Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PORTOFOLIO BIOLOGI

EVOLUSI

Oleh :

Nama : Ahmad Kiromi

Kelas : XII MIPA 1

Lembaga Nasa Professional School

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Putra Bangsa Depok

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup yang ada di bumi mengalami perubahan dari waktu

ke waktu. Seiring dengan perubahan lingkungan tersebut, terjadi pula

perubahan pada makhluk hidup. Perubahan-perubahan yang terjadi pada

makhluk hidup dipelajari dari zaman ke zaman dalam suatu teori yang disebut

teori evolusi.

Teori evolusi masih dipertentangkan hingga saat ini. Banyak teori

yang telah dikemukakan para ahli, namun belum ada satu teoripun yang

mampu menjawab tentang semua fakta dan fenomena sejarah perkembangan

makhluk hidup.

Evolusi dalam biologi berarti proses komplek pewarisan sifat

organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan

tahun. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong

terbentuknya berbagai makhluk hidup dimuka bumi ini.

Sejak abad ke-16 SM, banyak ahli yang telah berusaha


mengemukakan pendapatnya tentang asal-usul berbagai makhluk hidup yang

ada di dunia dan banyak pendapat mereka menjadi fondasi teori evolusi.

B. Tujuan Penulisan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan dalam penelitian ini untuk mengetahui:

1. Asal-usul makhluk hidup

2. Apa itu evolusi

3. Siapa saja yang mencetus teori evolusi

4. Faktor yang mempengaruhi evolusi

5. Cara tebentuknya spesies baru

6. Pandangan baru tentang evolusi

7. Teori-teori yang menetang evolusi

C. Manfaat penelitian

          Manfaat yang dapat kita ambil dari makalah ini yaitu, kita dapat

mengetahui dari mana kita berasal lewat materi yang akan dibahas yaitu

evolusi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evolusi

                Evolusi berarti proses kompleks pewarisan sifat organisme yang

berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi

secara umum tidak dapat terlepas dari kehidupan masa lampau. Hal yang saat

ini merupakan hasil dari proses masa lampau. Evolusi juga berarti perubahan

pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke

generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga

proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar

evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk

hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme

bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru

dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar

populasi dan antar spesies. Pada spesies yangbereproduksi secara seksual,

kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang

dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika

perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam


suatu populasi.

B. Pencetus-Pencetus Teori Evolusi

1. Charles Darwin

Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah seorang peminat ilmu

alam dari inggris. Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS

Beagle untuk memetakan jalur pelayaran. Selama pelayaran, Darwin

banyak mendapat fosil, batuan dan berbagai makhluk hidup. Ketika

sampai di kepulauan Galapagos, Darwin menjumpai berbagai macam 

makhluk yang menarik perhatiannya, terutama burung-burung Finch.

Burung Finch banyak juga ditemukan di Inggris, namun burung Finch

yang terdapat di Galapagos memiliki bentuk paru yang beragam.

Darwin menyadari bahwa struktur yang bervariasi ini karena terbentuk

karena adaptasi lingkungan tertentu. Darwin meyakini bahwa struktur

paru burung Finch bersesuaian dengan keanekaragaman makanan yang

tersedia. Selain burung Finch, Darwin juga mengamati kura-kura

raksasa. kedua kura-kura ini memiliki sedikit perbedaan morfologi

yang disebabkan oleh perbedaan habitat. dari pengamatannya, Darwin

memperoleh ide tentang evolusi yang didasarkan atas pokok-pokok

pikirannya, yaitu :
a. Makhluk hidup bervariasi dan beberapa variasi  sifatnya dapat

diturunkan. Tidak ada dua individu yang sama persis dalam

suatu spesies (kecuali kembar identik)

b. Setiap populasi cenderung bertambah banyak, karena setiap

makhluk hidup mampu berkembangbiak. Untuk

berkembangbiak perlu adanya makanan yang cukup. Dan

jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak dari pada yang

dapat bertahan hidup.

