Anda di halaman 1dari 124

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peralatan instalasi listrik merupakanperalatan yang digunakan dalam
pemasangan instalasi listrik agar pemasangan berjalan dengan baik, tertata,
dan aman baik bagi pekerja maupun pada pengguna listriknya.Sedangkan
komponen instalasi listrik adalah bahan yang diperlukan dalam pemasangan
instalasi listrik.Di samping memiliki pengetahuan tentang peralatan dan bahan
instalasi, seorang instalator juga harus tahu tentang simbol-simbol yang
digunakan dalam instalasi listrik.Hal ini harus diperhatikan sebab biasanya
dalam pemasangan instalasi listrik rawan terhadap terjadinya
kecelakaan.Kecelakaan ini bisa terjadi akibat dari kurangnya penguasaan
terhadap alat, bahan dan simbol-simbol dalam instalasi listrik serta dalam
prosedur pemasangan instalasi listrik.Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-
hal yang berkaitan dengan bahaya listrik serta mengutamakan keselamatan
kerja dalam pemasangan instalasi listrik.

1.2 Batasan Masalah


Dapat mengetahui alat, bahan, dan simbol yang digunakan dalam instalasi
listrik beserta prosedur keselamatan kerjanya.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa saja keterangan mengenai alat dan bahan dalam instalasi listrik?
2. Bagaimana prosedur keselamatan kerja yang baik?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengenal alat dan bahan yang digunakan
dalam instalasi listrik.
2. Mahasiswa mampu membedakan bentuk dan jenis komponen-
komponen instalasi listrik.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan menerapkan fungsi komponen
instalasi listrik.

1
4. Mengetahui keamanan keselamatan kerja serta alat dan bahan yang
digunakan dalam instalasi listrik.

5. 1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui alat dan bahan, serta simbol simbol yang digunakan
pada praktikum instalasi listrik
2. Mengetahui keamanan keselamatan kerja serta alat dan bahan yang
digunakan dalam instalasi listrik.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Mahasiswa mampu mengetahui fungsi, cara kerja, dan
berbagaijenis komponen yang digunakan dalam instalasi listrik.

1.5.2 Manfaat Praktis


Mahasiswa mampu menggunakan alat dan bahan yang
digunakan dalam instalasi listrik dengan mengutamakan keselamatan
kerja.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat yang Digunakan dalam Instalasi Listrik
2.1.1 Tang Potong
Memiliki rahang tajam.Fungsinya untuk memotong kawat, kabel
plastik, dan fiber tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium.
Gagangnya dilapis plastik.Kelemahan, tidak mampu memotong ukuran
bidang yang besar atau tebal.

Gambar 2.1 Tang Potong


(Sumber: dayad17.blogspot.com)
2.1.2 Tang Cucut
Bentuknya mirip ikan cucut, moncong pipih, panjang, dan
berbentuk gergaji.Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang
cucut”.Berfungsi sebagai penjepit kawat atau kabel.Namun Anda dapat
memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai pemotong
kabel.

Gambar 2.2Tang Cucut


(Sumber: dayad17.blogspot.com)
2.1.3 Tang Kombinasi
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau
kabel. Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci
mur. Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan kabel.
Kelemahannya, jika celah antar rahang berkarat akan berakibat macet.

3
Gambar 2.3Tang Kombinasi
(Sumber: dayad17.blogspot.com)
2.1.4 Obeng
Pada umumnya obeng merupakan suatu alat yang dipakaimembuka
sekrup yang terbuat dalam bentuk plus maupun minus tergantung jenis
obengnya.

Gambar 2.4Obeng
(Sumber: klikteknik.com)
2.1.5 Tespen
Tespen atau test pen merupakan salah satu alat yang paling sering
digunakan oleh para teknisi listrik dalam melakukan pekerjaannya.
Bentuknya yang relatif kecil dan mirip seperti sebuah penasehingga
sangat mudah untuk dibawa kemana-mana. Ujung test pen yang yang
berbentuk “minus” dapat dijadikan sebagai obeng untuk melonggarkan
atau mengetatkan sekrup (screw). Jadi test pen pada dasarnya adalah
suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau mengecek
apakah sebuah penghantar listrik memiliki tegangan listrik atau tidak.
Penghantar listrik yang dimaksud disini dapat berupa kabel listrik,
kawat listrik maupun stop kontak listrik.

4
Gambar 2.5Tespen
(Sumber: kelistrikanku.com)
2.2 Bahanyang Digunakan dalam Instalasi Listrik

2.2.1 Kawat/Kabel Listrik


Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik.Sebuah
kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.Isolator di sini adalah
bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan
thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari
bahan tembaga ataupun aluminium.

Gambar 2.6Kawat/kabel listrik


(Sumber: kabellistrikindonesia.blogspot.com)
2.2.2 Sakelar Listrik
Sakelar atau lebih tepatnya adalah sakelar listrik adalah suatu
komponen atau perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan aliran listrik. Sakelar yang dalam bahasa Inggris
disebut dengan switch ini merupakan salah satu komponen atau alat
listrik yang paling sering digunakan. Hampir semua peralatan
elektronika dan listrik memerlukan sakelar untuk menghidupkan atau
mematikan alat listrik yang digunakan.

5
Gambar 2.7Sakelar Listrik
(Sumber: kliklistrik.blogspot.com)
2.2.3 Stop Kontak
Stop kontak merupakan material instalasi listrik yang
berfungsi sebagai muara penghubung antara arus listrik dengan
peralatan listrik. Agar alat listrik terhubung dengan stop kontak,
maka diperlukan kabel dan steker atau colokan yang nantinya
akan ditancapkan pada stop kontak. .

Gambar 2.8Stop Kontak


(Sumber: kliklistrik.blogspot.com)
2.2.4 Steker
Steker listrik adalah sebuah piranti untuk menyambung peralatan
listrik atau elektronik ke arus listrik dan biasanya di tancapkan ke stop
kontak. Steker colokannya sedangkan stop kontak itu tempat untuk
menerima colokannya. Berarti fungsi steker adalah untuk
menyambung peralatan listrik atau elektronik agar peralatan elektronik
terkoneksi dengan listrik PLN dan akhirnya peralatan listrik bisa
dinikmati untuk kepentingan umum.

Gambar 2.9Steker
(Sumber: fungsi.info)

6
2.2.5 Lampu
Lampu Listrik adalah suatu perangkat yang dapat menghasilkan
cahaya saat dialiri arus listrik.Arus listrik yang dimaksud ini dapat
berasal tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik terpusat
(Centrally Generated Electric Power) seperti PLN dan genset ataupun
tenaga listrik yang dihasilkan oleh baterai dan aki.

Gambar 2.10Lampu Listrik


(Sumber: teknikelektronika.com)

2.2.6 Fitting atau Dudukan Lampu


Fitting atau tempat dudukan lampu adalah suatu alat untuk
menghubungkan lampu dengan kawat-kawat jaringan listrik agar
aman, juga sebagai alat untuk mendistribusikan (menyalurkan) arus
listrik dari rangkaian listrik ke lampu.Berdasarkan pemakaiannya
bentuk fitting dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fitting tempel,
fitting yang digantung, fitting bayonet,dan lain-lain..

Gambar 2.11Lampu Listrik


(Sumber: titlistrik.blogspot.com)
2.2.7 Sekering (Fuse)

Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman


dalam rangkaian elektronika maupun perangkat listrik. Sekering(fuse)
pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan
meleleh dan terputus jika dialiri oleh arus listrik yang berlebihan

7
ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam sebuah
peralatan listrik/elektronika. Dengan putusnya sekering (fuse) tersebut,
arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam
rangkaian elektronika sehingga tidak merusak komponen-
komponen yang terdapat dalam rangkaian elektronika yang
bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan
listrik dan peralatan elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang
berlebihan, fuse atau sekering juga sering disebut sebagai pengaman
listrik.

Gambar 2.12Sekering (Fuse)


(Sumber: teknikelektronika.com)

2.2.8 Pipa Listrik


Pipa listrik berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus
perapi instalasi.  Pipa  listrik dapat dibedakan  menjadi  tiga, yaitu
pipa  baja, pipa PVC, dan pipa fleksibel. Di pasaran,  pipa-pipa 
instalasi  terdapat  dalam  potongan  empat  meter dengan diameter
yang bervariasi.

Gambar 2.13Pipa Listrik


(Sumber:crafter.id)

2.2.9 MCB
MCB Merupakan kependekan dari Miniature Circuit
Breaker.Biasanya MCB digunakan oleh pihak PLN untuk membatasi
arus serta pengaman instalasi listrik.MCB berfungsi sebagai pengaman
hubungan singkat/korselet serta mempunyai fungsi pengaman beban
lebih MCB otomatis akan memutuskan arus bila arus yang

8
melewatinya melebihi batas nominal yang telah ditentukanpada MCB
tersebut,nominal arus MCB adalah 1A,2A,4A,6A,10A,16A,20A dan
lain sebagainya.

Gambar 2.14MBC
(Sumber:instlalasilistrik.blogspot.com)

2.2.10 Relay AC
AC relay adalah komponen elektronik yang terdiri dari dua bagian
utama yaitu elektromagnet atau coil dan mekanikal. Relay menggunakan
prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak sakelar sehingga
dengan arus listrik yang kecil dapat menghantarkan listrik bertegangan
tinggi. Sebuah relay memiliki coil atau lilitan kawat yang berfungsi
apabila lilitan tersebut dialiri tegangan kerja atau power, akan berubah
menjadi magnet untuk menarik tuas agar menempel pada coil. Tuas yang
mulanya terhubung dengan terminal output NC atau Normally Close akan
pindah ke terminal output Normally open atau NO. Ketika tidak ada power
maka suatuakan kembali ke posisi awal karena menggunakan pelat yang
memiliki kelenturan baik yang dapat menjangkau antara kedua jarak
terminal. Oleh karena itu relay memiliki rumah yang dapat melindungi
gangguan dari luar terhadap sistem kerjanya.

Gambar 2.15AC Relay


(Sumber:unggan.wordpress.com)

9
2.3 Simbol-simbol yang Digunakan dalam Instalasi Listrik
Tabel 2.3 Simbol-simbol dalam Instalasi Listrik

Simbol Komponen Penjelasan

Kabel Kabel penghubung rangkaian

Koneksi kabel Kabel terhubung

Kabel tidak koneksi Kabel tidak terhubung/putus

Saklar (Switch) dan Relay

Switch SPST Terputus kondisi open

Switch SPDT Memilih dua terminal

Push-Button (NO) Terhubung saat ditekan

Push-Button (NC) Terputus saat ditekan

DIP Switch Saklar banyak

Relay SPST
Koneksi terbuka dan tertutup digerakan
elektromagnetik
Relay SPDT

Jumper Koneksi pemasangan jumper

Solder Bridge Koneksi dengan disolder

10
Ground

Earth Ground Referensi 0 sumber listrik

Chassis Ground Ground yang dihubungkan pada body

Common/ Digital

Ground

Simbol Komponen Elektronika Resistor

Resistor
Tahanan arus listrik
Resistor

Potensiometer
Tahanan yang nilai resistansinya dapat diatur
(3 kaki)
Potensiometer

Variable Resistor
Tahanan yang nilai resistansinya dapat diatur
(2 kaki)
Variable Resistor

Kapasitor

Kapasitor Bipolar
Penyimpan arus listrik sementara waktu
Kapasitor Nonpolar

Kapasitor Bipolar ELCO

Kapasitor berpolar ELCO

11
Kapasitor Variable Kapasitor yang dapat diatur

Kumparan (Induktor)

Induktor Penghasil medan magnet ketika dialiri listrik

Induktor inti besi Kumparan inti besi seperi trafo

Variable Induktor Lilitan yang nilainya dapat diatur

Power Supply

Sumber tegangan
Penghasil tegangan searah
DC

Sumber Arus Penghasil arus tetap

Sumber tegangan
Penghasil tegangan bolak balik
AC

Generator Penghasil tegangan listrik bolah-balik

Battery Penghasil tegangan searah

Battery multi Cell Penghasil tegangan searah

Sumber tegangan Sumber tegangan dari rangkaian listrik lain


variabel yang bisa diatur

Sumber arus Sumber arus dari rangkaian listrik lain yang


variabel bisa diatur

Meter (Alat Ukur)

Voltmeter Pengukur tegangan listrik

12
Amperemeter Pengukur arus listrik

Ohmmeter Pengukur resistansi

Wattmeter Pengukur daya listrik

Lampu

Lampu 1

Lampu 2 Penghasil cahaya saat dialiri listrik

Lampu 3

Simbol Komponen Elektronika Lain

Motor Motor berputar

Trafo Penurun dan penaik tegangan

Bel Listrik Berbunyi saat dialiri listrik

Buzzer Menghasilkan suara saat dialiri listrik

Fuse 1
Pengaman yang terputus saat melebihi
kapasitas arus
Fuse 2

Bus 1 Jalur data / jalur address

13
Bus 2

Jalur data / jalur address


Bus 3

Isolasi antar dua rangkaian berbeda yang


Opto Coupler
dihubungkan cahaya

Speaker Pengubah signal listrik jadi suara

Microphone Pengubah signal suara jadi arus listrik

Op-Amp Penguat signal

Schmitt Trigger Pengurang noise

ADC /Analog to
Pengubah signal analog jadi data digital
Digital

DAC /Digital to
Pengubah data digital jadi signal analog
Analog

Ocsilator Penghasil pulsa / gelombang

Antenna

Antenna 1
Pemancar dan penerima sinyal
Antenna 2

Dipole Antenna Gabungan dari antena

Gerbang Logika / Digital

14
Gerbang NOT Output kebalikan input

Gerbang AND Output 0 jika salah satu input 0

Gerbang NAND Output 1 jika salah satu input 0

Gerbang OR Output 1 jika salah satu input 1

Gerbang NOR Output 0 jika salah satu input 1

Gerbang EX-OR Output 0 jika input sama

D Flip Flop Penyimpan data

Multiplexer 2 to 1
Menyeleksi data input yang dikirim ke output
Multiplexer 4 to 1

D-Multiplexer 1 to
Menyeleksi data input untuk dikirim ke output
4

2.4 Keselamatan Kerja pada Instalasi Listrik


Dalam pemasangan instalasi listrik, biasanya rawan terhadap terjadinya
kecelakaan. Kecelakaan bisa timbul akibat adanya sentuh langsung dengan
penghantar beraliran arus atau kesalahan dalam prosedur pemasangan
instalasi. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan
bahaya listrik serta tindakan keselamatan kerja. Bebrapa penyebab terjadinya
kecelakaan listrik diantaranya :

1. Kabel atau hantaran pada instalasi listrik terbuka dan apabila tersentuh
akanmenimbulkan bahaya kejut.

15
2. Jaringan dengan hantaran telanjang.
3. Peralatan listrik yang rusak.
4. Kebocoran lsitrik pada peralatan listrik dengan rangka dari logam, apabila
terjadi kebocoran arus dapat menimbulkan tegangan pada rangka atau
body.
5. Peralatan atau hubungan listrik yang dibiarkan terbuka.
6. Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya
sehingga dapat menimbulkan bahaya kebakaran .
7. Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan
kontak tusuk lebih dari satu (bertumpuk).

16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
a. Kertas F4
b. Pulpen
c. Penggaris
d. Pensil
e. Penghapus

3.2 Langkah Percobaan


1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Buatlah tabel yang dengan judul kolom : nomor, gambar, dan keterangan
3. Isilah kolom gambar pada tabel tersebut dengan gambar alat-alat, bahan-
bahan, serta simbol-simbol yang digunakan pada instalasi listrik
4. Lengkapilah kolom keterangan dengan deskripsi dari alat-alat, bahan-
bahan, serta simbol-simbol instalasi listrik yang telah digambar tadi.

17
BAB 4
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis Data


Mengapa sebagai ahli dalam bidang listrik kita perlu mengetahui alat-alat,
bahan-bahan, serta simbol-simbol dalam instalasi listrik?
 Sebab pengetahuan akan alat-alat, bahan-bahan, serta simbol-simbol
dalam instalasi listrik menjadi hal yang mendasar dan penting, kurangnya
pengetahuan akan hal-hal tersebut akan mengakibatkan tidak bisanya
melakukan instalasi listrik dengan baik, bahkan akan mengakibatkan
kecelakaan kerja. Selain itu simbol dalam instalasi listrik diperlukan
ketika menggambar sebuah sistem rangkaian listrik. Dengan
menggunakan simbol-simbol tersebut, skema rangkaian akan mudah
dibuat dan mudah dipahami sehingga proses perakitan pun akan lebih
mudah.

