Anda di halaman 1dari 8

Penelitian Lingkungan Pantai Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (P.

Astjario, et al)

PENELITIAN LINGKUNGAN PANTAI WILAYAH PESISIR


KABUPATEN CIREBON, JAWA BARAT

Oleh :
P. Astjario dan FX. Harkins
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
Jln. Dr. Junjunan 236, Bandung-40174

Sari

Sumber daya alam yang tersedia saat ini mengalami penurunan mengingat adanya peningkatan
pembangunan yang pesat serta populasi manusia yang terus meningkat. Maka tidak menutup kemungkinan
bahwa sumber daya laut akan menjadi primadona sebagai penunjang perekonomian ke depan.
Wilayah pesisir dan laut tampaknya akan dijadikan kawasan yang diprioritaskan untuk pengembangan
industri, agrobisnis, agroindustri, pemukiman, pariwisata, transportasi dan pelabuhan. Akan tetapi wilayah
ini masih menyimpan beragam permasalahan yang menyebabkan pengembangan dan pengelolaannya
menjadi tidak maksimal.
Menurunnya baku mutu air laut karena tingkat kekeruhan yang tinggi, tercemar limbah padat maupun cair,
intrusi air laut, abrasi, akerasi, pendangkalan, banjir, dan kekeringan merupakan beberapa butir
permasalahan yang kita jumpai di wilayah pesisir dan laut. Tidak kalah pentingnya adalah perilaku manusia
yang telah merambah tumbuhan bakau dan merubah fungsi hutan rawa menjadi tambak. Dalam penelitian
pantai wilayah pesisir yang dilaksanakan, penulis mencoba menggambarkan metode pendekatan penelitian
karakteristik pantai dan penginderaan jauh untuk melakukan inventarisasi wilayah pesisir yang memiliki
permasalahan tersebut, khususnya di pantai timur Kabupaten Cirebon.
Kata kunci : Sumberdaya laut kawasan pesisir.

Abstract

Nowadays, the natural resources in Indonesia have been decreased because of the rapid increase in
development and human population. It is most likely that marine resources will become a primary source in
supporting our national economics in the future.
Marine and coastal zones seem to become areas of our main priority for industrial, agrobusiness,
agroindustrial, settlement, tourism, transportation and harbour developments. However, these areas are still
having many various problems or cases which could cause their unoptimum development and managements.
The decrease of seawater quality standard caused by high suspended sediments, polluted by solid and liquid
waste, sea water intrusions, abrations and accretions, shoalings, floods, and dryness are some of the various
cases which can be found in the marine and coastal zones. Another case which is not less important is human
behaviour who have destructed mangroves and changed the function of swampy forest to become fishpond
areas. The survey in the marine and coastal areas, especially in the eastern coast of the Cirebon regency, is
aimed to obtain data in which these cases are potentially found by applying the coastal characteristic
observation and remote sensing methods.
Keywords : Coastal marine resources.

PENDAHULUAN perlu untuk dilakukan di kawasan pesisir


Kabupaten Cirebon guna mendapatkan
Proses sedimentasi yang sangat kuat informasi tentang keadaan fisik garis pantai
mengakibatkan perubahan garis pantai yang termasuk proses-proses yang sedang
pesat dan menyebabkan di kawasan pesisir berlangsung di kawasan pesisir tersebut.
pantai terbentuk tanjung serta tanah timbul.
Penelitian karakteristik pantai ini dipandang

19
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 3, no. 2, Agustus 2005 : 19 - 26

