Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER (DHF)

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1

1. Alda Mela (2018-11-004)


2. Jannet Marietta (2018-11-032)
3. Rania Qotrunada Hayya (2018-11-043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN A
JAKARTA
2020
BAB 1
KONSEP MEDIS
1.1. Definisi

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau biasa disebut dengan Demam


Berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti betina. Demam berdarah taraf awal menyebabkan demam tinggi, ruam atau
bintik merah, serta nyeri otot dan sendi. Bahkan jika sudah parah bisa menyebabkan
perdarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba (shock), bahkan kematian.

1.2. Anatomi dan Fisiologi

Darah merupakan salah satu


komponen penting yang ada di dalam
tubuh manusia, sebab darah berfungsi
mengalirkan zat - zat atau nutrisi yang
dibutuhkan tubuh, kemudian
mengalirkan karbondioksida hasil
metabolisme untuk di buang. Darah
tersusun menjadi 3 komponen yaitu
plasma darah yaitu bagian cair darah
(55%), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit) (1%) dan sel darah
merah atau eritrosit (44%).

a) Fungsi Darah Bagi Tubuh:


 Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh
 Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh
 Mengangkut karbondioksida sisa metabolisme
 dari jaringan tubuh ke paru-paru
 Mengatur dan mengontrol temperatur tubuh
 Mengatur distribusi hormon
 Menutup luka
 Mencegah infeksi

b) Komposisi Darah
1) Plasma Darah
Yaitu bagian darah yang cair, merupakan 55% bagian dari darah.
Kandungan plasma darah:
 Air : sebagai pelarut untuk mengangkut zat lain.
 Ion natrium, kalium, kalsium, magnesium, klorida, bikarbonat: untuk
keseimbangan osmotik, penyanggaan ph, dan pengaturan permeabilitas
membran.
 Protein plasma (albumin, fibrinogen, antibodi): sebagai keseimbangan
osmotik, penyangga ph, penggumpalan, dan pertahanan.
 Zat yang diangkut darah (nutrien, sisa metabolisme, gas respirasi, hormon)

2) Sel Darah Merah (Eritrosit)


Sel darah merah atau eritrosit adalah jenis sel darah yang banyak dan
berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh. Diproduksi di
sumsum tulang (tulang rusuk, tulang dada, tulang belakang) dalam proses
eritropoiesis. Berjumlah 4.5 per milimeter kubik darah pada perempuan, dan 5
juta per milimeter kubik darah pada laki-laki. Eritrosit berbentuk cakram
bikonkaf, sehingga mempercepat pertukaran gas antara sel dan plasma darah.
Berdiameter 7,5 µm, tebal 2 µm, dengan bagian tengah tebih tipis daripada
bagian tepi (1 µm). Tidak memiliki nukleus sehingga tidak mudah rusak
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang kaya akan zat besi.
Berwarna merah karena mengandung hemoglobin (protein pigmen yang
terdiri atas 4 polipeptida sebagai tempat melekatnya gugusan prostetik, heme.
Setiap pusat heme terdapat atom besi). Hemoglobin berperan mengangkut
oksigen dan karbondioksida. Masa hidup eritrosit selama 120 hari, setelah itu
akan dirombak di dalam hati dan limpa. Pada saat darah mengalir ke seluruh
tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida.

3) Sel Darah Putih (Leukosit)


Leukosit berumur 12 hari, berperan dalam melawan penyakit yang masuk
ke dalam tubuh (antibodi). Menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin)
yang masuk. Jumlah normal leukosit 5000-10.000mm', bila jumlahnya
berkurang disebut leukopenia. Ada lima jenis leukosit yaitu neutrofil,
eosinofil, basofil, limfosit, monosit.

Ada 3 cara respons kekebalan tubuh yaitu:


 Respon fagositosis: dilakukan oleh neutrofil dan monosit dengan cara
 memakan dan mencerna benda asing yang masuk
 Respon antibody numoral: sel limfosit berubah menjadi sel plasma bila ia
bertemu dengan antigen tertentu, kemudian sel plasma membuat antibodi
dan melepaskannya dalam plasma darah.
 Respon antibodi seluler: sel limfosit mengubah diri menjadi "special killer
T Cells" bila bertemu dengan antigen yang cocok. Maka secara cepat
terjadi proses perlawanan penghancuran/ pembunuhan antigen.

4) Keping Darah (Trombosit)


Trombosit tidak memiliki inti sel. Diproduksi di sumsum tulang. Berjumlah
150000-350000 butir per milimeter kubik darah. Trombosit berumur 18–12
hari.

