Anda di halaman 1dari 122

Daftar Isi

BAB VI. SYARAT – SYARAT UMUM PEKERJAAN

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


Pasal 2 Memulai Kerja
Pasal 3 Mobilisasi
Pasal 4 Papan Nama Proyek
Pasal 5 Kuasa Kontraktor dilapangan
Pasal 6 Rencana Kerja
Pasal 7 Los Pengawas, Los Kerja, Gudang Bahan & lain-lain
Pasal 8 Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja
Pasal 9 Tenaga dan Sarana Kerja
Pasal 10 Persyaratan dan Standarisasi
Pasal 11 Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
Pasal 12 Penjelasan RKS dan Gambar
Pasal 13 Tanggung Jawab Kontraktor
Pasal 14 Ketentuan dan Syarat – Syarat Bahan
Pasal 15 Pemeriksaan Bahan - Bahan
Pasal 16 Supplier dan Sub Kontraktor
Pasal 17 Pembersihan Tempat Kerja
Pasal 18 Drainase / Saluran
Pasal 19 Pengukuran Kondisi Tapak dan Penentuan Peil
Pasal 20 Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank)
Pasal 21 Pemeriksaan Hasil Pekerjaan

BAB VII. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1 Umum
Pasal 2 Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pasal 3 Pelindungan Instalasi Eksisting
Pasal 4 Pekerjaan Tanah
Pasal 5 Pekerjaan Pondasi dan Beton Strukur
Pasal 6 Pekerjaan Beton Non Strukur
Pasal 7 Pekerjaan Pasangan
Pasal 8 Pekerjaan Adukan dan Campuran
Pasal 9 Pekerjaan Plesteran

-1-
Pasal 10 Pekerjaan Pasangan Keramik
Pasal 11 Pekerjaan Kusen Pintu Jendela
Pasal 12 Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela
Pasal 13 Pekerjaan Perlengkapan Pintu & jendela
Pasal 14 Pekerjaan Kaca
Pasal 15 Pekerjaan Saniter
Pasal 16 Pekerjaan Langit – langit
Pasal 17 Pekerjaan Pengecatan
Pasal 18 Pekerjaan Atap dan Penutup atap
Pasal 19 Pekerjaan Instalasi Listrik
Pasal 20 Penangkal Petir
Pasal 21 Pekerjaan Tata Udara VRV Teknis dan Jenis AC
Pasal 22 Pekerjaan Plambing/sanitasi
Pasal 23 Pekerjaan Pemasangan MATV
Pasal 24 Pekerjaan Pemasangan Interior
Pasal 25 Pekerjaan Pembersihan,Pembongkaran dan pengamanan
Setelah Pembangunan

-2-
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN

PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya


seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau
kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk
mendapat kejelasan pelaksanaan.

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian


pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis ini.

1.1. LINGKUP PEKERJAAN :


Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar
dokumen perencanaan dan gambar kerja, antara lain :
PEKERJAAN REHABILITASI KOMPLEK SURYA PPMKP TAHAP III CIAWI-
BOGOR
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN STRUKTUR
II.A. PEKERJAAN TANAH
II.B. PEKERJAAN PONDASI
II.C. PEKERJAAN SLOOF
II.D. PEKERJAAN KOLOM
II.E. PEKERJAAN BALOK
II.F. PEKERJAAN PLAT LANTAI
II.G. PEKERJAAN MEJA BETON
PEKERJAAN ARSITEKTUR
III.A. PEKERJAAN DINDING
III.B. PEKERJAAN LANTAI
III.C. PEKERJAAN PLAFON
III.D. PEKERJAAN ATAP
III.E. PEK.KUSEN PINTU DAN JENDELA
III.F. PEK.INTERIOR
III.G. PEKERJAAN SANITAIR
III.H. PEKERJAAN PENGECETAN
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
IV.A. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL LT. 1
IV.B. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL LT. 2
PEKERJAAN LAIN - LAIN

-3-
Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.gunan
Tata LaksanaBanan Asramangunan PercekatercantGambar Kerja.
1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi : Pengukuran, Bongkaran , mobilisasi dan demobilisasi peralatan,
bahan/material, pengadaan air dan listrik untuk bekerja dan tenaga
kerja.
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah
Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan
belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.

Pasal 3
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

Pemenuhan Mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut :


A. Ketentuan mobilisai adalah sebagai berikut :
3.1. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp Penyedia dan kegiatan pelaksanaan

3.2. Mobilisasi semua personil penyedia sesuai struktur organisasi pelaksana


yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja yang
diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak
dan personil Ahli K3 atau petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi

3.3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan,
tempat peralatan tersebut akan digunakan

3.4. Penyediaan dan pemeliharaan basecamp penyedia, jika perlu termasuk


kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.

B. Mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya untuk direksi pekerjaan

C. Mobilisasi fasilitas pengendalian mutu


Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan
dilapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam sfesifikasi
laboratorium dan peralatannya yang dipasok, akan tetap menjadi milik
Penyedia pada waktu kegiatan selesai

D. Kegiatan Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia pada saat akhir kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari
tanah milik pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
-4-
E. Pembayaran Mobilisasi bersifat lumpsum

3.5. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA KEGIATAN

Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan Nama kegiatan sesuai dengan


ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor/Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’ menunjuk seorang


Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli
untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa
penuh dari Kontraktor/Pemborong, berpendidikan minimal sarjana muda
teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.

5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong


lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap
kewajibannya.

5.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat


Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan
‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.

5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau
tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,


Kontraktor/Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau
Kontraktor/Pemborong sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor/Pemborong


‘wajib’ membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan
berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima
-5-
Kontraktor/Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

6.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4


(empat) kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen dan Perencana.

6.4. Kontraktor/Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pembangunan


sesuai dengan Rencana Kerja tersebut di atas.

6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan


Kontraktor/Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
DAN LAIN-LAIN

7.1.1. Direksikeet (los pengawas).


Sesuai pasal 3 Mobilisasi dan Demobilisasi, Kontraktor/Pemborong harus
menyediakan DireksiKeet (Los Pengawas) untuk keperluan Pengawas
Lapangan dan Personalia Proyek dari bahan semipermanen seluas ± 18 m²
atau sesuai rencana Pekerjaan. untuk tiap lokasi dengan menggunakan
bahan-bahan sebagai berikut: lantai diplester, dinding
tripleks/papan/asbes, rangka bangunan dari bahan kayu kelas III, atap
dari bahan penutup Atap, pintu dari bahan papan kayu kelas III, dilengkapi
dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Apabila
diijinkan oleh pemilik pekerjaan, Kontraktor dapat memanfaatkan
sementara ruangan pada area bangunan yang tidak digunakan bila ada ,
yang akan ditentukan oleh Pengawas.

7.2. Kantor Kontraktor, los kerja dan gudang bahan.


Kontraktor/Pemborong berkewajiban membuat kantor Kontraktor di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat
dikunci untuk menyimpan barang-barang, pada tempat yang akan
ditentukan oleh Pengawas Lapangan/Personalia Proyek.

7.3. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas


serta inventarisnya.

7.4. Pagar Proyek.


Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi/Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor, untuk memagari sekelilingnya
sehingga aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam
penawaran Kontraktor/Pemborong.
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan
dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu
Borneo ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan
peraturan Pemerintah Daerah setempat.

-6-
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat
dan dibiayai oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan/pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan
oleh pihak Kontraktor.

Pasal 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,


sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.

8.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat


pekerjaan.

8.3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa


pemeliharaan, kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.

8.4. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong segera memberitahukan


kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban kecelakaan itu.

8.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor apabila diperlukan wajib
menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap
dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah
tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 15 Kg.

8.6. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program
ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan,


peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan
serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-
bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai
dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
-7-
9.1. Tenaga kerja /tenaga ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan
jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. Peralatan bekerja.


Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat
pengangkat dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-
benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

9.3. Bahan-bahan bangunan


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk
setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta pengiriman material
harus tepat waktu sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.4. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan


membuat sumur pompa di area pekerjaan atau disuplay dari luar.

9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan
bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 M3.

9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas petunjuk
pengawas.

Pasal 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1. Persyaratan pelaksanaan.


Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari maka
Kontraktor harus betul-betul ‘memperhatikan’ semua pelaksanaan
pekerjaan dengan memperhitungkan ‘ukuran jadi (finished)’ sesuai
persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor
wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.

Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor


wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan
lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal,
Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
-8-
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus
menyediakan :

- Site manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang


terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama
masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.

- Buku harian untuk :


 Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan
proyek.
 Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan
dan detail dari pekerjaan.

- Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :


 1 (satu) kamera.
 1 (satu) alat ukur schuifmat.
 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. Standard yang dipergunakan.


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi
Indonesia, Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang
ada hubungannya dengan pekerjaan antara lain :

 PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia


 NI-3 PMI PUBB 1970
: Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
 NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
 NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
 PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
 PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
 PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
 SII : Standard Industri Indonesia
 SK SNI T-15-1991-03 (PBI – 1991)
: Peraturan Beton Bertulang Indonesia
 AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
 Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
 Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang
keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di


atas, maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun
dari negara asal produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan


ini :
-9-
 Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (Gambar Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian
Kontrak).
 Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah
disetujui/disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas.

Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Administrasi.

11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus


memberikan data-data yang diperlukan menurut data keadaan
sebenarnya.

11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan
bulanan secara rutin.

11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Kuasa


Pengguna Anggaran untuk bahan monitoring.

Pasal 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR

12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah RKS.

12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi
(bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari
karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar
kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-
lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara
tertulis.

12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan


penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan
spesifikasinya.

- 10 -
12.4. Ukuran
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi ukuran dari :

As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam

12.4.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan


dalam cm (Centimeter).

12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada


dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai
(“finished”).

12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib


melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang
selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang
akan dipakai dan dijadikan pegangan.
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung,
maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila
sudah disetujui Konsultan Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak
terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan
disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-
ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan konsultan pengawas/Direksi teknis, dan apabila
terjadi kesalahan akibat kelalaian kontraktor dalam berkoordinasi
dengan konsultan pengawas/Direksi teknis maka menjadi
tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.

12.5. Perbedaan gambar

12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam
satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang mengikat/berlaku.

12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan


Sipil/Struktur, maka Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.

12.5.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan


Sanitasi, Elektrikal/ Listrik dan Mekanikal, maka yang dipakai
sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja
Arsitektur.

- 11 -
12.5.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi
bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidak-
jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar
Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi teknis secara tertulis, dan mengadakan
pertemuan dengan Konsultan Pengawas/Direksi teknis dan
Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana
yang akan dijadikan pegangan.

12.5.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh


Kontraktor untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun
waktu pelaksanaan.

12.6. Istilah - Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin


adalah sebagai berikut

STR : Struktur, Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan


Perhitungan Konstruksi, Bahan Konstruksi Utama dan
Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan tebal Lantai.

ARS : Arsitektur,Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan


perencanaan dan perancangan bangunan secara menyeluruh
dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis
maupun estetika.
ELK : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan Sistem
Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.

MEK : Mekanikal,yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih


Air Kotor – Drainase, Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem
Instalasi Diesel – Generator Set, dan Sistem Pengkondisian
Udara.

12.7. Shop drawing


Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang
harus dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak
yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Konsultan Pengawas.

dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan
khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara
lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam
Buku ini.

- 12 -
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis.

Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada


Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan
format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang
dapat direproduksi.

12.8. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-


built drawing”.

12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan


dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen
Kontrak.

12.8.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor


berkewajiban membuat gambar-gambar yang telah
dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya
untuk penggambaran “As-Built Drawing”, sepenuhnya menjadi
tanggungan kontraktor.

Pasal 13
TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR

13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pejabat Pembuat Komitmen


untuk melihat, mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.

13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul


akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor sendiri.

13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan


pekerjaan, maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran
perbaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas
kerusakan yang timbul.

13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang


dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.

13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan


bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak
- 13 -
Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik
yang telah dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya,


baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut


bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan,
bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V.
dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982),
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di
Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,
harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.

14.2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.


14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan
kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau
proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog
harus dianggap sebagai penentu standard atau kualitas dan
tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan;
dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan
peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
Konsultan Pengawas dan Perencana, sesuai dengan keterangan
itu. Seluruh material patent itu harus dipergunakan sesuai
dengan instruksi pabrik yang membuatnya.

14.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus


sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar dan RKS,
memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti
peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

- 14 -
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk
menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau
Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai
pekerjaan tambah.

14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang


hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh
dipakai dalam pekerjaan ini.

14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam
negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambah.

14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh


semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai.

Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan


Pengawas dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu
bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan
disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan
adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

14.5. Penyimpanan material


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik
yang bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas


dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di
atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus
ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan.

14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan


diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

- 15 -
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan
dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga
memberikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang
berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar
timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta
mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun
dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan
tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak
lebih dari lima meter.

Pasal 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan


contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang
diatur dalam Pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera
dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3
X 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh


Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh
Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan
denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan.

15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan


kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan
memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan
Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada
Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis.Segala biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Kontraktor.

15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik
atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan
bahan-bahan tersebut di atas.

15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan


penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material
dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

- 16 -
Pasal 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan


untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan
tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan


lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-
tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali benda-benda
yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus
dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari
spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan
benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari
kerusakan atau cacat.

17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak,
kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan
rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan
berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di buang bila
perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari
daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum
sesuai AASHTO T 99.

Pasal 18
DRAINASE / SALURAN

18.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.


Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada
di tapak, Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang
berfungsi untuk pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan
konstruksi tetap kering.

Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di


tapak atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada
pembayaran tambahan.
- 17 -
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau
mempengaruhi tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas
pembersihan saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir
sampai sejauh 100 meter di luar batas daerah konstruksi dan daerah
milik jalan (right-of way).
Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran
tambahan.

18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.

18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor/Pemborong


harus melakukan survey untuk mengetahui detail lokasi segala
utilitas yang akan kena pengaruh oleh pekerjaan. Hasil survey
harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada
tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang
berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan.Patok-patok itu
harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak.

18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau


permanen pada daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus
mempergunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa
ada pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan
pada utilitas itu. Segala kerusakan pada utilitas yang disebabkan
langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor
dianggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor.

Pasal 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN PEIL

19.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak

19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan


melakukan pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi
rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan


yang sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan ke
Konsultan Pengawas dan Perencana untuk diminta
keputusannya.

19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan


alat-alat waterpass/theodolit.

- 18 -
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara
azas segitiga Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-
bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Perencana.

19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya
terbatas pada :
a. Personil :
 1 orang surveyor ahli
 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran (Survey) :
 Wild ROS Theodolite (360 derajat);
 Wild TO Theodolite (360 derajat);
 Wild NAK levels;
 Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
 Steel measuring rod (4 m);
 Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan
dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila
diminta) termasuk tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri,
Kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok
kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain-
lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak
harus segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya
sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh
dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh
Pengawas.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang
melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang
akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya,
kemudian mengembalikan kepada Kontraktor.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi,
Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk
persetujuan di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas
kalkir untuk memungkinkan reporduksi. bila cross section itu
akhirnya disetujui, maka kontraktor harus menyerahkan gambar
kalkir asli dan tiga lembar hasil reproduksinya kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.

19.2. Pekerjaan penentuan peil


Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan
lantai finshing ruangan lantai dasar (Hall) bangunan seperti tertera dalam
gambar kerja yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar Bangunan .
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di
lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

- 19 -
Diambil dari muka tanah setinggi 90 cm untuk bangunan Rusun 60 cm
untuk bangunan.

Pasal 20
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)

20.1. Patok ukur


20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-
garis sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap
perlu Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis /
kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-
patok.
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian
pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan)
jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya,
berpenampang 15x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah
sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka
tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai
Gambar Kerja, dan di atasnya ditambahkan pipa besi untuk
mencantumkan patokan ketinggian di atas peil + 0.00.
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal
2 (dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas; sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan
pembangunan berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi
tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
untuk dibongkar.

20.2. Bowplank Papan bangunan


20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan
ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya.

20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu
sama lain adalah 1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau diubah.

20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi


terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.

20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas.

- 20 -
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan


ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. Ijin memasuki tempat kerja


Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa
olehnya, setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua
bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.

