Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
0
DAN TANTANGAN ERA MASYARAKAT 5.0
DISUSUN OLEH :
1120217010
REGSUS MANAGEMENT
UNIVERSITAS PANCASILA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Siklus Bogeokimia ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas Kuliah
Umum Jurusan Management. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Revolusi Industri 4.0 dan Era Masyarakat 5.0 bagi pembaca dan terkhusus
bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan paper ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
BAB III...............................................................................................................................................11
1.10 PERBEDAAN UTAMA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN ERA MASYARAKAT 5.0
14
BAB IV...............................................................................................................................................15
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita berdiri di tepi revolusi industri 4.0 yang secara fundamental akan mengubah cara
kita hidup, bekerja, dan berhubungan satu sama lain. Dalam skala, cakupan, dan
kerumitannya, transformasi tidak akan seperti apa pun yang dialami manusia sebelumnya.
Kita belum tahu bagaimana hal itu akan terungkap, tetapi satu hal yang jelas: respons
terhadapnya harus terintegrasi dan komprehensif, melibatkan semua pemangku kepentingan
dari pemerintahan global, dari sektor publik dan swasta hingga akademisi dan masyarakat
sipil.
Revolusi Industri Pertama menggunakan tenaga air dan uap untuk memekanisasi
produksi. Kedua menggunakan tenaga listrik untuk membuat produksi massal. Yang ketiga
menggunakan elektronik dan teknologi informasi untuk mengotomatisasi produksi.
Sekarang Revolusi Industri 4.0 sedang membangun di atas yang ketiga, revolusi digital
yang telah terjadi sejak pertengahan abad terakhir. Ini dicirikan oleh perpaduan teknologi
yang mengaburkan garis antara bidang fisik, digital, dan biologis.
Ada tiga alasan mengapa transformasi saat ini tidak hanya mewakili perpanjangan dari
revolusi industri ketiga, tetapi lebih kepada kedatangan revolusi industri 4.0 jauh berbeda :
kecepatan, ruang lingkup, dan dampak sistem.
Kecepatan terobosan saat ini tidak memiliki preseden historis. Jika dibandingkan
dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi ini berkembang pada kecepatan yang
eksponensial daripada linear. Selain itu, ini harus diadaptasi hampir setiap industri di setiap
negara. Dengan luas dan masifnya perubahan ini menandai transformasi seluruh sistem
produksi, manajemen, dan tata kelola.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Revolusi Industri 4.0 merupakan perubahan dimana untuk memproduksi suatu barang,
memanfaatkan mesin sebagai tenaga penggerak dan pemroses. Revolusi industri ini hadir
untuk menjawab permasalahan efektifitas dan efisiensi dalam memproduksi suatu barang.
Revolusi Industri 4.0 ini mengintregasikan antara teknologi cyber dan teknologi
otomatisasi. Dampak era revolusi industri 4.0 adalah dalam penerapannya tidak lagi
memberdayakan tenaga kerja manusia, sebab semuanya sudah menerapkan konsep
otomatisasi.
Dengan demikian tingkat efektifitas dan efisiensi waktu bisa meningkat. Dimana waktu
merupakan hal vital dalam dunia industri. Disamping manfaat revolusi industri 4.0 terhadap
bidang prindustrian, manfaat teknologi juga bisa dirasakan oleh semua orang. Saat ini akses
informasi sangat mudah dan bisa dilakukan kapan dan di mana saja dengan adanya jaringan
internet.
Revolusi industri 4.0 akan membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya,
industri akan semakin kompak dan efisien. Namun ada pula risiko yang mungkin muncul,
misalnya berkurangnya Sumber Daya Manusia karena digantikan oleh mesin atau robot.
Dunia saat ini memang tengah mencermati revolusi industri 4.0 ini secara saksama. Berjuta
peluang ada di situ, tapi di sisi lain terdapat berjuta tantangan yang harus dihadapi.
