Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI
Tentang
“KONSEP PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1
1. Juwita Astina C30118002
2. Nur Avni Syamsuddin C30118004
3. Nadia Adibah Boften C30118015
4. Salmah C30118022
5. Novia C30118024
6. Sri Astuti C30118029
7. Sri Erliani Wahyuningsih C30118034
8. Wiranti C30118038
9. Vindy Annisa C30118054

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapatkan menyelesaikan makalah berkaitan dengan Konsep Pengertian Teori
Akuntansi. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Akuntansi
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, kami menyadari bahwa selama
penyusun makalah ini kami banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu,
kami mengucapkan banyak terima kasih.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 21 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................................................................................
i

DAFTAR ISI
............................................................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
............................................................................................................................................................
1
1.1 Latar Belakang
................................................................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah
................................................................................................................................................
1
1.3 Tujuan
................................................................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN
............................................................................................................................................................
3
2.1 Arti Penting Teori Akuntansi
3
2.2 Pengembangan Akuntansi
3
2.2.1 Peran Riset Akuntansi
.......................................................................................................................................
4
2.3 Pengertian Akuntansi
4
2.4 Seni, Sains, dan Teknologi
5

ii
2.5 Akuntansi Sebagai Teknologi
6
2.6 Teori Akuntansi Sebagai Sains
7
2.7 Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
8
2.8 Perspektif Teori Akuntansi
9
2.8.1 Aspek Sasaran Teori
.......................................................................................................................................
9
2.8.2 Aspek Tataran Semiotika
.......................................................................................................................................
11
2.8.3 Aspek Pendekatan Penalara
.......................................................................................................................................
13
2.9 Verifikasi Teori Akuntansi
15
BAB III PENUTUP
............................................................................................................................................................
17
3.1 Kesimpulan
......................................................................................................................................................
17
3.2 Saran
......................................................................................................................................................
18
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................................................................
19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Standar akuntansi memberi pedoman perlakuan akuntansi terhadap suatu kejadian.
Pedoman tersebut terefleksi dalam pendefinisian, pengukuran, penilaian, pengakuan, dan
pengungkapan elemen-elemen atau pos-pos laporan keuangan. Praktik akuntansi dipengaruhi
oleh factor lingkungan (social, ekonomik, dan politis) tempat akuntansi dijalankan.
Di balik praktik akuntansi sebenarnya terdapat seperangkat gagasan-gagasan yang
melandasi praktik tersebut berupa asumsi-asumsi dasar, konsep-konsep, penjelasan, deskripsi,
dan penalaran yang keseluruhannya membentuk bidang pengetahuan teori akuntansi. Teori
akuntansi menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang diamati sekarang.
teori akuntansi membahas perlakuan-perlakuan dan model-model alternative yang dapat
menjadi jawaban atas masalah-masalah yang dihadapi dalam praktik.

1. 2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Menjelaskan arti penting teori akuntansi ?
2. Menjelaskan pengembangan akuntansi ?
3. Menjelaskan pengertian akuntansi ?
4. Menjelaskan seni, sains, dab teknologi ?
5. Menjelaskan akuntansi sebagai teknologi ?
6. Menjelaskan teori akuntansi sebagai sains ?
7. Menjelaskan teori akuntansi sebagai penalaran logis ?
8. Menjelaskan perspektif teori akuntansi ?
9. Menjelaskan verifikasi teori akuntansi ?

1. 3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Mampu menjelaskan arti penting teori akuntansi
2. Mampu menjelaskan pengembangan akuntansi
3. Mampu menjelaskan pengertian akuntansi

1
4. Mampu menjelaskan seni, sains, dan teknologi
5. Mampu menjelaskan akuntansi sebagai teknologi
6. Mampu menjelaskan teori akuntansi sebagai sains
7. Mampu menjelaskan teori akuntansi sebagai penalaran logis
8. Mampu menjelaskan perspektif teori akuntansi
9. Mampu menjelaskan verifikasi teori akuntansi

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Arti Penting Teori Akuntansi


Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masalah-masalah praktis dan
profesional. Teori akuntansi merupakan unsur yang penting dalam mengembangkan dan
memajukan praktik akuntansi. Teori akuntansi menjadi landasan untuk memecahkan
masalah-masalah akuntansi secara bernalar yang secara etis dan ilmiah dapat
dipertanggungjawabkan.

Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik cerdik atas dasar pengalaman saja dapat
disamakan dengan pemecahan masalah dengan coba-coba atau coba dan ralat (trial and
error). Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori baik
yang melandasinya. Teori merupakan unsur yang penting dalam mengembangkan dan
memajukan praktik akuntansi. Kemajuan profesi dan pengetahuan akuntansi hanya dapat
dicapai dengan kerja sama yang harmonis antara praktisi dan akademisi (pendidik).

2.2 Pengembangan Akuntansi

Akuntansi dipandang dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi
(keahlian) yang dipraktikan di dunia nyata dan sebagai suatu disiplin pengetahuan yang
diajarkan di perguruan tinggi. Akuntansi sebagai serangkaian prosedur, metoda, dan teknik
tanpa memperhatikan teori di balik praktiknya apabila dari segi profesi. Akuntansi dipandang
sebagai pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan.
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) memberikan pedoman yang lebih luas daripada
standar akuntansi karena tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam
standar akuntansi. Pada akademisi, akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik
dan teori.

Bidang praktik berkepentingan dengan masalah bagaimana praktik dijalanakan sesuai


dengan PABU dan bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen
yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuanya dicakup dalam suatu
pengetahuan yang disebut teori akuntansi. Teori akuntansi memusatkan perhatian pada aspek
mengapa (why to account the way it is or the way it should be).

3
2.2.1 Peran Riset Akuntansi
Teori akuntansi dikembangkan agar pengetahuan akuntansi menjadi sejajar dengan
pengetahuan ilmiah yang lain. Teori akuntansi di sini akan berisi hipotesis-hipotesis tentang
variabel-variabel yang berkaitan dengan pelaku ekonomi dan perilaku pasar modal yang
diteorikan. Terdapat tiga aspek penting yang saling berkaitan yang melandasi pengembangan
akuntansi, yaitu riset, pendidikan, dan praktik.

Riset merupakan bagian penting dalam pengajaran akuntansi yang tidak hanya
mencakup penelitian empiris (positif) tetapi juga meliputi penelitian analitis dalam bentuk
artikel atau makalah akademik (normatif). Praktik akuntansi akan mengalami perkembangan
yang pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi antara ketiga aspek tersebut.

2.3 Pengertian Akuntansi

Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada pengertian atau pendefinisian


akuntansi sebagai suatu bidang pengetahuan. Artinya, kedudukan akuntansi dalam tatanan
pengetahuan juga akan menentukan pengertian dan lingkup teori akuntansi. Akuntansi
didefinisi sebagai seperangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan cukup luas
dan dalam serta telah membentuk kesatuan pengetahuan yang terdokumentasi secara
sistematis dalam bentuk literatur akuntansi.

Akuntansi sebagai kegiatan penyediaan jasa (service activity) mengisyaratkan bahwa


akuntansi yang akhirnya harus diterapkan untuk merancang dan menyediakan jasa berupa
informasi keuangan harus bermanfaat untuk kepentingan sosial dan ekonomik negara tempat
akuntansi diterapkan (to be useful in making economic decisions).

Sebagai seperangkat pengetahuan, akuntansi didefinisikan sebagai seperangkat


pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan
kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian
(pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan ekonomik.

Akuntansi akan mempunyai peran yang nyata jika informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil keputusan ekonomik untuk bertindak
menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomik negara. Pelaporan keuangan

4
(financial reporting) sebagai sistem nasional harus direkayasa dengan saksama untuk
pengendalian alokasi tersebut secara automatis melalui mekanisme pasar yang berlaku.