c. Kenyataan menunjukkan bahwa pertambahan populasi tidak

berjalan terus-menerus.

d. Individu-individu berkompetisi untuk memperoleh sumber

e. Sifat-sifat yang diwariskan milik beberapa individu membuat

mereka dapat bertahan hidup dan bereproduksi pada keadaan

lingkungan tertentu.

f. Akibat dari seleksi lingkungan tersebut, hanya individu yang

adaptif terhadapa lingkungan yang dapat hidup dan

menurunkan sifat adaptif tersebut. Seleksi alam akhirnya akan

mengubah sifat dalam populasi, bahkan menghasilkan spesies

baru.

2. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).


Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani,

yang mencetuskan teori evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang

terjadi berdasarkan metafisika alam, maksudnya metafisika alam dapat

mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk sederhana ke bentuk

yang lebih kompleks.

3. Teori evolusi Anaximander (500 SM)

Anaximander juga merupakan seorang filosof yang berasal dari

Yunani. Ia berpendapat bahwa manusia berawal dari makhluk akuatik

mirip ikan dan mengalami proses evolusi.

4. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).

Empedoclas adalah seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan

teori bahwa kehidupan berasal dari lumpur hitam yang mendapat sinar

dari matahari dan berubah menjadi makhluk hidup. Evolusi terjadi

dengan dimulainya makhluk hidup yang sederhana kemudian

berkembang menjadi sempurna dan akhirnya menjadi beraneka ragam

seperti sekarang ini.

5. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).

Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin,

seorang tokoh evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa


evolusi terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah

diwariskan. Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang

menentang teori evolusi dari Lamarck.

6. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).

Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena

pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.

7. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).

Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia

dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles of Geology. Di

dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi

terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.

8. Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.

Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi

kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya

dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut

Lamarck mengatakan sebagai berikut.

Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada


keturunannya. Organ yang sering digunakan akan  berkembang dan

tumbuh membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan

mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang.

Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut

Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena

makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha

untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka

semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada

generasi berikutnya akan lebih panjang lagi.

Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari

Charles Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah

heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang.

Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan.

Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan

akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya.

Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan

mengalami kepunahan.

Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari

Charles Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah

heterogen, ada yang berleher pendek dan ada yang berleher panjang.

Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi untuk mendapatkan makanan.

Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan menang dan


akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya.

Jerapah yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan

mengalami kepunahan.

9. Carolus Linnaeus (1707-1778)

Membuat sebuah ketentuan cara mencari keteraturan posisi

antar makhluk hidup dengan mencari persamaan sifat, dan

mengelompokkan yang mirip ke dalam satu kelompok.

Pengelompokan dilakukan secara berjenjang, mulai dari jenjang yang

paling rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Jenjang ditentukan

dari pengelompokkan dengan kemiripan sifat-sifat khusus, menempati

takson terendah, sampai pada jenjang untuk pengelompokkan makhluk

hidup dengan kategori sifat-sifat umum pada takson yang paling

tinggi. Linnaeus juga membuat suatu cara penamaan jenis makhluk

hidup dengan sistem Binomial nomenklatur. Dengan sumbangan

ilmunya ini Linnaeus disebut sebagai pendiri Taksonomi, suatu ilmu

yang membahas tentang penamaan dan pengelompokkan makhluk

hidup yang sangat beraneka ragam


10. Georges Cuvier (1769-1832)

Ahli anatomi, tetapi sangat perhatian terhadap paleontology

(ilmu mengenai fosil). Cuvier mendukung teori Katastropi yang

mengatakan bahwa makhluk hidup setiap strata tidak ada hubungan

kekerabatan karena setiap strata terbentuk akibat terjadinya bencana

alam, seperti gempa bumi, banjir, atau kemarau yang panjang. Jika

strata lenyap oleh bencana, muncul strata baru lengkap dengan

makhluk hidup baru, yang berpindah dari daerah lain. Dari temuan

fosil dilembah Paris, Cuvier menyimpulkan bahwa batuan yang

membentuk bumi ini tersusun berupa lapisan-lapisan. Setiap strata

dihuni oleh berbagai makhluk hidup yang unik, berbeda strukturnya

dengan makhluk penghuni strata lainnya. Cuvier yakin bahwa

makhluk modern di lapisan bumi paling atas sangat berbeda dengan

makhluk di strata tua di lapisan bawah.