21.2. Pemeriksaan Pekerjaan


21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan
Kontraktor, tetapi karena bahan/material ataupun komponen
jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan
Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak
terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan
Kontraktor harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada
pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.

21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap


pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.

21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24


jam (dihitung dari jam diterimanya surat permohonan
pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak
dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.

21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi


berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki.
21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali
menjadi tanggungan Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai
biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan
waktu pelaksanaan.

- 21 -
21.3. Kemajuan Pekerjaan
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang
harus disediakan oleh kontraktor demikian pula metode/cara
pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa,
sehingga diterima oleh konsultan Pengawas.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada
suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah
yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

21.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman).


Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di
mana Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan
dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk
oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.

21.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

- 22 -
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1
UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan,
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan renovasi yang meliputi :

PEKERJAAN REHABILITASI KOMPLEK SURYA PPMKP TAHAP III CIAWI-


BOGOR
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN STRUKTUR
II.A. PEKERJAAN TANAH
II.B. PEKERJAAN PONDASI
II.C. PEKERJAAN SLOOF
II.D. PEKERJAAN KOLOM
II.E. PEKERJAAN BALOK
II.F. PEKERJAAN PLAT LANTAI
II.G. PEKERJAAN MEJA BETON
PEKERJAAN ARSITEKTUR
III.A. PEKERJAAN DINDING
III.B. PEKERJAAN LANTAI
III.C. PEKERJAAN PLAFON
III.D. PEKERJAAN ATAP
III.E. PEK.KUSEN PINTU DAN JENDELA
III.F. PEK.FURNITURE
III.G. PEKERJAAN SANITAIR
III.H. PEKERJAAN PENGECETAN
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
IV.A. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL LT. 1
IV.B. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL LT. 2
PEKERJAAN LAIN - LAIN

Semua penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan


dijelaskan dalam point – point penjelasan termasuk segala jenis
peralatan, bahan dan teknis pekerjaan .

Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang


tidak dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah
- 23 -
aanwitzing dan pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar
kerja. Penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan
dalam point – point penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan
dan teknis pekerjaan .

1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN

1.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus mempelajari dengan


seksama Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan
segala kondisi di lapangan yang meliputi semua bangunan dan tidak
terbatas pada bangunan existing.

1.2.2. Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan


sebelumnya maupun yang sedang berjalan, bahan/komponen/instalasi
existing yang dipertahankan; agar tidak rusak atau cacat.

1.2.3. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau


konstruksi khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak
dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu
untuk mendapat persetujuan.

Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN

2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran , sampah, puing –
puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan .

2.2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi
Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang
ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang
berada di dalam Tapak/Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk
instalasi existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan/cacat.

3.2. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang
masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan
pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas/Direksi.

- 24 -
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, peralatan dan
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah
yang meliputi :

Pek. Cut and Fill


Pek. Urugan Peninggian Tanah untuk area taman
Pek. Buangan Tanah
Pek. Galian Tanah Pondasi
Pek. Urugan Tanah Kembali pada Pondasi
Pek. Urugan Pasir dibawah Pondasi
Pek. Lantai kerja diawah Pondasi

Apabila ada Pekerjaan tanah yang tidak tercantum dalam lingkup


pekerjaan diatas kontraktor dapat melihat penjelasan yang lebih detail
pada gambar kerja.

2 PERSIAPAN PELAKSANAAN

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus


terlebih dahulu diteliti, diukur kembali dan bersihkan dari
berbagai macam kotoran , sampah, puing – puing dan segala
sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan .

Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi


Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu
yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus


memperhatikan posisi , bentuk dan ukuran pokok dari pekerjaan
galian dan Urugan, agar didapat hasil kerja yang efektif dan
efisien maka kepada pihak Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan.

3.2. Untuk Pekerjaan Galian tanah pondasi Poer Plat dilaksanakan


dengan tinggi 80 cm dari tanah asal. Pekerjaan ini dilaksanakan
agar didapat kondisi dan permukaan tanah yang rata, baik,
bersih dari kotoran dan sampah.

- 25 -
3.3. Untuk Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang (Pabrikasi). Pekerjaan
ini dilaksanakan agar didapat kondisi dan permukaan tanah
Keras dan padat sehingga cukup kuat untuk mendukung
pondasi.

3.4. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan
pengawas.

3.5. Pada pekerjaan Galian Ukuran tinggi, panjang dan lebar galian
harus sesuai dengan gambar kerja, karena setiap Pekerjaan
galian akan berbeda – beda pada setiap Pekerjaan , Pekerjaan
galian tersebut antara lain :

a. Galian tanah untuk Pondasi Bor File Dia 40 cm panjang 9


b. Galian tanah untuk Pipa – pipa pembuangan disesuaikan
dengan rencana pelaksanaan yang tercantum dalam
gambar kerja dan kemiringan ke drainase existing .
c. Galian tanah untuk sloof uk. 20 x 40 cm, (dari feil tanah
asal, galian tersebut belum termasuk untuk pasir urug dan
lantai kerja) dan panjang disesuaikan dengan rencana
pekerjaan .

3.6. Tanah bekas galian dapat dipergunakan kembali untuk urugan


pada galian yang sudah dilaksanakan tersebut diatas apabila
sudah disetujui oleh konsultan pengawas.

3.7. Urugan pasir dibawah lantai dilaksanakan dengan tinggi


urugan 5 cm.dari permukaan tanah yang sudah dilaksanakan
urugan tanah untuk peninggian lantai.

3.8. Untuk urugan pasir dibawah pondasi Poer beton , Pondasi


Tangga dan sloof dilaksanakan dengan tinggi urugan 5 cm.

3.9. Semua pekerjaan galian dan urugan harus sesuai dengan


gambar kerja dan disetujui terlebih dahulu oleh pengawas
lapangan.

Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI BETON STRUKTUR

1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Pondasi sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai, Tangga, Ring Balk
Konstruksi Baja dan pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.

1.1. Ukuran dan Mutu Beton


Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus
mempunyai ukuran dan mutu karateristik sebagai berikut :
- 26 -
PEKERJAAN PONDASI
Pek. Tembok Penahan Tanah
- Pek. Aanstamping Batu Belah
- Pek. Pondasi Batu Belah, 1Pc : 5Ps
Pek. Pondasi Batu Belah untuk area gedung
- Pek. Aanstamping Batu Belah
- Pek. Pondasi Batu Belah, 1Pc : 5Ps
Pek. Pondasi Telapak Type P1, Beton K - 300
- Bekisting Pondasi
- Besi Tulangan Ø16 - 150
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Pondasi Telapak Type P2, Beton K - 300
- Bekisting Pondasi
- Besi Tulangan Ø16 - 150
- Cor beton Ready Mix K-300

PEKERJAAN SLOOF
Pek. Sloof Type ( S-1 ) uk. 20 x 40 cm, Beton K - 300
- Bekisting Sloof
- Besi Tulangan Utama 6 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 150 + Ø10 - 200
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Sloof Type ( S-2 ) uk. 20 x 30 cm, Beton K - 300
- Bekisting Sloof
- Besi Tulangan Utama 6 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 150 + Ø10 - 200
- Cor beton Ready Mix K-300

PEKERJAAN KOLOM
LANTAI DASAR ( Elv. P±0,80 ) & ( Elv. P+1,80 )
Pek. Kolom Stump ( Pedestal ) uk. 30 x 40 cm, Beton K - 300
- Bekisting Kolom
- Besi Tulangan Utama 18 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 150
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Kolom Type ( K-1 ) uk. 30 x 40 cm, Beton K - 300
- Bekisting Kolom
- Besi Tulangan Utama 18 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 150 + Ø10 - 200
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Kolom Type ( K-2 ) uk. 25 x 35 cm, Beton K - 300
- Bekisting Kolom
- Besi Tulangan Utama 14 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 150 + Ø10 - 200
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Kolom Praktis Type ( K-3 ) uk. 15 x 15 cm, Beton K - 175
- Bekisting Kolom
- Besi Tulangan Utama 4 D12
- Besi Sengkang Ø8 - 150 + Ø8 - 200
- 27 -
- Cor beton K-175
LANTAI ATAS ( Elv. P+5,10 ) & ( Elv. P+6,10 )
Pek. Kolom Type ( K-1 ) uk. 30 x 40 cm, Beton K - 300
- Bekisting Kolom
- Besi Tulangan Utama 18 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 150 + Ø10 - 200
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Kolom Type ( K-2 ) uk. 25 x 35 cm, Beton K - 300
- Bekisting Kolom
- Besi Tulangan Utama 14 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 150 + Ø10 - 200
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Kolom Praktis Type ( K-3 ) uk. 15 x 15 cm, Beton K - 175
- Bekisting Kolom
- Besi Tulangan Utama 4 D12
- Besi Sengkang Ø8 - 150 + Ø8 - 200
- Cor beton K-175

PEKERJAAN BALOK
LANTAI DASAR ( Elv. P+4,98 )
Pek. Balok Type ( B-1 ) uk. 30 x 60 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 8 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 6 D16
- Besi Tulangan Utama Pinggang 2 D12
- Besi Sengkang Ø12 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Balok Type ( B-2 ) uk. 20 x 40 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 3 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Tulangan Utama Pinggang 2 D12
- Besi Sengkang Ø10 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Balok Type ( B-3 ) uk. 20 x 30 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 3 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Balok Type ( B-4 ) uk. 15 x 50 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 2 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Tulangan Utama Pinggang 6 D16
- Besi Sengkang Ø8 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300

- 28 -
LANTAI DASAR ( Elv. P+5,98 )
Pek. Balok Type ( B-1 ) uk. 30 x 60 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 8 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 6 D16
- Besi Tulangan Utama Pinggang 2 D12
- Besi Sengkang Ø12 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Balok Type ( B-2 ) uk. 20 x 40 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 3 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Tulangan Utama Pinggang 2 D12
- Besi Sengkang Ø10 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Balok Type ( B-3 ) uk. 20 x 30 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 3 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Balok Type ( B-4 ) uk. 15 x 50 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 2 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Tulangan Utama Pinggang 6 D16
- Besi Sengkang Ø8 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
LANTAI DASAR ( Elv. P+2,15 )
Pek. Balok Lintel uk. 12 x 12 cm, Beton K - 175 ( Elv. P+2,95 ) & (
Elv. P+3,95 )
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama 4 D12
- Besi Sengkang Ø8 - 100 + Ø8 - 150
- Cor beton K-175

LANTAI ATAS ( Elv. P+9,70 )


Pek. Balok Type ( B-2 ) uk. 20 x 40 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 3 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Tulangan Utama Pinggang 2 D12
- Besi Sengkang Ø10 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
Pek. Balok Type ( B-3 ) uk. 20 x 30 cm, Beton K - 300
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 3 D16
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D16
- Besi Sengkang Ø10 - 100
- Cor beton Ready Mix K-300
- 29 -
Pek. Balok Type ( B-5 ) uk. 15 x 30 cm, Beton K - 225
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 2 D12
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D12
- Besi Tulangan Utama Pinggang 4 D12
- Besi Sengkang Ø8 - 100
- Cor beton Ready Mix K-225
Pek. Balok Type ( B-6 ) uk. 15 x 20 cm, Beton K - 225
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama 4 D12
- Besi Sengkang Ø8 - 100
- Cor beton Ready Mix K-225
LANTAI ATAS ( Elv. P+9,10 )
Pek. Balok Type ( B-5 ) uk. 15 x 30 cm, Beton K - 225
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama Atas 2 D12
- Besi Tulangan Utama Bawah 2 D12
- Besi Tulangan Utama Pinggang 4 D12
- Besi Sengkang Ø8 - 100
- Cor beton Ready Mix K-225
LANTAI ATAS ( Elv. P+7,25 )
Pek. Balok Lintel uk. 12 x 12 cm, Beton K - 175
- Bekisting Balok
- Besi Tulangan Utama 4 D12
- Besi Sengkang Ø8 - 100 + Ø8 - 150
- Cor beton K-175

PEKERJAAN PLAT LANTAI


( ELV. P+5,10 )
Pek. Plat Lantai t=15 cm +Wiremesh M8 2 layer, Beton K-225
- Bekisting Plat Lantai
- Pasangan Bondek tebal 0,75 mm
- Pasangan Wiremesh M-8 2 layer
- Cor beton Ready Mix K-225
Pek. Plat Lantai t=12 cm +Wiremesh M8 1 layer, Beton K-225
- Bekisting Plat Lantai
- Pasangan Bondek tebal 0,75 mm
- Pasangan Wiremesh M-8 1 layer
- Cor beton Ready Mix K-225
( ELV. P+0,00 )-(ELV. P+5,10)
Pek. Plat Lantai Tangga t=12 cm + Wiremesh 1 Layer, Beton K-
225 (Lt.Dasar - Lt.Atas)
- Bekisting tangga
- Pasangan Wiremesh M-8 2 layer
- Cor beton Ready Mix K-225
( ELV. P+6,10 )
Pek. Plat Lantai t=12 cm +Wiremesh M8 2 layer, Beton K-225
- Bekisting Plat Lantai
- Pasangan Bondek tebal 0,75 mm
- Pasangan Wiremesh M-8 2 layer
- 30 -
- Cor beton Ready Mix K-225
Pek. Plat Lantai t=12 cm +Wiremesh M8 1 layer, Beton K-225
- Bekisting Plat Lantai
- Pasangan Bondek tebal 0,75 mm
- Pasangan Wiremesh M-8 1 layer
- Cor beton Ready Mix K-225
( ELV. P+9,10 )
Pek.Plat Dak Canopy t =10 cm+Wiremesh M8 1 Layer,Beton K-225
- Bekisting Plat Lantai
- Pasangan Bondek tebal 0,75 mm
- Pasangan Wiremesh M-8 1 layer
- Cor beton Ready Mix K-225
Pek. Plat Dak diatas tangga u/ dudukan Toren t = 12 cm +
Wiremesh M8 2 Layer, Beton K - 225
- Bekisting Plat Lantai
- Pasangan Bondek tebal 0,75 mm
- Pasangan Wiremesh M-8 1 layer
- Cor beton Ready Mix K-225
Water Proofing Coating

PEKERJAAN MEJA BETON


LANTAI DASAR
Pek. Meja Beton Kamar Mandi ukuran 85 x 10 cm tebal 8 cm
Pek. Meja Beton interior tv ukuran 400 x 30 cm tebal 8 cm
Lap. HPL
Pek. Meja Beton interior tv ukuran 250 x 49 cm tebal 8 cm
Lap. HPL
LANTAI ATAS
Pek. Meja Beton Kamar Mandi ukuran 85 x 10 cm tebal 8 cm
Pek. Meja Beton interior tv ukuran 400 x 30 cm tebal 8 cm
Lap. HPL
Pek. Meja Beton interior tv ukuran 250 x 49 cm tebal 8 cm
Lap. HPL

Pekerjaan lainnya yang termasuk dalam lingkup pekerjaan beton struktur


seperti tercantum dalam gambar kerja.

1.2 Adukan Beton


- Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton struktur
menggunakan mutu beton K – 175,225 dan 300 ready mix.
Pekerjaan struktur ini seperti Pondasi Starus File, Sloof, Balok dan
Kolom.
1.3 Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan
ini adalah sebagai berikut :

 Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-24


 Mutu baja tulangan s/d diameter 19 mm adalah BJTP U-32

- 31 -
1.4 Cetakan (Bekisting)
Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai Bondex pada
rencana cor plat lantai dan Multipleks 9 mm untuk bekisting pekerjaan
lainnya, kecuali Pekerjaan non struktur menggunakan papan .
Pada pekerjaan Bekisting dari multiplex harus diperkuat dengan rangka
kayu, untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau
dari bahan lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.5 Bonding Agent


Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus
disambungkan/dicor secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur
yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik atau
yang setaraf Lemkra TG 301 dicampur dengan air dan semen. Cara
pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.

1.6 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah produk lokal
berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat
semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan
maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

2 Persyaratan Bahan Beton

2.1 Bahan Semen


a. Persyaratan Umum.
1) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan
dengan persyaratan dalam Peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris
BS 12.

2) Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah


yang memenuhi persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai
untuk seluruh pekerjaan.

3) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari


pengaruh cuaca sepanjang waktu dan peletakannya harus
terangkat dari lantai untuk menghindari kelembaban.

b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.