Kebijakan pemerintah yang secara langsung mempengaruhi perilaku pengambil


keputusan ekonomik jelas merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam alokasi
sumber daya ekonomik. Pengendalian secara otomatis dapat dicapai melalui standar
akuntansi yang merupakan cara tertentu sebagai hasil akhir dari proses perekayasaan.

2.4 Seni, Sains, Dan Teknologi

Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebagai seni karena orang
yang akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan akuntansi harus terjun langsung dalam
dunia praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Penyebutan akuntansi sebagai seni
sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa dalam praktiknya akuntansi melibatkan
banyak pertimbangan nilai yang menuntut keahlian dan pengalaman untuk memilih
perlakuan yang terbaik. Jadi, kalau akuntansi dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud
adalah cara menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan.

Akuntansi dikatakan sebagai sains jika terdapat kriteria penting untuk menguji validitas
pernyataan-pernyataan sebagai seperangkat pengetahuan. Kriteria tersebut adalah koherensi,
korespondensi, keterujian, dan keuniversalan. Koherensi menuntut bahwa seperangkat
pernyataan-pernyataan bersifat logis dari asumsi yang mendasarinya. Korespondensi
menentukan apakah konklusi yang diturunkan dari teori yang melandasinya didukung oleh
fakta empiris di dunia nyata. Keterujian menghendaki terdapatnya metode yang cukup
meyakinkan untuk menguji teori. Keuniversalan menentukan apakah pernyataan-pernyataan
(teori) mampu untuk menjelaskan semua fakta yang berkaitan dengan fenomena yang
dibahas. Proses evaluasi untuk menentukan apakah kriteria tersebut dipenuhi disebut dengan
proses validasi. Proses validasi ini juga melibatkan pertimbangan, tetapi dalam sains
pertimbangan tersebut dikendalikan oleh metode atau kaidah ilmiah.

Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak membahas gejala
akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi tertentu, faktor-faktor apa
yang mendorong manajemen memanipulasi laba, dan apakah partisipasi dalam penyusunan
anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi. Tujuan akuntansi adalah menghasikan atau

5
menemukan prinsip-prinsip umum (general priciples) untuk menjustifikasi kebijakan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu (tujuan pelaporan keuangan) bukan untuk mendapatkan
kebenaran penjelasan (teori).

Akuntansi dikatakan sebagai teknologi karena jika dilihat dari karakteristik akuntansi,
sebenarnya seperangkat pengetahuan akuntansi seperti teknologi yang harus dikembangkan
sesuai dengan sifat teknologi tersebut agar lebih bermanfaat dan mempunyai pengaruh nyata
dalam kehidupan sosial tertentu. Karena akuntansi masuk dalam bidang pengetahuan
teknologi, akuntansi dapat didefinisi sebagai “rekayasa informasi dan pengendalian
keuangan.” Sebagai teknologi, akuntansi dapat memanfaatkan teori-teori dan pengetahuan
yang dikembangkan dalam disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan tertentu tanpa
harus mengembangkan teori itu sendiri.

Akuntansi dirancang untuk memperlancar kegiatan ekonomik dan oleh karenanya


akuntansi berfungsi sebagai teknologi untuk kepentingan(kebijakan) politik. Akuntansi harus
resnposif terhadap kebutuhan masyarakat dan juga harus merefleksi kondisi sosial, politis,
hukum, budaya, dan ekonomik tempat akuntansi beroperasi atau diterapkan.

2.5 Akuntansi Sebagai Teknologi

Perekayasaan adalah proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran,


penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, pengetahuan yang
tersedia, konsep, metode, teknik, serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk (konkret
atau konseptual).