11. James Hutton (1726-1797)

Mengemukakan teori gradualisme, yang menyebutkan bahwa bentuk

bumi dan lapisan-lapisannya merupakan hasil perubahan yang

berlangsung secara bertahap, terus menerus, dan lambat


12. Alfred Russel Wallace (1923-1913

Mengembangkan teori yang serupa dengan teori Darwin. Dasar

teori Wallace adalah penelitian biologi perbandingan di Brasilia dan

Hindia Belanda (sekarang di Indonesia), dan Malaya. Buku

penelitinnya berjudul “On the tendency of varieties to depart

indefinitely from the original type”. Teorinya sama dengan yang

dikembangkan Darwin.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Evolusi

Evolusi pada umumnya dapat disebabkan oleh dua faktor penyebab,

yaitu antara lain :

1. Faktor Dalam / Faktor Gen / Faktor Genetika

Pada setiap makhluk hidup pasti memiliki substansi gen pada

kromosom. Perubahan pada gen atau genetika pada makhluk tersebut

akan berakibat pada terjadinya perubahan sifat atau organisme tersebut

2. Faktor Lingkungan Luar

Makhluk hidup dalam kesehariannya pasti berada di


lingkungan habitat tempat tinggalnya sesuai dengan kondusi fisik

maupun kondisi karakteristiknya. Organisme makhluk hidup dituntut

untuk dapat menyesuaikan atau adaptasi dengan kondisi lingkungan

sekitarnya. Mahluk hidup yang melakukan perubahan fisik dan

karakter secara terus-menerus untuk dapat selalu beradaptasi dengan

lingkungannya menyebabkan munculnya varian spesies baru yang

bermacam-macam dan beraneka ragam.

D. Petunjuk Adanya Evolusi

Ada beberapa macam petunjuk adanya evolusi antara lain :

1. Adanya variasi makhluk hidup

2. Fosil

3. Perbandingan fisiologi/biokimia

4. Adanya embriologi perbandingan

5. Petunjuk alat tubuh yang tersisa

6. Homologi organ tubuh dan analogi organ tubuh

Petunjuk Adanya Evolusi

E. Asal-Usul Makhluk Hidup

Seorang ahli yang meneliti asal-usul makhluk hidup adalah Francesco

Redi (1628-1689). Dia membuktikan bahwa makhluk hidup berasal dari


makhluk hidup. Dalam penelitiannya, Redi menggunakan beberapa contoh

daging. Daging tersebut diberi tiga perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan I,

daging ditempatkan di dalam botol yang terbuka. Pada perlakuan II, daging

ditempatkan di dalam botol yang ditutup kain kasa. Pada perlakuan III, daging

diletakkan di dalam botol yang ditutup rapat dengan tutup botol.

Setelah beberapa hari, ternyata daging dalam botol I dan II membusuk

dan menimbulkan bau busuk. Bau tersebut menarik lalat untuk hinggap. Lalat

hinggap pada daging di botol I, dan di permukaan kain kasa di botol II, tetapi

tidak hinggap pada botol III. Beberapa hari kemudian terlihat belatung pada

daging di botol I dan pada kain kasa di botol II. Redi mengamati bahawa

belatung berubah menjadi lalat.

Dari percobaan tersebut Redi menyimpulkan belatung bukan berasal

dari daging busuk, melainkan telur lalat yang menetas. Dengan demikian

dapat diambil kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

Kesimpulan tersebut akhirnya dianut oleh ahli-ahli berikutnya.