- 32 -
Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat
memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti
dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai
untuk semen, dan setiap saat harus terlindung dengan cermat
terhadap kelembaban udara.

2.2 Bahan Pasir

a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan konsultan Pengawas/Direksi teknis.

b. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil


dan lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi
yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi yang
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.

c. Pasir harus mempunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 3


atau jika diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton atau dengan ketentuan sebagai
berikut :

Persentase satuan timbangan


Saringan No.
tertinggal disaringan
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

2.3 Bahan Agregat Kasar (Kerikil)


a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

b. Gradasi
1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-
syarat berikut :

 Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat


 Sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan
98% berat
- 33 -
 Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang
berurutan, adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat
harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan
yang terdapat di NI-2 PBI-1971.
2) Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika
diperiksa oleh Konsultan Pengawas ternyata tidak sesuai dengan
ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Konsultan Pengawas.

2.4 Bahan Air


Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi
injeksi harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah,
garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam PBI-1971 untuk bahan campuran
beton.

2.5 Bahan Baja Tulangan


a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai
dengan standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM
Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat
keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua besi tulangan
beton yang disediakan, untuk persetujuan Konsultan Pengawas
sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian konstruksi
seperti tercantum di dalam gambar rencana.

b. Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-


serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat
merusak atau mengurangi daya lekat antara besi tulangan dengan
beton.

c. Ukuran diameter baja tulangan yg digunakan antara lain :


 Untuk pekerjaan Pondasi Starus File menggunakan besi dia.
13 mm dan 10 mm.
 Untuk sloof digunakan besi dia. 13 mm dan 16 mm dan
sengkang 10 mm.
 Untuk kolom menggunakan besi Baja

Semua penggunaan besi tulangan harus sesuai dengan gambar


rencana, dan tidak diperkenankan adanya toleransi bentuk ukuran.
Diameter besi ulir adalah diameter dalam.

3 Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton


3.1 Kelas dan Mutu Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton
Indonesia NI-2 PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan kuat tekan dari

- 34 -
beton adalah selalu kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang
bersisi 15 (1 0,06) cm diuji pada umur 28 hari.

b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa


hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan ‘bk’ (kekuatan
tekan beton karakteristik) yang lebih besar dari yang ditentukan di
dalam tabel 4.2.1 PBI. 1971.

3.2 Komposisi Campuran Beton.


a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air
seperti yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam
perbandingan yang sesuai dan diaduk dengan baik sampai pada
kekentalan yang tepat.

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang


ditentukan dalam spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang
direncanakan” (designed mix).

c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-


bagian dari pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang
ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang
tepat dan memuaskan.

d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai


untuk berbagai mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan.

e. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian


konstruksi beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleh faktor air semen.

f. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang


direncanakan, maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :

 Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.


 Faktor air semen untuk kolom balok, plat lantai, tangga,
dinding beton dan listplank maksimum 0,60.
 Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap Canopy, dan
tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.

g. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat


dihasilkan suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka
untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0,55
harus memakai Plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk
dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi.
- 35 -
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas atas
biaya Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika
perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak
berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.

3.3 Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton.

Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Konsultan


Pengawas berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal
tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan beton berkualitas
lebih tinggi atau alasan penghematan.

Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas


melalui pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji
sesuai dengan NI-2 PBI-1971.

Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2


PBI-1971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

3.4 Baja Tulangan

a. Baja beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar


rencana. Untuk menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka
tulangan harus diikat kuat dengan kawat beton (bendraat) dengan
bantalan blok-blok beton cetak (beton decking) atau kursi-kursi
besi/cakar ayam perenggang.

b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak


ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran
terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.

3.5 Selimut Beton.

Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung


dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk
setiap bagian-bagian konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai
berikut :

a. Kolom = 3 cm
b. Plat lantai Beton= 12 cm

- 36 -
3.6 Sambungan Besi Tulangan

Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain


dari yang ditunjukan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 1/4 panjang bentangan , kecuali jika ditetapkan
secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.

3.7 Mengaduk
Bahan-bahan untuk adukan beton site mix mutu beton K-175 harus
dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsisitensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.

3.8 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak kurang dari
4,50 C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 270 C dan 320 C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

3.9 Rencana Cetakan


Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana.
Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian
dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor
harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya
atas bebannya sendiri.

3.10 Konstruksi Cetakan


a. Semua cetakan harus betul-betul diteliti, kuat dan aman pada
kedudukannya sehingga dapat dicegah pengembangan atau terjadi
perubahan bentuk selama dan sesudah pengecoran beton.

b. Semua cetakan beton harus kokoh.


Alat-alat dan teknis pelaksanaan yang digunakan harus sesuai dan
tepat untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan
beton yang telah selesai dicor dan memenuhi usia beton untuk
dibongkar.
- 37 -
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan harus dilaburi
minyak yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan itu, yang mencegah
secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan
melepas cetakan beton.
Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak
dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

c. Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik


dan kuat sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan
selama pelaksanaan.

3.11 Pengecoran

a. Sebelum dilaksanakan pengecoran pihak kontraktor harus terlebih


dahulu mengajukan surat permohonan pengecoran kepada
Konsultan Pengawas 3 hari sebelum dilaksanakan pengecoran.

b. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran


dan letak baja tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan,
pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan
lain-lainnya selesai dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus
sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.

c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana


akan dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan
beton baru.

Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang


disetujui oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang
mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.

d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian


pengecoran yang akan masih berlanjut, terhadap sistem
struktur/penulangan yang ada.

e. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,


semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan
tebalnya tidak lebih dari dimensi yang sudah ditentukan .

Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal


tersebut apabila pengecoran tidak memenuhi spesifikasi ini yang
sudah ditentukan.

- 38 -
f. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin,
sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-
rapat semua permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.

g. Pengecoran dapat dilaksanakan apabila Konsultan Pengawas serta


Pihak Kontraktor ada di tempat kerja dan telah menyetujui
pelaksanaan pengecoran serta persiapan pengecoran betul-betul
telah memadai.

h. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar


(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton
pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya
penggetaran tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton
dengan airnya. Semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type immerson yang dioprasikan dengan kecepatan paling
sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.

i. Konsultan Pengawas berhak menolak persiapan/mobilisasi alat berat


yang telah ada dilapangan apabila pekerjaan pengecoran belum
disetujui dan segala biaya yang telah dikeluarkan menjadi
tanggungan pihak kontraktor.

3.12 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti


petunjuk Konsultan Pengawas. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan
hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang
masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani. Segera sesudah
cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa dengan
teliti dan permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki
sampai disetujui Konsultan Pengawas.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-
cetakan dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding
pemikul dan saluran-saluran, 28 hari untuk balok-balok, plat lantai,
plat atap, tangga dan kolom.

Walaupun demikian sebagai pedoman dalam keadaan cuaca normal


adalah sebagai berikut :
Struktur
Pengerasan Normal :
Kolom dan dinding 4 hari
Pelat lantai atau atap 28 hari
Balok 28 hari

3.13 Perawatan (Curing)

a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di


bawah ini atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek
SIKA bila dimungkinkan . Konsultan Pengawas berhak menentukan
- 39 -
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-
bagian pekerjaan.

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar


matahari yang langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan
beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan


penggenangan dengan air pada permukaan beton paling sedikit
selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini bisa dilakukan
dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang
berlubang-lubang atau dengancara lain yang disetujui Konsultan
Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu
dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing)
harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.

3.14 Perlindungan (Protection)

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-


kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Konsultan Pengawas.
3.15 Perbaikan Permukaan Beton

a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak


sesuai dengan yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut
gambar atau diluar garis permukaan, atau ternyata ada permukaan
yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan spesifikasi
ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas bebannya
sendiri. Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan izinnya untuk
menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang


terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan,
lobang-lobang karena keropos, tidak rata dan bengkak harus dibuang
dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.

c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna


pada bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan
saja akan menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan
kelihatannya, kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding
(dengan spesi plesteran 1pc : 3ps) dengan ketebalan yang tidak
melebihi 1 cm demikian juga pada dinding yang berbatasan, (yang
bersambungan) sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas.

Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi


kelurusan (pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh
melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

- 40 -
3.16. Tenaga kerja
Menyediakan tenaga kerja, material, peralatan dan transportasi yang
diperlukan untuk menyelesaikan semua beton dan semua pekerjaan pada
lingkup ini seperti yang tercantum pada gambar rencana, atau yang
disebut dalam spesifikasi, maupun pada keduanya.

1.17 Persyaratan Umum

- Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai


dengan gambar pelaksanaan untuk pondasi.

- Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis


yang letaknya sesuai dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).

- Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian


pasal 1 di atas (Persyaratan Pengerjaan Beton).

- Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada


waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kekurang telitian dan
kelalaian Kontraktor, harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor.

- Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan pelaksanaan harus


diperbaiki/ dibetulkan atau diganti dengan yang baru atas biaya
Kontraktor.

- Pekerjaan perbaikan yang rusak atau tidak sempurna akibat


pengangkutan di site atau sebab lain, harus segera dilaksanakan.

Pasal 6
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

 Kolom Praktis 15 x 15 cm, mutu beton K - 175


 Pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN

 Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.3.1

 Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.

 Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.

- 41 -
 Koral Beton/Split.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4

 Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

 Acuan/Bekisting & Perancah


Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.1.3.

4 PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Campuran & Mutu Beton.


Cor Beton menggunakan campuran aduakn 1PC : 2PS : 3 KR , Mutu
beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non struktural
ini adalah K-175.

b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring);
persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).

c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.

d. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-
cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.

e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting


Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan
dengan ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun
pada permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
f. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis

Pemasangan kolom praktis untuk :


- Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
- Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian dalam
bangunan setiap luas 9 m2.
- Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian
luar/tepi luar bangunan setiap luas dinding 9 m2.
- Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

- 42 -
g. Pekerjaan Pembuatan Balok / Lintel & Ring Balok.

Pemasangan balok / lintel dan ring balok :


- di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas
sebagai ringbalok.
- setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
- dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum


dalam butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di atas, terlepas adalah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.

j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis,


ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm, yang
terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom
dan balok praktis ini.

Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
LANTAI DASAR
Pek. Pasangan Dinding Bata Ringan
Pek. Pasangan Dinding Homogenius 30 x 60 cm
( KM / Toilet ) Merk. Granito
Pek. Pasangan Dinding Mozaik ( KM / Toilet ) Merk. Granito
Pek. Plesteran + Acian (pakai perekat jenis Mortar)
Pek. Railling Tangga Stainless,Lengkap accessoriess
( Lt.Dasar - Lt.Atas )
Pek. Kaca Tangga Tempered 10 mm ( Lt.Dasar - Lt.Atas )
Pek. Pasangan Dinding Susun Sirih tempel hitam
( Dinding belakang area tangga )
LANTAI ATAS
Pek. Pasangan Dinding Bata Ringan
Pek. Pasangan Dinding Homogenius 30 x 60 cm
( KM / Toilet ) Merk. Granito
Pek. Pasangan Dinding Mozaik ( KM / Toilet ) Merk. Granito
Pek. Plesteran + Acian (pakai perekat jenis Mortar)
Pek.Balok & Kolom Sirip ACP + Rangka uk. 20 x 30 cm
Pek. Railling balkon depan
- Hand Railling Stainless steel 2"
- Kaca Tempered 10 mm
Pek. Railling balkon belakang
- Hand Railling Stainless steel 2"
- Kaca Tempered 10 mm
- 43 -
1. PERSYARATAN BAHAN

a. Bata Ringan.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung
didatangkan dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan
contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

b. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.

c. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.

d. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain
dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.

b. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata Sebelum dilaksanakan


pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh air . Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.

c. Aduk Perekat/Spesi.

a. Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah


campuran 1 PC : 3 PS untuk :
- Plesteran acian beton
- Dinding pasangan bata daerah basah.
- Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan
luar.
- Gravel / Saluran.

b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas,


dipakai aduk perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang
disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam


Bab ini.

d. Pekerjaan pemasangan bata ringan harus benar-benar vertikal dan


horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat.
- 44 -
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap
jarak 200 cm vertikal dan horizontal.

e. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk
kasar sampai setinggi permukaan tanah

f. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan


air terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.

g. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi


5%.
Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.

h. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :


 Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.
 Dinding bata 1 batu harus setebal 25 cm.

1.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan adukan pasangan bata adukan 1 : 3 ( trasraam )
 Pekerjaan adukan pasangan bata adukan 1 : 5
 Plesteran adukan pondasi batu kali
 Pekerjaan adukan pasangan keramik
 Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.2. PERSYARATAN BAHAN


1.2.1. Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja
dan Syarat-Syarat Teknis Struktur.

1.2.2. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-
bahan organis.

1.2.3. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran seperti
dibawah ini :

1.3.2. Jenis Adukan


a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS
Adukan ini untuk pasangan batu bata, pondasi setempat biasa dan
batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding
pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap
air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
- 45 -
b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.
Adukan plesteran ini untuk :
Semua pasangan bata, Pas. Dinding Keramik k. mandi, adukan
pondasi batu kali traasraam dan plesteran beton di bawah
permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm dari
permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Plesteran acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
 Plesteran kedap air.
 Plesteran biasa.
 Plesteran Beton
 Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah.
 Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.

2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.

2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding
pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas
3.2. Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu
1 PC : 3 PS. Dipakai untuk :

- Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah


hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.

b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.


c. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.
Aduk plesteran ini untuk :
- Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampai 30 cm dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar kerja.
- 46 -
- Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm ( untuk k. Mandi ) dari permukaan lantai.

d. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang


dibuat sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang
homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari
dinding pasangan.

3.3. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi


terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.Jika
ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam
yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

3.4. Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali sehari sampai jenuh.

Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DAN GRANIT

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan Keramik lantai dan Granit Tile, lantai dan dinding untuk kamar
mandi/toilet dan tempat lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.

Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm Merk. Summit


Pek. Plint Homogenius t = 10 cm Merk. Summit
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm (KM/Toilet)
Unpholished Merk. Summit
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm (Selasar)
Unpholished Kasar Merk.Summit
Pek. Lantai Tangga Homogenius 60 x 60 cm Dibelah
(Lt.Dasar - Lt.Atas) Merk. Summit
Pek. Step noshing Tangga ( Lt.Dasar - Lt.Atas ) Merk. Summit
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm (Teras
belakang) Unpholished Merk. Summit
- 47 -
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm ( Koridor )
Unpholished Kasar Merk. Summit
LANTAI ATAS
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm Merk. Summit
Pek. Plint Homogenius t = 10 cm Merk. Summit
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm (KM/Toilet)
Unpholished Merk. Summit
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm (Selasar)
Unpholished Kasar Merk.Summit
Pek. Penutup Lantai Homogenius 60 x 60 cm (Balkon)
Unpholished Merk. Summit
Water Proofing Coating

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.

2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.

2.4. Granit Tile Lantai


Jenis : Standard
Permukaan : Rata untuk lantai .
Ketebalan : 8 mm.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : Granit Tile 60 x 60 cm untuk Lantai & kolom selasar
Kualitas : kelas I, heavy duty, single firing.
Produk : SUMMIT

2.5. Keramik K. Mandi/ WC ( Ceramic Tile )


Jenis : Standard
Permukaan : Non slip/Unglazed untuk lantai KM/WC.Glazed untuk dinding
KM/WC.
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : Keramik 60 x 60 cm untuk Lantai K. Mandi,
30 x 60,untuk dinding KM/Toilet,
60 x 10, Untuk Border KM/Toilet
Kualitas : kelas I, heavy duty, single firing.
Produk : SUMMIT,GRANITO
Produk perekat : Flexicoat setaraf Lemkra.

2.6. Adukan Pengisi Siar


Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat,
sistem pelaksanaan pengisian nat dengan koas kecil.
2.7. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga)
set kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan

- 48 -
(Tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam
memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
3.2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan
waterpas (selang atau alat lain) agar permukaannya merata.
3.3. ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan
yang rapi.
3.4. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena
menggunakan sistem Flexicoat.
3.5. Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum
keramik dipasang harus diamplas terlebih dahulu pada kedua permukaan
adukan keramik yang akan disatukan. Permukaan/bidang yang akan
direkatkan dengan Flexicoat harus bersih, bebas dari debu dan kotoran
yang mengganggu, selanjutnya kedua permukaan tersebut diolesi
dengan cairan Flexicoat dengan ketebalan masing-masing 1 - 2 mm dan
tunggu sekitar ± 10 menit, kemudian keramik direkatkan.