6
Perekayasaan akuntansi mengikuti proses yang sama, baik pada tingkat makro maupun
mikro. Akuntansi dalam perekayasaan ini adalah akuntansi dalam arti luas yaitu sebagai
suatu sistem pelaporan keuangan umum yang melibatkan kebijakan umum akuntansi dalam
suatu wilayah tertentu. Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses tentang bagaimana
informasi keuangan untuk semua unit usaha dan pemerintahan harus disediakan dan
dilaporkan dalam suatu negara untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomik.

Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan


sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam
merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi
kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan. Pada tingkat makro, produk
perekayasaan akuntansi adalah semacam konstitusi yang disebut rerangka konseptual.

2.6 Teori Akuntansi Sebagai Sains

Teori diartikan sebagai sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu bersifat abstrak atau
sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata dan dikerjakan dalam dunia nyata.

Teori akuntansi adalah sekumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku dan harus
dianut dalam lingkungan tertentu. Oleh karena itu, mempelajari teori akuntansi sering
disalahartikan sebagai mempelajari standar akuntansi dan cara penerapannya. Teori akan
berisi pernyataan-pernyataan asumsi dan hipotesis. Agar teori menjadi kuat, hipotesis harus
diuji secara ilmiah dan didukung oleh bukti yang nyata. Sebagai sains, kegiatan penjelajahan
dan riset akuntansi lebih diarahkan untuk menguji secara ilmiah teori-teori tersebut yang
diajukan sebagai penjelasan fenomena akuntansi, alam, atau sosial.

Tujuan teori adalah menjelaskan dan memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis


dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta yang sedang terjadi sedangkan
memprediksi berarti memberi keyakinan jika asumsi-asumsi yang diteorikan dipenuh,
kemungkinan besar suatu fenomena atau fakta tertentu akan terjadi. Bila hal ini diterapkan
untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang
menjadi sumber pengetahuan dan praktik akuntansi. Teori akuntansi akan merupakan
seperangkat hipotesis-hipotesis yang bersifat deskriptif sebagai hasil penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah tertentu. Oleh karena itu, teori akuntansi berisi keseluruhan

7
analisis dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi
gejala-gejala atau peristiwa dalam akuntansi.

Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, apa yang dibahas dan dihasilkan harus
memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai (tidak untuk mencapai tujuan sosial atau ekonomik
tertentu), koheren, universal, dan dapat diuji/diverifikasi secara empiris. Kebutuhan untuk
memenuhi kriteria ini menjadikan arah teori akuntansi bergeser dari menghasilkan prinsip
dan praktik akuntansi baru yang lebih baik menuju ke menguji validitas penjelasan suatu
fenomena atau fakta akuntansi. Pergeseran arah ini ditentang oleh banyak pihak karena
dengan pendekatan semacam ini tidak akan menghasilkan jawaban berupa teknik atau prinsip
baru untuk memecahkan masalah akuntansi.

2.7 Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis

Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis yang melandasi praktik dalam
kehidupan nyata. Teori berusaha untuk memberikan pembenaran terhadap praktik agar
praktik mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau dipertanggungjawabkan
kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, konsep, dan argumen yang saling
berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis
dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum yang menjadi
landasan umum untuk menentukan tindakan yang terbaik dalam mencapai tujuan.

Teori akuntansi membahas proses pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan


kelayakan prinsip atau praktik akuntansi tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi
landasan konseptual dalam penentuan standar atau praktik akuntansi yang baru. Proses
penalaran logis untuk akuntansi diwujudkan dalam bentuk perekayasaan pelaporan keuangan.

Perekayasaan akuntansi menghasilkan suatu rerangka konseptual. Fungsi rerangka


konseptual adalah untuk mengevaluasi atau membenarkan dan untuk mempengaruhi atau
mengembangkan praktik akuntansi. Penalaran logis dapat digunakan untuk menilai apakah
praktik yang sekarang berjalan telah mendukung atau menjamin tercapainya tujuan pelaporan
yang dicanangkan dalam rerangka konseptual.

