SYARAT-SYARAT TEKNIS
PASAL 3 : JADWAL
Paling lambat 1 (satu) minggu setelah diterimanya Surat Penunjukan,
Kontraktor diharuskan mengajukan :
3.1. Jadwal waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara terperinci
3.2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3.3. Jadwal Pengadaan Bahan dan Peralatan Kerja.
3.4. Diagram Arus Tunai (Cash – Flow).
Bagan-bagan yang disebut diatas (3.1 sampai dengan 3.4) harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas sebagai dasar/patokan kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan dan wajib mengikutinya.
PASAL 10 : IKLAN
Pelaksana tidak diizinkan memasang iklan dalam bentuk apapun
dilapangan kerja atau ditanah yang berdekatan tanpa izin dari Direksi
Pekerjaan / Konsultan pengawas.
PASAL 16 : PENGAMANAN
16.1. Pelaksana bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada
di daerahnya ialah mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian /
kecerobohan yang sengaja ataupun tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru /salah
c. Kehilangan-kehilangan bagian alat-alat / bahan-bahan yang ada
di daerahnya.
16.2. Terhadap semua kejadian sebagaimana disebut diatas Pelaksana
harus melaporkan kepada Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas
yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dalam waktu paling lambat 24
jam untuk diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
16.3. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas Pelaksana harus
mengadakan pengamanan, antara lain penjagaan, penerangan
malam, pemagaran sementara dan sebagainya.
16.4. Setiap pekerja harus memakai alat-alat pengaman dalam
pelaksanaannya, agar supaya keselamatan lingkungan dan pekerja
dapat terjamin dengan baik.
PASAL 17 : PENGAWASAN
17.1. Setiap saat Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas harus dapat dengan mudah mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan, Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
17.2. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapai luput dari
pengawasan Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas Proyek yang
ditunjuk oleh pemberi Tugas menjadi tangungjawab Pelaksana.
b. Sarana Bekerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus
menyediakan sarana & prasarana :
1. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Alat bantu seperti : beton molen, pompa air, alat pengangkut dan
peralatan lainnya yang diperlukan selama perkerjaan
pelaksanaan.
3. Bahan-bahan bagunan dalam jumlah yang cukup untuk
pekerjaan yang akan dilaksanakan agar tepat waktu.
c. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Rencana, Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing) dan mengikuti
petunjuk serta keputusan Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek.
b. Ukuran
1. Ukuran satuan yang digunakan di sini semuanya dinyatakan
dalam satuan m/cm, kecuali untuk baja dinyatakan dalam inchi
atau mm.
2. Lantai permukaan bangunan ditentukan kira-kira 50 cm dari
permukaan jalan yang ada dan selanjutnya akan diadakan
penjelasan dilapangan.
3. Pemasangan papan bangunan (Bouwplank) :
Ketetapan letak ukuran di bawah pengawasan Konsultan
Pengawas dengan piket/patok yang dipasang kuat-kuat dan
papan terentang dengan ketebalan 2 cm yang diketam rata pada
sisi atasnya.
4. Kontraktor harus menyediakan paling sedikit 3 (tiga) orang
pembantu yang ahli dalam cara mengukur, alat penyipat datar
(Theodolite, Waterpass) prisma silang dan lain-lain peralatan
yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan kondisi
tanah bangunan.
c. Bangunan Sementara
Kontraktor diwajibkan menyediakan bangunan sementara / bangunan
yang dikontrakkan untuk digunakan sebagai kantor direksi, bedeng
buruh dan gudang untuk menyimpan bahan-bahan bangunan yang
dibutuhkan untuk pekerjaan dimaksud.
Pasal 4 : PEKERJAAN PEMBANGUNAN
a. Pekerjaan Galian Tanah
1. Kontraktor harus melakukan galian tanah pondasi telapakdan
pondasi pasangan batu kali sesuai ukuran lebar dan kedalaman
seperti dinyatakan dalam gambar kerja.
2. Galian tanah dibentuk / digali sesuai gambar, baik dalam arah
memanjang maupun arah melintangnya.
b. Pekerjaan Urugan
1. Urugan Tanah Kembali
Tanah bekas galian bila akan dijadikan sebagai bahan tanah
urugan, maka harus bersih dari kotoran, humus / sampah yang
menyebabkan pemadatan tidak optimal.
2. Urugan / Tanah Timbunan
Pengurugan tanah baru pada bagian-bagian sesuai petunjuk
gambar baik lebar maupun tingginya, dan harus ditimbun lapis
demi lapis yang setiap lapis tebalnya 20 cm dan dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat / stamper pada pekerjaan
pasangan batu talud.