Trombosit mempunyai kemampuan untuk melakukan:


 Daya aglutinasi (membeku/menggumpul).
 Daya adhesi (saling melekat).
 Daya agregasi (berkelompok).

Trombosit berfungsi sebagai:


 Hemostasis (penghentian aliran darah/perdarahan)
 Pembekuan darah

Proses pembekuan darah:


Terjadi luka -> trombosit pada darah pecah dan mengeluarkan enzim
trombokinase -> dengan bantuan FAH (Faktor Anti Hemofilia), protombin
diubah menjadi trombin -> fibrinogen menjadi benang-benang fibrin -> luka
segera tertutup.
1.3. Patoflowdiagram
1.4. Discharge Planning

 Anjurkan klien untuk minum air putih minimal 8 gelas/hari dan/atau jus buah untuk
mencegah dehidrasi akibat demam, kurangnya asupan oral karena mual, atau
muntah.
 Anjurkan klien untuk banyak beristirahat di tempat tidur untuk proses pemulihan.
 Beri tahu kepada klien, jika kondisi kesehatan klien sudah stabil, bahwa klien
diizinkan untuk melakukan aktifitas normal namun secara bertahap.
 Anjurkan klien untuk menggunakan obat nyamuk di rumahnya.
 Anjurkan klien untuk mengenakan kemeja dan celana lengan panjang untuk
melindungi kulit klien dari gigitan nyamuk.
 Anjurkan klien untuk rajin menguras bak mandi seminggu sekali (jika
menggunakan). Genangan air merupakan tempat bagi nyamuk Aedes aegypti untuk
berkembang biak.
 Anjurkan klien untuk membersihkan juga wadah penampung air lainnya seperti
Perabotan misalnya baskom, kaleng, vas atau pot bunga, ember, dll. Setelah itu,
tutup rapat wadah yang kemungkinan bisa menjadi sarang nyamuk.
 Anjurkan klien untuk tidak menumpuk atau menggantung baju terlalu lama.
Membiarkan baju menumpuk atau tergantung begitu lama dapat menjadi tempat
favorit untuk dihinggapi nyamuk.
BAB 2
KONSEP KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian

a) Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan


 Apakah ada warga sekitar/keluarga yang terkena DHF
 Apakah lingkungan tempat tinggal terdapat air yang tergenang

b) Pola Nutrisi Metabolik


 Kaji apakah demam selama 3-7 hari
 Apakah terdapat petekie
 Kaji nafsu makan
 Kaji apakah ada edema, dan pemeriksaan fisik apakah terjadi hepatomegali
 Kaji nyeri epigastrik dan abdomen
 Kaji apakah ada nausea dan vomiting
 Kaji apakah pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi
perdarahan gusi, dan nyeri telan.

c) Pola Eliminasi
 Kaji apakah BAK klien sedikit (oliguria)

d) Pola Aktivitas dan Latihan


 Kaji keluhan mudah lelah
 Kaji cyanosis
 Kaji nadi apakah lemah dan lambat

e) Pola tidur dan istirahat


 Kaji apakah ada perubahan pola tidur
 Kaji apakah ada masalah yang dirasakan saat tidur
f) Pola persepsi kognitif
 Kaji nyeri pada abdomen/epigastrik
 Kaji nyeri sendi dan otot
 Kaji nyeri kepala

2.2 Diagnosa Keperawatan


1) Risiko Syok Hipovolemik b.d Defisit Volume Darah
2) Risiko Pendarahan b.d Trombositopenia
3) Hipetermia b.d Proses penyakit (Viremia)
4) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Ketidakmampuan
Untuk Mencerna Makanan.
2.3 Rencana Keperawatan

RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn.X
Ruang / Kamar :