Wilayah penelitian terletak sepanjang Kabupaten Cirebon beriklim tropis dengan


kawasan pantai Kabupaten Cirebon dengan suhu rata-rata 28˚ C dengan kelembabpan ± 48
posisi 6˚32’30” - 6˚50’ LS dan 108˚30’ - 108˚50’ – 93 %. Walaupun suhu di wilayah ini
BT, yang berbatasan dengan Kabupaten cenderung tidak fluktuatif secara drastis akan
Indramayu di bagian barat-utara, sedangkan tetapi suhu tertinggi bisa mencapai 33˚C,
bagian timur berbatasan dengan Kabupaten sedangkan suhu terendah sekitar 24˚C.
Brebes, Propinsi Jawa Tengah. Kawasan Wilayah Kabupaten Cirebon sangat
pesisir Kabupaten Cirebon termasuk dalam 9 dipengaruhi oleh Angin Kumbang yang
wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan bertiup cukup kencang, terkadang berputar
Kapetakan, Cirebon Utara, Cirebon Kota, dan bersifat kering. Curah hujan rata-rata di
Mundu, Astanajapura, Pangenan, Babakan wilayah ini kurang lebih 452 mm per tahun.
dan Losari. Curah hujan terendah umumnya di wilayah
Kabupaten Cirebon adalah salah satu pesisir dan wilayah dataran bagian utara kota
kabupaten di pantai utara dan terletak paling Cirebon. Di kawasan perbukitan dan dataran
timur di Propinsi Jawa Barat, dengan luas tinggi, di bagian selatan kota Cirebon, curah
bentangan wilayah kabupaten ini mencapai hujan berkisar antara 1.250 – 3.500 mm per
989.70 km2 atau ± 3.735,82 hektar, yang tahun.
terukur dari ujung utara, timur dan selatan.

Gambar 1. Lokasi Penelitian terletak di sepanjang pantai di Kabupaten Cirebon

20
Penelitian Lingkungan Pantai Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (P. Astjario, et al)

Secara geologi, kawasan ini cukup menarik Metode-metode pendekatan tersebut akan
karena keberadaannya dikaki terendah dari dipadukan dan disajikan hasilnya menjadi
Gunung-api Ceremai dan dikawasan pantai suatu informasi dan karya ilmiah yang
utara yang amat dinamis. Perubahan diharapkan dapat bermanfaat bagi para
morfologi yang berangsur, dari dataran tinggi ilmuwan dan para pengambil keputusan
hingga dataran rendah dengan jarak yang dalam pemanfaatan lahan secara tepat guna
relatif pendek, mengakibatkan tingkat erosi dan berhasil guna.
dan energi sungai masih cukup kuat
menyebabkan kawasan muara-muara sungai
HASIL PENELITIAN
mengalami akrasi.
Kegiatan penelitian karakteristik (Dolan, 1972)
pantai dilakukan sepanjang garis pantai
METODE PENELITIAN
Kabupaten Cirebon dari bagian utara di
Untuk mengetahui secara rinci keadaan fisik Kecamatan Kapetakan hingga pantai timur di
kawasan pesisir dan laut Kabupaten Cirebon Kecamatan Losari. Saat penelitian dilakukan
digunakan beberapa metode pendekatan, cuaca cerah berawan dan anginpun bertiup
antara lain analisis penginderaan jauh citra tidak terlalu kuat, mengakibatkan kondisi laut
satelit landsat 7 ETM+ (1997) yang dilengkapi tenang, energi gelombang kecil dan hanya
oleh penelitian karakteristik pantai. terbentuk akibat pasang surut.
Metode analisis penginderaan jauh satelit Pengamatan secara rinci dilakukan di
digunakan dalam kegiatan ini, karena beberapa titik pengamatan dengan
penginderaan jauh merupakan suatu ilmu, menggunakan beberapa parameter oseanologi
teknologi dan seni untuk memperoleh dan geologi. Dari hasil pengamatan tersebut
informasi tentang suatu objek, daerah atau dapat dibedakan tiga tipe pantai di kawasan
fenomena melalui analisis data yang diperoleh pesisir ini, walaupun secara sekilas ketiganya
dengan suatu alat tanpa kontak dengan objek, tampak serupa. Pada umumnya garis pantai
daerah atau fenomena yang dikaji. Kabupaten Cirebon terbentuk dari endapan
(Suprapto,2004). Secara umum penginderaan lumpur walaupun di beberapa lokasi masih
jauh menunjukkan aktifitas perekaman, dijumpai pantai berpasir dan pantai berhutan
pengamatan dan penangkapan fenomena bakau.
objek atau peristiwa dari jarak tertentu. Proses sedimentasi yang demikian kuat,
Informasi tersebut membutuhkan alat khususnya di muara-muara sungai,
penghantar secara fisik untuk perjalanan dari mengakibatkan kawasan ini mengalami akrasi
objek ke sensor melalui medium. yang cukup cepat dan membentuk garis-garis
Kegiatan analisis ini lebih mengutamakan pantai yang baru. Walaupun masih ada
penggunaan perangkat lunak dan visual pada beberapa lokasi yang mengalami abrasi, akan
pengolahan citra satelit untuk pemetaan tetapi secara regional kawasan pantai timur
lingkungan pesisir yang meliputi bagian Kota Cirebon mengalami akrasi akibat muatan
daratan dan lautan yang masih terpengaruh sedimen yang begitu besar dan tersebar di
antara kedua bentang lahan tersebut. laut. Pola arus sejajar garis pantai (longshore
Penelitian karakteristik pantai (Dolan, 1972) current) dan pola arus laut (offshore current)
dilakukan untuk mendapatkan informasi mengakibatkan material sedimen terendapkan
lapangan tentang beberapa parameter, antara di sekitar garis pantai dan muara sungai, yang
lain oseanografi yang membahas tentang arus menimbulkan bertambahnya daratan,
sejajar pantai serta interpretasi pengendapan perubahan garis pantai dan tanah timbul.
sedimen, pemerian litologi pembentuk pantai Adapun ketiga tipe pantai tersebut adalah :
secara megaskopis, analisis morfologi secara
rinci, bentuk dan bangunan pantai Pantai Tipe I
(Coates,1972), bahaya geologi serta genesis
kawasan pesisir. Data visual penelitian Pantai tipe I yang merupakan pantai
karakteristik pantai dilengkapi dengan berlumpur, amat mudah dijumpai sepanjang
pemanfaatan lahan kawasan pesisir. garis pantai, karena pantai tipe ini
mendominasi kawasan pesisir pantai timur
Kabupaten Cirebon. Kawasan pantai