Banyak hal yang tak terpikirkan sebelumnya, tiba-tiba muncul dan menjadi inovasi
baru, serta membuka lahan bisnis yang sangat besar. Munculnya transportasi dengan
sistem ride-sharing seperti Go-jek, Uber, dan Grab. Kehadiran revolusi industri 4.0 memang
menghadirkan usaha baru, lapangan kerja baru, profesi baru yang tak terpikirkan sebelumnya.
Revolusi industri dimulai di pertengahan abad ke 18 tepatnya di tahun 1750 –1850. Saat
itu mulai terjadi revolusi besar-besaran di berbagai bidang seperti pertanian, manufaktur,
pertambangan, dan transportasi. Munculnya mesin seakan menggantikan peran manusia atau
hewan seutuhnya yang masih terbatas. Walaupun pada awalnya sedikit ditentang oleh kasta
pekerja, namun mereka lebih terbantu dalam efisiensi jumlah beban pekerjaan.
Setelah dirasa bidang-bidang tersebut berjalan dengan optimal, segala industri semakin
berkembang dengan pesat. Ini mendorong proses energi yang menunjang setiap mesin
berjalan dengan semestinya. Permasalahan listrik, gas, air dan telegraf jadi awal setelah
industri tahap pertama. Revolusi model ini lahir setelahnya yaitu di awal abad 20 yaitu
rentang tahun 1850 – 1940. Saat itu listrik mulai ditemukan, perkembangan pipa gas, air dan
alat komunikasi.
Saat ini kita hidup di era industri keempat, itu semua diawali dari revolusi internet yang
bukan hanya sebagai mesin pencari, namun lebih dari itu semua bisa terhubung dengan
cerdas. Mulai dari penyimpanan awan (cloud), perangkat yang terhubung dengan cerdas,
sistem fisik fiber, dan robotik.
Terdapat tiga fokus utama revolusi industri 4.0 pertama shorten time to market siklus
Inovasi yang lebih singkat, produk yang lebih kompleks, serta volume data yang lebih
besar. Increase flexible dimana mass production yang lebih terindividualisasi, pasar yang
volatile, serta produktivitas yang tinggi. Boost inefficiency dimana efisiensi energi dan
sumber daya menjadi faktor kompetisi yang kritikal. Fokus ini membuat wajah kegiatan
ekonomi dunia sekarang pada revolusi Industri ke-4 diwarnai dengan empat hal yang
utama: marketplace, sharing economy, smart appliances, e-education, dimana saat ini
berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia
digital sebagai wahana interaksi dan transaksi.
Revolusi industri 4.0 secara global mengandung acaman bahwa era industrialisasi
digital akan menghilangkan 1-1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025 karena
digantikannya posisi manusia dengan mesin ini prediksi Gerd Leonhard futurist dari
Jerman.U.S. Department of Labor juga melakukan estimasi bahwa 65% murid sekolah dasar
di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada hari ini. Namun era digitalisasi
berpotensi memberi peningkatan net tenaga kerja hingga 2.1 juta pekerjaan hingga 2025. Dan
menurut World Economic Forum terdapat potensi berkurangnya emisi karbon hingga 26
miliar metrik ton dari industri.
Beberapa model bisnis dan pekerjaan di Indonesia telah terkena dampak dari arus
digitalisasi revolusi industri 4.0 adalah : Toko konvensional mulai tergantikan dengan online
marketplace seperti tokopedia. Taksi dan ojek tradisional mulai digantikan moda transportasi
online yang terbesar sekarang gojek. Pertumbuhan ini akan semakin banyak dengan semangat
pemerintah dan swasta untuk mengembangkan startup-startup Indonesia yang sekarang
bertumbuh dengan cepat.