Meskipun menggunakan metode yang sama, penalaran logis harus dibedakan dengan
penalaran ilmiah. Teori akuntansi sebagai sains juga memerlukan penalaran logis tetapi

8
penalaran ilmiah tersebut bersifatuniversal dan objektif dan tidak dipengaruhi oleh tujuan-
tujuan dan kebijakan khusus yang berlaku dalam suatu lingkungan. Penalaran logis dalam
akuntansi justru digunakan untuk membenarkan praktik atau perlakuan tertentu dengan
maksud untuk “memaksakan” praktik atau perlakuan tersebut dalam rangka mencapai tujuan
tertentu.

Penalaran logis dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan praktik baru jika
memang tujuan tertentu hanya dapat dicapai dengan menciptakan praktik yang baru. Praktik
yang baru dapat dikembangkan dengan penerbitan standar baru oleh badan yang berwenang.
Dengan standar tersebut, diharapkan praktik di masa mendatang akan menjadi terarah dan
konsisten menuju ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan yang diharapkan. Dalam
penalaran ini, tujuan merupakan komponen paling penting untuk ditentukan karena tujuan
yang berbeda akan menghasilkan struktur yang berbeda pula. Jika penalaran ini dapat disebut
sebagai teori umum akuntansi, maka penalaran semacam ini akan membentuk suatu yang
biasa disebut teori akuntansi normatif.

2.8 Perspektif Teori Akuntansi

Meskipun menganut perlakuan apapun, teori akuntansi akan berisi pernyataan-


pernyataan yang berupa penjelasan atau pembenaran tentang suatu fenomena atau perlakuan
akuntansi. Selain perspektif (aspek) taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi
penjelasan ilmiah atau justifikasi, teori akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar
perspektif lain menurut tujuan atau penekanan pembahasan.

2.8.1 Aspek Sasaran Teori

Aspek sasaran ini mendasari perbedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi
positif dan normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari
pendefinisian akuntansi sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains akan
menghasilkan teori akuntansi positif dan pandangan teknologi akan menghasilkan teori
akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena sasaran yang berbeda yang ingin
dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi.

Penjelasan positif berisi pernyataan tentang suatu peristiwa sesuai dengan fakta
yang terjadi atas dasar pengamatan empiris. Penjelasan positif diarahkan untuk

9
memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah atas dasar kriteria
ilmiah. Sedangkan penjelasan normatif berisi pernyataan untuk menilai apakah sesuatu
itu baik atau buruk, relevan atau tak relevan dalam kaitannya dengan kebijakan
ekonomik atau sosial tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau
menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuat kebijakan.

Atas dasar perbedaan aspek di bawah, sasaran teori akuntansi positif adalah
menghasilkan penjelasan tentang apa yang terjadi secara objektif tanpa dilandasi oleh
pertimbangan nilai. Teori akuntansi positif mengajukan proposisi atau hipotesis bahwa
perusahaan pemanufakturan cenderung memilih MPKP sedangkan perusahaan
perdagangan cenderung memilih MTKP.

Teori akuntansi positif berusaha menentukan apakah hipotesis tersbut benar atau
salah dengan menggunakan metoda ilmiah atas dasar pengamatan data yang nyatanya
terjadi. Tujuan teori positif adala untuk mendeskripsi, teori akuntansi tidak
berkepentingan untuk menilai apakah metoda MPKP lebih baik atau lebih bermanfaat
daripada metoda MTKP.

Di lain pihak, sasaran teori akuntansi normatif adalah menghasilkan penjelasan


mengapa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik atau lebih efektif daripada perlakuan
akuntansi alternatif karena tujuan akuntansi tertentu harus dicapai. Jadi, perbedaan teori
akuntansi positif dan normatif timbul akibat perbedaan sasaran teori dan bidang
masalah yang menjadi perhatian masing-masing teori.