21
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 3, no. 2, Agustus 2005 : 19 - 26

Kecamatan Mundu hingga Kecamatan Losari ke lahan pertanian sawah, palawija dan
hampir seluruhnya terdiri dari pantai tanaman keras lainnya.
berlumpur, Hal ini disebabkan oleh adanya
dua sungai yang bermuatan sedimen cukup
Pantai Tipe II
besar bermuara di kawasan pantai timur ini.
Lumpur berwarna hitam kecoklatan terkadang Pantai tipe II merupakan pantai berbakau
mengandung cangkang kerang, membentuk yang sudah langka dan hanya di beberapa
pantai amat landai dengan sudut sekitar 2˚ lokasi saja tanaman bakau ini masih tumbuh.
hingga 4˚. Hal ini terjadi bukan disebabkan oleh alam
Geometri pantai secara regional membentuk tapi mungkin akibat ulah manusia dalam
teluk-teluk dan pada muara-muara sungai pemanfaatan lahan wilayah pesisir. Wilayah
yang menjorok ke arah laut terbentuk tanjung pantai ini masih tergenang air laut dan sangat
akibat material sedimen yang termuat pada landai, berair keruh, menyebabkan wilayah
sungai-sungai terendapkan di mulut muara pantai ini amat sangat lunak. Lumpur yang
(Astjario, 1995). Kondisi ini yang dapat terlihat tergenang berwarna hitam abu-abu, tidak
pada citra satelit landsat 7 ETM+ Kabupaten padat, walaupun demikian tumbuhan bakau
Cirebon dengan amat jelas memperlihatkan bisa mencapai ketinggian 1 hingga 2,5 m.
adanya proses akrasi dan pendangkalan di Hanya ada satu jenis tumbuhan bakau
wilayah muara-muara sungai. Sebaran (mangrove) di kawasan pantai ini yaitu jenis
sedimen berbutir halus yang tersebar jauh ke Avecennia marina dan masih dalam keluarga
arah laut mengakibatkan tingginya derajat Avicenniaceae (Lovelock, 1993). Bakau jenis ini
kekeruhan air laut dan pendangkalan. Pada pada umumnya tumbuh di lumpur yang
citra satelit, dapat dilihat pergerakan material masih terpengaruh oleh pasang-surut, akan
sedimen dalam air laut akibat arus laut yang tetapi jenis ini dapat juga tumbuh di muara
bergerak di sekitar kawasan pesisir maupun di sungai dan di alur sungai hingga jauh kedarat.
laut yang lebih dalam. Tumbuhan bakau ini jika tidak mendapat
Proses pengendapan material sedimen gangguan oleh ulah manusia, dapat mencapai
sepanjang garis pantai yang membentuk ketinggian 15 m walaupun jenis ini bukanlah
daratan baru dimanfaatkan masyarakat untuk jenis bakau yang memiliki akar cabang, tetapi
perluasan tambaknya, baik usaha tambak juga dapat tumbuh kerdil (bonsai).
udang, garam maupun ikan laut. Kawasan Ukuran daun tidak lebih dari 3 cm, berwarna
daratan baru tersebut masih dipengaruhi oleh hijau tua pada bagian depannya dan berwarna
aktivitas pasang surut yang sangat hijau muda pada bagian belakang daun,
memudahkan masyarakat untuk rimbun, dan berbunga kecil (± 4 - 5 cm)
mendapatkan air laut guna menggenangi berwarna putih kekuningan. Permukaan daun
lahan tambaknya. Kawasan pesisir yang sudah selalu terasa asin, terkadang kristal-kristal
tidak terpengaruh oleh air laut diubah garam dijumpai di permukaan daun.
pemanfaatannya, dari lahan perikanan tambak Pada tepi-tepi petak tambak masyarakat,
ditanam tumbuhan bakau jenis Rhizophora
apiculata (Rhizophoraceae), karena memiliki akar
cabang yang tumbuh di atas permukaan air
laut pasang. Keadaan ini amat dibutuhkan
sebagai tempat memijahnya ikan laut.
Tumbuhan bakau jenis ini dapat tumbuh
hingga mencapai ketinggian 20 m, dengan
panjang daun 10 cm dan memiliki warna hijau
kekuningan pada bagian belakang daun dan
warna hijau tua pada bagian depannya.
Bunganya berwarna kuning keputihan,
berukuran kecil tidak lebih dari 1 – 2 cm.
Gambar.2 Jenis tumbuhan bakau Avecennia Proses pembuahan dilakukan oleh serangga
marina (pemotretan penulis) dan angin.