Teknologi telah memungkinkan produk dan layanan baru yang meningkatkan efisiensi
dan kesenangan kehidupan pribadi kita. Memesan taksi, memesan penerbangan, membeli
produk, melakukan pembayaran, mendengarkan musik, menonton film, atau bermain game
semua ini sekarang dapat dilakukan dari jarak jauh, bahkan untuk urusan bisnis seperti
pembukuan, dengan hadirnya software akuntansi berbasis cloud.
Di masa depan, inovasi teknologi juga akan mengarah pada keajaiban sisi penawaran,
dengan keuntungan efisiensi dan produktivitas jangka panjang. Biaya transportasi dan
komunikasi akan turun, logistik dan rantai pasokan global akan menjadi lebih efektif, dan
biaya perdagangan akan berkurang, yang semuanya akan membuka pasar baru dan
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pada saat yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh ekonom Erik Brynjolfsson dan
Andrew McAfee, revolusi dapat menghasilkan ketimpangan yang lebih besar, khususnya
dalam potensinya untuk mengganggu pasar tenaga kerja.
Oleh karena itu, teknologi adalah salah satu alasan utama mengapa pendapatan
mengalami stagnasi, atau bahkan menurun, untuk sebagian besar penduduk di negara-negara
berpenghasilan tinggi: permintaan akan pekerja berketerampilan tinggi telah meningkat
sementara permintaan akan pekerja dengan pendidikan rendah dan keterampilan rendah
mengalami penurunan.
Ini membantu menjelaskan mengapa begitu banyak pekerja kecewa dan takut bahwa
pendapatan mereka sendiri dan anak-anak mereka akan terus mandek atau tidak akan
mendapat pekerjaan. Ini juga membantu menjelaskan mengapa kelas menengah di seluruh
dunia semakin mengalami perasaan tidak puas dan tidak adil.
Ketidakpuasan juga dapat dipicu oleh meluasnya teknologi digital dan dinamika
berbagi informasi yang dicirikan oleh media sosial. Lebih dari 30 persen populasi global
sekarang menggunakan platform media sosial untuk terhubung, belajar, dan berbagi
informasi.
Dalam dunia yang ideal, interaksi ini akan memberikan peluang untuk pemahaman dan
kohesi lintas budaya. Namun, mereka juga dapat menciptakan dan menyebarkan harapan
yang tidak realistis tentang apa yang merupakan keberhasilan bagi individu atau kelompok,
serta menawarkan peluang untuk menyebar ide dan ideologi ekstrem.
BAB III
Konsep Masyarakat 5.0 itu muncul atas tanggapan adanya kehadiran Revolusi Industri
4.0, dimana keperluan masyarakat akan lebih mudah terpenuhi dan mempercepat kerja
manusia karena dibantu oleh teknologi yang keren dan sudah saling berintegrasi
Society 5.0 adalah masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi
industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial
Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam jumlah besar), dan robot untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia.
Society 5.0, sebuah masa di mana masyarakat berpusat pada manusia yang menyeimbangkan
kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial oleh sistem yang mengintegrasikan
ruang dunia maya dan ruang fisik. Society 5.0 akan menyeimbangkan pembangunan ekonomi
dan menyelesaikan masalah sosial.
Konsep Society 5.0 diadopsi Pemerintah Jepang sebagai antisipasi terhadap tren global
sebagai akibat dari munculnya Revolusi Industri 4.0. Society 5.0 adalah hal alami yang pasti
terjadi akibat munculnya Revolusi Industri 4.0. Revolusi Industri 4.0 telah melahirkan
berbagai inovasi dalam dunia industri dan juga masyarakat secara umum. Society 5.0
merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat era Revolusi Industri 4.0 yang
dibarengi disrupsi yang ditandai dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan
ambiguitas.
Dalam kehidupan saat ini, ekonomi merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan saat ini, untuk itu Society 5.0 ada untuk mengintegrasikan antara kehidupan dunia
nyat dan dunia maya. Sebenarnya konsep revolusi 4.0 dan Society 5.0 tidak memiliki
perbedaan yang jauh. Hanya saja konsep Society 5.0 lebih memfokuskan konteks terhadap
manusia. Jika Revolusi industry 4.0 menggunakan AI, dan kecerdasan buatan yang
merupakan komponen utama dalam membuat perubahan di masa yang akan datang.