3.6. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai


dengan petunjuk pabrik.

3.7. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, keramik harus dihindarkan


dari injakan atau pemberian beban.

3.8. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau
jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan berkoordinasi dengan
pekerjaan Plumbing dan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan
Pengawas/Direksi.

Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN PINTU,JENDELA ALUMUNIUM DAN FURNITURE

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Rangka Kusen :
 Kusen pintu, jendela dan bouvenlight
 Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.

LANTAI DASAR
Pintu dan Jndela Type PJ-1 ( 17 Unit )
- Kusen Pintu dan Jendela Alluminium 4" Putih ex. Alexindo
-Daun Pintu Engineering Door
- Kaca Polos 5 mm
- Engsel Pintu 4"
- Handle dan Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Aferking Beton / Opening Kusen
Pintu dan Jndela Type PJ-2 ( 17 Unit )
- Kusen Pintu dan Jendela Alluminium 4" Putih ex. Alexindo
- 49 -
- Daun Pintu Alumunium Putih 3/10
- Kaca Polos 5 mm Daun Pintu
- Kaca Polos 5 mm Jendela
- Engsel Pintu 4"
- Handle dan Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Aferking Beton / Opening Kusen
Pintu Type PD - 1 ( 2 Unit )
- Pek. Kusen Pintu Alluminium 4" ex. Alexindo
- Pas. Arsitrap Multi 9 mm lapis HPL
- Daun Pintu Engineering Door
- Engsel Pintu 4"
- Handle Sek. Dekson
- Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Fushbolt untuk pintu double
- Door Closer
- Aferking Beton / Opening Kusen
Pintu Type PT-1 ( 16 Unit )
- Pek. Kusen Pintu Alluminium 4" Putih ex. Alexindo
- Daun Pintu Engineering Door bag dalam Furmika
- Engsel Pintu 4"
- Handle dan Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Aferking Beton / Opening Kusen
Jendela Type J-3 / BV ( 22 Unit )
- Pek. Kusen Jendela Alluminium 4" ex. Alexindo
- Daun Jendela Alumunium Putih 3/5
- Kaca Polos 5 mm
- Engsel Jendela
- Kunci Slot
- Aferking Beton / Opening Kusen

LANTAI ATAS
Pintu dan Jndela Type PJ-1 ( 16 Unit )
- Kusen Pintu dan Jendela Alluminium 4" Putih ex. Alexindo
-Daun Pintu Engineering Door
- Kaca Polos 5 mm
- Engsel Pintu 4"
- Handle dan Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Aferking Beton / Opening Kusen
Pintu dan Jndela Type PJ-2 ( 14 Unit )
- Kusen Pintu dan Jendela Alluminium 4" Putih ex. Alexindo
- Daun Pintu Alumunium Putih 3/10
- Kaca Polos 5 mm Daun Pintu
- Kaca Polos 5 mm Jendela
- Engsel Pintu 4"
- Handle dan Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Aferking Beton / Opening Kusen
Pintu Type PT-1 ( 14 Unit )
- Pek. Kusen Pintu Alluminium 4" Putih ex. Alexindo
- Daun Pintu Engineering Door bag dalam Furmika
- Engsel Pintu 4"
- 50 -
- Handle dan Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Aferking Beton / Opening Kusen
Jendela Type J-2 ( 16 Unit )
- Pek. Kusen Jendela Alluminium 4" ex. Alexindo
- Kaca Polos 5 mm
- Aferking Beton / Opening Kusen
Jendela Type J-3 / BV ( 14 Unit )
- Pek. Kusen Jendela Alluminium 4" ex. Alexindo
- Daun Jendela Alumunium Putih 3/5
- Kaca Polos 5 mm
- Engsel Jendela
- Kunci Slot
- Aferking Beton / Opening Kusen
Pintu Type PD - 1 ( 2 Unit )
- Pek. Kusen Pintu Alluminium 4" ex. Alexindo
- Pas. Arsitrap Multi 9 mm lapis HPL
- Daun Pintu Engineering Door
- Engsel Pintu 4"
- Handle Sek. Dekson
- Kunci ( Lengkap ) Sek. Dekson
- Fushbolt untuk pintu double
- Door Closer
- Aferking Beton / Opening Kusen

PEK.FURNITURE
LANTAI DASAR
Dinding multiplek t=6 mm + finish Wall paper
Furniture multiplek t=15 mm + finish HPL
- dipan (ranjang tempat tidur) ukuran 120 x 205 cm tinggi 32 cm
- lemari pakaian ukuran 115 x 270 cm tebal 60 cm + Pintu Double dan
aksesories lemari
- nakas ukuran 65 x 55 cm tinggi 55 cm + 2 laci dan aksesries
- back drop tv
- Dinding tempat tidur Multi 9 mm + HPL + Rangka hollow
- rak kulkas ukuran 100 x 70 cm tebal 49 cm
- rak sepatu ukuran 100 x 70 cm tebal 30 cm

LANTAI ATAS
Dinding multiplek t=6 mm + finish Wall paper
Furniture multiplek t=15 mm + finish HPL
- dipan (ranjang tempat tidur) ukuran 120 x 205 cm tinggi 32 cm
- lemari pakaian ukuran 115 x 270 cm tebal 60 cm
- nakas ukuran 65 x 55 cm tinggi 55 cm
- Back Drop tv
- Back Drop tempat tidur Multi 9 mm + HPL + Rangka hollow
- rak kulkas ukuran 100 x 70 cm tebal 49 cm
- rak sepatu ukuran 100 x 70 cm tebal 30 cm

- 51 -
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2.2. Rangka Kusen alumunium


Alumunium Powder Coating 4” lengkap acesories sekualitas
Alexindo.
Referensi bahan sesuai dengan SII,mutu kelas A untuk keawetan dan
kekuatan material.

2.3. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti
diuraikan butir berikut ini.Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus,
tidak mudah bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2.4. Bahan & Alat Bantu.


Bahan yang dipakai adalah tipe A dengan referensi SII .
Bahan perekat adalah lem silent untuk karet, produk kualitas baik atau
setaraf Fox.Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat
dan lain-lain harus digalvanisasi.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail
sesuai Gambar Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan
yang mengakibatkan pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapi
dan sempurna serta tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang
tampak.

Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari besi seperti angker,


sengkang, pelat dan sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi
lapisan anti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal Pekerjaan
Pengecatan di buku ini.

Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan


pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

Apabila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap


kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan
Pengawas.

- 52 -
Pasal 11
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA
dan BOVENLIGHT ALUMUNIUM.

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan daun Pintu Alumunium 4 inc Silver Alexindo.
 Rangka daun Jendela dan Bovenlight alumunium lengkap acesories

1.2. Persyaratan Bahan


1.2.1. Daun Pintu, Daun Jendela & Bovenlicht Alumunium.
Bahan Rangka daun jendela dan
bovenlight : Alumunium Silver 4’’
Panel daun pintu : Multiplek 6 mm lapis HPL
Ukuran : sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan kusen alumunium

1.2.2. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.

1.3. Persyaratan Umum.

1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe
yang tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran,
material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.

1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka
maupun lapisan penutupnya .

1.4. Persyaratan Pelaksanaan.

1.4.1. Untuk Pekerjaan daun pintu harus memenuhi persyaratan pelaksanaan


Pekerjaan alumunium.
1.4.2. Semua ukuran daun pintu dan daun jendela yang tertera dalam Gambar
Kerja adalah ukuran jadi dan harus lurus, tanpa cacat, melenting, cacat
akibat benturan, cacat paku, ataupun retak-retak yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan.
Jika hal-hal tersebut ditemui, maka Kontraktor harus mengganti dengan
biaya ditanggung Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya
kerja tambah.

1.4.3. Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal.

1.4.4. Pelaksanaan Pemasangan :


Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak
timpang dalam pemasangan tidak goyah tidak macet / seret apabila
- 53 -
dibuka dan ditutup celah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi untuk
pemuaian.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar tidak terjadi
pembongkaran kembali pekerjaan dikemudian hari.

1.4.5. Daun Pintu alumunium.


Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan Pekerjaan pintu
alumunium sesuai persyaratan Pekerjaan alumunium.

Pasal 12
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
 Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC
 Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
 Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
 Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen.

2.1. Perlengkapan Pintu Ayun

a. Engsel.
1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard SII.
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintu./ sesuai standard
fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.

b. Kotak Kunci (“Lockcase”).


1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Pemakaian : Pintu tunggal
Spesifikasi : Lockcase
Produk : lokal.
Warna : disesuaikan .

- 54 -
c. Pegangan (“Handle”).
1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan
(“Latch Bolt”) secara mekanis yg menyatu
dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.

2. Spesifikasi : Pegangan dg tombol putar, kunci pd bagian


dalam
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.

2.2. Perlengkapan Daun Jendela


a. Engsel Jendela.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe sesuai fabrikasi, memenuhi standard
SII.
Pemakaian : semua daun jendela
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun jendela.sesuai
standard fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : ditentukan kemudian.

b. Selot Jendela.
Mekanisme : ditarik ke atas (dengan per)
Pemakaian : semua daun jendela
Spesifikasi : standard
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan.

c. Hak Angin Jendela.


Mekanisme : geser
Pemakaian : semua daun jendela
Spesifikasi : Ramskar geser dengan baut pengunci
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : ditentukan kemudian.

2.3. Kehandalan Kerja.


Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja
dengan baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

- 55 -
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Pasal 13
PEKERJAAN KACA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan kaca daun jendela dan lubang cahaya (bovenlicht).
 Pekerjaan kaca seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78. Produk
ASAHIMAS FLAT GLASS .

2.1. Tipe Bahan.


 Kaca :
a. Kaca bening (clear float glass).
Tebal : 5,8 dan 12 mm.
Warna : bening (clear).
Pemakaian : semua daun jendela dan
bouvenlicht ruangan dalam dan
arah keluar bangunan.
Tipe/Produk : lokal. mutu terbaik

Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lain. Semua bahan kaca yang dipakai harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.

2.2. Toleransi tebal :


Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal
sebagai berikut :

JENIS TEBAL TOLERANSI


(mm) (mm) (mm)

5 5 + 0,3
6 6 + 0,3
8 8 + 0,3

2.3. Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus.
- 56 -
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter.

2.4. Cacat-cacat.
Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang
dipakai harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka
kaca cermin harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan
sebagai biaya pekerjaan tambah.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

3.1. Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela.


Sebelum pemasangan kaca, kusen telah terpasang kokoh dan telah selesai
sesuai dengan Gambar Kerja dan memenuhi persyaratan pekerjaan
kusen/logam yang diuraikan pada bab lain dalam buku ini.

Pasal 14
PEKERJAAN SANITER

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
LANTAI DASAR
Pek. Floor Drain Stainless
Pek. Kran Air dia. 1/2"
Pek. Wastafel ( Lengkap ), Sek. Toto
Pek. Kloset Duduk, Sek. Toto
Pek. Shower Spray untuk kloset ex. Toto tipe TX 403 SB
Pek. Shower Set ( Lengkap )
Pek. Pasangan Skat Kaca Es t= 12 mm ukuran 85 x 210 cm
Pek. Pasangan Kaca Cermin + List U ukuran 80 x 130 cm
Pek. Floor Drain Stainless buangan air dari balkon
LANTAI ATAS
Pek. Floor Drain Stainless
Pek. Kran Air dia. 1/2"
Pek. Wastafel ( Lengkap ), Sek. Toto
Pek. Kloset Duduk, Sek. Toto
Pek. Shower Spray untuk kloset ex. Toto tipe TX 403 SB
Pek. Shower Set ( Lengkap )
Pek. Pasangan Skat Kaca Es t= 12 mm ukuran 85 x 210 cm
Pek. Pasangan Kaca Cermin + List U ukuran 80 x 130 cm

2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta RKS ini dan yang
telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi

2.1. KLOSET DUDUK


Produk : mutu terbaik toto
Bahan : Keramik
Tipe : Duduk/jongkok.
- 57 -
Warna : Ditentukan kemudian.

2.2. SHOWER
Produk : lokal. mutu terbaik
Bahan : Stainless
Tipe : standard

2.3. TEMPAT SABUN


Produk : mutu terbaik toto
Bahan : Keramik
Tipe : Standard.
Warna : disesuaikan pas. Keramik dinding

2.4. FLOOR DRAIN


Produk : lokal. mutu terbaik
Bahan : Stainless
Ukuran : 3”

2.5. KRAN
Produk : mutu terbaik San-ei
Ukuran :½“
Type : kran dinding

Perlengkapan (“accessories”) untuk unit-unit saniter tersebut di atas harus


lengkap dari kran sampai pipa pembuangan (“drain”).
Semua “accessories” yang terpasang harus utuh, tidak cacat, dan lengkap.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sambungan pipa dengan “accessories” unit saniter pada umumnya
menggunakan sambungan ulir.
Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan “Red
Lead Cement” dan memakai pintalan atau serat halus.Pada tempat-tempat
khusus digunakan sambungan “flanged”.
Pada penyambungan dengan “flanged” perlu dilengkapi dengan “ring type
gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.

Pasal 15
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

2. PERSYARATAN BAHAN
LANTAI DASAR
Pek. Penutup Plafon Gypsum 9mm + Rangka Hollow 4x4 & 2x4 cm
Pek. Penutup Plafon Motif kayu Ex. Shunda Plafond
(selasar + koridor)
Pek. Penutup Plafon GRC 4 mm + Rangka Hollow 4x4 & 2x4 cm
( KM/Toilet )
Pek. Penutup Plafon GRC 4 mm + Rangka Hollow 4x4 & 2x4 cm
- 58 -
( Teras belakang)
Pek. List Plafon Gypsum 10 cm (Piano)
Pek. List Shunda Plafond
LANTAI ATAS
Pek. Penutup Plafon Gypsum 9mm + Rangka Hollow 4x4 & 2x4 cm
Pek. Penutup Plafon Motif kayu Ex. Shunda Plafond ( selasar )
Pek. Penutup Plafon GRC 4 mm + Rangka Hollow 4x4 & 2x4 cm
( KM/Toilet )
Pek. Penutup Plafon GRC 4 mm + Rangka Hollow 4x4 & 2x4 cm
(Rambu)
Pek. List Plafon Gypsum 10 cm (Piano)
Pek. List Shunda Plafon

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus
sesuai dengan ketinggian langit-langit jadi seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.

3.2. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah Besi Hollo 4 x 4 dan
2 x 4 untuk rangka. ukuran rangka plafond adalah 180 x 210 cm .

3.3. Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim
yang akan memasang titik lampu apabila pemasangan lampu yang
digunakan adalah type inbow

3.4. Lembaran-lembaran Gypsum harus dipasang pada rangka yg sdh


terpasang dengan Skrup pada setiap jarak 20 cm (1,5 cm dari tepi).
Di bagian tengah lembaran diskrup dengan skrup secukupnya pada
rangka agar permukaan bidang tidak melendut. Bahan plafond Gypsum
digunakan untuk semua ruangan yang tercantum pada gambar kerja

3.5. Setelah penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala
skrup ditutup dengan dempul dan dirapihkan dengan menggunakan
Dempul Gypsum hingga permukaanya menjadi rata.

3.6. Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat
untuk dipergunakan

3.7. “Finishing” adalah cat acrylic (cat tembok).


Pelaksanaan pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan
pengecatan seperti diuraikan dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam
RKS ini. Warna ditentukan kemudian.

Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
 Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton
yang ditampakkan, dan langit-langit dengan cat tembok.
- 59 -
 Pengecatan kayu lisplank, list plafond
 Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.
 Pekerjaan Plitur panel daun pintu.

1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Plesteran Dinding, Beton dan


Langit-Langit.
Semua permukaan plesteran dinding, permukaan beton yang tampak/
exposed dan langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu.


 Cat akhir (“finish”) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti :
lisplank atau tempat lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
 Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat Dulux.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama, sek. Dulux
Wathersield dan Catylac AEP tahan terhadap udara dan garam, produk
lokal. mutu terbaik .