4.2 Kesimpulan
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa mengenal dan memahami alat-
alat, bahan-bahan serta simbol-simbol instalasi listrik sangatlah
diperlukan karena hal tersebut merupakan modal utama dalam bekerja di
bidang listrik, jika instalator tidak memahami hal tersebut kemungkinan
kecelakaan dalam bekerja akan terjadi.

4.3 Pertanyaan
1. Mengapa sebagai seorang ahli dalam bidang listrik kita perlu mengetahui
simbol-simbol yang digunakan dalam instalasi listrik?
 Sebab simbol yang digunakan dalam instalasi listrik diperlukan ketika
menggambar sebuah sistem rangkaian listrik. Dengan menggunakan
simbol-simbol tersebut, skema rangkaian akan mudah dibuat dan
mudah dipahami sehingga proses perakitan pun akan lebih mudah.

18
Seorang ahli dalam bidang listrikakan membaca skema rangkaian
listrik sebelum proses pemasangan. Disamping itu penerapan simbol
listrik dapat membantu penelusuran (trouble shooting) ketika
perbaikan (service dan maintenance) diperlukan.
2. Seberapa pentingkah pengetahuan tentang alat-alat, bahan-bahan, serta
simbol-simbol dalam instalasi listrik?
 Pengetahuan akan alat-alat listrik, bahan-bahan, serta simbol-simbol
menjadi hal dasar yang harus dikuasai dalam instalasi listrik. Hal ini
sangat penting dalam instalasi listrik sebab jika tidak mengetahui
tentang alat-alat, bahan-bahan, dan simbol-simbol tentu tidak akan
bisa mengerjakan instalasi listrik, selain itu ketidaktahuan akan
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja.
3. Sebutkan langkah-langkah keselamatan kerja yang berhubungan dengan
instalasi listrik!
 Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu
bekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik.
 Memasang / memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi
listrik yang mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi).
 Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi
listrik yang dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik..
 Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam
kondisi terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus
segera diperbaiki dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan
bahanisolator.
 Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau
instalasi listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat
listrik.
 Menyesuaikan ukuran dan kualitas kabel listrik yang dipergunakan
disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Sebutkan standar keselamatan alat dan bahan yang digunakan pada
instalasi listrik!
5. Sebutkan hubungan luas penampang kabel dengan daya!

19
6. Sebutkan jenis stopkontak dan MCB berdasarkan ampere-nya!

DAFTAR PUSTAKA
[1] No name. 2017. “Keselamatan Kerja Listrik, K3 Dalam Instalasi Listrik”.
https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/keselamatan-kerja-listrik-k3-dalam-
instalasi-listrik
[2] No name. 2013. “Fitting Lampu”. http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.
com /2013/04/fitting-laampu. html#.W5cRTM4zbIU
[3] No name. 2015. “Pengertian dan Fungsi MCB (Mini Circuit Breaker)
Listrik”. http://instlalasilistrik.blogspot.com/2014/11/pengertian-dan-fungsi-
mcb-mini-circuit_11.html
[4] Nizbah, Faizal. 2013. “Komponen-komponen Instalasi Listrik”.
http://faizalnizbah.blogspot.com/2013/08/komponen-komponen-instalasi-
listrik.html
[5] Setiawan, Andi. 2013. “Kabel Listrik”. http://kabellistrikindonesia.
blogspot.com/2013/05/kabel-listrik-indonesia-banyak- sekali.html
[6] No name. 2008. “Bahan Instalasi Listrik”.
http://technoku.blogspot.com/2008/11/bahan-instalasi-listrik.html
[7] No name. 2017. “Simbol Listrik (PUIL 2000) Lengkap”.
https://tekniklistrikku.blogspot.com/2017/10/simbol-simbol-listrik-
lengkap.html

20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan dunia teknologi dan industri, maka
peningkatan ketrampilan dan pengetahuan tentang penyambungan sangatlah
diperlukan sebagai bekal mahasiswa untuk terjun di dunia kerja. Di dalam
dunia kerja sangatlah beranekaragam proses penyambungan, misal
penyambungan kabel yang merupakan dasar dari pembelajaran instalasi
listrik. Seiring dengan masalah tersebut maka perlu diadakannya praktikum
tentang bagaiman cara dan jenis-jenis sambungan pada instalasi listrik.
Diharapkan dengan adanya praktikum sambungan kabel ini akan dapat
mempersiapkan mahasiswa untuk terjun kedunia kerja dalam bidang
industri maupun dalam bidang pendidikan.

1.2 Batasan Masalah


Dapat menyambungdan mengetahui fungsi sambungan kabel.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa saja jenis-jenis kabel dalam rangkaian listrik?
2 Apa fungsi macam-macam sambungan kabel ?
3 Bagaimana cara menyambung kabel dengan benar?

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengupas kabel NYA dengan benar.
2. Mahasiswa diharap memiliki bekal instalasi listrik di saat di
lapangan
3. Mahasiswa dapat membuat berbagai macam sambungankabel
dengan benar.

21
4. Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari berbagai macam
sambungan kabel.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Dapat membuat sambungan kabel berdasarkan jenis-jenisnya
dengan benar.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis


Mahasiswa mampu mengetahui fungsi, jenis, dan cara untuk
menyambung kabel rangkaian listrik.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa mampu membuat berbagai macam sambungan
kabel dengan baik dan benar.

22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kabel

Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel
listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau
thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun
aluminium. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA
(kemampuan hantar arus) yang dimilikinya, sebab parameter hantaran listrik
ditentukan dalam satuan ampere. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh
luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik, adapun
ketentuan mengenai KHA kabel listrik diatur dalam spesifikasi SPLN.
Sedangkan tegangan listrik dinyatakan dalam volt, besar daya yang diterima
dinyatakan dalam satuan watt, yang merupakan perkalian dari ampere × volt
= watt. Pada tegangan 220 volt dan KHA 10 ampere, sebuah kabel listrik
dapat menyalurkan daya sebesar 220V × 10A = 2200 W
Kabel listrik berdasarkan tegangannya terdiri beberapa kategori, antara lain:
1. Kabel listrik Tegangan Rendah
2. Kabel listrik Tegangan Menengah
3. Kabel listrik Tegangan Tinggi

Gambar 2.1 Kabel Listrik


(https://news.ralali.com/mengetahui-kabel-listrik-yang-bagus-untuk-rumah/)

2.2 Tang Kombinasi

23
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel.
Di tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur.
Rahang tajam sebagai pemotong kawat dan kabel. Kelemahannya, jika celah
antar rahang berkarat akan berakibat macet.

Gambar 2.2 Tang Kombinasi


(Sumber: https://harga-jual.com/combiation-pliers-tang-kombinasi-yang-
kuat-dan-tahan-terhadap-karat/)
2.3 Tang Potong
Tang pemotong (cutting pliers) : Kedua bagian kepala atas dan
bawah (rahang) tajam. Tang ini cocok untuk memotong kawat dan kabel.
Funsi tang pemotong adalah untuk memotong kawat, kabel plastik, dan fiber
tipis. Bahannya dari besi chrome vanadium. Gagangnya dilapis plastik.
Kelemahan tang potong adalah tidak mampu memotong ukuran bidang yang
besar atau tebal.

Gambar 2.3 Tang Potong


(Sumber: https://www.monotaro.id/corp_id/p101000360.html)
2.4 Tang Cucut
Bentuk Tang Cucut mirip ikan cucut: moncong pipih, panjang, dan
berbentuk gergaji. Sebab itu, tang ini dikenal sebagai “tang cucut”. Fungsi
Tang Cucut adalah sebagai penjepit kawat atau kabel. Namun Anda dapat
memanfaatkan bagian dalam rahang yang tajam sebagai pemotong kabel.

24
Gambar 2.4 Tang Cucut
(Sumber:http://dayad17.blogspot.com/2014/03/jenis-jenis-tang-dan-
kegunaannya.html)
2.5 Bulatan Mata Itik
Sebenarnya bulatan mata itik bukan sambungan melainkan sebuah
bentuk yang di buat khusus untuk menempatkan sekrup ataupun baut agar
kabel melekat sempurna pada komponen, memang sepeleh namun ini
penting untuk pemasangan kabel pada fiting, kotak-kontak, dan saklar. Cara
pembuatanya dapat di kerjakan menggunakan tang pembulat, tapi untuk
membuat bulat usahakan searah jarum jam karena jika ke arah kiri /
berlawanan arah jarum jam, nanti ketika melakukan pemasangan, bentuk
bulat pada kawat akan berubah (melar) dan malah tambah menyulitkan
pemasangan

Gambar 2.5 Mata Itik


(https://www.kelistrikanku.com/2017/01/macam-sambungan-
kabel.html)

2.6 Sambungan Ekor Babi


Sambungan ini adalah sambungan yang paling sering digunakan pada
instalasi rumah, karena cara penyambungannya yang sedrhana dan tidak
terlalu sulit. Namun membutuhkan ketelitian agar tidak terjadi konsleting.
Teknik penyambungan yaitu, dengan cara mengupas kabel sepanjang 2
sampai 3 cm dari masing-masing kabel, lalu jepit kabel pada kedua pangkal
kupasan.

25
Gambar 2.6 Sambungan Ekor babi
(https://cara-pasang-instalasi-listrik-
rumah.blogspot.com/2014/01/sambungan-kabel-tunggal-untuk-
instalasi.html)
2.7 Sambungan puntir
Sambungan ini biasanya digunakan untuk penambahan kabel atau
pemanjangan kabel dengan tujuan penghematan atau pun keperluan yang
lain, sambungan puntir terdiri dari dua macam yaitu sambungaan puntir Bell
hangers dan sambungan puntir Western union.
a. Sambungan bell hangers
Teknik penyambungan yaitu dengan cara mengupas kabel agak panjang
lalu benkokan kabel sekitar 1,5 cm dari pangkal kupasan kabel sehingga
membentuk huruf L kemudian kaitkan kedua kawat pada bengkokan tadi
dan puntir kawat ke arah berlawanan lakukan sampai selesai.
b. Sambungan Western union
Teknik penyambungannya yaitu dengan cara mengupas kabel agak
panjang sekitar 5 sampai 7 cm lalu jepit kabel pada pangkal kupasan
namun agak tengah lalu tempellkan kabel satunya lagi sekitar 2 cm dari
ujung kawat lalu puntir kabel se arah jarum jam hingga ujung kabel
terpuntir lalu puntir kabel yang belum terpuntir dengan cara menjepit
kawat yang telah di ikat, dan puntir searah jarum jam lakukan sampai
selesi. jika msih bingung lihat gambar di bawah.

Gambar 2.7 Sambungan Puntir


(https://dianeagle.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-sambungan-kabel-dan-
teknik.html)
2.8 Sambungan Bolak-balik

26
Sambungan ini sebenarnya masih termasuk ke dalam golongan
sambungan puntir dengan menyambungakan dua kabel namun
menghasilkan sambungan yang kuat dan tahan rentang, namun jika kabel
yang ingin di sambung lebih besar maka gunakan sambungan britania
ataupun sambugan scarf karena lebih mudah untuk di puntir menggunakan
tangan. Teknik penyambungan yaitu dengan cara mengupas kabel dua buah
yang pertama mengupasnya sepanjang 3 cm dan yang lain 5 sampai 7 cm
letakan dua buah kabel yang siap untuk di sambung kemudian tekuk bagian
kabel yang lebih panjang menjadi sejajar dengn kabel yang lain, puntir
kabel tersebut searah jarum jam, lalu bengkokan kabel yang lebih panjang
180° ke arah yang berbeda dengan kabel satunya dan puntir kembali kabel
yang tersisa pada nadi kabel yang di bengkokan tadi.

Gambar 2.8 Sambungan Bolak-balik


(https://dianeagle.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-sambungan-kabel-dan-
teknik.html)
2.9 Sambungan Bercabang
Dalam instalasi rumah tangga terdapat sambungan, baik sambungan
yang lurus dan bercabang. namun sambungan ini biasanya di gunakan
untuk keperluan penting, seperti penghematan bahan ataupun yang lain,
menurut saya sambungan ini cukup unik karena teknik penyambungannya
tak perlu memutus kabel utama, melainkan cuman menambah kabel yang
lain(seperti tanaman benalu).
a. Sambungan datar (single plan joint)
teknik untuk menyambung kabel menggunakan jenis ini yaitu dengan
cara. Mengupas kabel utama sesuai dengan yang di inginkan lalu
kupaslah kabel yang ingin di tempel/sambungkan tempelkan kawat
pada kabel utama lalu puntirlah searah jaum jam lalukan sampai rapi..
b. Sambungan datar (knotted tab Joint)
Sambungn ini sebenarnya sama dengan single pla joint namun memiliki
ikatan simpul agar ikatan pada kawat lebih kuat.

27
Gambar 2.9 Sambungan Bercabang
(https://dianeagle.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-sambungan-kabel-dan-
teknik.html)
BAB II
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Tang Kombinasi
b. Tang Cucut
c. Tang Potong
d. Kabel NYA
3.2 Langkah Percobaan I
1. Sambungan Mata Itik :
a) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b) Pertama-tama, potong dan kupas ujung kabel sesuai ukuran dengan
menggunakan tang kombinasi.
c) Puntir kabel hingga tampak sedikit mengupas, tarik kulit kabel
perlahan-lahan, sehingga dapat terpisah antara kulit kabel dan
tembaga.
d) Bentuk bulatan lonjong seperti mata pancingmenggunakan tang
cucut, sesuai dengan diameter baut/skrup yang akan digunakan.
2. Sambungan Ekor Babi (Pig Tail) :
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan tang kombinasi.
c. Satukan dua buah kabel yang ujungnya sudah terkupas kemudian
putar dengan tang kombinasi secara rapi dan kuat.
d. Rapikan kembali hasil sambungan dengan memotong kelebihan
kabel.

28
e. Selanjutnya ujung yang sudah rapi ditutup dengan menggunakan
lasdop.
3. Sambungan Puntir :
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan tang kombinasi.
c. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian
puntir menggunakan tang kombinasi dengan arah yang berlawanan
ke kiri dan ke kanan secara kuat agar hasilnya rapi dan tidak
longgar.
d. Setelah sambungan selesai barulah kemudian diberi isolasi.
4. Sambungan Bolak-balik :
a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 15 cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan tang pengupas.
c. Tempelkan jadi satu bagian-bagian kabel yang terkupas kemudian
puntir menggunakan tang kombinasi dengan arah yang berlawanan
ke kiri dan ke kanan secara kuat.
d. Rapikan hasil sambungan dengan memotong kelebihan kabel.
e. Setelah sambungan selesai barulah kemudian diberi isolasi seal
tape.
5. Sambungan Bercabang :
a. Kupas masing-masing kabel NYA sepanjang 5 cm dari salah satu
ujungnya dengan menggunakan tang pengupas.
b. Satukan dua bagian kabel yang sudah terkupas, kemudian puntir
dan lilit menggunakan tang kombinasi. Hasil penyambungan
biasanya membentuk huruf T atau membentuk tanda
silang/cross(+). Rapikan hasil sambungan dengan memotong
kelebihan kabel sesuai dengan kebutuhan.
c. Terakhir, tutup hasil sambungan dengan seal tape agar tidak terjadi
hubungan singkat atau membahayakan orang lain.

29
BAB IV
ANALISI DAN KESIMPULAN

4.1 Analisi
Seberapa penting kita harus mempelajari sambungan kabel? dan
dimanakah sambungan kabel di aplikasikan dalam instalasi listrik?
Mempelajari sambungan kabel sangatlah penting hal ini
dikarenakan materi sambungan kabel merupakan dasar dari instalasi listrik,
selain itu sambungan kabel inipun memiliki fungsi atau berguna dalam
proses perangkaian instalasi listrik. Sambungan kabel biasanya di
aplikasikan dalam instalasi listrik rumah, misalnya sambungan bulatan mata
itik diaplikasikan untuk menempatkan sekrup ataupun baut agar kabel
melekat sempurna pada komponen, sambungan ini untuk pemasangan kabel
pada fiting, dan saklar.
4.2 Soal Pertanyaan
1. Sambungan apa yang sering di gunakan dalam pemasangan instalasi
listrik ?
Jawab : Sambungan bulatan mata itik, ekor babi (pig tile), puntir,
bolak-balik, bercabang
2. Mengapa kita perlu memperhatikan dalam melakukan sambungan
instalasi listrik ?
Jawab : Karena jika sambungan kabel yang kita buat kurang
sempurna bentuknya maka akan menyebabkan timbulnya percikan api
atau konsleting
3. Hal hal apa saja yang harus kita perhatikan dalam melakukan
sambungan kabel?

