Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG TERBENTUKNYA PNI BARU

Usaha PNI baru adalah memusatkan kegiatannya pada usaha merekrut dan mendidik kader yang
berdisiplin baik serta membangun struktur organisasi, dan bukannya menyelenggarakan rapat –
rapat umum berukuran besar. PNI baru boleh dikata menghentikan sama sekali segala bentuk
rapat umum. Hatta dan Sjahrir yakin bahwa partai nasionalis harus mampu menyesuaikan diri
terhadap pembatasan – pembatasan pemerintah penjajah dan harus mampu mengubah taktik –
taktiknya agar bisa tetap hidup dan berkembang. Setelah melakukan pertemuan – pertemuan
maka Hatta membentuk organiasasi nasionalis baru yakni Pendidikan Nasional Indonesia, dan
tidak disebut partai awalnya, karena kemerdekaan hanya dapat dicapai melalui usaha – usaha
dari orang – orang yang terdidik, dan bukan oleh para pemimpin saja. Dalam arti ini Hatta
menjelaskan ke para pejabat Belanda yang menahannya pada bulan Februari 1934 mengenai arti
penting nama PNI baru itu yang menyatakan tujuannya memusatkan pada pendidikan spiritual
dan pengembangan pemahaman tentang masalah hubungan penjajah, oleh karena itu namanya
pendidikan, bukan partai. Kursus – kursus kader didasarkan pada sebuah pamflet yang ditulis
oleh Hatta pada akhir 1932 berjudul Kearah Indonesia Merdeka. Pamflet itu menjelaskan bahasa
sederhana dengan dasar – dasar dan taktik – taktik partai serta gambaran selintas masyarakat
yang dicita – citakan setelah Indonesia merdeka. Para kader selain kursus juga mereka dituntut
untuk terlibat dalam organisasi buruh, sekolah kebangsaan, dan koperasi untuk mempengaruhi
mereka dengan ideologi PNI baru dengan menfaatkan kondisi ekonomi yang buruk untuk
mencari dukungan desa. Pada bulan Maret 1933 dilaporkan bahwa banyak para pelanggar aturan
monopoli garam dan hutan memperlihatkan kartu tanda anggota PNI baru mereka kepada polisi
dan pengadilan, dan kartu itu membuat mereka kebal dari tuntutan hukum. Namun mereka tidak
mempedulikan hal itu dan mereka banyak yang dijatuhi hukuman denda atau penjara. Mereka
bukan orang yang terakhir, yang percaya akan janji – janji besar pemimpin partai setempat
mengenai keuntungan memiliki kartu anggota partai. Namun pertumbuhan pengaruh PNI baru
dibuktikan dengan banyak yang terpilihnya anggota mereka sebagai kepala desa di Indramayu
pada tahun 1933
Residen Van Der Plas nampaknya memberikan reaksi keras dengan memperkuat kekuasaan para
lurah, kaum bangsawan setempat, dan mencari dukungan kyai desa. Kelompok – kelompok ini
pada dasarnya menentang masuknya PNI baru dan Partindo ke daerah pedesaan. Dengan begitu
pemerintah Belanda tidak mau mengambil resiko amat kecil sekalipun, dan karena itu mereka
dengan cepat bergerak mengakhiri setiap harapan partai – partai radikal untuk memperluas
organisasinya ke desa.(permasalahan karena ditentang)

AKHIR PNI BARU

Tindakan-tindakan pemerintah pada tanggal 1 Agustus merupakan suatu pukulan berat terhadap Partindo,
PNI Baru dan PSII. Tetapi pada awal Oktober kegiatan partai-partai itu boleh dikatakan diakhiri oleh
jaksa agung yang mengintruksikan pejabat-pejabat pemerintah di daerah untuk melarang semua rapat
partai-partai tersebut baik rapat umum maupun bukan rapat umum. Pembatasan-pembatasan yang ketat
yang diberlakukan terhadap pers, maka akibatnya adalah sama saja. Persatoean Indonesia dan Fikiran
Ra’jat dibredel, yang pertama selama 30 hari pada bulan Oktober karena memuat sebuah tulisan yang
tidak bisa diterima oleh pemerintah, yang kedua untuk selama-lamanya.
Surat-surat kabar milik Partindo, PNI Baru dan PSII juga dibreidel untuk jangka waktu yang lama, para
redakturnya ditahan dengan tuduhan melanggar undang-undang pers. Pada bulan September, semua guru
pada sekolah-sekolah pemerintah dilarang mejadi anggota atau mengadiri rapat-rapat organisasi
pemuda Indonesia Moeda dan pada bulan Oktober para anggota Persatoean Boeroeh Kereta api
Indonesia (PBKI) dilarang mendapat pekerjaan sesuatu dari pemerintah. Pada bulan yang sama, bagian
pertama dari ensiklopedia yang disiapkan oleh Sukiman dan Hatta disita karena memuat kata-kata seperti
kapitalisme, imperialisme, sosialisme dan politik devide et impera.

Pada bulan Desember jaksa agung menyarankan agar gubernur jenderal meneruskan usaha pemurnian
gerakan kaum nasionalis dengan menahan Hatta, Sjahrir dan para anggota Pengurus Pusat PNI Baru yang
lain. Karena banyaknya pengalaman Hatta dan Sjahrir dalam lingkaran kaum sosialis revolusioner di
Eropa dan hubungan-hubungan mereka dengan partai-partai komunis serta Komintern. Dewan Hindia
Belanda ternyata mendukung usul-usul jaksa agung seperti halnya Sekretaris Jenderal, De Kat Angelino.
Pada tanggal 24 Pebruari 1934, Hatta, Sjahrir, Maskun, Burhanuddin, Suka, Bondan dan Murwoto
ditahan sebagai persiapan bagi pembuangan mereka ke Boven Digul. De Jonge mengakui bahwa
alasaannya memang tidaklah kuat, tetapi ia telah bertekad untuk sekali dan selamanya menghindarkan
Hindia Belanda dari infeksi kaum nasionalis revolusioner dan memulihkan ketenangan dan ketertiban.

PERMASALAHAN PERMASALAHAN:

 Adanya pelarangan kepada partai-partai tersebut baik rapat umum ataupun bukan rapat umum
 Surat-surat kabar milik Partindo, PNI Baru dan PSII juga dibreidel untuk jangka waktu yang
lama, para redakturnya ditahan dengan tuduhan melanggar undang-undang pers.
 Adanya insiklopedia yang disiapkan oleh PNI baru disita karena memuat kata kata seperti
kapitalisme,imperialism,sosialisme dan politik devide et empera.

Dengan begitu, PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan
kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan.

Anda mungkin juga menyukai