2.2. Cat Logam .


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss sekualitas Avian atau
Produk lokal. mutu terbaik.

2.3. Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.

2.4. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di


mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan, Pembuktian berupa :
 segel kaleng
 test BD
 test laboratorium
 hasil akhir pengecatan

2.5. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
dengan lapisan akhir

2.6. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk


kemudian akan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen, minimal 5 Galon
tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan
dengan jelas identitas cat yang ada di dalamnya.Cat ini akan dipakai
sebagai cadangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk Perawatan.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

- 60 -
3.1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.

3.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding kering


dan bersih, diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan bidang
yang akan dicat terlihat bersih.dan kering

3.3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.

3.4. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.

3.5. Standard Pengerjaan (“Mock-Up”).


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-
bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan
cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut
telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
Pekerjaan Pengecatan.

3.6. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas harus


diulang dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila
ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.

3.7. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Beton dan Langit-Langit :


a. Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau
noda lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang
pernah dicat dan dalam kondisi kering.

b. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.


Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak
memungkinkan untuk menggunakan roller.

c. Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.

Lapisan kedua dan Ketiga :


- 61 -
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.Ketebalan lapisan adalah 25–40
micron atau daya sebar per liter adalah 11–17 m2. Tenggang waktu
antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.

Lapisan kedua dan Ketiga :


Cat jenis Watershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25–40 micron atau daya sebar per liter
adalah 11–17 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12
jam. Warna ditentukan kemudian.

3.8. Pekerjaan Pengecatan logam Yang Ditampakkan.


Bersihkan seluruh permukaan besi dari bahan yang mengotori atau bahan
lain yang sekiranya akan mengganggu jalannya pekerjaan finishing.

3.9. Pekerjaan Pengecatan logam yang Tidak Ditampakkan.


Untuk semua permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat
dasar/menie besi warna hijau 1 lapis Pelaksanaan dengan kuas.

Pasal 17
PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP

I.KETENTUAN TEKNIS

1. Lingkup Pekerjaan
Pek. Rangka Atap Baja Ringan 1mm
Pek. Penutup Atap Genteng Metal Roof Berpasir
Pek. Bubung Atap Genteng Metal Roof Berpasir
Pek. Lisplank GRC 3x30cm

1.1. Pekerjaan meliputi pengukuran (sebelum fabrikasi) bentang balok-balok


tumpuan di lapangan, pembuatan (fabrikasi) kuda-kuda (truss) dengan alat
sambung RAIN BOUW, pengangkutan kuda-kuda dan bahan lain terkait
sampai ke lokasi proyek, penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan pemasangan seluruh
rangka atap baja ringan RAIN BOUW sampai siap dipasangi bahan penutup
atap, sesuai dengan Surat Kontrak Kerja.
1.2. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda dilakukan di workshop RAIN BOUW.

- 62 -
1.3. Pekerjaan pemasangan (instalasi) rangka atap baja ringan RAIN BOUW
meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate /
murplat), reng, sekur overhang (jika ada), dan batang pengaku / bracing.
Yang dimaksud dengan pengaku / bracing meliputi:
 Pengaku batang bawah (bottom chord bracing) memakai hot–dipped
Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
 Pengaku/pengikat lateral (lateral tie) memakai hot–dipped Galvanised
Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
 Ikatan angin / pengaku silang (diagonal web bracing / cross brace)
memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)

2. Persyaratan Bahan

2.1. Bahan baja yang dipakai untuk kuda-kuda baja ringan RAIN BOUW adalah
baja high tensile strength hot-dipped galvanized steel G550
(minimum yield strength 550 MPa) sebagai berikut:
 Batang utama (chord) memakai hot–dipped Galvanised Steel 95x33 Z 08
(tebal 0,8 mm) atau 74x33 Z 08 (tebal 0,8 mm) atau 95x33 Z 10 (tebal 1
mm)
 Web memakai hot–dipped Galvanised Steel 65x26 C 08 (tebal 0,8 mm)
atau 65x26 C 10 (tebal 1 mm) atau 75x40 W 08 (tebal 0,8 mm) atau
75x40 W 10 (tebal 1 mm)

2.2. Bahan baja ringan lain selain kuda-kuda (reng, pengaku dan balok tembok)
adalah juga high tensile strength hot-dipped galvanized steel G550
sebagai berikut:
 Reng memakai hot–dipped Galvanised Steel 35x27 B 50 (tebal 0,5 mm)
 Batang-batang pengaku (bracing) memakai hot–dipped Galvanised Steel
35x27 B 50 (tebal 0,5 mm).
 Balok tembok / murplat / top plate memakai salah satu dari profil hot–
dipped Galvanised Steel 75x40 W 10 (tebal 1 mm) atau 75x40 W 08
(tebal 0,8 mm)

2.3. Alat sambung utama untuk rangka atap baja ringan RAIN BOUW adalah
sekrup khusus yaitu sekrup menakik sendiri (self drilling screw) ONE
TWO TRUSS SCREW yang sesuai dengan persyaratan pada “Screws – Self
Drilling – for The Building and Construction Industries” (Australian Standard
3566).

2.4. Semua kuda-kuda harus ditambatkan ke struktur pendukung untuk menahan


beban vertikal dan horisontal dengan RAIN BOUW Multigrip (MG), dengan
bahan Galvabond G2-Z275 dengan Yield Strength 250 MPa dan Design
Tensile Strength 150 MPa.

2.5. Pelapisan (coating) anti karat RAIN BOUW menggunakan hot–dipped


Galvanized coating Z22 (220 gram/m2) yang sesuai dengan “Specification for
Pre-Fabricated Cold-Formed Steel Roof Trusses” (JKR-Malaysia 20600-0022-
2001), dan “Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)”
(American Society for Testing and Materials – ASTM Standard A1003 /
A1003M-05)
- 63 -
2.6. Jika dipandang perlu, bahan yang dipakai untuk rangka atap baja ringan
RAIN BOUW dapat diperiksa di Laboratorium Penelitian Bahan Bangunan
atau instansi terkait.

3. Persyaratan Pelaksanaan
3.1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar desain yang telah dihitung dengan
komputer menggunakan software RAIN BOUW dan sesuai dengan RAIN
BOUW Truss System’s Standards and Specifications.
3.2. Semua detail dan hubungan harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3.3. Seluruh kelengkapan atau barang dan pekerjaan lain yang diperlukan demi
kesempurnaan pemasangan (walaupun tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar ataupun dipersyaratkan di RKS ini) harus diadakan /
disediakan / dikerjakan.
3.4. Pembuatan / fabrikasi kuda-kuda baja ringan RAIN BOUW dilakukan di
workshop RAIN BOUW dan dilaksanakan dengan mesin rakit / jig
3.5. Pemasangan sekrup RAIN BOUW SCREW (baik saat perakitan kuda-kuda di
workshop maupun instalasi akhir di lapangan) harus dilakukan dengan
mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi agar tidak
terjadi aus / overtighten.
3.6. Pihak kontraktor bersedia menyiapkan semua struktur balok penopang
dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai
dengan desain sistem rangka atap yang telah disetujui
3.7. Pihak kontraktor memberi kesempatan kepada pihak RAIN BOUW untuk ikut
melakukan supervisi penyiapan struktur bangunan untuk peletakan kuda-
kuda
3.8. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur
yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda berdasarkan spesifikasi desain dan
pembebanan yang telah disepakati. Berkenaan dengan hal itu, pihak
konsultan perencana struktur berhak meminta informasi mengenai reaksi
perletakan kuda-kuda RAIN BOUW.
3.9. RAIN BOUW berhak menolak / menunda pemasangan kuda-kuda jika
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda tidak kuat dan / atau tidak
layak dibebani kuda-kuda.
3.10.RAIN BOUW tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan dan / atau
kerugian yang terjadi akibat tidak kuat / tidak tahannya struktur yang
dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda.
3.11.Struktur yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda
tidak diperkenankan untuk ditambahkan dan / atau diubah sehingga pada
saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan / atau menempel
pada bagian dari kuda-kuda.
3.12.Pihak kontraktor tidak diperkenankan mengubah, menambah, mengurangi
maupun melakukan pengganjalan pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun
persetujuan dari RAIN BOUW.
3.13.Pihak kontraktor bersedia menyediakan 8 (delapan) buah bahan penutup
atap, agar pihak RAIN BOUW dapat memasang reng dengan jarak yang
setepat mungkin. Penyediaan ini sudah dilakukan saat kuda-kuda tiba di
lokasi proyek.

- 64 -
4. Jaminan Struktural
4.1. RAIN BOUW memberikan jaminan struktural terhadap terjadinya deformasi
yang melebihi ketentuan yang dipersyaratkan sesuai ketentuan pemerintah
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap RAIN BOUW,
yang mana jaminan itu meliputi kuda-kuda, ikatan-ikatan, pengaku-pengaku
dan reng, sesuai dengan Undang-Undang No. 18 / 1999 Tentang Jasa
Konstruksi.
4.2. Jaminan yang diberikan RAIN BOUW seperti tersebut di atas tidak berlaku
pada kondisi sebagai berikut:
 Adanya keruntuhan atau deformasi struktur atap yang diakibatkan oleh
deformasi dan/atau keruntuhan struktur penyangga rangka atap yang
bersangkutan.
 Struktur atap diubah (ditambah ataupun dikurangi) tanpa supervisi atau
tidak dilakukan oleh perusahaan kami
 Adanya kerusakan akibat penambahan dan / atau perubahan struktur
yang tidak direncanakan untuk dipakai sebagai tumpuan kuda-kuda
sehingga pada saat pelaksanaannya struktur tersebut menyangga dan /
atau menempel pada bagian dari kuda-kuda.
 Adanya kerusakan akibat penambahan, pengurangan maupun
pengganjalan pada kuda-kuda tanpa supervisi ataupun persetujuan dari
RAIN BOUW.
 Adanya kerusakan struktur yang diakibatkan karena perawatan yang
tidak benar terhadap penutup atapnya (misal: dibiarkan bocor untuk
waktu yang lama).
 Adanya bagian rangka atap yang dipergunakan, dibebani ataupun
menerima kondisi yang tidak umum dan / atau tidak sesuai dengan
fungsinya dan/atau tidak sesuai dengan beban desainnya.
 Adanya keruskan sebagai akibat keadaan memaksa (force majeur)
sebagai berikut:
- bencana alam (gempa bumi, tsunami, longsor, letusan gunung
berapi)
- kebakaran, ledakan, radiasi nuklir, atau yang sejenisnya
- sabotase oleh Pihak Ketiga

4.3. Kekuatan struktur RAIN BOUW dijamin dengan kondisi sesuai dengan
Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan lain seperti yang tercantum sebagai berikut:
 “Cold-formed Code for Structural Steel” (Australian Standards / New
Zealand Standards 4600:1996)
 Desain kekuatan struktural berdasarkan “Dead and Live Loads and Load
Combinations” (Australian Standards 1170.1 Part 1) & “Wind Loads”
(Australian Standards 1170.2 Part 2)
 Sekrup menakik sendiri (self drilling screw) yang digunakan berdasarkan
ketentuan “Screws – Self drilling – for The Building and Construction
Industries” (Australian Standards 3566).

- 65 -
5. SPESIFIKASI MATERIAL
RANGKA ATAP BAJA RINGAN (LIGHT STEEL TRUSS) RAIN BOUW
1. ELEMEN KUDA-KUDA (termasuk RENG dan MURPLAT)
 Properti Mekanis Baja (Steel Mechanical Properties):
Mutu Baja (Steel Grade) : G550
Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 MPa
Tegangan Tarik Ultimate (Ultimate Tensile Strength) : 550 MPa
Modulus Elastisitas : 2 x 105 MPa
Modulus Geser : 8 x 104 MPa
Referensi:
a. Australian Standard 1397:2001 Table 2.2 “Mechanical Property Requirements
for Structural Grades”
b. Japanaese Industrial Standard G 3302 Table 7.8 “Yield Point, Tensile Strength,
Elongation and Non-Aging (cold-rolled base metal used)”

 Lapisan Pelindung terhadap Korosi (Protective Coating):


Pelapisan (Coating) : Galvanised
Jenis : Hot-dip Zinc
Kelas : Z220
Ketebalan Pelapisan : 220 gr / m2
Referensi:
a. American Society for Testing and Materials – ASTM Standard A1003 /
A1003M-05 Table 1 “Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)”

b. JKR-Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated Cold-Formed


Steel Roof Trusses”

2. ALAT PENYAMBUNG
Alat penyambung antar elemen kuda-kuda yang digunakan untuk fabrikasi dan
instalasi adalah “sekrup menakik sendiri” (self drilling screw) dengan
spesifikasi sebagai berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating) : Class 2
zinc-plated
Kuat Geser Tunggal (Single Shear Strength) : 5.1 kN
Kuat Tarik Aksial (Axial Tensile Strength) : 8.6 kN
Kuat Torsi (Torsional Strength) : 6.9 kN
Referensi:
a. “Screws – Self Drilling – for The Building and Construction Industries”
(Australian Standard 3566)
b. JKR-Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated Cold-Formed
Steel Roof Trusses”

- 66 -
6. SPESIFIKASI TEKNIS RANGKA ATAP BAJA RINGAN
(KETENTUAN MINIMUM)
1. MUTU MATERIAL BAJA
Material baja yang digunakan untuk bahan rangka atap baja ringan prefabrikasi adalah
baja mutu tinggi (high tensile strength steel) G550.
Mutu baja : G550
Tegangan Leleh Minimum : 550 MPa
Tegangan Tarik Ultimate : 550 MPa
Modulus Elastisitas : 200.000 MPa
Modulus Geser : 80.000 Mpa

2. LAPISAN ANTI KARAT (COATING)


Lapisan Galvanis (Lapisan Zinc/Z)
→ kadar minimum 180 g/m2 atau Z180
Lapisan Galvalume (Lapisan Alumunium Zinc/AZ)
→ kadar minimum 150 g/m2 atau AZ150

3. KETEBALAN BAHAN
 Batang-batang utama (chord) yang terdiri dari batang-batang atas dan batang-
batang bawah: min 0,72 mm TCT
 Batang tengah (web): min. 0,72 mm TCT
 Reng (batten) dan batang pengaku (bracing): min. 0,51 mm TCT

Gambar 3.1. Skema Ketebalan Bahan

4. UKURAN PROFIL
Batang-batang utama (chord) dan batang tengah (web):
Tinggi minimum 74 mm
Lebar minimum 30 mm
Reng (batten) dan batang pengaku (bracing):
Tinggi minimum 35 mm

5. PENGAKU (BRACING)

 Bottom Chord Bracing / pengaku batang bawah (BCB)

- 67 -
o Batang bawah diperkaku oleh reng yang berjarak sesuai dengan perhitungannya
dan tidak lebih dari 2,4 m antar masing-masing bracing.
o Pengaku bottom chord (batang tarik) ini diberi diagonal seperti terlihat pada
denah.

Gambar 5.1. Pengaku batang bawah (bottom chord bracing)

Gambar 5.2. Denah penempatan Bottom Chord Bracing.

 Lateral Tie / pengikat lateral (LT)


o Bracing ini dipasang kalau perhitungan kuda-kuda memang mensyaratkannya.
o Penggunaan bracing ini disertai batang diagonal minimal 1 atau masing-masing
ujung bangunan dan di tengah, panjang maksimal tiap 6 m.

- 68 -
Gambar 5.3. Pengikat lateral (lateral tie)

Gambar 5.4. Penempatan Lateral Tie.

 Diagonal Web Bracing / ikatan angin (DWB)


o Antar kuda-kuda diberi ikatan angin agar kuda-kuda saling menyatu.
o Ikatan angin ini tidak boleh terlalu datar (sudut antara 30° – 45°).
o Ikatan angin dipasang sedemikian sehingga tidak ada kuda-kuda yang tidak
terikat
o Jumlah ikatan angin tergantung bentang kuda-kuda, biasanya maksimum tiap
kurang dari 6 m minimal 1 (satu).

- 69 -
Gambar 5.5. Ikatan Angin/Silangan (diagonal web bracing)

Gambar 5.6. Penempatan Ikatan Angin.