30
Jawab : ketelitian dalam membuat bentuk sambungan dan buat
sambungan kabel serapi mungkin.
4. Apakah dampak dalam pemasangan instalasi listrik jika tidak
melakukan dengan baik dan benar? Jelaskan
Jawab : Terjadi Konsleting listring dan menimbulkan kebakaran
atau percikan api.
5. Apa keuntungan kita mempelajari sambungan kabel?
Jawab : Dengan mempelajari sambungan kabel akan memudahkan
kita dalam proses pemasang instalasi listrik rumah karena sambungan
kabel atau pemanjangan kabel digunakan untuk memenuhi kebutuhan
komponen-komponen yang dipasang.
4.3. Kesimpulan
Simpulkanlah dari hasil pratikum kali ini yaitu dalam proses
perangkaian instalasi listrik terutama instalasi rumah, diperlukan sambungan
kabel atau pemanjangan kabel untuk memenuhi kebutuhan komponen.
Adapun jenis sambungan kabel terdidri dari sambungan bulatan mata itik,
ekor babi (pig tile), puntir, bolak-balik, bercabang. Proses pembuatan
sambunganpun juga harus diperhatikan karena akan berdampak fatal apabila
kita melakukan kesalahan dalam proses penyambungan.

31
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Rahmad, rahardian. 2015. “Jenis-jenis Sambungan Kabel dan Teknik


Menyambungnya”.https://dianeagle.blogspot.com/2015/12/jenis-jenis-sam
bungan-kabel-dan-teknik.html
Diakses pada : 15 september 2018
[2] No name. “Kabel Listrik”. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik
Diakses pada : 15 September 2018

32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Bangunan gedung baik untuk rumah tinggal, kantor, sekolahan yang
dilengkapi sarana pendukung listrik dalam membangun agar dapat berfungsi
dan dihuni dengan baik, nyaman serta memenuhi keselamatan memerlukan
perencanaan gambar instalasi listrik yang cermat dengan mengacu pada
aturan-aturan yang ditetapkan dalam dunia teknik listrik. Gambar instalasi
listrik memegang peranan yang sangat vital dan menentukan dalam suatu
perencanaan instalasi, karena hanya dengan bantuan gambar suatu pekerjaan
pemasangan instalasi dapat dilaksanakan.

Adakalanya listrik dirumah kita mengalami gangguan akibat dimakan


usia ataupun kualitas kabel instalasi yang buruk, namun sebagian besar
orang takut dengan listrik hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan
tentang listrik. Oleh karena itu diadakan praktikum oleh mahasiswa untuk
mempelajari dan memahami sistem instalasi listrik yang baik dan benar
mengenai cara menentukan fasa dan nol.

1.2 BatasanMasalah
Dapat memahami tentang fasa dan nol serta, memahami pengertian,
kegunaan isolator, memahami pengertian dan kegunaan tespen dan kabel
N.Y.A.

1.3 RumusanMasalah

33
1. Apa pengertian tegangan fasa dan nol ?
2. Apa pengertian dan kegunaan dari tespen dan kabel N.Y.A?
2. Mengapa pada saat tubuh diberitegangan listrik tidak dirasakan adanya
setrum ?
3. Apa saja kegunaanisolator ?
4. Apa perbedaan fasa, nol dan ground ?
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu membedakan tegangan fasa dan nol dengan
menggunakan test pen.
2. Mahasiswa mampu menganalisa mengapa pada saat tubuh diberi
tegangan listrik tidak dirasakan adanya setrum apabila bagian
tubuh tubuh tidak menyentuh lantai.
3. Mahasiswa mampu menerapkan dan mengetahui jenis-jenis
isolator listrik.
4. Mahasiswa mampu mengatahui fungsi grounding tester.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu membedakan fasa dan nol menggunakan
tespen.
2. Mahasiswa mampu menganalisa pada saat tubuh diberi
teganganan listrik dirasakan adanya setrum apabila tubuh tidak
menyentuh lantai.
3. Mahasiswa dapat mengetahui langkah pengoperasian grounding
tester.

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa dapat membedakan tegangan fasa, nol dan ground.
2. Mahasiswa dapat menganalisa mengapa pada saat tubuh diberi
tegangan listrik tidak dirasakan adanya setrum.
3. Mahasiswa dapat memahami tentang kabel N.Y.A dan kegunaan
tespen

34
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa mampu membedakan dan memahami antara fasa,
nol dan grounddengan menggunkan tespen.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fasa, Nol dan Grond


Pada ilmu listrik satu fasa, kita sering mendengar istilah kabel fasa,
netral, dan ground. Untuk kabel fasa sudah jelas yaitu kabel yang
mengandung tegangan. Ciri utama dari kabel fasa adalah ketika ditestpen
akan menyala. Sedangkan untuk kabel netral atau nol dan ground masih
banyak orang bingung sehingga mengganggap sama antara netral dan
ground. Fasa memiliki aliran listrik, jadi bila bersentuhan dengan kilit maka
kita akan kena strum/kesetrum.
Fasa berawal dari jala-jala PLN yang tersambung dari tiang-tiang listrik
lalu menuju rumah kita. sebelum dipakai, fasa akan melewati KWH atau
meteran, lalu menuju MCB untuk selanjutnya disebar ke stopkontak, saklar,
lampu dll. Kabel ini selalu beriringan dengan kabel negatif. Untuk
memastikan suatu kabel fasa adalah dengan mencobanya dengan tespen,
tespen akan menyala pada kabel ini. Selain itu kita dapat menyusuri jalur
kabel langsung, fasa akan melewati MCB sebelum disebar ke stopkontak
atau saklar.
Kabel netral adalah kabel bermuatan listrik rendah(mendekati nol) dan
dipakai sebagai acuan. Seperti kita ketahui, agar terjadi aliran arus listrik
maka harus ada beda potensial. Untuk itu, apabila kita hanya menggunakan
kabel fasa masuk dalam komponen listrik, misalnya lampu, maka lampu
tidak akan menyala. Apabila kita tambahkan kabel netral maka akan terjadi

35
beda potensial antara kabel fasa dan netral yang melewati lampu tadi
sehingga lampu menyala. Ciri dari kabel ini adalah apabila ditestpen maka
testpen tidak menyala.
Kabel ground berfungsi sebagai proteksi apabila terjadi kebocoran arus.
Kebocoran arus adalah apabila isolasi kabel atau perangkat elektronik rusak,
maka arus listrik bisa mengalir di konduktor yang bersentuhan dengannya.
Misal ada kabel kulkas yang mengelupas, akan berbahaya jika kabel yang
terkelupas ini menempel di body kulkas yang terbuat dari besi/alumunium
karena menyebabkan body kulkas memiliki arus listrik dan bisa
menimbulkan sengatan listrik apabila terpegang. Sesuai namanya, kabel
ground adalah kabel yang terhubung ke tanah/bumi yang akan membuang
arus bocor tadi ke tanah. Karena berfungsi sebagai proteksi, arus listrik tetap
bisa mengalir hanya dengan kabel fasa dan netral. Pada pengukuran listrik
antara fasa dengan netral dan fasa dengan ground akan diperoleh hasil yang
hampir sama. Akan tetapi, kabel netral dan ground adalah suatu yang
berbeda jika kita menggunakan kabel fase dan ground dalam instalasi bisa
dikatakan kita membuang listrik karena langsung disalurkan ke tanah. Pada
sisi pembangkit listrik, kabel netral pada akhirnya juga ditanahkan(di-
ground-kan), tetapi kabel ground tetap diperlukan sebagai proteksi agar arus
bocor segera terbuang dan tidak membahayakan

Gambar 2.1 Fasa, Netral (nol) dan Ground


(https://panduanteknisi.com/mengenal-listrik-fasa-netral-dan-ground.html)
2.2 Isolator Listrik
Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit menghantarkan
listrik. Bahan isolatormemiliki sedikit sekali electron bebas karena elektron
valensinya terikat kuat pada atom-atomnya.Akibatnya akan sulit sekali
terjadi arus listrik pada sebuah bahan isolator, karena sebuah bahan
dikatakan dialiri arus ketika ada electron yang berpindah dari satu sisi kesisi

36
yang lain.Bahan yang tergolong isolator adalah kaca,ebonite, marmer, karet,
plastik, sutera, parafin, udara kering, porselin, dan sirlak. Isolator yang
sempurna adalah hampa udara (vakum)
Contoh manfaat benda isolator dalam kehidupan sehari-hari adalah
untuk mengangkat wajan atau panci kita membutuhkan kain untuk
memegang gagang wajan/ panci agar tidak panas.Susuk atau solet ujungnya
terbuat dari plastik agar tidak terasa panas ketika sedang digunakan.
Pengangan solder terbuat dari plastik atau karet agar tidak membahayakan
kulit karena solder sangat panas. Fungsi utama isolator adalah untuk
menyekat/ megisolasi penghantar dengan tanah dan antara penghantar dan
penghantar. untuk memikul beban mekanis yang disebabkan oleh berat
penghantar tetap (tidak berubah) dan untuk menjaga jarak antara penghantar
tetap.

Gambar 2.2 Isolator


(https://www.mise.id/productdetail/8951)
2.3 Kabel N.Y.A

Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga.


Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti
tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel
udara.Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam.Kabel
tipe ini umum dipergunakan di perumahan karena harganya yang relatif
murah.Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan
air dan mudah digigit tikus.Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus
dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup.Sehingga tidak
mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas
tidak tersentuh langsung oleh orang.

37
Gambar 2.3 Kabel N.Y.A
(http://www.shanpowercable.com/sale-9405207-bvv-electrical-cable-wire-
with-pure-copper-or-cca-conductor-300-500v-rated-voltage.html)

2.4 Tespen
Tespen atau Test Pen merupakan salah satu alat yang paling sering
digunakan oleh para Teknisi Listrik dalam melakukan
pekerjaannya.Bentuknya yang relatif kecil dan mirip seperti sebuah Pena
membuatnya sangat mudah untuk dibawa kemana-mana.Ujung Test Pen
yang yang berbentuk “Minus” dapat dijadikan sebagai Obeng untuk
melonggarkan atau mengetatkan sekrup (screw).Jadi Test Pen pada dasarnya
adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau mengecek
apakah sebuah penghantar listrik memiliki tegangan listrik atau
tidak.Penghantar listrik yang dimaksud disini dapat berupa Kabel listrik,
Kawat listrik maupun Stop Kontak listrik.
Berbeda dengan Multimeter, Test Pen tidak dapat digunakan untuk
mengukur seberapa tingginya suatu Tegangan Listrik di sumber penghantar
listrik tersebut, Test Pen hanya dapat digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya aliran listrik di suatu penghantar listrik dengan sebuah Indikator
lampu. Jika terdapat listrik di Stop Kontak atau Kabel listrik, maka lampu
Indikator akan menyala, jika tidak ada aliran listrik maka lampu Indikator
tidak akan menyala.

Gambar 2.4 Tespen

(https://teknikelektronika.com/pengertian-tespen-test-pen-dan-cara-
menggunakan-test-pen/)

38
2.5 Grounding Tester

Grounding Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari


grounding, Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum
dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik.Untuk
mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan
penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan
dalam pembacaan hasil pengukurannya.Grounding Tester Analog untuk
mengatasi permasalahan tersebut,maka dirancanglah suatu alat ukur tahanan
tanah digital yang memiliki kemudahan dalam pembacaan nilai tahanan
yang diukur. Alat ukur ini penampilnya menggunakan digital pada segmen-
segmen, sehingga dengan mudah menyimpan data-data yang terukur.
Perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang
elektroda yang ditanahkan yaitu elektroda E (Grounding), elektroda P
(Potensial) dan elektroda C (Curren). Tujuan penggunaan tiga batang
elektroda tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tahanan dapat
mengalirkan arus listrik. Alat ukur tahanan tanah ini terdiri dari beberapa
blok diagram rangkaian, antara lain rangkaian osilator,rangkaian tegangan
input, rangkaian arus input, mikrokontroler dan rangkaian penampil.
Sebelum hasil pengukuran di tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian
mikrokontroler. Keuntungan dengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu
keluaran dari rangkaian input ini sebelum masuk ke LCD bisa diatur.
Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini dapat mengukur
tahanan tanah dengan teliti dan akurat. Hadil pengukuran tahanan tanah juga
bergantung pada kondisi tanah itu sendiri. Pengukuran tahanan tanah
dilakukan dengan membandingkan alat ukur rakitan dengan alat ukur yang
sudah ada dengan merek Kyoritsu Grounding Tester Digital. Selisih nilai
pengukuran antara alat ukur rakitan dengan alat ukur yang sudah ada adalah
sebesar 0,31 ohm.

39
Gambar 2.5 Grounding Tester
(https://www.tokopedia.com/buana01/kyoritsu-4105a4105a-h-earth-
grounding-tester)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Test pen
2. Sumber tegangan PLN (stop kontak)
3. Tang kombinasi
4. Kabel NYA
5. Grounding Tester
3.2 Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Tentukan fasa dan ground pada sumber tegangan dengan menggunakan
testpen, jika pada saat dimasukkan pada salah satu lubang stop kontak
test pen menyala maka bagian tersebut adalah fasa, sedangkan bagian
yang dimasukkankan test pen namun tidak menyala maka bagian
tersebut adalah ground.
3. Pasang ujung kabel NYA yang sudah dikupas pada bagian positif stop
kontak.
4. Siapkan bahan isolator (kardus) sebagai alas bagi tubuh sebelum
memulai memegang kabel yang sudah dikupas.
5. Pegang ujung kabel NYA yang sudah dikupas serta sudah terhubung
dengan stop kontak. Jangan sampai badan memegang lantai, menempel
tembok, atau bersentuhan dengan orang lain.

40
6. Tempelkan test pen pada bagian tubuh, misalnya tangan atau kaki. Jika
tespen menyala, maka fasa sudah dapat ditentukan.

BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisa Data

Mengapa tubuh tidak tersengat listrik saat tubuh kita tidak


menyentuh ground atau tanah ? Mengapa hal itu bias terjadi? Karena
terdapat isolator yang menjadi penghalang arus listrik antara tubuh
dengan ground, hal ini bisa terjadi karena isolator tidak bisa
menghantarkan listrik sehingga tubuh tidak tersengat listrik.

Bagaimana cara mengoperasikan grounding tester? Grounding


tester dilengkapi dengan 3 buah kabel ukur, kabel berwarna merah,
kuning, dan hijau. Mula-mula hubungkan kabel warna merah ke lubang
konektor berwarna merah dan ujung satunya dihubungkan dengan tongkat
besi dan ditancapkan ke bumi atau tanah usahakan kabel terbentang lurus,
hubungkan kabel warna kuning ke lubang konektor berwarna kuning dan
ujung satunya dihubungkan dengan tongkat besi dan ditancapkan ke bumi
atau tanah dengan arah yang berlawanan dengan kabel yang lainnya dan
usahakan kabel terbentang lurus, hubungkan kabel warna hijau ke lubang
konektor berwarna hijau dan ujung satunya dihubungkan dengan ke kabel
penghantar pada titik grounding atau pentanahan yang sudah dipasang,
setelah itu putar selektor pada alat ukur lalu tekan tombol tes terdapat 3
selktor 100 ohm, 10 ohm, dan 1 ohm. Grounding yang baik yaitu nilai dari
hasil pengukuran di bawah 0,5 semakin mendekati 0 maka semakin bagus.

41
4.2 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum hari ini adalahuntuk


memastikan suatu kabel fasa adalah dengan mencobanya dengan tespen,
tespen akan menyala pada kabel ini. Agar terjadi aliran arus listrik maka
harus ada beda potensial. Untuk itu, apabila kita hanya menggunakan
kabel fasa masuk dalam komponen listrik, misalnya lampu, maka lampu
tidak akan menyala. Apabila kita tambahkan kabel netral maka akan
terjadi beda potensial antara kabel fasa dan netral yang melewati lampu
tadi sehingga lampu menyala.Tubuh tidak akan tersengat listrik jika tubuh
tidak menempel pada tanah atau ground dan dengan menggunakan bahan
isolator sebagai pembatas antara tubuh dengan tanah. Selain itu untuk
mengukur tahanan tanah kiata bisa menggunakan alat uku grounding tester
karena lat ini memiliki ketelitian dan keakuratan hasil pengukuran yang
bagus, tujuan dari pentanhan sendiri yaitu untuk melindungi instalasi
listrik itu sendiri dari kebocoran arus atau sambaran petir

4.3. Soal Pertanyaan


1. Mengapa saat test pen di hubungkan pada fasa PLN dan kita
menyentuh tanah/ ground menyala sedangkan jika tidak menyentuh
tanah tidak menyala? Jelaskan
Jawab : karena jika kita menyentuh tanah arus yang ada di fasa
tersalurkan langsung ke tanah atau dibuang ke tanah oleh karena itu
tespen menyala, dan jika kita tidak menyentuh tana arus yang ada di
fasa tidak tersalurkan karena ada isolator yang menghambat oleh
karena itu tespen tidak menyala

2. Seberapa penting sebuah isolator dalam sambungan kabel? Jelaskan


Jawab : Isolator listrik adalah bahan yang tidak bisa atau sulit
menghantarkan listrik. Isolator berfungsi sebagi pelindung tubuh
dari sengatan arus listrik saat menyambung kabel.