22
Penelitian Lingkungan Pantai Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (P. Astjario, et al)

Gambar 3.. Citra landsat 7 ETM+ (1997) wilayah pantai Kabupaten Cirebon
arus sejajar pantai yang lebih kuat ke arah
Pantai Tipe III selatan.

Pantai tipe III adalah pantai berpasir yang Geometri garis pantai memanjang dan tampak
mendominasi kawasan pesisir utara kota lebih stabil jika dibandingkan dengan kawasan
Cirebon. Pasir pantai ini terdiri atas pasir pantai timur kota Cirebon yang memiliki
halus hingga sedang, pemilahan buruk, tidak proses sedimentasi yang sangat kuat. Melihat
padat, berwarna coklat kehitaman, kondisi fisiknya kawasan pantai ini tergolong
mengandung pecahan cangkang kerang pantai emergence walaupun penambahan lahan
berwarna putih. Relief pantai landai dan tampak lebih lamban dan kurang dinamis.
membentuk sudut antara 2˚ hingga 3˚. Pada Agar lebih sempurna hasilnya, kegiatan
bagian belakang pantai yang lebarnya hanya 2 penelitian karakteristik pantai ini dilengkapi
– 3 m, dibuat masyarakat tanggul-tanggul dengan interpretasi penginderaan jauh citra
tambak yang tingginya ± 1 m. Ketika satelit wilayah Kabupaten Cirebon. Hasil
pengamatan dilaksanakan, kondisi laut analisis penginderaan jauh memberikan
kawasan pantai ini tenang, gelombang kecil gambaran secara regional adanya perubahan
terjadi akibat aktivitas pasang surut, akan garis pantai, vegetasi, tataguna lahan serta
tetapi beberapa tanggul tampak terabrasi proses-proses darat maupun laut yang sedang
akibat energi gelombang sedang, beragam terjadi. Dalam kegiatan ini penulis
material sampah plastik dan sobekan-sobekan
kain yang mencemari garis pantai
memberikan gambaran pantai yang tidak
terpelihara.
Sungai-sungai yang bermuara di kawasan
pantai ini tidak memiliki energi yang cukup
kuat, sehingga saat laut pasang, air laut masuk
ke dalam alur sungai hingga jauh ke darat.
Mulut muara sungai-sungai tersebut
ditumbuhi tumbuhan bakau Avicennia marina
hingga sejauh 10 - 15 m ke arah darat. Material
sedimen bawaan disebarkan di laut saat
pasang surut terjadi dan langsung terbawa
Gambar 4. Garis pantai hasil olahan citra satelit