10
2.8.2 Aspek Tataran Semiotika

Akuntansi berkepentingan dengan penyediaan dan penyampaian informasi


sebagai sarana komunikasi bisnis sehingga akuntansi dapat disebut sebagai bahasa
bisnis. Efek komunikatif menjadi sasaran penyampaian gagasan atau informasi dari
pengirim kepada penerima.

Dalam ilmu bahasa, sistem komunikasi dan efek komunikatif dipelajari dalam tiga
bidang, yaitu semiotika, linguistika, dan logika. Semiotika merupakan bidang yang
membahas teori umum tentang tanda-tanda dan simbol-simbol dalam bidang
linguistika.

Linguistika itu merupakan bidang ilmu bahasa yang membahas fonetik,


gramatika, morfologi, dan makna kata atau ungkapan.

Logika membahas masalah yang berkaitan dengan validitas penalaran dan


penyimpulan. Ketiga bidang ini menjadi teori yang melandasi terciptanya komunikasi
yang efektif.

Terdapat tiga tataran (level) semiotika yaitu sintaktika, semantika, dan


pragmatika. Sintaktika menelaah logika dan kaidah bahasa, yaitu hubungan logis di
antara tanda-tanda atau simbol-simbol bahasa. Semantika menelaah hubungan antara
tanda atau simbol dan dunia kenyataan (fakta) yang disimbolkannya. Pragmatika
membahas dan menguji apakah komunikasi efektif dengan mempelajari ada tidaknya
perubahan perilaku penerima.

11
Akuntansi keuangan yang dikenal luas dikembangkan atau direkayasa atas dasar
premis bahwa investor dan kreditor adalah pihak yang dituju informasi. Efek
komunikasi yang ingin dicapai adalah agar pihak yang dituju tersebut bersedia
menanam dana ke kegiatan ekonomik yang dibutuhkan masyarakat melalui perusahaan.

Pemahaman teori akuntansi dapat dicapai dengan mengidentifikasi teori akuntansi


atas dasar tataran semiotika. Tataran semiotika menunjukkan bahwa perekayasa
akuntansi berteori pada tiga tataran, yaitu semantik, sintaktik, dan pragmatik dalam
rangka menghasilkan suatu struktur pelaporan keuangan dalam negara tertentu. Dengan
demikian, teori akuntansi dapat dibedakan atas dasar sasaran bahasan dan pemahaman
menjadi teori akuntasi sematik, sintaktik, dan pragmatik.

1) Teori Akuntansi Semantik

Teori akuntansi ini menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan


dunia nyata (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi sehingga
orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus secara langsung
menyaksikan kegiatan tersebut.

Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting


pelaporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahasan pendefinisian
makna elemen (objek), pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai
bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) sebagai salah satu
atribut.

Pendefinisian merupakan langkah penting dalam teori semantik karena


kesalahan pemaknaan mempunyai implikasi penting dalam pengoperasian
akuntansi. Jadi, teori akuntansi semantik berkepentingan dengan pelambangan dan
penafsiran objek akuntansi untuk menghasilkan informasi semantik yang bermakna
bagi pemakai laporan. Agar komunikasi akuntansi efektif, penyampaian informasi
semantik tidak dapat dipisahkan dengan informasi sintaktik.

2) Teori Akuntansi Sintaktik

12
Teori akuntansi ini adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-
masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan
secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk
statement keuangan. Teori sintaktik meliputi hubungan antara unsur-unsur yang
membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu
negara, yaitu manajemen, entitas pelapor (pelaporan), pemakai informasi, sistem
akuntansi, dan pedoman penyusunan laporan.

3) Teori Akuntansi Pragmatik

Teori akuntansi ini memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi


terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas
reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Informasi akuntansi dikatakan
bermanfaat apabila informasi tersebut benar-benar digunakan dalam pengambilan
keputusan oleh pemakai yang dituju. Kebermanfaatan informasi akan menentukan
keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan.