42
3. Bagaimana usaha kalian sebagai seorang teknisi instalasi listrik jika
harus melakukan sambungan atau perbaikan instalasi listrik dalam
keadaan terdapat tegangan?
Jawab : Dengan menggunakan pengaman alas berupa bahan
isolator kering dan setiap melepas isolator pada pelindung kabel
fasa tembaganya diberi solatip jika akan menghubungkan dengan
kabel baru, begitu juga dengan kabel nolnya.

4. Apa itu grounding tester dan bagaimana prinsip kerjanya?

Jawab : Grounding Tester adalah alat untuk mengukur nilai


resistansi dari grounding, Besarnya tahanan tanah sangat penting
untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem
pengaman dalam instalasi listrik. Grounding tester berfungsi untuk
mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area. Perancangan alat
ukur tahanan tanah digital ini menggunakan tiga batang elektroda
yang ditanahkan yaitu elektroda E (Grounding), elektroda P
(Potensial) dan elektroda C (Curren). Sebelum hasil pengukuran di
tampilkan ke LCD, data diolah dirangkaian mikrokontroler.
Keuntungan dengan manggunakan mikrokontuler ini yaitu
keluaran dari rangkaian input ini sebelum masuk ke LCD bisa
diatur. Sehingga, perancangan alat ukur tahanan tanah digital ini
dapat mengukur tahanan tanah dengan teliti dan akurat.

4.4 Tugas

Carilah SOP yang benar dalam pemasangan dan perawatan


instalasi listrik

43
DAFTAR PUSTAKA

[1] Keretalistrik dot com, 2016, Perbedaan Antara Fasa, Nol dan Ground,
http://www.keretalistrik.com/2016/05/perbedaan-antara-netral-dan-
ground.html Diakses pada : 22 September 2018
[2] Engineer Nusantara, 2015, Pengertian Isolator,
http://engineernusantara.blogspot. co.id/2015/04/pengertian-isolator.html.
Diakses pada : 22 September 2018
[3] Dickson Kho, 2017, Pengertian Tespen,
http://teknikelektronika.com/pengertian-tespen-test-pen-dan-cara-
menggunakan-test-pen/ Diakses pada : 22 September 2018
[4] Pamula, 2013, Mengenal Jenis-Jenis Kabel Listrik NYA dan NYM,
http://pamularmx.blogspot.co.id/2013/05/mengenal-jenis-kabel-listrik-nya-
nym.html
Diakses pada : 22 September 2018
[5] Bactrack Arman, 2014, Earth Tester,
https://armanbacktrak5.wordpress.com/2014/ 08/30/earth-tester/ Diakses
Pada : 22 September 2018

44
LAMPIRAN

Grounding Tester

Tongkat Besi

45
Kabel Grounding

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata saklar. Saklar
atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu komponen atau
perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran
listrik. Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Switch ini
merupakan salah satu komponen atau alat listrik yang paling sering
digunakan. Hampir semua peralatan Elektronika dan Listrik memerlukan
Saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat listrik yang digunakan.
Saklarpun sering kita jumpai dirumah kiita ataupun di kosan  kita saat
ini. Saklar merupakan salah satu komponen listrik yang berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan arus listrik, terutama pada rangkaian yang
dihubungkan dengan hambatan berupa lampu. Adapun jenis–jenis saklar itu
sendiri yaitu saklar tunggal, saklar ganda dan reversing switch. Pada
pemasangan lampu juga dikenal suatu komponen yang bernama fitting, fitting
juga dibutuhkan karena fungsinya sebagai penghubung antara lampu dengan
kawat-kawat hantaran.

46
1.2 Batasan Masalah
Dapat memahami fungsi dan prinsip kerja rangakain saklar, lampu dan
fitting dalm kehidupan sehari-hari.

1.3 Rumusan Masalah


5. Sebutkan jenis-jenis saklar, lampu dan fitting beserta fungsinya ?
6. Sebutkan jenis-jenis fitting yang digunakan pada instalasi listrik ?
7. Jelaskan cara kerja dari jenis-jenis saklar, lampu dan fitting ?

1.4 Tujuan
Berdasarkan tujuanya dibagi menjadi 2 :

1.1 Tujuan Umum


a. Mahasiswa mampu membuat rangkaian dengan satu sakelar dan
satu lampu.
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja rangkaian satu sakelar
dan satu lampu.
c. Mahasiswa mampu memahami fungsi, cara kerja, dan bebagai jenis
sakelar.
d. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rangkaian dengan
menggunakan panel.
1.2 Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu membuat rangkaian satu saklar dan satu


lampu dengan rapi dan benar.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara merangkai rangkaian satu saklar
satu lampu secara teoritis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis, cara kerja serta fungsi
saklar secara teoritis.
1.5.2 Manfaat Praktis

47
Mahasiswa dapat mengaplikasikan rangkaian satu saklar satu
lampu pada panel serta mampu menerapkan ilmu instalasi listrik di
lapangan dengan benar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan
dan menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu
alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik
(arus listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan
arus listrik lemah. Yang membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus
listrik lemah adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk alat peralatan
elektronika arus lemah, demikian pula sebaliknya, semakin besar saklar yang
digunakan jika aliran listrik semakin kuat. Secara sederhana, saklar terdiri
dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian, dan bisa
terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off)
dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar
supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan
oksida biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek
korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti
korosi dan anti karat.

48
Gambar 2.1 Macam-macam Saklar
(http://www.dien-elcom.com/2012/08/fungsi-saklar-dan-macam-macam-
saklar.html )
2.2 Lampu
Dop atau dikenal juga dengan bola lampu adalah jenis lampu yang
pertama kali dikenal. Asal mula dari semua jenis lampu. Seiring dengan
berkembangnya jaman, sekarang sudah ada macam-macam lampu sesuai
dengan fungsi dan kegunaan masing-masing. Lampu dop ini sudah jarang
digunakan di kota besar karena kurang terang dan boros. Namun masih sering
dijumpai di kota kecil dan desa-desa.
Lampu ini menggunakan fitting E27 (penjelasan mengenai macam-
macam fitting akan dibahas di posting lain dan fitting E27 adalah fitting yang
paling umum) dan dapat dipakai dengan menggunakan dimmer. Meskipun
sekarang juda sudah tersedia lampu hemat energi yang bisa dipakai dengan
dimmer, penggunaan lampu dop ini lebih disukai karena harganya yang lebih
ekonomis.
Dop umumnya dibagi menjadi 2 macam warna yaitu clear (bening)
dengan frosted (putih susu). Tersedia mulai dari 5 watt sampai dengan 100
watt. 1 dos berisi 100 pcs. Merk tertentu bisa menyediakan produk dop
sampai dengan 200 watt. Best seller dari produk ini adalah dop 5, 10, 15 dan
25 watt clear. Ada juga dop 5 watt yang tersedia dalam warna clear, frosted,
merah, hijau, kuning, biru dan hijau. 1 dos berisi 100 pcs. Warna yang
termasuk best seller adalah warna clear.

49
Gambar 2.2 Lampu Dop
(http://jagalan.blogspot.co.id/2011/03/group-lampu-dop.html)

2.3 Fitting
Fitting adalah suatu alat listrik untuk menghubungi lampu dengan
kawat-kawat kabel (wire) pada jaringan listrik secara aman. Dengan
menggunakan fitting peralatan listrik kita seperti lampu akan lebih aman bila
digunakan dan menjadi rapi. Berikut ini akan diberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai manfaat dan jenis fitting. Ada banyak macam jenis fitting,
berdasarkan pemakaiannya ada beberapa jenis yaitu :
1. Fitting Tempel
Fitting Tempel atau sering disebut fitting plafon dikarenakan
pemakaiannya ditempel diatas plafon. Fitting tempel ada banyak jenisnya
dan beragam merk, antara lain fitting hias tempel Hawai (ada berbagai
jenis variasi model), fitting tempel hitam broco, fitting segi broco dan
masih banyak lagi.
2. Fitting Gantung
Dinamakan fitting gantung dikarenakan pemakaiannya digantung.
Fitting gantung ini ada banyak jenisnya seperti fitting gantung rocia, fitting
gantung itami, fitting gantung broco dan masih banyak lagi.
3. Fitting Kombinasi
Dinamakan fitting kombinasi karena  fitting ini terdiri dari
kombinasi fitting dan ada stopkontaknya, fitting ini biasa disebut dengan
fitting "T", jadi dapat digunakan untuk dua jaringan.
4. Fitting Besi
Fitting besi terbuat dari besi, biasa digunakan untuk lampu-lampu
jalan dan biasanya menggunakan kap lampu untuk penerangan jalan.
 Manfaat-manfaat Fitting antara lain: 
1. Pertama, Fitting bermanfaat sebagai alat listrik yang fungsinya sebagai
dudukan lampu seperti lampu pijar, neon, TL, downlight dan jenis lampu
lainnya.

50
2. Kedua, fitting bermanfaat sebagai alat untuk mendistribusikan arus listrik
dari rangkaian instalasi listrik ke lampu, lampu pijar, neon, TL, downlight,
dan jenis lampu- lampu lainnya.
3. Ketiga, fitting merupakan alat untuk menghubungkan lampu dengan
jaringan listrik secara aman. Untuk menyambung penghantar dengan
kontak fitting, harus diperhatikan bahwa kontak sebelah dalam fitting
dihubungkan dengan penghantar fasa, sedangkan kontak sebelah luar
fitting yang berulir dihubungkan dengan penghantar nol dari jaringan
listrik.

Gambar 2.3 Fitting


(http://pengusahaalatlistrik.blogspot.co.id/2014/07/manfaat-dan-jenis-
fitting.html)
2.4 Relay AC
Relay AC adalah komponen elektronik yang terdiri dari dua bagian
utama yaitu elektromagnet atau coil dan mekanikal. Relay menggunakan
prinsip elektromagnetik sebagai penggerak kontak saklar sehingga dengan
arus listrik yang kecil dapat menghantarkan listrik bertegangan tinggi.
Sebuah relay memiliki coil atau lilitan kawat yang berfungsi apabila lilitan
tersebut di aliri tegangan kerja atau Power, akan berubah menjadi magnet
untuk menarik tuas agar menempel pada coil. Tuas yang mulanya terhubung
dengan terminal output NC atau Normally Close akan pindah ke terminal
output Normally open atau NO. Dan ketika tidak ada Power maka suat akan
kembali ke posisi awal karena menggunakan pelat yang memiliki kelenturan
baik yang dapat menjangkau antara kedua jarak terminal. Oleh karena itu
relay memiliki rumah yang dapat melindungi gangguan dari luar terhadap

51
sistem kerjanya. Relay dengan kapasitas besar biasanya di kemas
menggunakan pelindung transparan sehingga memungkinkan kita untuk
mengetahui bagaimana sistem mekanik di dalamnya bekerja. Jika tegangan
yang dialirkan berada di antara kondisi keduanya, maka akan terdengar
bunyi pada saat perpindahan tuasnya.

Gambar 2.4 AC Relay


(Sumber: https://www.jaycar.com.au/240v-ac-panel-mount-relay/p/SY4044)
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


1. Papan relay
2. Saklar tunggal
3. Lampu dop
4. Fitting lampu
5. Test pen
6. Obeng
7. Tang kombinasi
8. Kabel NYA
9. Avometer
10. Relay
11. Panel

3.2 Langkah Kerja :


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Menyambungkan sakelar pada bagian fasa fitting dengan menggunakan
kabel NYA.

52
3. Bagian nol fitting sambung dengan kabel.
4. Memasang lampu dop pada fitting.
5. Menggunakan avometer untuk memeriksa apakah rangkaian sudah benar
tersambung.
6. Menyambungkan dengan sumber tegangan, bila sakelar ON maka lampu
dop akan menyala, sebaliknya bila sakelar OFF maka lampu dop akan
mati.
7. Mengaplikasikan dalam panel dengan menggunakan push button panel,
lampu indikator dan relay.

3.3 Gambar Rangkaian

3.4 Penjelasan Rangkaian


Ketika MCB dalam keadaan ON dan sakelar yang pertama ditekan
menjadi keadaan ON maka akan ada arus yang mengalir dari fasa ke MCB
lalu berlanjut ke sakelar dan lampu akan menyala karena disambungkan
dengan fasa dan nol. Namun ketika sakelar ditekan lagi maka arus listrik
akan terputus lampu mati.

53
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

2.5 Analisis Percobaan


Ketika dalam instalasi listrik tidak dapat bekerja dengan baik. Saklar
sudah di tekan ON namun lampu tidak dapat menyala, maka cara untuk
mengetahui kerusakannya yaitu dengan cara mengecek apakah sambungan
listrik ada yang putus atau tidak kemudian, cek pemasangan kabel apakah
sudah benar atau tidak selanjutnya gunakan multimeter pada selektor buzzer
untuk mengetahui kabel terhubung satu sama lain atau tidak setelah itu
nyalakan listriknya kemudian cek dengan tespen tiap kabel apakah ada arus
listrik yang masuk atau tidak ke rangkaian, yang terakhir cek sambungan
lampu apakah sudah terhubung dengan fasa dan nol apa belum, jika sudah
terhubung dan semua rangakaian telah benar maka ceklah lampunya apakah
masih berfungsi atau tidak.
4.2 Pertanyaan dan Jawaban

a. Kerusakan apa saja yang sering terjadi dalam instalasi listrik sederhana ?
Jawab :
1. MCB tidak dapat naik / ON

54
2. Apabila salah satu alat rumah di hidupkan, Lampu menjadi
redup

3. Ada MCB naik/ON, 1 jam, 2 jam, atau lebih. MCB tiba-tiba


turun dan berulang-ulang ketika MCB dinaikkan kembali

4. Lampu DOP tidak berfungsi atau filamen putus

b. Bagaimana tindakan anda ketika menemui kerusakan kerusakan pada


instalasi listrik, jelaskan tahapan-tahapanya
Jawab :
1. Gunakan alas kaki yang kering sebagai isolator
2. Cek apakah sambungan listrik ada yang putus atau tidak
3. Cek pemasangan kabel, apakah sudah benar
4. Cek pemasangan kabel pada relay apakah kaki relay sudah
tersambung dengan benar
5. Gunakan multimeter pada selektor buzzer untuk mengetahui
kabel terhubung satu sama lain atau tidak
6. Nyalakan listriknya kemudian cek dengan tespen tiap kabel
apakah ada arus listrik yang masuk atau tidak ke rangkaian

4.2 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
dalam pemasangan 1 saklar 1 lampu yang menggunakan relay diperlukan
ketelitian karena kalau salah dalam pemasangan maka rangkaian tidak akan
berjalan dan lampu tidak menyala, selain itu ketelitian dalam menghubungkan
kaki yang ada di relay sangat diperlukan karena rangkaian tidak akan bekerja
jika pemasangan salah. Oleh karena itu sebelum menyambungkan dengan
sumber, sebaiknya cek terlebih dahulu rangkaian menggunakan mutimeter
pada selektor buzzer agar lebih mudah. Untuk memudahkan perangkaian
instalasi bisa digunakan sketsa gambar instalasi untuk membantu dalam
perangkaian.

55
DAFTAR PUSTAKA

[1] Moh Duro. 2012. “fungsi saklar dan macam-macam saklar”.


http://www.dien-elcom.com/2012/08/fungsi-saklar-dan-macam-macam-
saklar.html
Diakses pada : 28 September 2018
[2] Purchase Charismah. 2014. “manfaat dan jenis fitting”.
http://pengusahaalatlistrik.blogspot.co.id/2014/07/manfaat-dan-jenis-
fitting.html
Diakses pada : 28 September 2018
[3] Jagalan. 2011. “lampu dop”. http://jagalan.blogspot.co.id/2011/03/group-
lampu-dop.html
Diakses pada : 28 September 2018
[4] Royen Abi. 2017. “AC Relay dan Jenis Kelompoknya”. http://abi-
blog.com/ac-relay-dan-jenis-kelompoknya/amp/.html

56
LAMPIRAN

Rangkaian Fasa dan Ground

Rangkaian pada Tombol dan


Lampu Indikator

57
Rangkaian pada Relay AC dan
MCB

BAB I
PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata saklar. Saklar
atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu komponen atau
perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran
listrik. Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Switch ini
merupakan salah satu komponen atau alat listrik yang paling sering
digunakan. Hampir semua peralatan Elektronika dan Listrik memerlukan
Saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat listrik yang digunakan.
Saklarpun sering kita jumpai dirumah kiita ataupun di kosan  kita saat
ini. Saklar merupakan salah satu komponen listrik yang berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan arus listrik, terutama pada rangkaian yang
dihubungkan dengan hambatan berupa lampu. Adapun jenis–jenis saklar itu
sendiri yaitu saklar tunggal, saklar ganda dan reversing switch. Pada
pemasangan lampu juga dikenal suatu komponen yang bernama fitting, fitting

58
juga dibutuhkan karena fungsinya sebagai penghubung antara lampu dengan
kawat-kawat hantaran.