23
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 3, no. 2, Agustus 2005 : 19 - 26

menggunakan citra satelit landsat 7 ETM+ sangat kuat mengakibatkan pembentukan


hasil perekaman tahun 1997 daerah Jawa Barat tanjung-tanjung yang menjorok ke arah laut.
dan Jawa Tengah yang cukup bersih dari Bentuk garis pantai dapat kita lihat dengan
awan (cloud clear), hal ini amat membantu mengolah citra satelit yang dibantu oleh
dalam proses interpretasi dan secara rinci perangkat lunak ER Mapper. Perangkat lunak
proses geologi baik didarat maupun di laut. tersebut cukup canggih, dapat mengolah citra
Kawasan pantai adalah zone yang sangat menjadi data yang kita butuhkan dalam
sensitif untuk mengalami suatu perubahan melakukan interpretasi. Kawasan pantai timur
karena pada daerah ini terjadi interaksi antara Kabupaten Cirebon dipilih untuk diolah,
proses-proses darat maupun laut yang secara karena garis pantai kawasan ini sangat
alami terjadi dengan sangat kompleks. dinamis jika dibandingkan dengan garis
Dampak yang ditimbulkan oleh proses-proses pantai di kawasan pantai utara. Bentuk garis
tersebut antara lain, adanya perubahan bentuk pantai yang tergambar adalah bentukan pada
garis panti, wilayah muara sungai yang tahun 1997, karena citra satelit yang
menunjukan besarnya muatan sedimen ke digunakan hasil rekaman landsat 7 ETM+
perairan dan perubahan bentuk yang dinamis tahun 1997.
dari mulut muara. Dengan menggunakan proses menghilangkan
Dengan kondisi kawasan pantai tersebut, seluruh data yang ada di darat dan data
maka dipandang perlu untuk melakukan perairan maka dengan hanya dua warna hitam
pemetaan bentuk muara, lokasi sedimentasi dan biru garis pantai di kawasan pantai timur
serta tingkat kekeruhannya guna membantu Kabupaten Cirebon terlihat dengan tegas. Jika
pengambilan keputusan dan antisipasi kita lakukan dengan proses yang sama dengan
kerusakan serta pencemaran yang mungkin citra satelit pada tahun rekaman yang lebih
akan terjadi. Penelitian ini dilakukan guna muda maka kita dapat membandingkan
menginfentarisasi permasalahan yang sedang perubahan garis pantai secara tepat. Dengan
terjadi masa kini di wilayah pesisir Kabupaten perubahan garis pantai tersebut dapat
Cirebon, Jawa Barat. diprediksikan daerah-daerah mana yang akan
mengalami akerasi, pendakalan dan
aberasi, hal ini penting guna
perencanaan pemafaatan lahan yang
tepat guna.
Untuk wilayah muara sungai
Mundu dan sungai Losari, setiap
saat daerah mulut muaranya selalu
mengalami akrasi akibat arus yang
bergerak di kawasa perairan Laut
Jawa. Arus tersebut mengendalikan
material sedimen untuk diendapkan
kembali disekitar kawasan pantai
tersebut, mengaki-batkan
terbentuknya daratan baru dan
difungsikan masyarakat sebagai
lahan tambak.
Pengolahan citra satelit laut dengan
Gambar 5. Sebaran material sedimen di pantai timur
muatan sedimen (suspended sediment)
Kabupaten Cirebon
berbeda sangat membantu dalam
Dari pengamatan lapangan, kawasan pantai mengenal tingkat kekeruhan air laut dan
timur Kabupaten Cirebon tampaknya lebih pergerakan pola arus di perairan. Olahan citra
mudah mengalami perubahan dan di atas memberikan informasi enam warna
pendangkalan, khususnya pada muara Sungai yang berbeda, yang menunjukan tingkat
Losari dan Sungai Mundu, Keadaan ini kekeruhan yang berbeda pula. Warna merah
disebabkan oleh proses sedimentasi yang yang tersebar dekat muara dan garis pantai
menunjukan tingkat kekeruhan paling tinggi,