Teori pragmatik membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan
pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan
eksternal maupun manajerial. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-
pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel
perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Karena teori pragmatik pada
umumnya adalah perilaku manusia dalam kaitannya dengan informasi, teori ini
sering diklasifikasi sebagai akuntansi keperilakuan.

Pembidangan teori atas dasar tataran atau level semiotika sebenarnya tidak
dimaksudkan untuk memisahkan pembahasan teori secara kaku dan tegas tetapi
lebih untuk menggambarkan perbedaan orientasi. Bila dikaitkan dengan
pembidangan positif-normatif, teori sintaktik dan semantik pada umumnya bersifat
normatif sedangkan teori pragmatik lebih bersifat positif.

2.8.3 Aspek Pendekatan Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan terhadap suatu pernyataan atau penjelasan. Peranan

13
logika sangat penting dalam penalaran. Teori yang disusun dengan penalaran yang baik
akan mempunyai validitas yang tinggi. Penalaran mempunyai peran penting dalam
rangka menerima atau menolak kebenaran (validitas) suatu teori. Proses penyimpulan
yang menghasilkan pernyataan atau penjelasan sebagai teori dapat bersifat deduktif
maupun induktif.

1) Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu


pernyataan umum yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagai
simpulan (konklusi). Pernyataan umum dapat saja memuat nilai-nilai etika, moral,
ideologi, keyakinan, atau budaya.

Pernyataan umum yang disepakati dan menjadi basis penalaran dapat berasal
dari teori, prinsip, konsep, doktrin, atau norma yang dianggap benar, baik, atau
relevan dalam kaitannya dengan tujuan penyimpulan dan situasi khusus yang
dibahas. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan
dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.

2) Penalaran Induktif

Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Penalaran ini


berawal dari suatu pernyataan khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang
merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Hubungan antara premis dan
konklusi dalam penalaran ini tidak langsung dan tidak sekuat hubungan dalam
penalaran deduktif. Dalam penalaran induktif, kebenaran premis tidak selalu
menjamin kebenaran konklusi yang bersifat generalisasi. Kebenaran konklusi hanya
dapat dijamin dengan tingkat keyakinan tertentu.

Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk


menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan (teori) terhadap gejala
akuntansi tertentu. Hipotesis merupakan generalisasi yang dituju oleh penelitian
akuntansi. Bila bukti empiris (atas dasar pengamatan terhadap sampel) konsisten
dengan atau mendukung generalisasi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

14
generalisasi tersebut menjadi teori yang valid dan mempunyai daya prediksi yang
tinggi.

Bila dikaitkan dengan perspektif teori yang lain, teori akuntansi normatif
biasanya berbasis penalaran deduktif sedangkan teori akuntansi positif berbasis
penalaran induktif. Secara umum dapat dikatakan bahwa teori akuntansi sebagai
penalaran logis bersifat normatif, sintaktik, semantik, dan deduktif. Teori akuntansi
sebagai sains bersifat positif, pragmatik, dan induktif.

2.9 Verifikasi Teori Akuntansi

Verifikasi teori merupakan prosedur untuk menentukan apakah suatu teori valid atau
tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi validitas teori bergantung pada sasaran dan tataran
teori yang diverifikasi. Validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi
yang digunakan masuk akal.

Teori akuntansi normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis yang
melandasi teori yang diajukan. Teori normatif bersifat tidak bebas nilai, maka penerimaan
asumsi oleh pihak yang terlibat dalam penurunan prinsip (konklusi) juga menjadi bagian dari
kriteria validitas teori. Namun, kriteria ini sering bersifat subjektif. Oleh karena itu,
penerimaan suatu asumsi juga harus didukung dengan penalaran logis sehingga asumsi tetap
masuk akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi dan diukur
implikasinya.