1.6 Batasan Masalah


Dapat memahami fungsi dan prinsip kerja rangakain saklar, lampu dan
fitting dalm kehidupan sehari-hari.
1.7 Rumusan Masalah
1. Sebutkan jenis-jenis saklar, lampu dan fitting beserta fungsinya ?
2. Sebutkan jenis-jenis fitting yang digunakan pada instalasi listrik ?
2. Jelaskan cara kerja dari jenis-jenis saklar, lampu dan fitting ?
1.8 Tujuan
Berdasarkan tujuanya dibagi menjadi 2 :
1.3 Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu membuat rangkaian dengan dua sakelar dan dua
lampu.
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja rangkaian dua sakelar
dan dua lampu.
c. Mahasiswa mampu memahami fungsi, cara kerja, dan bebagai jenis
sakelar.
d. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rangkaian dengan
menggunakan panel.
e. Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu Instalasi listrik di
lapangan.
f. Mahasiswa mampu melakukan perbaikan instalasi listrik sederhana
sampai lanjut.
1.4 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu membuat rangkaian dua saklar dan dua lampu
dengan rapi dan benar.
1.5 Manfaat
1.5.2 Manfaat Teoritis
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara merangkai rangkaian satu saklar
satu lampu secara teoritis.

59
4. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis, cara kerja serta fungsi
saklar secara teoritis.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat mengaplikasikan rangkaian satu saklar satu lampu
pada panel serta mampu menerapkan ilmu instalasi listrik di lapangan
dengan benar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.2 Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan
dan menghubungkan aliran listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah suatu
alat yang dapat atau berfungsi menghubungkan atau pemutus aliran listrik (arus
listrik) baik itu pada jaringan arus listrik kuat maupun pada jaringan arus listrik
lemah. Yang membedakan saklar arus listrik kuat dan saklar arus listrik lemah
adalah bentuknya kecil jika dipakai untuk alat peralatan elektronika arus lemah,
demikian pula sebaliknya, semakin besar saklar yang digunakan jika aliran listrik
semakin kuat. Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang
menempel pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak
sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam
yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering tidak

60
bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam kontaknya harus
disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat.

Gambar 2.1 Saklar

2.2 Lampu
Dop atau dikenal juga dengan bola lampu adalah jenis lampu yang
pertama kali dikenal. Asal mula dari semua jenis lampu. Seiring dengan
berkembangnya jaman, sekarang sudah ada macam-macam lampu sesuai
dengan fungsi dan kegunaan masing-masing. Lampu dop ini sudah jarang
digunakan di kota besar karena kurang terang dan boros. Namun masih sering
dijumpai di kota kecil dan desa-desa.
Lampu ini menggunakan fitting E27 (penjelasan mengenai macam-
macam fitting akan dibahas di posting lain dan fitting E27 adalah fitting yang
paling umum) dan dapat dipakai dengan menggunakan dimmer. Meskipun
sekarang juda sudah tersedia lampu hemat energi yang bisa dipakai dengan
dimmer, penggunaan lampu dop ini lebih disukai karena harganya yang lebih
ekonomis.
Dop umumnya dibagi menjadi 2 macam warna yaitu clear (bening)
dengan frosted (putih susu). Tersedia mulai dari 5 watt sampai dengan 100
watt. 1 dos berisi 100 pcs. Merk tertentu bisa menyediakan produk dop
sampai dengan 200 watt. Best seller dari produk ini adalah dop 5, 10, 15 dan
25 watt clear. Ada juga dop 5 watt yang tersedia dalam warna clear, frosted,
merah, hijau, kuning, biru dan hijau. 1 dos berisi 100 pcs. Warna yang
termasuk best seller adalah warna clear.

61
Gambar 2.2 Lampu Dop

2.3 Fitting
Fitting adalah suatu alat listrik untuk menghubungi lampu dengan
kawat-kawat kabel (wire) pada jaringan listrik secara aman. Dengan
menggunakan fitting peralatan listrik kita seperti lampu akan lebih aman bila
digunakan dan menjadi rapi. Berikut ini akan diberikan penjelasan lebih
lanjut mengenai manfaat dan jenis fitting. Ada banyak macam jenis fitting,
berdasarkan pemakaiannya ada beberapa jenis yaitu :
1. Fitting Tempel
Fitting Tempel atau sering disebut fitting plafon dikarenakan
pemakaiannya ditempel diatas plafon. Fitting tempel ada banyak jenisnya
dan beragam merk, antara lain fitting hias tempel Hawai (ada berbagai
jenis variasi model), fitting tempel hitam broco, fitting segi broco dan
masih banyak lagi.
2. Fitting Gantung
Dinamakan fitting gantung dikarenakan pemakaiannya digantung.
Fitting gantung ini ada banyak jenisnya seperti fitting gantung rocia, fitting
gantung itami, fitting gantung broco dan masih banyak lagi.
3. Fitting Kombinasi
Dinamakan fitting kombinasi karena  fitting ini terdiri dari
kombinasi fitting dan ada stopkontaknya, fitting ini biasa disebut dengan
fitting "T", jadi dapat digunakan untuk dua jaringan.
3. Fitting Besi
Fitting besi terbuat dari besi, biasa digunakan untuk lampu-lampu
jalan dan biasanya menggunakan kap lampu untuk penerangan jalan.

Manfaat-manfaat Fitting antara lain: 


1. Pertama, Fitting bermanfaat sebagai alat listrik yang fungsinya sebagai
dudukan lampu seperti lampu pijar, neon, TL, downlight dan jenis lampu
lainnya.

62
2. Kedua, fitting bermanfaat sebagai alat untuk mendistribusikan arus listrik
dari rangkaian instalasi listrik ke lampu, lampu pijar, neon, TL, downlight,
dan jenis lampu- lampu lainnya.
3. Ketiga, fitting merupakan alat untuk menghubungkan lampu dengan
jaringan listrik secara aman. Untuk menyambung penghantar dengan
kontak fitting, harus diperhatikan bahwa kontak sebelah dalam fitting
dihubungkan dengan penghantar fasa, sedangkan kontak sebelah luar
fitting yang berulir dihubungkan dengan penghantar nol dari jaringan
listrik.

Gambar 2.3 Fitting


2.4 Stop Kontak

Stop kontak adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai


tempat/terminal untuk mendapatkan arus/tegangan listrik yang diperlukan
untuk kebutuhan peralatan listrik atau alat-alat rumah tangga seperti:
pesawat TV, radio, kulkas, kipas angin, setrika listrik, dan lain-lain.

Gambar 2.5 Stop Kontak

63
BAB III
METODE PENELITIAN

3.3 Alat dan Bahan


1. Sakelar
2. Stop kontak
3. Lampu dop
4. Fitting
5. Test pen
6. Tang
7. Kabel
8. Avometer
9. Isolasi
10. Papan relay
11. Panel

3.4 Langkah Percobaan


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.

64
2. Kupas kabel fasa dan nol dengan menggunakan tang kombinasi.
3. Sambungkan sakelar, lampu, dan stop kontak dengan menggunakan kabel.
4. Kabel disambung dengan cara dililitkan dengan menggunakan tang.
5. Jika rangkaian sudah tersambung, uji sambungan tersebut dengan
menggunakan avometer.
6. Jika ada arus masuk dan rangkaian sudah benar maka lampu akan
menyala.
7. Aplikasikan ragkaian dengan pushbutton panel, lampu indikator panel, dan
relay.

3.5 Gambar Rangkaian

Gambar 3.1 Gambar Rangkaian

3.4 Penjelasan Rangkaian


Ketika MCB dalam keadaan ON dan sakelar yang pertama ditekan
menjadi keadaan ON maka akan ada arus yang mengalir dari fasa ke MCB
lalu berlanjut ke sakelar dan lampu pertama akan menyala karena
disambungkan dengan fasa dan nol. Ketika saklar yang kedua ditekan maka
lampuyang kedua menyala. Apabila kedua saklar ditekan untuk pertama

65
kalinya maka kedua lampu akan menyala. Namun ketika sakelar salah satu
ditekan lagi maka arus listrik akan terputus dan hanya salah satu lampu saja
yang mati tidak keduanya karena rangkaian tersebut disusun secara paralel
jadi saklar satu dan saklar lainnya tidak terhubung sehingga hanya salah satu
lampu saja yang tidak mendapatkan fasa (hanya mendapatkan nol) apabila
hanya salah satu saklar yang ditekan. Tetapi apabila kedua saklar ditekan lagi
maka kedua lampu akan mati. Hal tersebut sesuai dengan fungsi saklar yaitu
memutus dan menyambung arus yang mengalir ke lampu.

BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

a. Analisis Percobaan
Ketika MCB dalam keadaan ON dan sakelar yang pertama ditekan
menjadi keadaan ON maka akan ada arus yang mengalir dari fasa ke MCB
lalu berlanjut ke sakelar dan lampu pertama akan menyala karena
disambungkan dengan fasa dan nol. Ketika saklar yang kedua ditekan maka
lampuyang kedua menyala. Apabila kedua saklar ditekan untuk pertama
kalinya maka kedua lampu akan menyala. Namun ketika sakelar salah satu
ditekan lagi maka arus listrik akan terputus dan hanya salah satu lampu saja
yang mati tidak keduanya karena rangkaian tersebut disusun secara paralel
jadi saklar satu dan saklar lainnya tidak terhubung sehingga hanya salah satu
lampu saja yang tidak mendapatkan fasa (hanya mendapatkan nol) apabila
hanya salah satu saklar yang ditekan. Tetapi apabila kedua saklar ditekan lagi
maka kedua lampu akan mati. Hal tersebut sesuai dengan fungsi saklar yaitu
memutus dan menyambung arus yang mengalir ke lampu.
4.3 Pertanyaan dan Jawaban

66
Bagaimana tindakan anda ketika menemui kerusakan dalam instalasi listrik
sederhana sampai lanjut. Jelaskan
Jawaban :
7. Gunakan alas kaki yang kering sebagai isolator
8. Cek apakah sambungan listrik ada yang putus atau tidak
9. Cek pemasangan kabel, apakah sudah benar
10. Cek apakah kabel ada yang kendor atau tidak
11. Gunakan multimeter pada selektor buzzer untuk mengetahui
kabel terhubung satu sama lain atau tidak
12. Nyalakan listriknya kemudian cek dengan tespen tiap kabel
apakah ada arus listrik yang masuk atau tidak ke rangkaian
4.2 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
dalam pemasangan 2 saklar 2 lampu diperlukan ketelitian karena kalau salah
dalam pemasangan maka rangkaian tidak akan berjalan dan lampu tidak
menyala. Oleh karena itu sebelum menyambungkan dengan sumber,
sebaiknya cek terlebih dahulu rangkaian menggunakan mutimeter pada
selektor buzzer untuk mengetahui apakah rangkaian satu dan yang lainnya
tersambung atau tidak.

67
DAFTAR PUSTAKA

[1].Moh Duro. 2012. “fungsi saklar dan macam-macam saklar”.


http://www.dien-elcom.com/2012/08/fungsi-saklar-dan-macam-macam-
saklar.html
Diakses pada : 5 Oktober 2018
[2].Purchase Charismah. 2014. “manfaat dan jenis fitting”.
http://pengusahaalatlistrik.blogspot.co.id/2014/07/manfaat-dan-jenis-
fitting.html
Diakses pada : 5 Oktober 2018
[3].Jagalan. 2011. “lampu dop”. http://jagalan.blogspot.co.id/2011/03/group-
lampu-dop.html
Diakses pada : 5 Oktober 2018

68
LAMPIRAN

Rangkaian Fasa dan Ground

Rangkaian pada Tombol dan


Lampu Indikator

69
Rangkaian pada Relay AC dan
MCB

Rangkaian 2 saklar 2
Lampu

BAB I
PENDAHULUAN

1.9 Latar Belakang


Instalasi listrik mempelajari berbagai macam rangkaian listrik.
Rangkaian listrik dalam hal pemasangan lampu yang paling sederhana adalah
rangkaian satu saklar untuk satu lampu. Lampu yang digunakan juga ada
bermacam – macam, misalnya lampu dop dan lampu TL yang
sering kitaketahui dalam kehidupan sehari-hari. 
Lampu TL sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari,karena lampu
TL ini memiliki fungsi menghasilkan cahaya dan lampu ini pula lebih efisien
dibandingkanlampu pijar. Karena pada dasarnya kita sangat membutuhkan
penerangan disetiap watku, oleh karna itu karena lampu ini memiliki
nyala yang terang dan lebih efisien mengetahui cara emrangkainnya
sangat dibutuhkan.

70
1.10Batasan Masalah
Dapat memahami fungsi dan prinsip kerja rangakain lampu TL, trafo
ballast dan starter dalm kehidupan sehari-hari.

1.11 Rumusan Masalah


8. Jelaskan cara kerja dari lampu TL, trafo ballast dan starter ?
9. Apakah yang dimaksud dengan lampu TL, trafo ballast dan starter?

1.12Tujuan
Berdasarkan tujuanya dibagi menjadi 2 :

1.5 Tujuan Umum


2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang cara kerja dan fungsi dari
lampu TL, trafo ballast dan starter.
3. Mahasiswa memahami prinsip kerja Lampu TL.

1.6 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rangkaian dengan
menggunakan panel.
2. Mahasiswa mampu melakukan perbaikan instalasi listrik sederhana
sampai lanjut.
3. Mampu mengaplikasikan ilmu instalasi listrik di lapangan.

1.5 Manfaat
1.5.3 Manfaat Teoritis
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara merangkai rangkaian lampu TL
teoritis.
6. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis, cara kerja serta fungsi
lampu TL, trafo ballast dan starter secara teoritis.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat mengaplikasikan rangkaian lampu TL, trafo
ballast dan starter pada panel serta mampu menerapkan ilmu instalasi
listrik di lapangan dengan benar.

71
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Lampu TL
Lampu TL (Fluorescent Lamp) adalah lampu listrik yang
memanfaatkan gas NEON dan lapisan Fluorescent sebagai pemendar cahaya pada
saat dialiri arus listrik. Tabung lampu TL ini diisi oleh semacam gas yang pada
saat elektrodanya mendapat tegangan tinggi gas ini akan terionisasi sehingga
menyebabkan elektron-elektron pada gas tersebut bergerak dan memendarkan
lapisan fluorescent pada lapisan tabung lampu TL.
Prinsip Kerja Lampu TL (Fluorescent Lamp) yaitu ketika tegangan AC
220 volt di hubungkan ke satu set lampu TL maka tegangan diujung-ujung starter
sudah cukup utuk menyebabkan gas neon didalam tabung starter untuk panas
(terionisasi) sehingga menyebabkan starter yang kondisi normalnya adalah
normally open ini akan ‘closed’ sehingga gas neon di dalamnya dingin
(deionisasi) dan dalam kondisi starter ‘closed’ ini terdapat aliran arus yang

72
memanaskan filamen tabung lampu TL sehingga gas yang terdapat didalam
tabung lampu TL ini terionisasi.
Pada saat gas neon di dalam tabung starter sudah cukup dingin maka
bimetal di dalam tabung starter tersebut akan ‘open’ kembali sehingga ballast
akan menghasilkan spike tegangan tinggi yang akan menyebabkan terdapat
lompatan elektron dari kedua elektroda dan memendarkan
lapisan fluorescent pada tabung lampu TL tersebut.

Gambar 2.1 Lampu TL

2.2 Trafo Ballast


Ballast pada dasarnya merupakan kumparan hambat (choke coil) yang
berinti besi. Ballast pada lampu TL berfungsi:
a. Memberikan pemasangan awal pada elektroda guna menyediakan
elektron bebas dalam jumlah yang banyak
b. Memberikan gelombang potensial yang cukup besar untuk mengadakan
bunga api antara kedua elektrodanya
c. Mencagah terjadinya peningkatan arus bunga api yang melebihi batas
tertentu bagi setiap ukuran lampu.
Disamping itu ballast berfungsi untuk mengurangi pengaruh
perubahan gerakan sinar yang mengganggu (stroboscopic) dan mengurangi
kerugian sampingan (auxiliary losses). Oleh karena itu setiap lampu TL selalu
memiliki sebuah ballast yang direncanakan untuk daya, tegangan, dan
frekuensi yang disesuaikan dengan lampu TLnya masing-masing.