Rencana Tindakan
Tanda
Tanggal Diagnosa Keperawatan Hasil Yang diharapkan Meliputi : Tindakan Keperawatan, tindakan Alasan Tindakan tangan
observatif, Nama Jelas
penyuluhan, Pelaksanaan program Dokter
21 Juni Risiko Syok Hipovolemik b.d Setelah diberikan asuhan 1. Monitor TTV selama 3 jam sekali. 1. Memastikan tidak Kelompok 1
2020 Defisit Volume Darah keperawatan selama 2x24 2. Kaji warna kulit, kapiler refill. terjadi presyok / syok.
jam, diharapkan klien tidak 3. Kaji intake dan output. 2. Memonitor dehidrasi
mengalami syok 4. Ubah posisi pasien menjadi posisi supine, kaki dan jumlah aliran darah
hipovolemik. Dengan kriteria elevasi ke jaringan.
hasil: 5. Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan 3. Membantu dalam
minimal 8 gelas/hari (250ml) menganalisa
1. TTV dalam rentang 6. Jelaskan pada klien dan keluarga tanda perdarahan, keseimbangan cairan
normal dan segera laporkan jika terjadi perdarahan. dan derajat kekurangan
 TD: 120-130/60-90 7. Kolaborasi pemberian cairan intravena. cairan
mmHg 8. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium HB, HT, 4. Membantu peningkatan
 P: 12-20x/mnt AGD, PCV, trombosit dan elektrolit preload dengan tepat.
 HR: 60-100 x/mnt 5. Mengganti cairan yang
 S: 36,5-37,5 C sudah banyak keluar
 N: 60-100x/mnt karena muntah atau
1. Mata cekung tidak perdarahan untuk
ditemukan mencegah dehidrasi.
2. Demam tidak ditemukan 6. Dengan melibatkan
3. Kadar pH darah 7,35- klien dan keluarga
7,45 maka tanda-tanda
4. Kadar natrium dalam perdarahan dapat segera
rentang 135-145 diketahui dan tindakan
mEq/liter yang cepat dan tepat
5. Kadar kalium pada darah dapat segera diberikan
3,5-5 mEq/L 7. Cairan intravena
6. Kadar klorida pada darah diperlukan untuk
98-108 mmol/L. mengatasi kehilangan
7. Tidak ada tanda tanda cairan tubuh secara
dehidrasi, elastisitas hebat.
turgor kulit baik, 8. Mengetahui tingkat
membran mukosa kebocoran pembuluh
lembab. darah yang dialami
pasien dan untuk acuan
melakukan tindakan
lebih lanjut.

RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn. X
Ruang / Kamar :

Rencana Tindakan
Tanda
Tanggal Diagnosa Keperawatan Hasil Yang diharapkan Meliputi : Tindakan Keperawatan, tindakan Alasan Tindakan tangan
observatif, Nama Jelas
penyuluhan, Pelaksanaan program Dokter
21 Juni Risiko Pendarahan b.d Setelah diberikan asuhan 1. Monitor TTV selama 3 jam sekali. 1. Peningkatan nadi dengan Kelompok 2
2020 Trombositopenia keperawatan selama 2x24 2. Monitor tanda penurunan trombosit yang disertai penurunan tekanan darah
jam, diharapkan klien tidak gejala klinis, dapat menunjukan
mengalami pendarahan. 3. Observasi adanya ptekie, epistaksis, perdarahan kehilangan volume
Dengan kriteria hasil: gusi, melena. darah sirkulasi.
1. TTV dalam rentang 4. Anjurkan pasien untuk banyak istirahat/bedrest 2. Penurunan trombosit
normal 5. Monitor Hb, Ht, trombosit dan faktor pembekuan merupakan tanda
 TD: 120-130/60-90 6. Kolaborasi dalam pemberian produk darah jika kebcoran pembuluh
mmHg terjadi perdarahan aktif yang tidak kunjung darah.
 P: 12-20x/mnt berhenti. 3. DIC subakut dapat
 HR: 60-100 x/mnt 7. Kolaborasi terapi sesuai indikasi: vitamin K, D, dan terjadi sekunder
 S: 36,5-37,5 C C terhadap gangguan
 N: 60-100x/mnt faktor pembekuan.
4. Aktivitas pasien yang
2. Kadar HB dalam tidak terkontrol dapat
rentang 12,0 – 14,0 menyebabkan resiko
g/dL. perdarahan.
3. Kadar HT dalam 5. Indikator adanya
rentang 40-50% perdarahan aktif,
hemokonsentrasi, atau
4. Kadar Trombosit dalam terjadinya komplikasi
rentang 150.000- (DIC)
400.000 µl 6. Membantu tubuh agar
tidak kehabisan
cadangan trombosit
untuk menghentikan
pendarahan yang terjadi.
7. Meningkatkan sintesis
protrombin dan
koagulasi. Kekurangan
vitamin C meningkatkan
kerentanan terjadinya
perdarahan.

RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn. X
Ruang / Kamar :
Rencana Tindakan
Tanda
Tanggal Diagnosa Keperawatan Hasil Yang diharapkan Meliputi : Tindakan Keperawatan, tindakan Alasan Tindakan tangan
observatif, Nama Jelas
penyuluhan, Pelaksanaan program Dokter
21 Juni Hipetermia b.d Proses Setelah diberikan asuhan 1. Monitor TTV selama 3 jam sekali. 1. Mengetahui keadaan Kelompok 1
2020 penyakit (Viremia) keperawatan selama 2x24 jam, 2. Kaji tanda-tanda adanya inflamasi (kalor, rubor,, umum klien.
diharapkan suhu klien tidak dolor, tumor, fungsiolaesa) 2. Mencegah terjadinya
mengalam peningkatan. Dengan 3. Anjurkan pasien untuk banyak minum minimal 8 proses inflamasi yang
kriteria hasil: gelas/hari (250 ml) terjadi dalam waktu
4. Berikan kompres hangat. yang lebih lama.
1. TTV dalam rentang normal 5. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian 3. Peningkatan suhu tubuh
 TD: 120-130/60-90 yang tebal. mengakibatkan
mmHg 6. Kolaborasi pemberian terapi cairan intravena. penguapan tubuh
 P: 12-20x/mnt 7. Kolaborasi pemberian antipiretik. meningkat sehingga
 HR: 60-100 x/mnt perlu diimbangi dengan
 S: 36,5-37,5 C asupan cairan yang
 N: 60-100x/mnt banyak.
4. Dengan vasodilatasi
2. Klien tidak terlihat dapat meningkatkan
menggigil. penguapan yang
3. Klien tidak merasakan mempercepat
pusing. penurunan suhu tubuh.
4. Tidak ada tanda inflamasi 5. Pakaian tipis membantu
(Kalor, rubor,, dolor, tumor, mengurangi penguapan
fungsiolaesa) tubuh.
6. Pemberian cairan sangat
penting bagi pasien
dengan suhu tinggi.
Untuk membantu
penurunan suhu dengan
meningkatkan
penguapan.
7. Mengurangi demam
dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus.

RENCANA KEPERAWATAN
Nama/Umur : Tn. X
Ruang / Kamar :
Rencana Tindakan
Tanda
Tanggal Diagnosa Keperawatan Hasil Yang diharapkan Meliputi : Tindakan Keperawatan, tindakan Alasan Tindakan tangan
observatif, Nama Jelas
penyuluhan, Pelaksanaan program Dokter
21 Juni Ketidakseimbangan nutrisi Setelah diberikan asuhan 1. Monitor TTV tiap 3 jam sekali 1. Mengetahui keadaan Kelompok 1
2020 kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 jam, 2. Catat jumlah porsi makanan yang dihabiskan umum klien.
tubuh b.d ketidakmampuan diharapkan nutrisi klien klien 2. Mengetahui jumlah
untuk mencerna makanan terpenuhi. Dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan klien untuk makan selagi hangat dalam nutrisi yang masuk ke
porsi sedikit dan frekuensi sering dalam tubuh
1. TTV dalam rentang normal 4. Berikan makanan yang mudah ditelan 3. Mencegah atau
 TD: 120-130/60-90 5. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang menghindari rasa mual
mmHg nutrisi yang dibutuhkan dan kegunaannya 4. Membantu
 P: 12-20x/mnt 6. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan meningkatkan asupan
 HR: 60-100 x/mnt jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan klien makan
 S: 36,5-37,5 C 5. Menambah
 N: 60-100x/mnt pengetahuan klien dan
keluarga
2. Klien mampu menghabiskan 6. Suplemen dapat
makanannya memainkan peran
3. Rasa mual klien hilang penting dalam
4. Nafsu makan klien mempertahankan
bertambah masukan kalori dan
protein
DAFTAR PUSTAKA

Dengue Virus. (2020, Februari 3). Retrieved from Drugs.com: https://www.drugs.com/cg/dengue-


virus-discharge-care.html

Apriyani, P. (2007). ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. I DENGAN GANGGUAN SISTEM


HEMATOLOGI: DENGUE HEMORAGIC FEVER DI RUANG EDELWEIS RSUD PANDAN
ARANG BOTOLALI. FAKULTAS ILMU KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA, 1-32.

Black, J. M., & Hawks, J. H. (2014). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH: Manajemen Klinis
untuk Hasil yang Diharapkan. Singapore: Elsevier.

Joseph, N., & Savitri , d. (2020, Februari 6). 10 Cara Mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD)
di Rumah. Diambil kembali dari Hello Sehat: https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/penyakit-
musiman/cara-pencegahan-demam-berdarah-dbd/

Smith, MD, MSc, DTM&H, D., Mariano, D., & Trautwein , M. (3, May 2019). Dengue Treatment
& Management. Retrieved from Medscape: https://emedicine.medscape.com/article/215840-
treatment

Putra Argadinanta, G. (2015). NYERI AKUT PADA An.Z DENGAN DENGUE HEMORAGIC
FEVER (DHF) DI RUANG CEMPAKA RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA. Tugas Akhir Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015, 26.

Anda mungkin juga menyukai