6. ALAT SAMBUNG UTAMA


 Berupa “sekrup menakik sendiri” (self-drilling screw / SDS) yang beralur kasar
(coarse thread).
 TIDAK diperkenankan memakai SDS dengan alur halus (fine thread).
 TIDAK diperkenankan memakai SDS dengan karet (washer).

- 70 -
Gambar 6.1. Self-Drilling Screw untuk rangka atap baja ringan

Gambar 6.2. Self-Drilling Screw yang TIDAK BOLEH DIPAKAI untuk rangka atap baja ringan, yaitu yang
beralur halus (kiri) dan yang dilengkapi washer (kanan).

7. DUDUKAN KUDA-KUDA
 Dudukan kuda-kuda di atas balok penopang (ring balok) berupa murplat (top plate)
 Konektor khusus untuk menghubungkan kuda-kuda dengan top plate adalah
“dynabolt”, diameter minimum 10 mm
Referensi:
c. Australian Standard 1397:2001 Table 2.2 “Mechanical Property Requirements for
Structural Grades”
d. Japanaese Industrial Standard G 3302 Table 7.8 “Yield Point, Tensile Strength,
Elongation and Non-Aging (cold-rolled base metal used)”
e. American Society for Testing and Materials – ASTM Standard A1003 / A1003M-05 Table
1 “Coating Weight [Mass] Requirements (Metallic Coatings)”
f. JKR-Malaysia 20600-0022-2001 “Specification for Pre-Fabricated Cold-Formed Steel
Roof Trusses”
g. Australian Standard 3566 “Screws – Self Drilling – for The Building and Construction
Industries”

- 71 -
7. PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL ROOF BERPASIR
1. Persyaratan Bahan.
1.1. Bahan penutup atap adalah jenis Genteng Metal yang harus memenuhi SII
1.2. Spesifikasi Bahan :
Jenis : Metal berpasir
Type : Standard
Ukuran : t = 0.3
Produk : lokal. mutu terbaik

1.3. Genteng Metal harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur
tidak bengkok atau terpuntir. Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang
digunakan harus sama dan seragam.

1.4. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan


disertai keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk,
ukuran serta petunjuk cara pemasangan.

1.5. Ukuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk
pasangan jenis Penutup Atap.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

2.1. Pemasangan penutup Atap diletakkan di atas reng dan khusus untuk reng
terakhir, dipasang tegak.

2.2. Jarak antara reng sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja atau ketentuan
yang disyaratkan untuk pekerjaan pemasangan penutup Atap.

2.3. Bagian penutup Atap untuk menempatkan pada kedudukannya tidak boleh
dibuang. Pemotongan penutup Atap harus menggunakan alat yang sesuai
untuk pekerjaan tersebut.

2.4. Pada pemasangan nok penutup Atap harus mengikuti spesifikasi teknis dan
cara/ petunjuk pemasangan yang disyaratkan .

2.5. Pada setiap bagian tertentu, penutup Atap tersebut harus dipaku dengan
penutup Atap dibawahnya ke reng. Jumlah dan tipe paku yang digunakan
harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
2.6.

2.7. Apabila terdapat Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan jurai
harus ditutup dengan bahan penutup yang sesuai persyaratan, dan sudah
merupakan asesori penutup Atap yang dipakai.

- 72 -
Pasal 18
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
UMUM

Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /


menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat
Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling
melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Elektrikal.

PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan


sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku
saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
b. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi
ini oleh Badan yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk
dari Konsultan Manajemen Konstruksi.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
d. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga
dapat berdiskusi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
e. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan
adalah tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti /
memperbaiki hal tersebut diatas.
g. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah
tanggung jawab kontraktor.
h. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi
Elektrikal ini harus sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
1). Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
2). Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
3). Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun
1975.
4). Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja
& Transmigrasi No. 59/DP/1980.
5). Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
6). Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP).
7). International Electrotechnical Commission (IEC)
8). British Standard (BS)
9). Verband Deutscher Electrotechniker (VDE)
10). N.F.P.A dan F.O.C sebagai pelengkap.
11). Peraturan Telekomunikasi 1989.
12). Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

- 73 -
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini
selain dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh
menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
i. Pekerjaan dianggap selesai apabila
1). Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2). Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan
Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan Perencana dan Pemilik
dengan hasil baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

j. Kontraktor
1). Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti
pelalangan ini.
2). Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah
badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja
untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal ini sampai
selesai.
Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi Elektrikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga
ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan
setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
3). Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di
lapangan yang di tentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
4). Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-
undang, peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun
suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen
pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis
yang telah dikeluarkan.
5). Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana
menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan,
gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
6). Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-
pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut
mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
Apabila hal ini dilakukan, kontraktor tetap bertanggung jawab atas
segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

k. Koordinasi Dengan Pihak Lain.


1). Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan
koordinasi / penyesuaian pelaksanaan pekerjaannya dengan
- 74 -
seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum
mengerjakan dimulai pada waktu pelaksanaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi
tanggung jawab kontraktor.
2). Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi
kelancaran pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan
pihak Kontraktor sipil maupun arsitektur.
3). Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar
sejauh / sependapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang
seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar
mudah memeliharanya.
4). Untuk semua peralatan clan mesin yang disediakan, atau
diselesaikan oleh pihak lain atau yang diberi dari pihak lain yang
termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan rnemberikan
petunjuk kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan
penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor,
perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain
pada dan untuk peralatan Elektrikal agar sistim Elektrikal
keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh
atas peralatan-peralatan tersebut.
5). Penolakan Pekerjaan Sistem Elektrikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang
cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi
dan gambar, ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan
perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan
Manajemen Konstruksi serta pihak yang berwenang, maka
keseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana
kenyataannnya, dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya
dan tanggung jawab Kontraktor.

l. Pengawasan Instalasi
1). Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat
gambar kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah
gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin
pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar
kerja telah di.periksa dan disetujui oleh Konsultan Manajernen
Konstruksi.

2). Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan


digunakannya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak
yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis
untuk dapat dipasang.
- 75 -
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sesudah Kontraktor memperoleh SPK.

3). Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan,


skedul tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work
planning yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang
ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
Skedul dan net-work planing harus diserahkan dalam waktu 15
(lima belas) hari kalender sesudah menerima SPK.

4). Kontraktor harus mendapakan


- Laporan Keglaton pekerjaan harian.
- Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
- Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto
dokumentasi.

5). Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk
yang menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian,
berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh
kontraktor.

6). Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan


sistim Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang
ditunjuk. Untuk ini harus dibuatkan berita acaranya bersama
pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor yang
bersangkutan peralatan unutk pengujian harus berkualitas baik dan
sudah tertera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

7). Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Manajemen


Konstruksi atau ahli yang ditugaskan apabila sekiranya terjadi
kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.

8). Untuk pekerjaan di luar jam I:erja, biaya yang dikeluarkan


Konsultan Manajemen Konstruksi untuk pengarahan dan
pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.

m. Pembersihan Lapangan
1). Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan
lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
- 76 -
2). Setelah kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua
sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih
diperlukan selama masa pemeliharaan.

n. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.


1). Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus
menyerahkan:
- gambar-gambar jadi (as-built drawing), dalam bentuk gambar
cetak yang disesuaikan dengan gambar Arsitek, Struktur, dll.
- katalog spare-parts.
- Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
- Buku petuniuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam
kontrak ini juga dalam bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 3


(tiga) set dan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi 2 (dua) set.
Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka
pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100 %.

2). Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek


mengenai operasi dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik
yang ditunjuk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi secara cuma-
cuma sampai cakap menjalankan tugasnya, minimal 3 orang selama
3 bulan sesudah penyerahan pertama proyek dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlabih
dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Pendidikan ini dan
segala biaya pelaksanannya menjadi tanggungjawab Kontraktor.
Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk
operasi dan perawatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi dan sebuah lagi hendaknya
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada
dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.

o. Service dan Garansi.


Keseluruhan instalasi Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu) tahun

sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Manajemen

Konstruksi secara balk (setelah masa pereliharaan).

1). Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang


rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2). Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-
barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka
waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah
terimakah untuk pertama kalinya.

- 77 -
3). Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja
untuk mengoperasikan / merawat peralatan Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.

p. Izin.
1). Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan oleh
Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.

2). Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan


resminya yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk
oleh Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.

3). Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat


yang dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-
biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini kontraktor wajib
menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
4). Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi
yang diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk, sebelum
penyerahan kedua dilakukan.

5). Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan


Manajemen Konstruksi setiap akan memulai suatu tahapan
pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan diluar
jam kerja (kerja lembur).

6). Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan


pajak, pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap
instalasi yang dikerjakan.
Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan
permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk
biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan
IMB.

q. Kolerasi Pekerjaan
1). Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi
Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.

2). Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali


pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, di
laksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya
kembali.

- 78 -
3). Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik
dari peralatan-peralatan ke panel yang di sediakan oleh Kontraktor
listrik sesuai dengan gambar dokumen tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut
apakan sudah sesuai dengan peralatan yang akan di sambungkan.
Segala akibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.

4). Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan oleh


Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran,
gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk mendapat persetujuan.

5). Semua fasilitas yang di perlukan pada saat proyek berjalan, yaitu
air, listrik, saniter darurat harus di sediakan oleh Kontraktor, dengan
terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.

6). Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-
lain, harus di beri lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung
(sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi
teknis.
Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk di minta persetujuannya.
Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah di perhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.

7). Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran


dsb.) harus di tutup kembali seperti semula dan dirapikan / difinish
yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas pembobokan.

8). Selambat-lambatnya 1 ( satu ) bulan sesudah di tunjuk, Kontraktor


harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai dengan
keperluan peralatan yang akan di pasang, agar peralatan tersebut
dapat beroperasi dengan balk berikut pengamanannya.
Jika hal ini tidak di laksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung-
jawab Kontraktor.

r. Bahan
1). Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.

2). Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang


dari yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya,
maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi
dan Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
- 79 -
3). Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

4). Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua
bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.

5). Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama,


bekas dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus
menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan
tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan
Kontraktor.

6). Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke


site sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi. Semua bahan yang telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun
brosur yang telah disejutui, maka bahan / peralatan tersebut harus
dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya
penyimpangan itu oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan


bahan-bahan serta peralatan-peralatan utama, beralatan bantu, peralatan
untuk instalasi, tenaga keija, pembuatan slat-alat pemasangan, termasuk
pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan keija.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam spesifikasi maupun
dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian


lebih lanjut dapat dilihat pada syarat-syarat Khusus Teknik)
a. Sistim Elektrikal
- Instalasi sistim distribusi listrik berikut panel-panel daya.
- Instalasi penerangan dan stop kontak.
- Instalasi penangkal petir.
- Instalasi fire alarm.

- 80 -
b. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar
yang ada.

c. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar


dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.

d. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.

e. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus


bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
f. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi
Elektrikal harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.

Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir


yang ditulis / disebutkan kembali, hal ini bukan berarti
klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.

Pasal 19
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang


harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam
maupun diluar bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini

PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah


PLN dengan daya terpasang sebesar 197 kVA.'

Daya dari gardu PLN tersebut disalurkan sampai dengan panel ukur (kwh
meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel utama (LVMDP), sub-
distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase
- empat kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).

Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator


berkapasitas 250 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset yang
bekerja secara outomatis dengan bantuan ATS.

- 81 -
LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem


listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi,
testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut
pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama
12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun
pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan
pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan
/ standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum
untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum
pada syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Pekerjaan inl meliputi :


g. Pekerjaan di Ruang Genset
- Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah jenis
NYY dan NYFGbY yang menghubungkan
 Dari kWH Meter ke panel daya / penerangan bangunan
 Dan kabel daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kebel)
yang diperlukan.

- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya


(stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle outlet,
panel-penel daya / penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan.

- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, balk


pentanahan sistim listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

Jenis Genset
- Pengadaan dan pemasangan seluruh Mesin Genset menggunakan
Produk merk : JOHN DEERE, PERKINS, CUMMINS open type 250 KVA
salah satu contoh produk seperti di bawah ini.

h. Pekerjaan di dalam Gedung


- Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
- Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk penghubung
antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju
peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).

- 82 -
- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk penerangan normal maupun darurat.
- Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
- Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.

i.Pekerjaan di luar Gedung


- Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.
- Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman,
termasuk lampu sorot bangunan

GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan


listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis
serta spesifikasi tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-
peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah


menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.

Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan


memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksian atau pihak lain
yang ditunjuk untuk itu.

KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

Peralatan Instalasi Tegangan Rendah


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak),
saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.
a. Kotak-kotak(doos) Outlet.
1). Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang
box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.

2). Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di
tempat yang diperlukan.

- 83 -
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan
ukuran condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran
yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

3). Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari
tipe yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari,
 tempat-tempat yang kena hujan,
 tempat-tempat yang kena minyak,
 tempat-tempat yang kena udara lembab,
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

4). Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, mamer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

b. Saklar dan Stop Kontak.


1). Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee dan tidak
boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal
dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi
gang untuk lebih dari dua peralatan.
2). Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating
minimum 10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap
permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140
cm di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di
pasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan
antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata
terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm atau 30 cm
dari permukaan lantai yang sudah selesai sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak ex Panasonic, Clipsal
atau setara.

3). Jumlah Kutub.


Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara
pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.

4). Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

5). Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop
kontak PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.
- 84 -
c. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.
1). Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel
instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus
seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pebrik pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang
kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5
mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam
konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem /
diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi


di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %.


Kabel merek SUPREME, Kabelindo, Kabelmetal

2). Kabel Tanah Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penympung 16 mm2 keatas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa-menggunakan
kabel dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial)


harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan
dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kebel teyangan
menengah 2U kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam
tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit)
tegangan rencah jenis epoxy resin-cold pour system.

- 85 -
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga
yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan
mengikuti anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil


penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex
RAYCHEM atau setara.

3). Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension
dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari
sambungan panel daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak,
sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop


kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact
heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2,


kecuali tercatat lain.

4). Splice/ Pencabangan


Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungan-sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar
dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau
sambungan, koncktor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.

5). Kabel Kontrol


Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
teganyan sampai 600 V.

Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum


2,5 sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi
yang mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan

- 86 -
sebagainya. Kabel merek SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan
Tranka.

6). Bahan Isolasi


Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan
harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran
perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

7). Pemasangan Kabel


- Pemasangan di Permukaan
 Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan Semua
kabel harus dipasang didalam konduit PVC high - impact heavy
gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan
klem pendukung yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut
harus di cat dengan cat anti karat.

Semua kabel harus dipasang lurus / sejajal2-dengan rapi dan


teratur. Pembelokan kabel harus dilaklikan dcnqan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex ega, atau CLIPSAL .

 Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada
cable trey dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable trey harus mengikuti jalur yang
direncanakan secara rapi dan digantunq atau disangga secara
kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di klem ke
plat beton.

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus


menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik
untuk kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan


pada biaya pemasangan kabel tersebut.

 Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.


Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di
dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal
conduit) yang diletakkan diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor
dengan faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal
motor flexible metal konduit yang juga tahan karat.

- 87 -
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa
konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa,
sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipe fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan
contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya terlebih
dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk
disetujui.

- Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang
didalam dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact
heavy gauge dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel
menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa
selesai ditanam.

- Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing
kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup
terhadap penampang kabel.

8). Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan
netral dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000,
yaitu :
- Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa
hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan

- Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

9). Pendukung Kabel


Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
10). Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.

- 88 -
d. Kabinet Panel Daya
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum
1,7 mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2
mm untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah / hujan,
harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus. Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai
ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang
besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel
harus ditanahkan.

Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang,


mendukung dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan
kawat-kawat through feeder harus diatur dengan balk, rapi dan benar.
1). Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik
seluruhnya harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime
coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna
dan merek cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat
akhir sistem bakar (oven)

2). Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci
untuk setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet
harus disediakan dua anak kunci.

3). Tinggi Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di
dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada
tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu /
penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.

4). Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya
harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf
hitam.

e. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.

- 89 -
1). Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE,
PULL dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimurn 40 %.

2). Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan
BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.

3). Pamasangan
- Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan
lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi
semula.

Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung


konduit hares ditutup untuk mencegah masuknya air atau
kotoran-kotoran lainnya.

- Race Way yang dipasang di Permukaan


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur
atau permukaan bidang-hidann vertikal dengan langit-langit.