73
Gambar 2.2 Trafo Ballast

2.3 Starter
Starter pada lampu TL terdiri dari sebuah balon kaca kecil yang diisi
dengan gas mulia. Di dalam balon terdapat dua elektroda dwi logam sebagai
filamen. Jarak antara kedua elektroda tersebut diatur dengan jarak tertentu
sehingga starternya akan menyala pada tegangan 100-200 V. Starter berfungsi
sebagai saklar penunda waktu (time delay switch) yang dihubungkan pararel
dengan dua kaki lampu TL.
Bila lampu TL dihubungkan pada jaringan tegangan PLN, maka
dalam waktu singkat filamen starter terhubung (menyala) dan kemudian
memutuskannya lagi kalau lampu TL telah menyala dengan stabil. Pada saat
filamen terhubung, suatu arus besar akan mengalir dari jaringan listrik lewat
ballast, kemudian ke elektroda lampu, starter dan kawat elektroda lainnya,
untuk selanjutnya kembali menuju ke jaringan. Adanya arus ini akan
membuat elektroda-elektroda lampu berpijar dan mengeluarkan elektron-
elektron.
Sementara itu tegangan pada starter telah hilang, sehingga starternya
padam dan menjadi dingin. Kedua elektroda dwi logam dalam starter akan
lurus kembali dan memutuskan arus yang sedang mengalir. Karena adanya
pemutusan tiba-tiba ini, dalam ballast akan dibangkitkan suatu gaya gerak
listrik yang cukup tinggi. Tegangan kejut ini seri dengan tegangan jaringan.
Bila dibangkitkan pada saat yang tepat, tegangan pada kedua filamen lampu
TL akan cukup tinggi untuk menyalakan tabung dengan syarat filamen-
filamennya sudah cukup panas.
Pada siklus pertama tabung belum menyala maka peristiwa seperti
yang diuraikan diatas akan terulang, sampai tabung menyala. Setelah lampu
TL menyala, starternya akan pararel dengan lampu. Oleh karena tegangan
menyala lampu lebih rendah dari pada tegangan starter, maka starternya akan
tetap padam.

74
Untuk mengurangi cetusan-cetusan pada elektroda dwi logam dapat
dipasang sebuah kondensator kecil pararel dengan starter. Pemasangan
kondensator tersebut juga dapat memperbaiki pemutusan arus dalam starter
dan mengurangi timbulnya gangguan radio.

Ganbar 2.3 Starter

BAB III
METODE PENELITIAN

3.6 Alat dan Bahan


1. Cassing lampu
2. Trafo
3. Starter
4. Fitting
5. Tang
6. Test pen
7. Kabel NYA
8. Relay
9. Panel

3.7 Langkah Kerja


1. Siapkan alat dan bahan.

75
2. Sambungkan salah satu kabel stekker ke kabel yang ada pada casing lampu
dan yang lainnya pada trafo.
3. Sambungkan kabel trafo yang lain pada kabel yang ada pada casing lampu.
4. Sambungkan salah satu kabel dari PLN ke kabel yang menuju trafo, dan
yang lainnya ke fitting lampu. Pasang lampu pada fitting.
5. Aplikasikan rangkaian menggunakan pushbutton panel, lampu indikator
panel, dan relay.
6. Setelah colokan terhubung ke sumber tegangan, tekan sakelar ON sehingga
lampu menyala. Bila lampu tidak menyala cobalah untuk memutar starter
atau lampu TL sampai lampu menyala.

3.8 Gambar Rangkaian Lampu TL

Gambar 3.1 Rangkaian Lampu TL

76
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisis Percobaan


Ketika MCB on maka lampu indikator dalam keadaan stanby
karena coil tidak mendapatkan tegangan sehingga kontak tetap berada di NC
dan lampu indikator kuning menyala, apabila push on ditekan maka kontak
akan berpindah ke posisi NO sekaligus mengaktifkan rangkaian lampu TL.
Dalam rangkaian lampu TL dihubungkan dengan fasa, nol dan saklar. Fungsi
saklar disitu sebagai penghubung atau pemutus arus listrik. Apabila saklar on
maka lampu TL akan menyala dan apabila saklar off maka lampu akan mati.
Ketika tombol push off ditekan maka kontak akan berpindah ke posisi NC
karena coil tidak mendapatkan tegangan sehingga lampu indikator kuning
menyala dan memutus rangkaian lampu TL diluar panel.

4.4 Pertanyaan dan Jawaban

77
1. Apa yang membedakan lampu TL dengan lampu lampu biasanya ?
Jawaban :
Perbedaan lampu pijar dengan lampu TL adalah :
1. Lampu pijar memiliki filames sedangkan lampu TL tidak
Filamen ini terbuat dari kawat tungsten tipis yang digulung
menjadi spiral rangkap. Filamen inilah yang menyebabkan
lampu lampu pijar memancarkan cahaya sekaligus panas.
2. Lampu TL memiliki efisiensi tinggi dibanding lampu pijar
dalam mengubah energi listrik menjadi energi panas
3. Lampu TL mempunyai waktu hidup yang lebih lama
dibanding dengan lampu pijar
4. Harga lampu pijar lebih murah
Meskipun demikian, dengan panas yang dihasilkan, lampu
pijar banyak digunakan pada peternakan ayam sebagai
penghangat ruangan.
2. Mengapa lampu TL harus di berikan starter dalam menyalakanya lampu
TL ?
Jawaban : Starter pada lampu TL terdiri dari sebuah balon kaca kecil
yang diisi dengan gas mulia. Di dalam balon terdapat dua
elektroda dwi logam sebagai filamen. Jarak antara kedua
elektroda tersebut diatur dengan jarak tertentu sehingga
starternya akan menyala pada tegangan 100-200 V. Starter
berfungsi sebagai saklar penunda waktu (time delay switch)
yang dihubungkan pararel dengan dua kaki lampu TL.
Bila lampu TL dihubungkan pada jaringan tegangan PLN,
maka dalam waktu singkat filamen starter terhubung (menyala)
dan kemudian memutuskannya lagi kalau lampu TL telah
menyala dengan stabil. Pada saat filamen terhubung, suatu arus
besar akan mengalir dari jaringan listrik lewat ballast, kemudian
ke elektroda lampu, starter dan kawat elektroda lainnya, untuk
selanjutnya kembali menuju ke jaringan. Adanya arus ini akan

78
membuat elektroda-elektroda lampu berpijar dan mengeluarkan
elektron-elektron.
3. Apa fungsi dari traffo ballast tersebut ?

Jawaban :
1. Memberikan pemasangan awal pada elektroda guna
menyediakan elektron bebas dalam jumlah yang banyak
2. Memberikan gelombang potensial yang cukup besar untuk
mengadakan bunga api antara kedua elektrodanya
3. Mencagah terjadinya peningkatan arus bunga api yang
melebihi batas tertentu bagi setiap ukuran lampu.
4. Bagaimana tindakan anda ketika mengetahui lampu TL mengeluarkan
suara dengan saat di nyalakan ?

Jawaban : Tindakan yang dilakukan saat lampu TL mendengung


saat dinyalakan adalah dilakukan pengecekan asal bunyi pada
komponen lampu TL yang berada di dalamnya yaitu
pengecekan pada trafo ballast, neon, dan starternya. Jika salah
satu tersebut ditemukan dan ada yang berbunyi maka
sebaiknya segera melakukan perbaikan terlebih dahulu apabila
setelah diperbaiki masih tetap saja sebaiknya diganti dengan
yang baru.

4.2 Kesimpulan
Pada praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa
dalam pemasangan lampu TL diperlukan ketelitian karena kalau salah dalam
pemasangan maka rangkaian tidak akan berjalan dan lampu tidak menyala.
Oleh karena itu sebelum menyambungkan dengan sumber, sebaiknya cek
terlebih dahulu rangkaian menggunakan mutimeter pada selektor buzzer
untuk mengetahui apakah rangkaian satu dan yang lainnya tersambung atau
tidak.

79
DAFTAR PUSTAKA

[1].Caang Go, 2012, “Ballast dan Starter Lampu TL”,


http://www.elektronikabersama.web.id/2012/04/ballast-dan-starter-lampu-
tl.html
Diakses pada : 14 Oktober 2018
[2].No Name, 2012, “ Karakteristik dan Prinsip Kerja Lampu
TL”,http://elektronika-dasar.web.id/karakteristik-dan-prinsip-kerja-lampu-tl-
fluorescent-lamp/
Diakses pada : 14 Oktober 2018

80
LAMPIRAN

Rangkaian pada Box

81
Rangkaian pada lampu TL

BAB I
PENDAHULUAN

1.13 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata saklar.
Saklar atau lebih tepatnya adalah saklar listrik adalah suatu komponen atau
perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran
listrik. Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Switch ini
merupakan salah satu komponen atau alat listrik yang paling sering

82
digunakan. Hampir semua peralatan elektronika dan listrik memerlukan
saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat listrik yang digunakan.
Saklarpun sering kita jumpai dirumah kiita ataupun di kosan  kita saat
ini. Saklar merupakan salah satu komponen listrik yang berfungsi untuk
memutuskan dan menghubungkan arus listrik, terutama pada rangkaian yang
dihubungkan dengan hambatan berupa lampu. Adapun jenis–jenis saklar itu
sendiri yaitu saklar tunggal, saklar ganda dan reversing switch. Pada
pemasangan lampu juga dikenal suatu komponen yang bernama fitting, fitting
juga dibutuhkan karena fungsinya sebagai penghubung antara lampu dengan
kawat-kawat hantaran.

1.14Batasan Masalah
Dapat memahami fungsi dan prinsip kerja rangakain 2 lampu, 2 saklar,
1 stopkontak dalam kehidupan sehari-hari.

1.15 Rumusan Masalah


10. Jelaskan cara merangkai 2 lampu, 2 saklar, 1 stopkontak?
11. Bagaimana cara kerjai 2 lampu, 2 saklar, 1 stopkontak?

1.16Tujuan
Berdasarkan tujuanya dibagi menjadi 2 :

1.16.1 Tujuan Umum


a.. Mahasiswa mampu membuat sebuah rangkaian dengan 2 lampu, 1
sakelar, dan 1 stop kontak.
b. Mahasiswa memahami prinsip kerja juga fungsi dari masing-
masing komponen yang digunakan dalam praktikum ini.
c. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rangkaian dengan
menggunakan panel.
1.4.2 Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu membuat rangkaian dua saklar, dua lampu
dan satu stopkontak dengan rapi dan benar.

83
1.5 Manfaat
1.5.4 Manfaat Teoritis

7. Mahasiswa dapat mengetahui cara merangkai rangkaian rangkaian


dengan 2 lampu, 1 sakelar, dan 1 stop kontak.
8. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis, sakelar secara teoritis.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa dapat mengaplikasikan rangkaian rangkaian dengan 2
lampu, 1 sakelar, dan 1 stop kontak pada panel serta mampu
menerapkan ilmu instalasi listrik di lapangan dengan benar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sakelar
Sakelar merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik.Berdasarkan kegunaannya sakelar sangat banyak
macam dan pengetahuanjenisnya, misalnya sakelar penerangan, sakelar
tegangan tinggi, sakelar instalasi tenaga, sakelar elektronika dan banyak lagi
macamnya.Namun sebagai bahan untuk pekerjaan dalam bidang instalasi,

84
kita cukup mengenal bentuk sakelar yang biasa digunakan sehari-hari
dipasang dirumah-rumah atau tempat umum lainnya.
a. Sakelar Tunggal
Saklar tunggal yaitu saklar yang memiliki fungsi tunggal artinya hanya
dapat menyalakan dan memadamkan sebuah lampu.

Gambar 2.1 Saklar Tunggal


Sumber : (http://ngelistrik.com/2018/02/17/saklar-tunggal-dan-saklar-ganda-seri/)
b. Sakelar Berkutub Ganda
saklar berkutub ganda dilengkapi dengan empat titik hubung untuk
menghubungkan penghantar fasa dan nol. Sakelar ini dapat digunakan untuk
memutuskan dan menghubungkan fasa dan nol secara bersama-sama
sehingga memberikan faktor keamanan bagi pemakai.

Gambar 2.2 Saklar Kutub Ganda


Sumber : (http://ngelistrik.com/2018/02/17/saklar-tunggal-dan-saklar-ganda-seri/)
c. Sakelar Berkutub Tiga
sakelar berkutub tiga sakelar jenis ini memiliki enam titik hubung yang
berfungsi menghubungkan fasa ke beban.Pada umumnya sakelar ini
digunakan sebagai sakelar untuk saluran tiga fasa.

85
Gambar 6.3 Saklar Kutub Ganda Tiga
Sumber : (https://www.tokopedia.com/besidannelayan/saklar-tiga-kutub-tunggal-
pasangan-tertanan-panjang-9cm-lebar-9cm)
d. Sakelar Kelompok
Sakelar kelompok pemasangannya harus disesuaikan dengan kebutuhan
misalnya mematikan dan menghubungkan dua atau tiga buah lampu namun
lampu tersebut tidak dapat dinyalakan bersamaan.

Gambar 2.4 Saklar Kelompok


Sumber : (https://gurulistrikkeren.blogspot.com/2017/06/komponen-dan-fungsi-
alat-instalasi_11.html)
e. Sakelar Deret (seri)
sakelar deret seri yaitu sakelar yang dapat berfungsi ganda yaitu dapat
memutuskan dan menghubungkan sebuah lampu atau lebih secara
bergantian atau bersama-sama.

Gambar 2.5 Saklar Deret


Sumber : (http://blog.unnes.ac.id/riset/2015/10/16/instalasi-penerangan-saklar-
seri/)
f. Sakelar Tukar

86
sakelar tukar disebut juga sakelar hotel karena sakelar jenis ini banyak
digunakan dihotel-hotel.

Gambar 2.6 Saklar Tukar


Sumber : (https://akhdanazizan.com/rangkaian-instalasi-listrik-dengan-sakelar-
tukar/)

g. Sakelar Silang
Seandainya kita ingin melayani satu lampu atau golongan lampu yang
ada di dua tempat, maka kita gunakan sakelar silang.

Gambar 2.7 Saklar Silang


Sumber : (https://www.listrik-praktis.com/2016/02/instalasi-saklar-silang.html)

 Klasifikasi sakelar berdasarkan pemasangan :


a. Pemasangan diluar tembok atau out-blow.
b. Pemasangan didalam tembok atau in bow.

 Klasifikasi sakelar berdasarkan prinsip kerjanya :


a. Sakelar putar
b. Sakelar jungkit
c. Sakelar tekan
d. Sakelar tuas

87
11.3 Stop Kontak
Stop kontak adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai
tempat/terminal untuk mendapatkan arus/tegangan listrik yang diperlukan
untuk kebutuhan peralatan listrik atau alat-alat rumah tangga seperti:
pesawat TV, radio, kulkas, kipas angin, setrika listrik, dan lain-lain.

Gambar 2.8 Stop Kontak


Sumber : (https://www.jakmall.com/sailendra/philips-simply-socket-stop-
kontak#3673326872427)

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan:


1. Sakelar
2. Stop kontak
3. Lampu dop
4. Fitting
5. Test pen
6. Tang

88
7. Kabel
8. Avometer
9. Isolasi
10. Papan relay
11. Panel

3.2 Langkah Kerja:


a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Kupas kabel fasa dan nol dengan menggunakan tang kombinasi.
c. Sambungkan sakelar, lampu, dan stop kontak dengan menggunakan
kabel.
d. Kabel disambung dengan cara dililitkan dengan menggunakan tang.
e. Jika rangkaian sudah tersambung, uji sambungan tersebut dengan
menggunakan avometer.
f. Jika ada arus masuk dan rangkaian sudah benar maka lampu akan
menyala.
g. Aplikasikan ragkaian dengan pushbutton panel, lampu indikator panel,
dan relay.

3.3 Langkah Penyambungan:


a. Pertama-tama, sambungkan sakelar pada kabel power.
b. Kemudian sambungkan sakelar dengan bagian fasa pada fitting.
Siapkan dua buah fitting untuk dua buah lampu.
c. Bagian nol fitting disambungkan dengan stop kontak dan kabel power.
d. Bagian lain dari stop kontak juga disambungkan dengan kabel power.
e. Pasang lampu dop pada fitting.
f. Uji dengan menggunakan avometer.

89
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN
4.1 Analisis
Hal yang harus diperhatikan saat membuat rangkaian 2 saklar 2 lampu 1
stopkontak adalah penyambungan kabelnya, kita harus memastikan bahwa
sambungan kabel yang terpasang dalam panel telahbenar. Jika sudah
terpasang dengan benar sambungan kabel menuju saklar, lampu, dan
stopkontak juga harus dicek apakah sudah terpasang dengan benar sesa
dengan gambar rangkaian. Kerusakan yang biasanya terjadi seperti

90
sambungan kabel yang terlepas atau tidak terpasang dengan benar, isolator
kabel mengelupas, saklar rusak, dan lampu rusak.