3. Urugan Pasir
Pengurugan pasir di bawah pondasiatau pada tempat lain sesuai
gambar rencana atau petunjuk Direksi.
d. Pekerjaan Beton
1. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton bertulang berlaku peraturan
sebagai berikut :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 N. I. 2).
Peraturan Umum untuk Pemeriksaan Bahan Bangunan.
2. Gambar-Gambar Konstruksi
Pelaksanaan harus sesuai dengan gambar konstruksi.
Apabila ternyata ada yang bertentangan antara gambar
konstruksi dengan gambar detail maka yang berlaku adalah
pada dasarnya gambar konstruksi, namun terlebih dahulu
dibicarakan dengan Direksi Pekerjaan.
Pihak pemborong wajib memberikan laporan mengenai hal-hal
diatas kepada direksi sebelum melaksanakan setiap item
pekerjaan agar bentuk dan kualitas pekerjaan sesuai dengan
rencana/gambar.
3. Beton
Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah beton K-300 & K-250 untuk
pekerjaan beton struktur, beton K-175 untuk beton non struktur
serta beton K-100 untuklantai kerja.
4. Cara mengadukan harus menggunakan beton molen, ketentuan-
ketentuan lain mengikuti PBI 1971
5. Bahan-bahan adukan beton.
a. Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merk
dari mutu yang baik dan atas persetujuan Direksi
misalnya Semen Gresik, Tonasa, Bosowa, Tiga Roda atau
setara.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
diperkenan kan untuk dipergunakan.
b. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang
bersih dan bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
sebagainya dan memenuhi komposisi butiran serta
kekerasan yang dicantumkan dalam PBI 1971.
c. Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik
mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat-
syarat yang dicantumkan dalam PBI 1971.
d. Tempat penyimpanan/timbunan pasir dan kerikil harus
dipisahkan satu dengan lainnya, sehingga dapat dijamin
kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.
6. Air
a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam, garam alkali dan bahan-bahan
organik /bahan lain yang dapat merusak beton.
b. Ketentuan-ketentuan yang lain akan ditentukan oleh Direksi.
7. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan adalah besi polos U-24 dan besi
ulir U-32 untuk pembesianpondasi telapak, kolom, balok
serta plat beton dan pekerjaan lain.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak/karat dan bebas
dari cacat-cacat. Serta penampang bulat dan memenuhi
syarat yang di tentukan dalam PBI 1971.
c. Pemasangan besi beton.
Pasangan besi beton harus disesuaikan dg gambar
konstruksi.
Besi beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak terlepas/tergeser selama pengecoran dan
harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan PBI
1971.
Apabila besi beton dipasang lebih dari satu lapis, maka
antara lapisan yang satu dengan lapisan yang lainnya
harus dipisahkan dengan potongan besi beton dengan
diameter/ukuran yg sama.
Ketentuan-ketentaun yang lain mengikuti dan sesuai
dengan PBI 1971.
8. Acuan
Bahan acuan/bekisting digunakan kayu kelas II yang kering dan
dapat digunakan untuk pekerjaan acuan beton.
f. Pekerjaan Plesteran
Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, dinding harus dibasahi dengan
menggunakan air hingga jenuh supaya adukan plesteran dalam
menempel dengan sempurna.
1. Plesteran dinding luar / dalam menggunakan adulan 1 PC : 4
Pasir
2. Plesteran dinding trasram menggunakan adulan 1 PC : 2 Pasir
3. Plesteran beton menggunakan adulan 1 PC : 2 Pasir
f. Pekerjaan Acian
Dinding sebelum diaci, harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
hingga jenuh airnya.
j. Pekerjaan Atap
1. Pekerjaan Atap Bangunan
a. Penutup atap digunakan bahan Atap Alderondengan
ketebalan 10 mm yang berkualitas baik dan atas persetujuan
Direksi atau yang setara.
b. Konstruksi atap bangunan menggunakan Konstruksi Baja
berat.
- Kolom struktur digunakan WF 300.150.6,5.9 sedangkan
kolom teritisan digunakan WF 200.100.5,5.8
- Kuda-kuda baja digunakan WF 250.125.6.9
- Balok digunakan WF 300.150.6,5.9 sedangkan ring balok
digunakan WF 200.100.5,5.8
- Gording digunakan Canal C 125.50.20.3,2
- Plat pengaku tebal 10 mm & 8 mm
- Endplate tebal 16 mm & 10 mm
- Angkur HTB M22 panjang 750 mm
- Baut HTB M19 & M16
Semua bahan baja harus sesuai dengan gambar kerja yang
berkualitas baikdan atas persetujuan Direksi misalnya
gunung steel atau yang setara.