Sedangkan Society 5.0 menggunakan teknologi modern hanya saja mengandalkan manusia
sebagai komponen utamanya. Dirilisnya konsep Society 5.0 juga merupakan jawaban dari
tantangan yang sedang dihadapi Jepang. Jepang sendiri saat ini sedang mengalami masalah
akibat berkurangnya populasi. Hal ini membuat penduduk pada usia produktif menjadi
berkurang. Dan Jepang berusaha untuk menstabilkan kondisi tersebut salah satunya dengan
menerapkan konsep Society 5.0.
Dalam Society 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui perkembangan teknologi dapat
meminimalisir adanya kesenjangan pada manusia dan masalah ekonomi pada kemudian hari.
Memang terdengar sulit untuk dilakukan mengingat saat ini masalah tersebut masih saja
terjadi terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. namun bukan berarti tidak bisa di
lakukan. Jepang sendiri sudah membuktikan sebagai Negara dengan teknologi paling maju
saat ini. Tentunya dengan hal tersebut. Jepang tentunya akan terus mengembangkan teknologi
hingga konsep Society 5.0 bisa terealisasikan sepenuhnya.
Pada Society 5.0 masyarakat tidak perlu repot-repot lagi dalam melakukan sesuatu
yang dianggap sulit. Sebagai contoh, pada zaman ini, ketika melakukan pengiriman barang,
perlu waktu berhari-hari hingga barang itu bisa sampai, belum lagi kendala teknis yang
memungkinkan proses pengiriman tersebut menjadi semakin lama. Society 5.0 mencoba
membuat sesuatu yang lebih modern dengan cara menggunakan drone sebagai alat bantu
manusia. Dengan didukung dengan Iot, robot, juga kecerdasan buatan, drone dapat
mempercepat pengiriman barang sehingga waktu yang diperlukan juga lebih singkat dan
tentunya meminimalisir kendala teknis yang ada. Selanjutnya dalam bidang kesehatan,
teknologi AI memungkinkan kita untuk mengetahui informasi kesehatan keluarga kita,
dengan begitu kita tidak perlu cemas ketika sewaktu-waktu keluarga kita mengalami masalah
pada kesehatan kita, karena dengan bantuan AI juga kecerdasan buatan, dapat memberikan
informasi mengenai detak jantung juga tekanan darah. Society akan sangat berguna pada
rumah pintar, jika setiap bangun tidur kita membutuhkan alarm. Namun AI bisa memastikan
apakah kita benar-benar bangun atau tidak, juga ketika rumah kita sedang ditinggal pergi, AI
dapat membuat sistem keamanan seperti CCTV namun dalam aspek yang lebih modern
sehingga rumah bisa lebih aman untuk ditinggali.
Lalu dalam bidang transportasi, sebagian orang pasti mempunyai rumah yang akses
jalannya tidak mendukung dengan transportasi yang ada, sehingga akses rute terkadang tidak
terdapat di internet. Bagi lansia mungkin akan semakin kesulitan mengingat tenaga mereka
yang sudah tidak seperti dulu lagi, dan tentunya akan kesulitan dalam menggunakan
teknologi yang ada. AI dapat memungkinkan kendaraan umum bisa mengakses rute terpencil
dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal untuk menyewa supir. AI bisa mendeteksi
apakah pengendara tersebut mengantuk ataupun tidak dalam kondisi yang baik sehingga
dapat mengurangi resiko kecelakaan. Sebenarnya contoh-contoh kecil dari konsep Society 5.0
sudah ada dan beberapa sudah kita rasakan. Hanya saja belum terintegrasi satu dengan
lainnya. Society 5.0 merupakan suatu program dimana inovasi yang dilakukan bukan semata
hanya mengenal inovasi teknologi melainkan apa kebutuhan dari masyarakat.