4.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum rangkaian 2 lampu 2 sakelar 1 stopkontak
adalah rangkaian 2 lampu 2 sakelar 1 stopkontakdapat kita aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Serta dalam membuat rangkaian
tersebutharustelitidanbenar dalammemasangataumenyabung antara kabel satu
dengan lainnya, karena jika salah satu kabel saja tidak terhubung, maka
lampu tidak akan menyala.

4.3 Pertanyaan
Bagaimana tindakan anda ketika menemui kerusakan dalam instalasi
listrik sederhana sampai lanjut. Jelaskan!
 Melakukan pembenahan instalasi kabel yang terpasang:
1. Menghindari penggantian MCB (Mini Circuit Breaker) yang berada di
KWH meter milik PLN. Apabila terjadi kerusakan pada MCB(Mini
Circuit Breaker) yang berada di KWH meter, hubungi pihak penyedia
tenaga listrik (pihak PLN) untuk segera dilakukan pemeriksaan.
2. Menggunakan peralatan listrik yang berkualitas baik dan memenuhi
standartdi Indonesia.
3. Menggunakan peralatan listrik sesuai fungsi dan kapasitas peralatan
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Suhinar, 2016, “instalasi Listrik Saklar Silang”, https://www.listrik-


praktis.com/2016/02/instalasi-saklar-silang.html
Diakses pada : 28 Oktober 2018
[2] Akhdan Abu, 2014, “ Instalasi Sakelar Tukar ”,
https://akhdanazizan.com/rangkaian-instalasi-listrik-dengan-sakelar-tukar/
Diakses pada : 28 Oktober 2018

91
[3] No Name, 2015, “ Instalasi Penerangan Sakelar Seri ”,
http://blog.unnes.ac.id/riset/2015/10/16/instalasi-penerangan-saklar-seri/
Diakses pada : 28 Oktober 2018

LAMPIRAN

92
Rangkaian Fasa dan Ground

Rangkaian pada Tombol dan


Lampu Indikator

Rangkaian pada Relay AC dan


MCB

Rangkaian 2 saklar 2
Lampu 1 Stop Kontak

BAB I

PENDAHULUAN

93
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menggunakan listrik,
termasuk kita membutuhkan lampu pula. Dalam praktikum kali ini mahasiswa
diajarkan bagaimana cara membuat rangkaian 3 lampu dan 3 saklar. Karena
pada dasarnya dalam kehidupan kita membutuhkan berbagai macam jenis
rangkaian lampu, agar nantinya dapat bermanfaat saat kita beranjak dalam
dunia kerja.
Dalam pemasangan instalasi listrik penerangan, diperlukan beberapa
komponen instalasi penerangan. Dimana komponen-konponen tersebut dapat
mempermudah penggunaan tenaga listrik serta tidak memhayakan bagi
manusia maupun istalasi itu sendiri. Namun komponen-komponen tersebut
juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku dalam
penerangan.

1.2 Batasan Masalah


1. Dapat merangkai 3 saklar dan 3 lampu.
2. Dapat memahami prinsip kerja serta fungsi dari masing-masing
komponen.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa fungsi dari masing-masing komponen yang digunakan dalam
rangkaian 3 saklar dan 3 lampu?
2. Bagaimana prinsip kerja dari rangkaian 3 lampu dan 3 saklar?
3. Bagaimana cara merangkai rangkaian 3 lampu dan 3 saklar?

1.4 Tujuan
1. Mahasiswa mampu merangkai rangkaian 3 lampu dan 3 saklar.
2. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja komponen yang digunakan
rangkaian 3 lampu dan 3 saklar.
3. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari komponen yang digunakan
untuk merangkaia rangkaian 3 lampu dan 3 saklar.

94
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Mahasiswa mampu memahami prinsip kerja komponenyangdigunakan
dalam rangkaian.
2. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari komponen yang digunakan
dalam rangkaian.
1.5.2 Manfaat Praktis
Mahasiswa mampu merangkaian rangkaian 3 lampu dan 3 saklar dengan
benar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sakelar

95
Sakelar merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan dan
memutuskan arus listrik. Berdasarkan kegunaannya sakelar sangat banyak
macam dan jenisnya, misalnya sakelar penerangan, sakelar tegangan tinggi,
sakelar instalasi tenaga, sakelar elektronika dan banyak lagi macamnya.
Namun sebagai bahan pengetahuan untuk pekerjaan dalam bidang instalasi,
kita cukup mengenal bentuk sakelar yang biasa digunakan sehari-hari
dipasang dirumah-rumah atau tempat umum lainnya.
2.1.1 Sakelar Tunggal
Berfungsi tunggal artinya hanya dapat menyalakan dan memadamkan
sebuah lampu.

Gambar 2.1 Saklar Tunggal


2.1.2 Sakelar Berkutub Ganda
Dilengkapi dengan empat titik hubung untuk menghubungkan
penghantar fasa dan nol. Sakelar ini dapat digunakan untuk
memutuskan dan menghubungkan fasa dan nol secara bersama-sama
sehingga memberikan faktor keamanan bagi pemakai.

Gambar 2.2 Saklar Berkutub Ganda


2.1.3 Sakelar Berkutub Tiga
Sakelar jenis ini memiliki enam titik hubung yang berfungsi
menghubungkan fasa ke beban. Pada umumnya sakelar ini digunakan
sebagai sakelar untuk saluran tiga fasa.

96
Gambar 2.3 Saklar Berkutup Tiga

2.1.4 Sakelar Kelompok


Sakelar kelompok pemasangannya harus disesuaikan dengan
kebutuhan misalnya mematikan dan menghubungkan dua atau tiga buah
lampu namun lampu tersebut tidak dapat dinyalakan bersamaan.

Gambar 2.4 Saklar Kelompok

2.1.5 Sakelar Deret (seri)


Sakelar yang dapat berfungsi ganda yaitu dapat memutuskan dan
menghubungkan sebuah lampu atau lebih secara bergantian atau
bersama-sama.

Gambar 2.5 Saklar Deret

2.1.6 Sakelar Tukar


Disebut juga sakelar hotel karena sakelar jenis ini banyak digunakan
dihotel-hotel.

97
Gambar 2.6 Saklar Tukar

2.1.7 Sakelar Silang


Seandainya kita ingin melayani satu lampu atau golongan lampu
yang ada di dua tempat, maka kita gunakan sakelar silang.

Gambar 2.7 Saklar Silang

2.2 Klasifikasi sakelar berdasarkan pemasangan :


a. Pemasangan diluar tembok atau out-bow.
b. Pemasangan didalam tembok atau in bow.
2.3 Klasifikasi sakelar berdasarkan prinsip kerjanya :
a. Sakelar putar.
b. Sakelar jungkit.
c. Sakelar tekan.
d. Sakelar tuas.

2.4 Stop Kontak


Stop kontak adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai
tempat/terminal untuk mendapatkan arus/tegangan listrik yang diperlukan
untuk kebutuhan peralatan listrik atau alat-alat rumah tangga seperti: pesawat
TV, radio, kulkas, kipas angin, setrika listrik, dan lain-lain.

98
Gambar 2.8 Stop Kontak

99
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan:
1. Sakelar
2. Stop kontak
3. Lampu dop
4. Fitting
5. Test pen
6. Tang
7. Kabel
8. Avometer
9. Isolasi
10. Papan relay

3.2 Langkah Kerja:


1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Kupas kabel fasa dan nol dengan menggunakan tang kombinasi.
3. Sambungkan sakelar, lampu, dan stop kontak dengan menggunakan kabel.
4. Kabel disambung dengan cara dililitkan dengan menggunakan tang.
5. Jika rangkaian sudah tersambung, uji sambungan tersebut dengan
menggunakan avometer.
6. Jika ada arus masuk dan rangkaian sudah benar maka lampu akan
menyala.

3.3 Langkah Penyambungan


1. Pertama-tama, sambungkan sakelar pada kabel power.
2. Kemudian sambungkan sakelar dengan bagian fasa pada fitting. Siapkan
dua buah fitting untuk dua buah lampu.
3. Bagian nol fitting disambungkan dengan stop kontak dan kabel power.
4. Bagian lain dari stop kontak juga disambungkan dengan kabel power.
5. Pasang lampu dop pada fitting.
6. Uji dengan menggunakan avometer.

100
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.1 Analisa Data


Dalam melakukan percobaan kita harus memperhatikan rangkaian dan
pemasangan kabel. Karena jika ada kesalahan akan terjadi trouble shoting
dan konsleting serta dapat menyebabkan lampu tidak mau menyala. Dan juga
harus memperhatikan pemasangan kabel MCB ke sumber karena jika
terbalik tidak dapat bekerja.

4.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah kami membuatrangkaian 3
lampu, 3 saklar,1 stopkontak. Saklaradalahsebuahperangkat yang
digunakanuntukmemutuskanjaringanlistrik, atauuntukmenghubungkannya.
Jadisaklarpadadasarnyaadalahalatpenyambungataupemutusaliranlistrik. Dan
stop kontak adalahsuatukomponenyang berfungsisebagaitempat/terminal
untukmendapatkanarus/teganganlistrikyangdiperlukanuntukkebutuhanperalat
anlistrik.

4.3 Pertanyaan
1. Bagaimanatindakanandaketikamenemuikerusakandalaminstalasilistriksed
erhanasampailanjut. Jelaskan
Jawab: Pertama kita harus mengetahui apa kerusakan yang terjadi pada
rangkaian tersebut, setelah kita mengerti kerusakannya kita dapat
melakukan perbaikan semaksima mungkin. Pada saat melakukan
perbaikan kita juga harus memperhatikan keamaan kerja yang akan kita
lakukan.

101
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Hamzah,Trb. 2016. “Membuat Rangkaian 3 Saklar 3 Lampu 1 Stop Kontak”.


http://trbhamzah.blogspot.co.id
Diakses pada: 2 November 2018

102
103
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Tegangan AC pada umumnya dimanfaatkan dalam instalasi listrik,
tegangan AC sendiri terdidri dari 2, yaitu tegangan 1 phase dan tegangan 3
phase. Tegangan 1 phase biasanya digunakan atau dimanfaatkan dalam
instalasi listrik rumah tangga pada umumnya yang tidak membutuhkan daya
yang besar. Tegangan 3 phase biasanya digunakan di pabrik atau pembangkit
listrik pada pabrik-pabrik besar, pada umumnya menggunakan tegangan 3
phase untuk menyalakan mesin-mesin dengan daya yang besar. Sistem 3
phase dikembangkan karena memiliki keunggulan yaitu daya yang
ditransmisikan bisa lebih besar dibanding system 1 phase dengan besar
penghantar dan arus listrik yang sama. Karena itu mulai dari pembangkitan
sampai distribusi, sistem 3 phase ini digunakan. Maka dari itu, dilakukanlah
praktikum ini untuk lebih memahami tentang tegangan AC 3 phase serta cara
pengaplikasian sederhana dari sistem tegangan 3 phase.

1.2 Batasan Masalah


Memahami fungsi, cara kerja listrik 3 phase. Mampu mengaplikasikan
listrik 3 phase secara sederhana dengan menggunakan panel.

1.3 Rumusan Masalah


3. Apaitu listrik 3 phase
4. Bagaimana teknik penyambungan kabel 1 phase, 2 phase, 3 phase?

1.4 Tujuan
1.4.1 TujuanUmum
1. Mahasiswa mampu memahami listrik 3 phase serta dapat
mengaplikasikan secara sederhana
2. Mahasiswa memahami prinsip prinsip sambungan R, S, T
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan rangkaian dengan
menggunakan panel.

104
1.4.2 TujuanKhusus
Mahasiswa mampu membuat rangkaian tiga phase dengan rapi dan
benar.
1.5 Manfaat
1.5.1 ManfaatTeoritis
Mahasiswa mampu mengetahui fungsi, cara kerjadarilistrik 3
phase.

1.5.2 ManfaatPraktis
Mahasiswa mampu mengaplikasikanlistrik 3 phase
denganmenggunakan panel.

105
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Listrik 3 Phase


Listrik 3 phase merupakan listrik yang pada umumnya bertegangan 380
V danmenggunakan 4 kabel SR sebagai penghantar arus. Tiga diantaranya
adalah arus listrik positive dan satu arus listrik negative. Cirikabel SR
penghantar arus negative adalah hitam polos. Dan cirikabel phase 1, phase 2,
phase 3 (L1,L2,L3) memilikisatugarishalusuntuk phase 1, duagarishalusuntuk
phase 2, tiga garis halus untuk phase 3.

Gambar 2.1Kodekabel 3 phase

Teganganlistrik 3 phase terbagimenjadi 2


jenisteganganyaituteganganantar phase (vpp) dantegangan phase kenetral
(vpn). Listrik 3 phase biasanyaditandaidengantulisan RSTN dengan N adalah
neutral.Listrik 3 phase biasanyadigunakanolehperusahaan, mall, hoteldll.

2.2 TeknikPenyambunganKabel 1 Phase, 2 Phase, 3 Phase.


Kabel (kabel listrik)merupakan salah satu kebutuhan yang sangat intim
dalam penyediaan instalasi listrik di rental lighting. Banyak sekali dan

106
tentunya membutuhkan uang yang cukup banyak untuk penyediaannya,
dalam hal untuk mencukupi kebutuhan dalam suatu event. Kadang kala para
karyawan lapangan membutuhkan kabel yang melebihi dari perkiraan kita.
Sedikit lampu yang terpasang, belum tentu membutuhkan kabel yang sedikit
pula. Situasi tersebut dikarenakan adanya situasi lapangan,ataupun panggung
yang tidak memungkinkan. Lighting Designer (penata lampu) juga punya
andil yang besar dalam mempengaruhi banyak tidaknya kabel yang terbuang
percuma.
Namun demikian para karyawan lapangan (kuli lampu-red) juga harus
selalu beradaptasi dalam hal ini. Kuli lampu yang handal harusnya bisa
mengatasi kekurangan kabel sedemikian rupa, apalagi bilamana event
tersebut jauh dari rumah (gudang). Meminimalkan penggunaan kabel
haruslah ditanamakan dari dini kepada kuli lampu yang masih baru dan
awam. Tentu saja juga diberi pengertian dan rumus2  jitu dalam hal ini
Penggunaan kabel berukuran 4×2,5  (serabut) banyak digunakan di rental
rental Indonesia. Berbagai jenis merk dari kabel tersebut mewarnai dunia
usaharental. Kabel 4×2,5, didalamnya ada beberapa warna.Perlambangan
warna yang terdapat di dalam kabel ini :

1. Hitam: melambangkan negative


2. Merah: melambangkan positive

3. Kuning:melambangkan positive (bilamana digunakan dalam


penyambungan 3phase)

4. Melambangkan negative (bilamana digunakan dalam


penyambungan 2 phase)

5. Warna kabel ini kadang ada juga yang bergaris


hijau/biru(tergantung jenis kabel)

6. Hijau: melambangkan positive

7. Kadang kabel ini tidak bewarna hijau, melainkan biru.

107
Tiga phase:
Sangat umum dan lazim teknik ini dimana mana dilakukan dalam
penyambungan PAR dalam pipa bar. Teknik ini sangat membantu sekali
dalam meminimalkan pemakaian kabel dilapangan.

Gambar 2.2 Rangkaian 3 Fase

108
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 AlatdanBahan
1. Kabel NYA merah, kuning dan hitam
2. Tang potong
3. Solasi hitam
4. Multimeter
5. Tespen
6. 2 buah lampu dop
7. 2 buah saklar
8. 1 buah stop kontak
9. Panel
10. Relay
3.2 LangkahKerja
1. Buatlah rangkaian star delta pada rangkaian 3 phase menjadi 1 phase
pada papan yang telah di sediakan
2. Ingat sambungan dan warna pada R, S, T
3. Aplikasikan denga menggunakan pushbutton panel, lampu indikator
panel, dan relay.
4. Usahakan kedua lampu yang memiliki daya 220 volt dapat hidup dan
mati saat saklar di kondisikan on atau off dengan menggunakan sumber
360 volt.
5. Stop kontak juga harus memiliki keluaran 220 volt.
3.3 Gambar Rangkaian

109
BAB IV
ANALISIS DAN KESIMPULAN
4.1 Analisa
Apa yang harus di perhatikan dalam melakukan sambungan 3 fase
RST,Analisa? Saat melakukan sambungan 3 phase RST yang harus
diperhatikan yaitu pertama sambungan kabel hal tersebut karena jika kabel
yang disambung terbuka atau tidak ditutup dengan isolasi listrik maka akan
berbahaya jika tersentuh apabila phase sudah di ON kan, kedua safety
terhadap diri sendiri saat melakukan sambungan 3 phase, ketiga rangkaian
harus benar atau tidak salah menyambung antara phase dan netral karena
kan menimbulkan akibat yang cukup berbahaya misal konsleting listrik atau
kebakaran.