24
Penelitian Lingkungan Pantai Wilayah Pesisir Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (P. Astjario, et al)

terdiri atas material pasir dan lumpur, 2004; apakah penambahan lahan sesuai
sedangkan warna kuning dan hijau tingkat dengan sebaran material sedimen berbutir
kekeruhannya lebih rendah, dan terdiri atas kasar dalam hal ini yang berwarna merah.
material lumpur. Warna biru muda dan biru Dari pola sebaran material sedimen di kedua
tua bermuatan material sedimen yang sangat muara Sungai Mudu dan Sungai Losari
halus, terapung dan mudah terpengaruh oleh tampak proses pengendapan sedimen amat
pergerakan arus perairan. dipengaruhi oleh pergerakan arus pada saat
Dari pengolahan citra satelit di atas tampak citra satelit tersebut direkam.
jelas bahwa warna hijau dan kuning tersebar Atas dasar perbedaan tingkat kekeruhan pada
sangat luas sepanjang garis pantai timur kedua muara tersebut, dapat diinterpreta
Kabupaten Cirebon, yang tersusun atas sikan gerak an arus perairan Laut Jawa di
lumpur berwarna coklat kehitaman atau sekitar kedua muara serta gerak arus sejajar
didominasi oleh pantai tipe I dan tipe III pantai. Pergerakan arus utama tampak cukup
walaupun di beberapa lokasi masih kuat dari arah utara menuju ke arah tenggara
ditemukan pantai tipe II. Dengan dan sebagian lainnya menuju ke arah selatan,
menggunakan variasi RGB (red-green-blue) yang berubah menjadi arus sejajar pantai.
dalam perangkat lunak ER Mapper, sebaran Gerak arus utama yang langsung menuju garis
tumbuhan bakau (pantai tipe II) di kawasan pantai dan berbelok ke arah kanan maupun ke
pantai timur ini dapat dideteksi, walaupun kiri menimbulkan abrasi garis pantai.
tidak terlalu luas tapi tipe pantai ini masih Pertemuan pergerakan arus sejajar pantai
dapat ditemukan. dapat memberikan informasi terjadinya
kawasan pantai akrasi dan biasa
disebut sebagai tanah timbul atau
majunya daratan terhadap laut.

PEMBAHASAN
Dari pengamatan lapangan untuk
penelitian pemetaan lingkungan
pantai ini informasi yang didapat
sangat kurang, karena diperlukan
metode lain yang dapat
memberikan masukan lebih rinci.
Pemetaan karakteristik pantai dan
pengolahan citra satelit merupakan
metode-metode yang searah dan
saling menunjang di dalam
penelitian dan pemantauan
kawasan pantai, dalam hal ini
Gambar 6. Interpretasi sebaran arus perairan dan arus sejajar pantai Kabupaten Cirebon.
pantai
Tiga tipe pantai yang dapat
Secara alami, material kasar akan terendapkan dikenali di lapangan
tidak jauh dari muara sungai, sedangkan penyebarannya dapat dilihat dari proses
material yang lebih halus akan tersebar dan interpretasi citra satelit dengan menggunakan
terendapkan di kawasan pesisir yang lebih perangkat lunak ER Mapper. Hutan bakau
jauh. Dari informasi di atas, sebaran material ternyata tidak tersebar dengan luas, tetapi
sedimen kasar banyak tersebar di pantai- hanya tumbuh di sekitar muara-muara sungai
pantai timur dari kedua tanjung ini, dengan yang berlumpur dan sebagian kecil ada pada
sebagian kecil di pantai barat. Kemungkinan garis pantai lain. Jika melihat tumbuhan bakau
warna merah pada citra satelit diatas akan di darat, kurang lebih 2 – 3 km dari garis
menjadi daratan dimasa yang akan datang. pantai saat ini, cukup banyak tumbuh di
Hal ini dapat dilakukan dengan pemantauan antara parit-parit tambak dan mencapai
pada rekaman citra satelit tahun 2000 atau ketinggian 1 – 2 m. Kondisi ini ditafsirkan
sebagai sisa-sisa tumbuhan bakau masa lalu