Meski saat ini banyak orang yang memperdebatkan mengenai konsep Revolusi
Industri 4.0 juga Society 5.0 bukan berarti kedua konsep tersebut merugikan, hanya saja
bagaimana kita menyikapinya. Sebagain orang berpendapat bahwa Society 5.0 lebih baik
karena dianggap lebih humanis dibanding Revolusi 4.0. Namun bukan berarti Revolusi 4.0
tidak bisa bersaing karena pada dasarnya konteks dari kedua konsep tersebut hampir sama
yaitu berusaha untuk mengembangkan teknologi ke arah yang lebih baik. Mengenai
penerapannya di Indonesia, cepat atau lambat konsep ini pasti akan diterapkan di Indonesia
karena Negeri kita sendiri membutuhkan teknologi yang lebih baik demi mencegah
kesenjangan sosial dan masalah ekonomi yang ada. Kita tidak akan tau apakah kita akan
bergantung pada kedua konsep tersebut di kemudian hari, hanya saja kita harus siap ketika
konsep tersebut mulai diterapkan di Indonesia.
1.10 PERBEDAAN UTAMA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DAN ERA MASYARAKAT
5.0
Pada revolusi industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomasi dan
pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT),
komputasi awan, dan komputasi kognitif. Dengan lahirnya teknologi digital saat ini pada
revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan manusia diseluruh dunia.
Menurut Tjandrawinata (2016), perkembangan teknologi informasi dengan pesat saat ini
terjadi otomotisasi yang terjadi diseluruh bidang, teknologi dan pendekatan baru yang
menggabungkan secara nyata, digital dan secara fundamental.
Revolusi industri 4.0 ini terdapat beberapa tantangan yang dihadapi yaitu kurangnya
keterampilan yang memadai, masalah kemanan teknologi komunikasi, keandalan stabilitas
mesin produksi, ketidak mampuan untuk berubah oleh pemangku kepentingan, serta
banyaknya kehilangan pekerjaan karena berubah menjadi otomasi.
Menurut Kantor Kabinet Jepang, Society 5.0 didefinisikan sebagai sebuah masyarakat
yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian
masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruan fisik.
Revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi dalam mendegradasi peran manusia
membuat Jepang melahirkan sebuah konsep yaitu Society 5.0. Melalui konsep ini diharapkan
membua kecerdasan buatan akan mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui
internet pada segala bidang kehidupan menjadi suatu kearifan yang baru, dengan harapan
untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam membuka peluang-peluang bagi manusia.
Perbandingan dari kedua konsep ini yaitu pada industri 4.0, masyarakat mencari,
mengutip, dan menganalisis dta atau informasi dengan mengakses layanan cloud melalui
internet. Sedangkan, pada Society 5.0 sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik
terakumulasi di dunia maya dan dianalisis oleh kecerdasan buatan, dan hasilnya diumpan
kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai bentuk.
Dampak dari revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 membuat kesempatan baru untuk
Indonesia. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, revolusi industri 4.0 justru
memberi kesempatan bagi Indonesia untuk berinovasi.
Making Indonesia 4.0 dapat memberikan arah yang jelas bagi pergerakan industri
nasional di masa depan, terasuk fokus pada pengembangan lima sektor manufaktur yang akan
menjadi percontohan.
Pada penyusunan peta jalan ini telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan,
mulai dari Institusi Pemerintahan, pelaku usaha, asosiasi industri, penyedia teknologi,
maupun lembaga riset dan pendidikan. Malalui komitmen serta partisipasi aktif dari seluruh
pihak tersebut, dapat diyakini implementasi Industri 4.0 di Indonesia akan berjalan sukses
dan sesuai sasaran.
Revolusi industri merupakan sebuah perubahan cara hidup manusia dan proses kerja
secara fundamental, dimana adanya kemajuan teknologi informasi dapat mengintegrasikan
dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak disiplin ilmu.