4.2 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sistem 3 phase


dikembangkan karena memiliki keunggulan yaitu daya yang ditransmisikan
bisa lebih besar dibanding system 1 phase dengan besar penghantar dan arus
listrik yang sama. Karena itu mulai dari pembangkitan sampai distribusi,
sistem 3 phase ini digunakan. Selain itu sistem 3 phase ini juga memiliki
tingkat berbahaya cukup tinggi karena memiliki tegangan yang tinggi.
Dalam proses penyambungan 3 phase harus benar-benar teliti karena jika
terjadi kesalahan akan berakibat buruk.
4.3 Pertanyaan
Bagaimana tindakan anda sebagai teknisi instalasi listrik jika menemui
perbedaan beban tegangan antara R, S dan T ?
Yaitu dengan cara mengurangi besarnya ketidakseimbangan. Cara ini bisa
dilakukan dengan menyeimbangkan pembebanan sumber, karena sumber
pada dasarnya adalah seimbang. Ketidakseimbangan muncul karena beban
yang tak seimbang.

110
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Somad, Abdul. 2017. “PengertianListrik 1 Phase, 2 Phase, 3 Phase”.


https://tukanglistrikpulaubatam.blogspot.com/2017/04/pengertian-listrik-1-
phase-2-phase-3-phase.html
Diaksespada : 10 November 2018
[2]. Somad, Abdul. 2017. “InstalasiListrik 3 Phase UntukPemula”.
https://tukanglistrikpulaubatam.blogspot.com/2017/07/instalasi-listrik-3-
phase-untuk-pemula.html
Diaksespada : 10 November 2018

111
LAMPIRAN

Rangkaian 3 lampu 3 saklar


dengan sambungan 3 phase

3 lampu menyala saat sklar di


On kan

Rangkaian 3 phase dengan 3


lampu 3 saklar

112
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik sangat penting bagi kehidupan manusia. Bukan hanya sebagai
sumber untuk penerangan dirumah-rumah, listrik juga sangat diperlukan
diberbagai tempat mulai dari pabrik, sekolah, sampai taman juga memerlukan
listrik. dalam memasang instalasi kita harus dapat memahami berbagai
macam komponen listrik yang memiliki karakteristik yang berbeda agar tidak
terjadi kesalahan yang fatal saat melakukan instalasi. Oleh karena itu
diadakan praktikum agar mahasiswa dapat memperdalam wawasan dan
pengetahuan pemeliharaan instalasi listrik.
Pemeliharaan peralatan listrik (komponen-komponen listrik) adalah
serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi
dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan.
Salah satu hal yang melatar belakangi perlunya pemeliharaan terhadap
peralatan listrik adalah karena peralatan listrik mempunyai peran yang
menentukan dalam operasi suatu system selain pemeliharaan sebagai tenaga
instalasi listrik juga berperan penting untuk dapat memperbaiki komponen-
komponen listrik dan bangunan instalasi listrik.

1.2 Batasan Masalah


Mampu memperbaiki dan merawat komponen-komponen listrik,
bangunan instalasi listrik serta memahami prinsip kerja dan fungsi masing-
masing komponen yang digunakan dalam praktikum dengan benar.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pemeliharaan instalasi listrik?

113
2. Apa saja yang harus diperiksa dan diperbaiki dalam pemeliharaan instalasi
listrik?
3. Bagaimana cara melaksanakan pemeliharaan instalasilistrik ?
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari diadakan praktikum ini adalah :
1.4.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu merawat dan memperbaiki komponen-komponen
listrik yang terpasang.
2. Mahasiswa mampu merawat dan memperbaiki bangunan instalasi
listrik.
3. Mahasiswa memahami prinsip kerja juga fungsi dari masing-masing
komponen yang digunakan dalam praktikum ini.
1.4.2 Tujuan Khusus
Dapat memperbaiki kerusakan instalasi listrik di kampus Teknik
Elektromedik Surabaya
1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Mahasiswa dapat memahami cara melaksanakan pemeliharaan


instalasilistrik.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara melaksanakan pemeliharaan
instalasi listrik..
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara merawat dan memelihara
komponen-komponen listrik serta bangunan instalasi listrik secara
teoritis.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja serta fungsi masing-
masing komponen secara teoritis.
1.5.2 Manfaat Praktis

Mahasiswa dapat mengetahui cara melaksanakan pemeliharaan


instalasi listrik pada komponen-komponen listrik serta bangunan
instalasi listrik dengan benar.

114
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeliharaan Instalasi Listrik


Pemeliharaan instalasi listrik adalah program pemeriksaan, perawatan,
perbaikan, dan uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang sudah
ditentukan, agar keadaan instalasi selalu baik dan bersih, serta aman bila
digunakan. Bagian yang menjadi perhatian dalam pemeliharaan instalasi
listrik tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi juga
pengaman, sambungan kabel, pelindung, dan perlengkapannya seperti papan
pengenal dan rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan
baik.Karena apabila instalasi listrik mengalami aus, penuaan atau kerusakan
tentu akan mengganggu instalasi, maka secara berkala instalasi harus
diperiksa danbagiannya lebih cepat terganggu sistem kerjanya karena
mengalami aus, penuaan atau kerusakaan, harus secara berkala diperiksa dan
dicoba, baik segi mekanis maupun listriknya.
Suatu sistem pemeliharaan yang baik terhadap peralatan / komponen
dari suatuunit kerja mutlak diperlukan, guna menjamin kelangsungan kerja
yang normal. Olehkarena itu perlu dibentuk Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)
yang mengatur pemeliharaan/perawatan peralatan, sesuai dengan kebutuhan.
Artinya bagian-bagian /divisi-divisi dari UPT ini disesuaikan dengan
banyaknya / macam-macamnya peralatan yang perlu di-maintenance
(dipelihara).

2.2 Perawatan dan Perbaikan Perlengkapan Instalasi Listrik

Macam-macam pemeliharaan / perawatan :


1. Pemeliharaan Rutin
Yaitu pemeliharaan yang telah terprogram dan terlebih dahulu
direncanakan, meliputi jadwal waktu, prioritas yang dikerjakan lebih

115
dahulu, target waktu pelaksanaan berdasarkan data catalog, data
pengalaman dan data-data lainnya.

2. Pemeliharaan Tak Terencana


Yaitu pemeliharaan yang tidak terprogram, terjadi sewaktu-waktu
secara mendadak akibat dari suatu gangguan atau bencana alam dan harus
segera dilakukan.
3. Pemeliharaan Rutin
a. Pemeliharaan Servis
Pemeliharaan dalam jangka waktu pendek, meliputi pekerjaan
ringan, misalnya : membersihkan peralatan, mengencangkan
sambungan terminal, pengukuran tegangan.
b. Pemeliharaan Inspeksi
Pemeliharaan dalam jangka waktu panjang, meliputi pekerjaan
penyetelan, perbaikan, dan penggantian peralatan. Jadwal pemeliharaan
rutin dapat diprogramkan, misalnya :
1. Pemeliharaan mingguan
2. Pemeliharaan bulanan
3. Pemeliharaan sementara
4. Pemeliharaan tahunan
1. Pemeliharaan Tanpa Jadwal / Mendadak
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, akibat adanya gangguan atau
kerusakan peralatan atau hal lain diluar kemampuan kita, sehingga perlu
dilakukan :
a. pemeriksaan
b. perbaikan
c. penggantian peralatan

2.3 Perlengkapan Listrik yang Harus Diperiksa dan Diperbaiki


A. Sekering
Sekering adalah alat listrik yang digunakan untuk memutuskan arus
listrik secara otomatis. Sekering ini digunakan untuk mencegah kerusakan
pada komponen-komponen elektronik akibat arus listrik yang tiba-tiba

116
membesar pada saat pemakaian.Sekering dibuat untuk mencegah
masuknya arus yang terlalu besar pada rangkaian listrik akibat hubungan
singkan.

Gambar 2.1 Kabel Sekering


Sumber: (http://www.bintangtop.com/2016/09/tutorial-menggunakan-
sekering-pada-listrik-rumah-tangga.html)
B. Saklar
Saklar merupakan alat untuk menghubungkan dan memutuskan
arus listrik, penempatan sakelar sebaiknya di tempat yang mudah dicapai,
seperti di dekat pintu masuk ruangan.Penyambungan sakelar dengan
penghantar fasa jaringan listrik adalah secara seri.Cara memeriksa dan
merawat sakelar adalah dengan memeriksa tutup sakelar, bila ada yang
pecah maka harus diganti.Kemudian bukalah tutup sakelar dengan
melepaskan sekrup-sekrupnya.Bila kontaknya kotor harus dibersihkan
dengan ampelas halus.Bila kontaknya sudah aus, maka sakelar harus
diganti.Sebelum melakukan perbaikan ini, aliran arus listrik dibuka atau
diputuskan terlebih dahulu.Selanjutnya pemeriksaan pada kontak sakelar,
masih berfungsi dengan baik atau tidak.

Gambar 2.2 saklar


Sumber: (http://dunialistrik1.blogspot.co.id/2009/06/sakelar-dan-
fungsinya.html)
C. Stop Kontak

117
Stop kontak atau kotak kontak merupakan kotak tempat sumber
arus listrik yang siap pakai. Berdasarkan bentuknya stop kontak dibedakan
menjadi stop kontak biasa, stop kontak dengan hubungan tanah dan stop
kontak tahan air. Sedangkan berdasarkan pemasangannya stop kontak
dibedakan menjadi stop kontak yang ditanam dalam dinding dan stop
kontak yang ditanam di permukaan dinding. Cara merawat dan
memperbaiki stop kontak yaitu dengan memeriksa hubungan antara tusuk
kontak dengan stop kontaknya. Bila kedudukan tusuk kontak goyah
(kendor) akan terdengar suara gemerisik loncatan loncatan bunga api yang
berarti hubungannya tidak baik, hal ini dapat diperbaiki dengan jalan
membuka stop kontak tersebut dan mengatur lubang stop kontaknya
dengan obeng atau tang kecil agartepat besarnya bila dimasuki tusuk
kontak, apabila sudah tidak bisa lagi maka harus diganti dengan yang baru.

Gambar 2.3 stop kontak


Sumber: ( http://www.britplaza.com/shop/stop-kontak-socket-cp-child-
protection-ib-broco-gracio/)
D. Fitting

Fitting merupakan alat untuk menghubungkan lampu dengan


jaringan listrik secara aman. Dalam menyambung penghantar dengan
kontak fitting, harus diperhatikan bahwa kontak sebelah dalam fitting
dihubungkan dengan penghantar fasa, sedangkan kontak sebelah luar
fitting yang berulir dihubungkan dengan penghantar nol dari jaringan
listrik.

118
Gambar 2.4 Fitting
Sumber : (http://teknik-ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/04/fitting-
laampu.html#.WOGcizgnJtU)
E. Sambungan Kabel
Merawat dan memperbaiki sambungan-sambungan kawat yang ada
di dalam kotak-kotak sambung yaitu dengan cara menggunakan tangga
menuju ke atas plafon, kemudian tutup kotak-kotak sambung dibuka dan
sambungan-sambungan kawatnya dibersihkan dan dikuatkan lagi
menggunakan tang kombinasi. Pada umumnya bentuk sambungan kawat
yang digunakan jenis ekor babi, setiap sambungan harus diisolasi
menggunakan benang lasdop dengan kuat, sehingga logam kabel tidak
kelihatan.Pada umumnya kotak sambung terbuat dari plastik berbentuk
lingkaran, ada juga yang berbentuk soket penyambung dari porselin atau
plastik, tetapi jarang digunakan.

Gambar 2.5 sambungan kabel


Sumber: (https://dianeagle.blogspot.co.id/2015/12/jenis-jenis-sambungan-
kabel-dan-teknik.html)

119
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


a. Test pen
b. Toolset
c. Avometer

3.2 Langkah Percobaan


a. Siapkan toolset untuk memeriksa instalasi listrik.
b. Amati di sekitar kampus, carilah komponen-komponen instalasi listrik
yang memerlukan perbaikan.
c. Kemudian tulis dalam tabel apa saja yang telah diperbaiki dan komponen
yang harus diganti. Minta ke laboratorium komponen-komponen yang
dibutuhkan.

3.3 Lembar Kerja


Komponen yang
Tempat Jumlah
rusak
Gedung B 1. Starter 1
lantai 3
depan
Laboratoriu
m Radiologi
Gedung B 1. Starter 2
lantai 1 2. Fitting
depan
Laboratotiu

120
m Teknik
Tenaga
Listrik

121
BAB 4

ANALISIS DAN KESIMPULAN

4.5 Analisis
Pemeliharaan instalasi listrik adalah program pemeriksaan,
perawatan, perbaikan, dan uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang
sudah ditentukan, agar keadaan instalasi selalu baik dan bersih, serta aman
bila digunakan. Bagian yang menjadi perhatian dalam pemeliharaan instalasi
listrik tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi juga
pengaman, sambungan kabel, pelindung, dan perlengkapannya seperti papan
pengenal dan rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan
baik.Karena apabila instalasi listrik mengalami aus, penuaan atau kerusakan
tentu akan mengganggu instalasi, maka secara berkala instalasi harus
diperiksa danbagiannya lebih cepat terganggu sistem kerjanya karena
mengalami aus, penuaan atau kerusakaan, harus secara berkala diperiksa dan
dicoba, baik segi mekanis maupun listriknya.

4.6 Pertanyaan dan Jawaban


1. Apa saja tujuan diadakannya pemeliharaan instalasi listrik.

Jawaban : Untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan


bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya
sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang
menyebabkan kerusakan.Salah satu hal yang melatar belakangi
perlunya pemeliharaan terhadap peralatan listrik adalah karena
peralatan listrik mempunyai peran yang menentukan dalam
operasi suatu system selain pemeliharaan sebagai tenaga
instalasi listrik juga berperan penting untuk dapat memperbaiki
komponen-komponen listrik dan bangunan instalasi listrik.
2. Apa saja yang diperlukan dalam proses perawatan dan perbaikan instalsi

listrik.

122
Jawaban : Bagian yang menjadi perhatian dalam pemeliharaan
instalasi listrik tidak hanya bagian yang mudah terkena
gangguan saja, tetapi juga pengaman, sambungan kabel,
pelindung, dan perlengkapannya seperti papan pengenal dan
rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan
baik.Karena apabila instalasi listrik mengalami aus, penuaan
atau kerusakan tentu akan mengganggu instalasi, maka secara
berkala instalasi harus diperiksa danbagiannya lebih cepat
terganggu sistem kerjanya karena mengalami aus, penuaan
atau kerusakaan, harus secara berkala diperiksa dan dicoba,
baik segi mekanis maupun listriknya.Suatu sistem
pemeliharaan yang baik terhadap peralatan / komponen dari
suatuunit kerja mutlak diperlukan, guna menjamin
kelangsungan kerja yang normal.

4.2 Kesimpulan
Pemeliharaan instalasi listrik adalah program pemeriksaan,
perawatan, perbaikan, dan uji ulang berdasarkan petunjuk pemeliharaan yang
sudah ditentukan, agar keadaan instalasi selalu baik dan bersih, serta aman
bila digunakan. Bagian yang menjadi perhatian dalam pemeliharaan instalasi
listrik tidak hanya bagian yang mudah terkena gangguan saja, tetapi juga
pengaman, sambungan kabel, pelindung, dan perlengkapannya seperti papan
pengenal dan rambu peringatan, serta bangunannya harus terpelihara dengan
baik.

123
DAFTAR PUSTAKA

[1] Firmansyah, Al. 2016. “Sakelar dan Fungsinya”.


http://dunialistrik1.blogspot.co.id/2009/06/sakelar-dan-fungsinya.html
Diakses pada :16 November 2018
[2] Noname. 2016. “Fitting Laampu”. http://teknik-
ketenagalistrikan.blogspot.co.id/2013/04/fitting-laampu.html#.WOGcizgnJtU
Diakses pada : 16 November 2018
[3] Dot, Keretalistrik. 2015. “Dunia Listrik – Jenis-jenis sambungan
kabel”.https://dianeagle.blogspot.co.id/2015/12/jenis-jenis-sambungan-kabel-
dan-teknik.html
Diakses pada : 16 November 2018
[4] Ahmad Haryanto. 2008. “Pemeliharaan dan Perawatan Listrik”.
https://ahmad239haryanto.wordpress.com/2008/09/01/pemeliharaan-
perawatan-listrik/
Diakses pada : 16 November 2018

124

Anda mungkin juga menyukai