25
Jurnal Geologi Kelautan, vol. 3, no. 2, Agustus 2005 : 19 - 26

yang sengaja tidak ditebang masyarakat. menurunnya kuwalitas air laut di perairan
Tetapi pada kawasan pantai hampir seluruh yang menghambat penetrasi sinar matahari
tumbuhan bakau ditebang, dialihkan sehingga menyebabkan perubahan ekosistem,
pemanfaatan lahannya menjadi usaha serta masih terjadi tumpang tindih
aquakultur. pemanfaatan kawasan pesisir dan laut untuk
Bentukan pantai yang sangat landai karena beragam peruntukan dan kepentingan.
proses sedimentasi yang sangat cepat, serta
pengaruh pasang-surut, mengakibatkan UCAPAN TERIMAKASIH
banyaknya wilayah genangan dan lumpur di
kawasan pantai ini. Pola arus sejajar pantai Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
membuat material sedimen tersebar secara kepada Bpk Ir.Subaktian Lubis M.Sc selaku
lateral dan luas, akan tetapi arus perairan yang Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
lebih kuat membawa kembali muatan sedimen Geologi Kelautan, Bpk Ir. Purnomo selaku
tersebut ke wilayah mulut muara dan Kepala Tim Cirebon, Bpk Ir. Suwiyanto Ahli
membentuk tanjung-tanjung. Penginderaan Jauh, Bpk Ir. Tjoek A. Suprapto
Ahli ER Mapper, Bpk Harkins Prabowo, ST
Ahli System Informasi Geografi serta rekan-
KESIMPULAN rekan lainnya yang tidak dapat penulis
Dilingkungan pantai Kabupaten Cirebon sebutkan disini yang telah membantu di
dapat diidentifikasi tiga buah tipe pantai serta dalam penulisan makalah ilmiah ini.
sebarannya, yaitu tipe pantai I yang terdiri
atas pantai berlumpur, tipe pantai II yang ACUAN
memiliki tumbuhan bakau dan tipe pantai III
yang terdiri atas pantai berpasir. Astjario, P., 1995. Buku Panduan Penelitian
Pantai Dengan Permasalahannya, Sie
Dari hasil pengolahan citra satelit dengan Geol. Wil. Pantai, Bid. Geol.
menggunakan perangkat lunak ER Mepper Kelautan, Pusat Pengembangan
dapat kita tentukan dan petakan garis pantai, Geologi Kelautan.
pola sebaran sedimen muatan berdasarkan
tingkat kekeruhan air laut, dan pola arus Coates, D.R.,1972, Coastal Geomorphology,
utama di perairan serta gerakan arus sejajar Publication in Geomorphology, State
pantai. Univ. Of N.Y., Binghamton.

Paduan kedua metode tersebut menghasilkan Dolan, R. Hayden, B.P., Hornberger, G.,
informasi yang sangat padat, tepat dan baik Zeiman J., and Vincent, M.K., 1972,
Classification of the coastal environment
untuk melengkapi kegiatan penelitian
of the wold. 1. The Americas
lingkungan pantai dengan benar. Hasil yang
charlottesville, Va: Department of
akurat dan interpretasi citra satelit ini, dapat
environmentals Sciences, University
dimanfaatkan bagi para ilmuwan dalam
of Virginia, Tech.Rept. 1, 163 p.
pengembangan penelitiannya, dan para
pengambil keputusan dalam tata ruang Lovelock, C., 1993, Field guide to the Mangroves
kawasan pesisir yang tepat guna dan berhasil of Queensland, Published by the
guna. Australian Institute of Marine
Science.
Proses sedimentasi serta cemaran sampah
padat maupun cair yang terjadi di kawasan Suprapto, TA., 2004. Buku Pegangan Pengolahan
pantai timur Kabupaten Cirebon Data Digital Citra untuk Pemetaan
mengakibatkan kekeruhan air laut dan Geologi Lingkungan Pesisir Dengan
menurunkan kualitas kebersihan kawasan Perangkat Lunak ER Mapper, Bid.Prog.
pesisir. Kondisi ini dapat mengakibatkan Inf, Puslitbang Geologi Kelautan. ™
menurunnya hasil tangkapan ikan laut,

26

Anda mungkin juga menyukai