Munculnya revolusi industri 4.0 membut wajah baru dalam fase kemajuan teknologi.
Pada revolusi industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomasi dan
pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT),
komputasi awan, dan komputasi kognitif. Dengan lahirnya teknologi digital saat ini pada
revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan manusia diseluruh dunia.
Menurut Tjandrawinata (2016), perkembangan teknologi informasi dengan pesat saat
ini terjadi otomotisasi yang terjadi diseluruh bidang, teknologi dan pendekatan baru yang
menggabungkan secara nyata, digital dan secara fundamental.
Revolusi industri 4.0 ini terdapat beberapa tantangan yang dihadapi yaitu kurangnya
keterampilan yang memadai, masalah kemanan teknologi komunikasi, keandalan stabilitas
mesin produksi, ketidak mampuan untuk berubah oleh pemangku kepentingan, serta
banyaknya kehilangan pekerjaan karena berubah menjadi otomasi.
Menurut Kantor Kabinet Jepang, Society 5.0 didefinisikan sebagai sebuah masyarakat
yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian
masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruan
fisik. Revolusi industri 4.0 yang dinilai berpotensi dalam mendegradasi peran manusia
membuat Jepang melahirkan sebuah konsep yaitu Society 5.0. Melalui konsep ini diharapkan
membua kecerdasan buatan akan mentransformasi big data yang dikumpulkan melalui
internet pada segala bidang kehidupan menjadi suatu kearifan yang baru, dengan harapan
untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam membuka peluang-peluang bagi manusia.
Perbandingan dari kedua konsep ini yaitu pada industri 4.0, masyarakat mencari,
mengutip, dan menganalisis dta atau informasi dengan mengakses layanan cloud melalui
internet. Sedangkan, pada Society 5.0 sejumlah besar informasi dari sensor di ruang fisik
terakumulasi di dunia maya dan dianalisis oleh kecerdasan buatan, dan hasilnya diumpan
kembali ke manusia dalam ruang fisik dalam berbagai bentuk.
Dampak dari revolusi industri 4.0 dan Society 5.0 membuat kesempatan baru untuk
Indonesia. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, revolusi industri 4.0 justru
memberi kesempatan bagi Indonesia untuk berinovasi.
Kelima industri ini merupakan tulang punggung, dan diharapkan membawa pengaruh
yang besar dalam hal daya saing dan kontribusinya terhadap ekonomi Indonesia menuju 10
besar ekonomi dunia di 2030.
Hal ini lah yang akan menjai contoh bagi penerapan industri 4.0, penciptaan lapangan
kerja baru dan investasi baru berbasis teknologi. Kemudian, menarik minat investasi asing,
peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk
investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan. Dalam hal ini, dengan adanya
manfaat yang nyata, Indonesia berkomitmen untuk mengimplementasikan Making Indonesia
4.0 dan menjadikannya sebagai agenda nasional.
Perlu diingat juga pada konsep ini ditengah dunia berfokus pada Industri 4.0 (Penggunaan
Teknologi, Data, dan Automation), terdapat sentuhan humanisme di dalam Society 5.0 akan
menjadi modal dasar konsep ini akan diterima oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia.
Fokus yang menjadi dari dalam Society 5.0 menjadi peluang besar bagi Indonsia untuk
mempercepat transformasi masyarakatnya. Bagi Indonesia tidak masalah langsung berpijak
pada dua kaki, Revolusi industri 4.0 dan society 5.0. justru kedua momentum ini harus
digabungkan menjadi blue print nasional.
Harus tercipta kesadaran bersama baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat,
mulai dari mengubah pikiran negatif dan ketakutan terhadap perkembangan industri serta
paradigma jika teknologi itu sulit, bahwa perubahan besar dalam industri adalah keniscayaan
yang tidak bisa dihindari.