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-


langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujunq-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan


kuat. Sernua ujunq pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi
dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu, fitting-


fitting, klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat tahan
karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus


di cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah
dipasang dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa
harus dicat dengan warna sebagai berikut :
- 90 -
 Pipa penerangan dan daya - orange
 Pipa telepon - hijau
 Pipa fire alarm - merah
 Pipa tata suara - kuning

- Race Way yang di pasang di Dalam Tanah


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,
harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah
luar sebelum dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok
petunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas
medium yang memenuhi standar SNI.

- Race Way Melintas / Menembus Dinding


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit
dan lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga
tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan
asap.

- Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman di bawah
tanah mionimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan
saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus
ditanam setelah pengerasan tanah.

Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan


setelah pengerasan badan jalan atau bila sehelumnya harus lebih
dari 110 cm atau atas persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi.

- Konduit Logam Flexibel Tahan Air


Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi
di mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan
dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak,
termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk
terminal motor pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida


(PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way /
konduit ini.

- Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box
cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating
insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fire minded"
yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan
tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way.

- 91 -
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari
jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi
dengan sistem penguncian interlock compressed.

- Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar
dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara
efektif)

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang


terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit,
saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar
dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu
untuk pentanahan.

Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor


pentanahan tidak diperbolehkan.

Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri


yang trerbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.

Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm


dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut


 Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
 Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
 Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.

f. Cable Tray
1). Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated)
dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan
ketebalan pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan
cable tray harus digalvanisir.
Cable tray setara Tri Abadi.

2). Penggantung / penyangga


Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat
dari besi lunak yang digalvanisir dengan ø minimum 6 mm ujung
penggantung di ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable
tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih agar
menghasilkan penyangga/penumpuan yang kokoh.
g. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.
1). Umum
Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit
breaker, indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan

- 92 -
barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi
yang sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki
pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan
panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling
sedikit 3 tahun.
Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu-bukti.

2). Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali
ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan
seperti disyaratkan di bawah ini :
- Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front,
terbuat dari plat baja (metal cled).

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja


struktur atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga
kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.

Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta


termal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik)
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas
dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas.
Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang


tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu
untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada
sisi belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres)


ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn
standar VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel
bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi
sekrup (screwed on / bolted on) Material-material yang
bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja yang
digunakan minimum 2 mm.

Semua panel harus buatan Graha Panel, Indopanel , tiopanel dan


mempunyai sertifikat dari Asosiasi Produsen Panel Indonesia.

- 93 -
- Pull Box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian
yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board
pada bagian atas dari switch board.

Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari bagian-
bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri
atas papan asbestos atau bahan tanah api yang sempurna. Kabel
manuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-
Iubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.

Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus


bisa dilepas dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan
lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.

Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa,


sehingga terhindar kemungkinan terjadinya loncatan bunga api
(arc proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna


memungkinkan ventilasi dan pemasangan peralatan circuit
breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana perlu.

- Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan
boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik,
sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.

Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain


harus diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah
pemeriksaan bangunan (konstruksi)

Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus


dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-
singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.

Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur


untuk menjamin daerah kontrak yang baik.

- Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk melalui
lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga
dilubangi (di-punch).

- 94 -
- Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan
pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara
pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari
pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen
tersebut.

- Cadangan Sambungan di Kemudian Hari


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka
ruangan- ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus
daya cadangan, terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan
lain-lain.

- Bus-Bar / Rel Daya


Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang
berventilasi.
Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel
daya di dalam PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak
pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengan kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran
Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000. Sernua
Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang
terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic)
misalnya perselain atau moulded isulator, sedemikian rupa
sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat
hubung singkat. Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan
penandaan fasa menurut PUIL 2000.

Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C


Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah
bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada
kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari
peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-
bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar


dengan arus Iebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-
batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus
- 95 -
yang Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel herisolasi PVC
(NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel
dan disediakan cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.

Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu


terminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan
menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu
terminal atau bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan
sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.

- Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter
harus dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus
untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur
yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum
90°), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan
getaran, dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.

 Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban
lebih sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2
jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index
pointer) untuk menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere
meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW
atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull
akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang
rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur


penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar
dibagian depan.

 Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang
di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan
arus nominal 3 A.
- 96 -
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di
bagian depan.

 Trafo Arus
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam
ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk
keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara
kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul
pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan
bersamaan dengan kWh meter dengan syarat tidak
menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus
khusus (terpisah).

 Kabel-kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah
dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta
dilindungi terhadap kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY


dengan tegangan nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus


dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabclnya clan
clikencangkan
dengan alat penekan (press-tang / kraft-tang) secara baik,
sehingga
dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran
pada terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

 Merk Pabrik
Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling
dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.

 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya


* Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari
800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752
Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur
operasi 400C (fully tripicalized) dan mampu beroperasi
untuk tegangan 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.

- 97 -
MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus


terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme
operasinya dirancang untuk menutup dan membuka
kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan


"quick break" secara simultan pada ketiga / keempat
kutubnya sewaktu opening, closing maupun trip.

Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak


utama menutup kembali tanpa sengaja.

Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub


(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus
kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-


masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk
arus beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis
dengan bimetal, pengatus arus hubung - singkat
(overcurent - instantaneous) secara mekanis dcngan
solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic


overcurrent protection.

Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu


ON, OFF dan TRIP.

Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking


capacity) tidak kurang dari 50 kA.

* Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S.
4752 / part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized),
mampu heroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.

MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik


pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat


dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya

- 98 -
dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).

Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk


mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
RKS Teknis
Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus


menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersarnaan.

MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih


(overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan
arus hubung singkat (overcurent instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).

Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai
dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.

Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus


hubung singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada
titik-titik beban dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB
yang sesuai.
Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang
disarankan untuk digunakan harus disertakan pada saat
penawaran pekerjaan.

h. Peralatan Penerangan
1). Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture
harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

2). Kualitas dan Pengerjaan


Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara
dengan standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan
gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan Artholite , Philips dan Spartalite

3). Jenis armature


- Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus

- 99 -
dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.

- Lampu Down Light.


Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana dan
menggunakan jenis LED.

- Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat
dari kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL
circle 20 W sesuai dengan kebutuhan.

- Lampu Taman
Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box
berisi fuse 4 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYfgbY
4x2,5 mm2 dan 3 x 2,5 mm2 dengan salah satu inti kabel
dipasang ke badan metal lampu untuk pentanahan.

- Lampu Sorot (Flood Lighting)


Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas,
tahan cuaca (tahan korosi), balk untuk badan maupun kaca
pelindung armatur.
Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear
cover) terbuat dari high pressure die cast allumunium dengan
kandungan tembaga yang rendah.
Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca
tanah panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate
dengan gasket karet silikon schingga keseluruhan armatur
mempunyai-derajat perlindungan IP 65. Jenis lampu yang
digunakan adalah HPI-T 400 W. Pemasangan armatur lengkap
dengan pondasi dan rangka / sangkar pelindung armatur dari besi
beton  6 mm yang dicat hitam dilengkapi dengan engsel dan
padlock (gembok)

- Lampu Darurat
Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan kapasitas
penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis batere yang digunakan
harus NiCd, yang diletakkan di dalarn armatur bersama dengan
emergency kit board.
Untuk jenis armatur dengan lampu TL ganda emergency kit hanya
diberikan untuk 1 buah lampu saja.
Mode operasi lampu darurat adalah maintained.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.

- 100 -
- Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-
bagian fixture dan permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap
badan (rumah) lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala secara lengkap.semua komponen
lampu menggunakan merk philips.

PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM

a. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.

b. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan


kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan
oleh kontraktor. Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang
berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan
commisioning.

c. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah


pengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :
- pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
- pengujian pentanahan panel
- pengujian kontinuitas konduktor
- pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
- pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
- load testing
- penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
mencatat data setelah yang dilakukan.
- semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN
atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah


diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

- 101 -
Pasal 20
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang diuraikan di


sini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dan hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal
ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Dimana sistem penangkal petir yang digunakan pada gedung ini adalah
dari type EARLY STEAMER EMISSION (ESE).

LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah semua pengadaan dan


pemasangan instalasi penangkal petir jenis non-conventional non-
radioactive, termasuk batang penerima (air terminal), down conductor,
pertanahan dan baik kontrolnya serta peralatan lainnya yang berkaitan
dengannya, sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian -bagianya,
seperti yang tertera pada garnbar-garnbar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material,


instalasi dan testing terhadap selurruh material, serah terima dan
pemeliharaan selama 12 bulan.

Ketentuan-ketentuan yang baik tercantum di dalam gambar maupun pada


spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan tanpa juga termasuk ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan
peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat
umum untuk menunjang beberapa sistem / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.

PERSYARATAN PELAKSANAAN DAN MATERIAL

Air Terminal.

a. Air terminal harus dari jenis non-radioactive, self powered dan tidak
mempunyai bagian-bagian yang bergerak.
b. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respons dinamis
terhadap terjadinya down leader dari petir dengan membangkitkan
elektron-elektron bebas dan menyebabkan foto ionisasi antara bagian
yang ditanahkan dan bagian yang terisolasi.

- 102 -
c. Radius perlindungan paling tidak 120 m. dalam bentuk collectime
volume. Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal
adalah 1.500 A pada impuls 8/20 us dan harus mampu menyalurkan
seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.
d. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam
frekuensi radio (high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya
sambaran batik (main return strike).
e. Bentuk air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu
mengurangi kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung
runcingnya saat terjadi kondisi statis dari guruh.
f. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
Seluruh keseluruhan air terminal harus terisolasi dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi operasi.

Down Conductor.

a. Konduktor/penghantar arus petir menuju pertanahan (down conductor)


harus dari jenis triaxial cable yang dibuat khusus untuk pemakaian
penyaluran arus petir yang mampu mencegah terjadinya slide flashing.
b. Ukuran sesuai dengan anjuran pabirk pembuat air terminal (luas
penampang konduktor tembaga inti minimum 70 mm2 dan telah lulus
pengujian dari LMK.
c. Konduktor harus mampu menahan gaya tarik ke atas sebesar 200 kg.
d. Pada ketinggian 3 meter di atas tanah dan tempat-tempat dimana
memungkinkan tersentuhnya konduktor oleh manusia, konduktor harus
dilindungi oleh pipa PVP kelas AW dengan  minimum 2".
e. Cara pemasangan konduktor harus sesuai anjuran pabrik, dengan
radius belokan minimurn 0,5 m dan diklem setiap jarak 2 meter.
f. Hubungan antara konduktor dengan air terminal dan elektroda
pertanahan harus dilakukan melalui sepatu kabel yang dipasang secara
tekan dengan crimping tolls.
g. Rating tegangan impuls antara konduktor inti dengan konduktor luar
dan antara konduktor luar dengan lapisan konduktif min. 250 kV pada
kondisi bentuk gelombang 1/50 us.

Integral Terminating Resistor.


Intergral terminating resistor harus sanggup menyerap komponen-kompoonen
frekuensi tinggi dari suatu sambaran petir. Di samping itu, harus dapat
mengurangi kenaikan tegangan tanah sampai 50%.
Elektroda Pentanahan.
Konstruksi elektroda pentanahan hat-us sesuai dengan gambar rencana.
Besarnya tahapan pentanahan harus tidak lebih dari 2  (dalam hal ini bila
diperlukan untuk mencapai nilai tersebut, elektroda pentanahan dapat d
pprarel). Lokasi pentanahan dapat dilihat pada gambar rencana, dilengk-a
engan baik kontrol pasangan bata untuk memungkinkan pemeriksaan secara
berkala terhadap besarnya tahanan pentanahan.

- 103 -
Lightning Stroke Counter.

Di sisi bagian bawah down conductor, di dalam bak kontrol pertanahan,


dipasangkan alat pencatat jumlah sambaran kilat (lightning stroke counter)
dari jenis tanah air, kokoh dan mudah dipasang.
Alat ini harus bekerja secara elektronis dan akan mencatat setiap sambaran
kilat dan arus Iebih besar dari 1.500 A. Alat ini harus mempunyai power
sendiri (self powered) dan dapat menghitung sambaran kilat sampai 9999 kali.
Teknis Pelaksanaan

a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat gambar


kerja / shop drawing dan gambar detail sebanyak 5 rangkap untuk
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Pekerjaan baru dapat
dimulai bila gambar kerja telah mendapat persetujuan.
b. Air terminal disangga / dipasang dengan pipa fibreglass (FRP) 0 2",
sesuai dengan gambar rencana.
Jarak titik pentanahan penangkal petir dengan titik pentanahan lainnya
(sistem listrik dan PABX) minimum 3 meter.
Semua pelaksanaan pemasangan komponen atau peralatan harus
sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Merek

Peralatan utama penangkal petir ex LPI-Guardian CAT II dan


BLUECRN2, atau yang setara.

Pasal 21
PEKERJAAN TATA UDARA VRV
TEKNIS DAN JENIS AC
UMUM

Syarat-Syarat Teknis Pekerjaan Tata-Udara yang diuraikan disini adalah


persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan
instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat-
Syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal terutama teknis
pemasangan AC,adalah bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

LINGKUP PEKERJAAN

a. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi sistem suara lengkap


dengan peralatan-peralatan yang diperlukan seperti yang ditunjuk pada
gambar rencana untuk mendapatkan sistem tata udara yang baik, stabil,
free of distorsion serta mencapai response yang direncanakan.

b. Melaksanakan pengujian terhadap instalasi dengan disaksikan oleh


Konsultan Pengawas Lapangan yang akan menyatakan bahwa instalasi
berfungsi dengan baik dan dapat diterima.

- 104 -
c. Melaksanakan pemeliharaan sistem sekurang-kurangnya selama 2 bulan
termasuk penyediaan suku cadangnya.

SYARAT-SYARAT TEKNIS

Peralatan-peralatan sistem tata suara harus baru, tidak cacat, belum pernah
dipakai, telah diuji, dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas Lapangan. Peralatan tata-udara ini harus dapat menerima supply
tegangan 220 volt ± 10% pada 50 Hz.

Gambar Detail Pelaksanaan.

a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan


sistem tata suara kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diper-oleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan serta mencakup data-data berikut :
 Nama perangkat tata udara,
 Jumlah unit,
 Tata letak/susunan peralatan tata udara,
 Dimensi,
 Detail pemasangan dan detail lain yang diperlukan.
JENIS MESIN AC YANG DI GUNAKAN.
PEKERJAAN TATA UDARA
Instalasi Exhaust Fan, setara KDK
Pengadaan exhaust lengkap dgn Instalasi power listrik
- Kapasitas 360 cmh (ceiling Type)
Instalasi pipa output
- Exhaust Air Louvre 300 x 200 mm
Pek. Pemasangan AC Type FTKQ25SVM4 9000 BTU DAIKIN
lengkap dengan pipa drain dan pipa refrigrant

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

Umum.

a. Semua perangkat sistem tata suara harus dipasang sesuai petunjuk


pemasangan dari pabrik pembuatnya dan Gambar Detail Pelaksanaan
serta diagram pengkabelan yang telah disetujui, dengan tetap
memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Spesi-fikasi Teknis ini.
b. Pengkabelan dan penempatan kabel harus memenuhi persyaratan
Spesifikasi Teknis.

Pemasangan.

a. Semua perangkat utama yang yang saling berhubungan satu sama lain
harus ditempatkan pada ruang khusus seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
- 105 -
b. Pengeras suara langit-langit, corong pengeras harus dipasang menyebar
pada seluruh bangunan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

Pengkabelan.

Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam
Spesifi-kasi Teknis.
Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya
harus dipi-sahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.

Pembumian.

Semua pembumian harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.


Antena harus dibumikan secara terpisah.

Pengujian dan Uji Penampilan.

a. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang


dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa
seluruh instalasi dapat ber-fungsi dengan baik dan memenuhi semua
persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.

b. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran,


pengujian dan uji penampilan.

c. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh


Pengawas Lapangan.

d. Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji


kesi-nambungan.

Uji Penerimaan.

Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan ujii


penerimaan/acceptance test, dengan prosedur pengujian yang disetujui,
untuk menunjukkan bahwa semua perangkat bekerja dan beropeasi dengan
baik sesuai ketentuan. Kontraktor harus memberitahukan Pemilik Proyek 15
hari sebelum pelaksanaan uji penampilan.
Uji penerimaan akan meliputi memperoleh dan menerima berita pada
stasiun tertentu, pada tingkat volume yang baik, tanpa campuran suara dari
sumber lain atau unit lain.

Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan.

a. Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan


dalam Kontrak. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan serta kekurangan-
kekurangan.

- 106 -
Kontraktor wajib menyerahkan kepada Pemilik Proyek, 3
(tiga) bulan sebelum serah terima, sebanyak 4 (empat) set
manual pengoperasian dan pemeliharaan semua peralatan.

PASAL 22
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI
1.0. UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plambing / Sanitasi yang diuraikan di sini


adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal
ini Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Teknis ini.

2.0. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi


plumbing (pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di
dalam dan di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun
bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesiflkasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material,
instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan
pemeliharaan selama 6 (enam ) bulan. Ketentuan-ketentuan yang baik
tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan
harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pokerjaan yang harus dilaksanakan pada provek ini ada!ah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem plambing / sanitasi sesuai
dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar
dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plambing dan sanitasi ini adalah
sebagai berikut :

2.1. Instalasi Air Bersih


Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam
dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.

Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani


instalasi plambing serta peralatan-peralatannya.

Pembersihan pipa (plushing) dengan menggunakan aliran air yang


bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.

- 107 -
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis
secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta
mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan
aman.

Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta


pembersih site.

2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan

2.2.1. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan


Iengkap dengan peralatan dan berada di dalam bangunan,
antara lain WC, Bak cuci, wastafel, floor drain, clean out dan
lain sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari
dalam bangunan menuju saluran drainnase dan septictank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out
dan filternya.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan
tekanan hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat
kerja yang diperlukan.
3.0. UMUM

3.1. Pengecatan.

3.1.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka


penggantung, rangka penyangga, semua unit yang dirakit di
lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan
lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan
persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan masing-
masing.

3.1.2. Pengecetan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di


pabriknya atau dinyatakan lain dalarn spesifikasinya atau
untuk bahan aluminium.

3.1.3. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor


identifikasi bagi peralatannya dengan cat.
Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai
tanda-tanda yang hendak dipasang pada peralatan-perlatan
itu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.( Pengawas)
3.2. Peralatan.

3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul


kotoran pada tempat-tempat rendah tertutup.

- 108 -
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting
untuk penempatan alat ukur yang tidak dipasang tetap pada
tempat-tempat yang penting.

3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang
baik dan ketelitian tinggi serta simetris.

3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah


pada pipa ditempat tempat tertentu untuk menunjukkan arah
aliran dengan cat.

3.3. Ukuran (Dimensi)

Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada


gambar harus ditaati oleh Kontraktor.

Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan


bila terjadi perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera
dibicarakan dengan Konsultan Manajemen Konstruksi.( Pengawas)

Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan


penggambaran yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

4.0. INSTALASI AIR BERSIH

4.1. Pipa
Pipa dengan dia 1" s/d 3", baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC AW sek
WAVIN.

4.2. Fitting.
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan
pipa.

4.3. Valves.

Valve dengan diameter lebih kecil dari 3" diperkenankan


menggunakan sambungan ulir (screwed).

Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat,
khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.

Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan


pipanya.

Semua valve dari merek ONDA atau yang setara. Setiap penawaran
harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).

- 109 -
4.5. Pemasangan Pipa.

4.5.1.Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam
tembok / lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan
lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada
kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji
harus ditutup kembali sehingga tidak keliharan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang
rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.

4.5.2.Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai,
pipa harus dipasang dengan penyangga (support) atau
penggantung (hangger). Jarak antara pipa dengan dinding
penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
4.5.3.Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
Penyambung an ulir antara pipa derigan fitting dilakukan
untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm (11/2").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 uiir. Semua sambungan ulir harus
nenggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan
campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter
dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus
dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.

b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC
menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan
menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini
dapat dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air
minum. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan
fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh
bekerja sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.

Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan


cat khusus untuk itu.

- 110 -
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik
setiap kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau
baja.
Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan
sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus
dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve
harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.

4.5.4.Penanaman Pipa di Dalam Tanah.

a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.


b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian
yang dalamnya 50 mm untuk penempatan pipa
sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kemhali dengan pasir urug
padat setebal 15 cm dihitung dari alas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa ha[-us dipasang halok / penguat
dari beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban
tekan diberikan..
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai
seperti keadaan semula

4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.

a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang,


harus diuji dengan tekanan hidrolis Kg/Cm2 selama 24
jam tanpa teijadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi ( Pengawas ) atau yang kuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor
harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan
baik.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor,
termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

4.5.6.Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)


Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk
penyambungan ke pipa distribusi, Kontraktor diharuskan
melakukan pengujian terhadap sistem-sistem kerja (trial run)
dari seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh
- 111 -
Konsultan Manajemen Konstruksi ( Pengawas ) atau yang
ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.

4.5.7.Pekerjaan Lain-Lain

Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh


Kontraktor adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian
dan pengangkutan tanah dari hasil dan lain-lain yang ditemui
di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

5.0. INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

5.1. Material

5.1.1.Pipa di Dalam Bangunan.


Pipa dengan ukuran 1'/2"-4" baik pipa utama maupun pipa
cabang mengunakan PVC class AW.
Pipa PVC sek.WAVIN atau sctara.

5.1.2. Pipa di luar Bangunan

Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran


drainase menggunakan pipa PVC class AW.
Pipa PVC sek.WAVIN atau setara.

5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC)
yang dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang
atau fiber class.
d. yang mempunyai benfuk badan cembung yang berflungsi
sebagai sediment bowl.

5.2. Cara Pemasangan Pipa.

5.2.1.Pipa di Dalam Bangunan (trmasuk pipa vent).

a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %.
Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat
yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada
ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah
arah harus menggunakan fitting dengan sudut 45°
(misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.

- 112 -
b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah /
jalan dengan tebal / tinggi timbunan minimal 80 cm
diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.

Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug


dahulu dengan pasir padat setebal 10 cm.

Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di


atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat.
Kontruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.

c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang
dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa
pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus
diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar
perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan
memiringan 1-2% dari titik mula di dalam gedung sampai
ke saluran drainage.

5.2.2.Pipa Saldran Luapan Bio Septic .

Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah /


jalan kemiringan 1-2% dari titik permulaan Bio septic ke
drainage kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan
kedalaman kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa harus
dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat
beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

5.2.3.Penyambungan Pipa

a. Pipa PVC dengan diameter 3" ke atas yang dipasang di


bawah pelat lantai dasar harus disambung dengan rubber
ring joint
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent
cement
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus
dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran
dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian
permukaan dan dalam dari pipa yang akan saline mclekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam
dari pipa yang akan disambung harus bebas dari benda-
bcnda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air
di dalam pipa.
- 113 -
5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out

Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara
ulir (screw) dan membentuk sudut 450 dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian

5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap


kebocoran sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja
maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah
12,5 Kg/Cm2

5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke


peralatan ditutup rapat.

Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian


dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan
sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus
tidak terjadi pengurangan volume air.

5.4.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh


kontraktor. 5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki seqala cacat
dan kekurangan-kekurangannya.

5.4.5. Konsultan Manajemen Konstruksi berhak meminta


pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan balk atau
kurang memuaskan, maka biaya pengujian/pengulangan
pengujian adalah termasuk tanggung jawab kontraktor.

5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian


dinyatakan balk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
( Pengawas )

6.0. PERSYARATAN KONSTRUKSI UMUM MOTOR-POMPA

6.1. Pompa Air Bersih.

6.1.1. Pompa-pompa dari jenis non-self priming denqan efisiensi


minimum 70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.

6.1.2. Pompa dan motor khusus dirancang untuk mentransfer air


minum.

6.1.3. Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal

6.1.4. Badan pompa menggunakan besi cor (cast iron) kualitas


ductile yang khusus untuk air minum.
- 114 -
6.1.5. Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel
atau sejenisnya yang khusus untuk air minum.

6.1.6. Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft


seal faces terbuat dari tungsten carbide.

6.1.7. Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan


khusus selain air.

6.1.8. Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

6.1.9. Pompa dikonstrusikan menyatu dengan motornya pada


landasan baja yang tunggal (base plate).

6.1.10. Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan


(drainage) bocoran air ke saluran buangan terdekat .

6.1.11. Secara utuh pompa dan motor tidak boleh menimbulkan


getaran dan suara di atas normal (50 dB A).

6.1.12. Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct


driven) dengan kopling fleksibel.

6.1.13. Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari


priming tank.

6.1.14. Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop stwich


yang mendapat sinyal dari water level control yang diletakan
di dalam ground reservoir.

6.2. Motor untuk pompa air bersih.

6.2.1. Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.

6.2.2. Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V, 3


fasa, 50 Hz.

6.2.3. Motor diatas 2.0 kW mengunakan starter star-delta otomatis,


sedangkan untuk motor dengan daya kuranq dari 2,0 kW
menggunakan starter direct-on-line (DOL).

Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang


diletakan d pemipaan header.

6.2.4. Belitan motor menggunakaii isolasi kelas F.

6.2.5. Motor setidaknya dilindungi dengan :

- automatic short-circuit / over curren protector


- 115 -
- automatic thermal protection relay
- automatic under voltage dan phase failure cut off relay

6.2.6. Rotor, poros dan koplinq harus terbalans secara balk.

7.0. SPESIFIKASI POMPA AIR

7.1 Pompa air (Sanyo)


Jenis : Kompa Penyedot
Jumlah : 1 (satu) buah
Head nominal : 25 meter
Kapasitas nominal : 35 USPGM
Daya pompa : 250 watt
Putaran : 900 rpm
Pompa dan motor sek. Sanyo atau setara

Pasal 23
PEKERJAAN MATV SYSTEM

LINGKUP PEKERJAAN.

Yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan,
dan pengujian pengoperasian semua sistem televisi seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.

STANDAR/RUJUKAN.

a. Standar Pabrik Pembuat.


b. Spesifikasi Teknis Distribusi Tegangan Rendah.

PROSEDUR UMUM.

Contoh, Data Teknis dan Daftar Bahan.

a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan, data teknis semua bahan


kepada Manajer Proyek untuk dipelajari dan disetujui, sebelum pengadaan
bahan.
b. Kontraktor harus membuat daftar bahan dan peralatan yang akan
digunakan dan menyerahkannya kepada Manajer Proyek untuk
disetujui.

Gambar Detail Pelaksanaan.

a. Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail


Pelaksanaan sistem televisi kepada Manajer Proyek untuk diperiksa dan
disetujui sebelum melakukan pemesanan barang.
b. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan minimal 30 hari sebelum
pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa, dan
tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
- 116 -
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.
c. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Manajer Proyek untuk dicarikan jalan
keluarnya.
d. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukkan tata letak bahan dan
peralatan, jalur kabel dan sambungan-sambungan. Gambar Kerja ini harus
diikuti dengan seseksama mungkin. Dalam mempersiapkan Gambar Detail
Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang digambarkan dalam Gambar
Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang berkaitan, harus
diperiksa.
e. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan
Kontraktor lain yang mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk
memastikan bahwa semua peralatan dapat dipasang pada tempat yang
telah ditentukan.

Pengiriman dan Penyimpanan.

a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis
dan data lain yang diperlukan.
b. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.

Ketidaksesuaian.

a. Manajer Proyek berhak menolak setiap bahan yang didatangkan atau


dipasang yang tidak memenuhi ketentuan Gambar Kerja dan/atau
Spesifikasi Teknis.
Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap
pekerjaan yang dinilai tidak sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
b. Bila bahan-bahan yang didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda
dari yang ditentukan, Kontraktor harus membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian berikut alasan penggantian, dengan
maksud bila diterima, akan segera diadakan penyesuaian. Bila Kontraktor
mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan Gambar Kerja.

BAHAN-BAHAN.

Umum.

a. Semua peralatan dan bahan-bahan harus berasal dari pabrik


pembuat/produk
b. yang telah dikenal luas dan dari kualitas terbaik seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis ini.

- 117 -
c. Semua peralatan yang terpilih untuk digunakan harus sesuai untuk daerah
tropis dengan temperatur dan keadaan sekitarnya yang dapat mencapai
40°C dengan tingkat kelembaban mencapai 100%.
Kabel

Kabel harus dari koaksial 7c tipe RG-11, buatan Hansen atau yang setara
yang disetujui

Soket MATV.

Semua soket MATV harus sesuai untuk kabel koaksial tipe 75ohm dan
dilengkapi dengan tutup muka yang dapat dilepas.
Tutup muka soket dalam warna putih, harus dari Panasonic ,Clipsal.

Konduit.

Konduit untuk kabel-kabel yang menuju stop kontak, saklar, titik lampu dan
peralatan harus terbuat dari pipa baja lapis seng yang memenuhi standar
seperti Ega, Clipsal atau yang setara, sesuai ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis dengan diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.

PELAKSANAAN PEKERJAAN.

Umum.

a. Sistem harus didesain untuk beroperasi pada 220V±6%/50Hz, satu fasa,


suplai daya AC.
b. Semua pekerjaan elektrikal harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis
c. Semua kabel harus dipasang di dalam konduit.
d. Semua perangkat sistem televisi harus dipasang sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabrik pembuatnya.
Pemasangan.

Semua pekerjaan pengkabelan dan kelengkapannya harus


dilaksanakan sesuai standar dan ketentuan yang
ditetapkan.

Pasal 24
PEKERJAAN INTERIOR

4. PERSYARATAN BAHAN
5. LANTAI DASAR
6. Pek. Interior Kamar ( 16 Kamar)
7. Pek. Dinding finish Wall paper
8. Pek. Finish HPL
9. Pek. Furniture
10. - Dipan (ranjang tempat tidur) ukuran 120 x 205 cm tinggi 32 cm
11. - Lemari pakaian 2 Pintu uk. 115 x 270 cm t= 60 cm + aksesories
12. - Nakas 2 Laci uk. 65 x 55 cm t= 55 cm + aksesories
- 118 -
13. - Back drop tv multiplek 12 mm + HPL
14. - Dinding tempat tidur Multi 9 mm + HPL + Rangka hollow
15. - Rak kulkas ukuran 100 x 70 cm tebal 49 cm
16. - Rak sepatu ukuran 100 x 70 cm tebal 30 cm
17.
18. LANTAI ATAS
19. Pek. Interior Kamar ( 14 Kamar)
20. Pek. Dinding finish Wall paper
21. Pek. Finish HPL
22. Pek. Furniture
23. - Dipan (ranjang tempat tidur) ukuran 120 x 205 cm tinggi 32 cm
24. - Lemari pakaian 2 Pintu uk. 115 x 270 cm t= 60 cm + aksesories
25. - Nakas 2 Laci uk. 65 x 55 cm t= 55 cm + aksesories
26. - Back drop tv
27. - Dinding tempat tidur Multi 9 mm + HPL + Rangka hollow
28. - Rak kulkas ukuran 100 x 70 cm tebal 49 cm
29. - Rak sepatu ukuran 100 x 70 cm tebal 30 cm
30. Pek. Interior Ruang GYM
31. Pek. Pasangan Kaca Cermin 6 mm fin. Bevel uk. 800 x 400 cm
32. Pek. Penutup Lantai Underlen dibawah Karpet ( GYM Floor )
33. Pek. Penutup Lantai Karpet ( GYM Floor )
34. Pek. Dinding finish Wall paper
34.1. Ukuran adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

34.2. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti
diuraikan butir berikut ini.Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus,
tidak mudah bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

34.3. Bahan & Alat Bantu.


Bahan yang dipakai adalah tipe A dengan referensi SII .
Bahan perekat adalah lem silent untuk karet, produk kualitas baik atau
setaraf Fox.Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat
dan lain-lain harus digalvanisasi.

35. PERSYARATAN PELAKSANAAN


35.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail
sesuai Gambar Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan
yang mengakibatkan pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapi
dan sempurna serta tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang
tampak.

Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari besi seperti angker,


sengkang, pelat dan sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi
lapisan anti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal Pekerjaan
Pengecatan di buku ini.

- 119 -
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan
pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

Apabila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap


kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan
Pengawas.

Pasal 25
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan yang tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan
dari tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima.

- 120 -
- 121 -
- 122 -

Anda mungkin juga menyukai