Teori akuntansi positif dievaluasi validitasnya atas dasar kesesuaian teori dengan fakta
yang terjadi. Menentukan fakta melibatkan observasi secara objektif. Pada umumnya,
observasi objektif dapat dicapai melalui penelitian dengan metode ilmiah. Oleh karena itu,
validitas teori akuntansi positif banyak dilakukan dengan penelitian empiris. Penelitian
empiris didasarkan atas pengamatan terbatas (sampel) untuk menguji teori secara statistis.
Karena teori akuntansi positif bersifat bebas nilai, maka verifikasi dibatasi pada apa yang
nyatanya dipraktikkan tetapi tidak diarahkan untuk menentukan apakah teori tersebut baik
atau tidak bila dijadikan basis untuk menentukan kebijakan.

Teori akuntansi sintaktik biasanya tidak berkaitan langsung dengan fakta sehingga
verifikasi validitasnya mengandalkan penalaran logis semata. Baru setelah teori tersebut

15
dipraktikkan dalam bentuk kebijakan, pengujian secara empiris dapat dilakukan untuk
menguji penalaran yang mendasarinya.

Teori akuntansi semantik melibatkan penyimbolan fakta sehingga mengandung unsur


empiris. Oleh karena itu, validitas teori dapat diverifikasi secara empiris dengan pengamatan.

Teori akuntansi pragmatik mempunyai kandungan empiris yang besar karena teori ini
banyak memanfaatkan fakta atau data empiris perilaku pasar/individual sebagai reaksi
terhadap informasi akuntansi. Verifikasi teori ini dapat dilakukan dengan penelitian empiris
yang didasarkan atas asumsi bahwa informasi dianggap bermanfaat bila pemakai berbuat
seakan-akan menggunakan informasi tersebut.

Karena teori akuntansi semantik, sintaktik, dan pragmatik tidak berdiri sendiri tetapi
saling mendukung dan melengkapi, semua pendekatan pengujian biasanya dilakukan untuk
memverifikasi suatu teori. Jadi, sedapat-dapatnya teori harus diverifikasi validitasnya atas
dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan pertimbangan nilai yang telah
disepakati.

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu berkembang untuk memenuhi tuntuan
perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, pratik akuntansi juga harus dikembangkan secara
sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Untuk itu, belajar praktik dan teknik akuntansi
saja tidak cukup karena prektik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat. Teori
akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada di balik praktik
akuntansi. Teori akuntansi mempunyai peran penting dalam pengembangan akuntansi yang
sehat.

Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada kesepakatan tentang pengertian


akuntansi sebgagai seni, sains atau teknologi. Bila dipandang sebagai sains, akuntansi akan
bertujuan untuk mendapatkan kebenaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena
akuntansi dengan menerapkan metoda ilmiah. Bila akuntansi dipandang sebagai teknnologi,
akuntansi merupakan teknologi perangkat lunak yang harus dipelajari dan dikembangkan
untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dengan demikian akuntansi merupakan suatu
pengetahuan tentang perekayasaan informasi untuk mengendaliakan keuangan negara.

Atas dasar sasaran yang ingin dicapai, teiri akuntansi di bedakan menjadi teori positif
dan normatif. Teori positif menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar
pengamatan empiris. Teori normatif menjelaskan tentang fenomena akuntansi untuk
menjustifikasi atau membenarkan perlakuan (standar) akuntansi karena tujuan akuntansi
tertentu harus dicapai.

Atas dasar sasaran semiotika, akuntansi dibedakan menjadi teori sintaktik, semantik dan
pragmatik. Teori akuntansi menurunkan penkelasan-penjelasan atau justifikasi melalui
penalaran deduktif dan induktif.

Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau di uji validitasnya secara tepat
atas dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi dan standar nilai yang telah
disepakati.

17
3.2 Saran
Kami sebagai penulis makalah ini menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami penulis meminta kristik dan
saran yang membangun untuk berkembanganya makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 3.
Yogyakarta: BPFE.

19

Anda mungkin juga menyukai