2. Pekerjaan lisplank menggunakan bahan pabrikan dengan lebar
20 cmuntuk atap utama dan lebar 15 cm untuk atap teritisan.
Lisplank harus berkualitas baik dan atas persetujuan Direksi
misalnya GRC atau yang setara.
3. Sebelum pengadaan bahan atap kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
k. Pekerjaan Kusen, Pintu & Jendela
1. Kusen dibuat dari Allumunium Natural dengan ukuran 3”
berkualitas baik.
2. Kontraktor wajib menjaga agar Allumunium yang terpasang
bebas dari cacat ataupun akibat dari dari lubang-lubang bekas
penyetelan penunjang dan penyiku.
3. Daun pintu dibuat dari rangka alluminium dan kaca polos 5 mm.
4. Daun jendela dibuat dari rangka alluminium dan kaca polos 5
mm.
5. Jendela boven dibuat dari rangka alluminium dan kaca polos 5
mm serta kaca naco.
6. Jendela Boven KM/WC menggunakan besi siku dan kawat
harmonika 25x25 difinished dengan cat.
7. Kusen pintu besi menggunakan besi galvanis 3” sedangkan daun
pintu dari galvanis dia 1” difinished dengan cat.
8. Jika pekerjaan Kusen, pintu dan jendela ini dianggap belum
dapat disetujui oleh Direksi, maka kontraktor wajib
mempernbaiki, termasuk membongkar dan memasang kembali
atas tanggung jawab biaya sendiri.
l. Pekerjaan Penggantung
1. Engsel pintu & jendela menggunakan engsel kupu yang
berkualitas baik dan dapat disetujui oleh Direksi. Sedangkan
engsel pintu besi menggunakan engsel bubut 12 mm.
2. Kunci pintu menggunakan kunci slaag yang berkualitas baik
misalnya solid atau yang setara.
3. Gerendel pintu & jendela harus berkualitas baik dan dapat
disetujui oleh Direksi.
4. Daun pintu dibuat dari rangka alluminium dan kaca polos 5 mm.
m. Pekerjaan Langit-Langit/Plafond
1. Langit-langit/plafond digunakan bahan gypsumdengan tebal 9
mm sedangkan untuk langit-langit/plafond KM/WV & ruang wudlu
menggunakan kalsiboard 6 mm atau sesuai gambar dan
berkualitas baik misalnya Kalsiboard, Hexaboard atau yang
setara.
2. Rangka langit-langit dan balok penggantung langit-langit terbuat
dari Hollow galvalum ukuran 4 x 4 cm dan 2 x 4 cm yang
berkualitas baik misalnya SKU, Aplus atau yang setara.
3. Sebelum pengadaan bahan langit-langit kontraktor diwajibkan
mengajukan contoh untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
n. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan cat terdiri atas :
1. Pekerjaan cat untuk mengecat dinding luar
2. Pekerjaan cat untuk mengecat dinding dalam dan plafond
3. Pekerjaan cat untuk mengecat permukaan Lisplank GRC
4. Pekerjaan cat untuk besi & baja
o. Pekerjaan Plumbing
Pekerjaan plumbing ini terdiri dari :
1. Pekerjaan instalasi air bersih
2. Pekerjaan instalsi air kotor
3. Pekerjaan instalsi air kotoran
Persyaratan Lain
1. Pekerjaan listrik harus dilakukan sesuai dengan PUIL
2. Instalatur listrik yang melaksanakan pekerjaan ini harus
mempunyai SIKA dari PLN dengan kelas yang sesuai dengan luas
pekerjaannya.
3. Instalatur listrik harus melakukan pemeriksaan instalasinya
dengan alat merger yang disaksikan oleh Direksi.
4. Hasil testing dan pengecekan harus memenuhi syarat-syarat
yang ditemtukan oleh PLN.
5. Semua peralatan instalasi harus berfungsi dengan baik dan
memenuhi persyaratan.
6. Selama masa pemeliharaan instalatur harus menempatkan
tenaga operator yang diperlukan.
7. Kontraktor Utama harus bertangung jawab atas hasil pekerjaan
dari instalatur listriknya.
8. Intalasi listrik dipersiapkan untuk tegangan 220 V.