
Sistem pendidikan realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau lain cara, ada hal-
hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan yang hakekatnya
tidak terpengaruh oleh seseorang.hubungan fisik yang berbeda.
Guru atau pendidik harus berperan sebagai pembimbing dan fasilitator agar peserta
didik terdorong atau terbantu untuk mempelajari dan memiliki pengalaman tentang
hal-hal yangpenting bagikehidupan mereka, bukan memberikan sejumlah
kebenaran yang disebut abadi. Yang penting adalah bahwa guru atau pendidik harus
memfasilitasi peserta didik agar memiliki kesempatan yang luas untuk bekerja sama
atau kooperatif di dalam kelompok, memecahka masalah yang dipandang penting
oleh kelompok bukan oleh guru, dalam kelompoknya.
4
G. Filsafat Pendidikan Perenialisme = >Di zaman kehidupan modern ini banyak
menimbulkan krisis diberbagai bidang kehidupan manusia, terutama dalam bidang
pendidikan.Untuk mengembalikan keadaan krisis ini, maka perenialisme
memberikan jalan keluar yaitu berupa kembali kepada kebudayaan masa lampau
yang dianggap cukup ideal dan teruji ketangguhannya.
Perenialisme bukan merupakan suatu aliran baru dalam filsafat, dalam arti
perenialisme bukanlah suatu pengetahuan yang menyusun filsafat baru, yang
berbeda dengan filsafat yang telah ada. Teori dan konsep pendidikan perenialisme
dilatar belakangi oleh filsafat- filsafat plato sebagai bapak realism klasik, dan
filsafat Thomas Aquinas yang mencoba memadukan antara filsafat Aristoteles
dengan ajaran ( filsafat) gereja katolik yang tumbuh pada zamannya ( Abad
pertengahan).
Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada Abad ke
dua puluh.Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan
progresif.Perenialisme menentang pandangan progrivisme yang menekankan
perubahan dan sesuatu yang baru.Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini
penuh kekacauan, ketidakpastian dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan
moral, intelektual, dan sisio-kultural.Oleh karena itu, perlu ada usaha
mengamankan ketidakberesan tersebut.
1. Pendidikan
5
gagasan besar yan tidak berubah.
2. Kurikulum
a. Pada hakikatnya manusia adalah sama di manapun dan kapanpun ia berada, yang
walaupun lingkungannya berbeda. Tujuan pendidikan adalah sama dengan tujuan
hidup, yaitu mencapai kebiajakan dan kebijakan, untuk memperbaiki manusia atau
dengan kata lain pemuliaaan manusia. Oleh karena itu maka pendidikan harus sama
bagi semua orang kapanpun dan di manapun.
b. Bagi manusia, pikiran adalah kemampuan yang paling tinggi. Karena itu manusia
harus menggunakan pikirannnya untuk mengembangkan bawaannya sesuai dengan
tujuannya. Manusia memiliki kebebasan namun harus belajar untuk mempertajam
pikiran dan dapat mengontrol hawa nafsunya. Kegagalan yang dialami peserta didik
jangan dengan cepat menyalahkan lingkungan yang kurang menguntungkan atau
nuansa psikologis yang kurang menyenangkan, namun guru hendaknya dapat
mengatasinya dengan pendekatan intelektual yang sama bagi semua peserta didik.
Tugas pendidikan adalah memberikan pengetahuan tentang kebenaran yang pasti,
dan abadi. Kurikulum diorganisasikan dan ditentukan terlebih dahulu oleh orang
dewasa, dan ditujukan untuk melatih aktivitas akal, untuk mengembangkan akal.
6
Thomas Bringgs, Frederick Breed, dan Isac L. Kandell.
ESENSI ( Essence ) ialah hakikat barang sesuatu yang khusus sebagai sifat
terdalam dari suatu sebagai satuan yang konseptual dan akali.
Esensi ( essentia ) adalah yang membuat sesuatu menjadi apa adanya. Esensi
mengacu pada aspek-aspek yang lebih permanen dan mantap dari suatu yang
berlawanan dengan yang berubah-ubah, parsial atau fenomenal.
1. Konsep pendidikan
Gerakan back to basics dimulai dipertentangan tahun 1970 adalah dorongan skala
besar yang muktahir untuk menerapkan program- program esensialis disekolah-
sekolah.Ahli pendidikan esensialis tidak memandang sebagai orang yang jahat, dan
tidak pula memandang anak sebagai seorang yang alamiah yang baik.
Para pemikir Esensialisme pada umumnya tidak memiliki kesatuan garis karena
mereka berpandangan pada filsafat yang berbeda namun, di antara mereka ada
kesepakatan tentang prinsip dasar filsafat esensialisme yang berkaitan dengan
pendidikan.
b. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah
melalui pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah tertahan dalam kurun waktu
yang lama serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan
dikenal oleh semua orang.
c. Kurikulum
7
sejarah pada generasi pelajar dewasa ini melalui hikmat dan pengalaman yang
terakumulasi dari disiplin tradisional.
a. Pendidikan dilakukan dengan usaha keras, tidak timbul dengan sendirinya dari
dalam diri peserta didik.
b. Inisyatif pelaksanaan pendidikan datang dari guru bukan peserta didik. Guru
berperan menjembatani antara dunia orang dewasa dengan dunia peserta didik,
karena itu kendali pelaksanaan pembelajaran ada pada guru atau pendidik.
c. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
Materi pelajaran direncanakan sepenuhnya oleh orang dewasa dan sekolah baik
adalah apabila sekolah tersebut berpusat paa masyarakat ( society centered school ).
B. Tujuan
8
Komponen ini memberikan dukungan kepada konselor/ guru pembimbing
dalam memperlancar penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling.
Sedangkan bagi personil pendidik lainnya adalah untuk memperlancar
penyelenggaraan program pendidikan di sekolah/ madrasah.
a. In service training
BELUMMMMMMM!!!!
9
1. Menentukan topik penelitian
10
BAB III
HASIL KEGIATAN
Sebelum kami melakukan angket untuk siswa kami lebih dahulu menjelaskan
kepada mereka apa itu pengertian bimbingan dan konseling. Bimbingan konseling
adalah mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan
untuk pesertadidik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan
berkembang secaraoptimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar, dan bimbingankarier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-normayang berlaku.
11
Dalam melakukan kegiatan tersebut ada beberapa masalah yang kami alami
yaitu siswa sangat ribut, yang sibuk sana sani jalan-jalan, asik mengobrol sama
sebangku, ada lempar lemparan pakai buku bahkan ada juga yang melawan atau
menjawab jawab saat kami menyuruh meraka diam dan tertib duduk di bangku
masing masing.
Hasil kegiatan yang kami lakukan sudah berjalan lancar walaupun ada kendala
tapi ittidak mengganggu proses angket yang kami lakukan.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
Layanan bimbingan dan konseling ini merupakan suatu wadah yang efektif
dalam pendidikan karena menjadi tempat pemberian bantuan kepada siswa secara
terus-menerus agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan siswa dapat
mencapai perkembangan yang optimal, sesuai dengan potensinya sehingga siswa
sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat.
4.2 REKOMENDASI
13
DAFTAR PUSTAKA
Sukardi, Ketut Dewa. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prayitno & Erman Amti. 1997. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Depdikbud.
https://www.herachaqy.com/2016/02/peranan-bimbingan-konseling-di-
sekolah.html?m=1
14
LAMPIRAN
15
16
17