F. Penentangan Terhadap Evolusi

1. Evolusi hanyalah teori dan bukannya fakta

Para pengkritik evolusi seringkali menekankan bahwa evolusi

"hanyalah sebuah teori", dengan tujuan menyiratkan bahwa evolusi itu


sendiri belum terbukti, ataupun evolusi itu adalah opini dan bukan

fakta ataupun bukti. Hal ini mencerminkan kesalahpahaman pada

pengertian teori dalam konteks ilmiah: manakala pada percakapan

sehari-hari teori adalah konjektur dan spekulasi, pada ilmu

pengetahuan, teori adalah penjelasan ataupun model yang dapat

membuat prediksi yang dapat diuji.

Ketika evolusi dirujuk sebagai teori, ia merujuk pada

penjelasan terhadap keanekaragaman spesies dan leluhur-leluhurnya.

Contoh evolusi sebagai teori adalah sintesis modern seleksi alam

Darwin dan pewarisan Mendel. Sebagaimana dengan teori ilmiah,

sintesis modern terus-menerus diperdebatkan, diuji, dan diperbaiki

oleh para ilmuwan. Terdapat konsensus yang sangat besar di kalangan

ilmuwan bahwa sintesis evolusi modern merupakan satu-satunya

model kuat yang dapat menjelaskan fakta-fakta mengenai evolusi.

Pada kritikus juga menyatakan bahwa evolusi bukanlah fakta.

Dalam ilmu pengetahuan, sebuah fakta adalah pemantauan empiris

yang telah diverifikasi; dalam konteks percakapan sehari-hari, fakta

dapat merujuk pada apapun yang memiliki bukti yang sangat banyak.

Sebagai contoh, dalam penggunaan sehari-hari, teori seperti "Bumi

mengelilingi Matahari" dan "benda jatuh oleh karena gravitasi" dapat

dirujuk sebagai "fakta", walaupun mereka sebenarnya hanyalah murni

teoretis.
2. Evolusi diperdebatkan ataupun kontroversial

Salah satu keberatan utama terhadap evolusi adalah argumen

bahwa evolusi itu kontroversial dan diperdebatkan. Tidak seperti

argumen-argumen kreasionis lainnya yang berusaha untuk

menghapuskan pengajaran evolusi, argumen ini berusaha membuat

klaim bahwa evolusi memiliki posisi yang lemah oleh karena terdapat

kontroversi, sehingga pandangan alternatif lainnya haruslah

dipaparkan juga kepada para murid, dan para murid haruslah diizinkan

untuk mengevaluasi dan memilih pilihan sesuai dengan kepercayaan

mereka. Seruan terhadap "keadilan" dan "demokrasi", serta

pendekatan yang "seimbang" di mana pandangan yang saling bertolak

belakang ini diberikan "waktu yang sama" didukung oleh mantan

Presiden Amerika Serikat George W. Bush.

Keberatan ini merupakan salah satu dasar dari kampanye

"Ajarkan Kontroversi" (Teach the Controversy) yang diusahakan oleh

Discovery Institute untuk mempromosikan pengajaranperancangan

cerdas di sekolah umum. Usaha ini pada akhirnya merupakan salah


satu bagian dari "wedge strategy" institut tersebut untuk secara

perlahan meremehkan evolusi dan pada akhirnya "membalikkan

pandangan materialisme yang mencekik dan menggantinya dengan

sains yang sejalan dengan keyakinan Kristen dan teistik". Para

ilmuwan dan pengadilan Amerika Serikat telah menolak keberatan ini

atas dasar bahwa ilmu pengetahuan tidak didasarkan pada popularitas

(Argumentum ad populum), namun berdasarkan bukti. Konsensus

ilmiah para biologiwanlah yang menentukan hal-hal apa saja yang

dapat diterima secara ilmiah, dan bukanlah permasalahan opini.

Walaupun evolusi adalah benar kontroversial di masyarakat, namun ia

sepenuhnya tidak kontroversial di kalangan ilmuwan dan orang yang

ahli di bidang tersebut.

Sebagai respon, para kreasionis kemudian memperselisihkan

tingkat dukungan evolusi di kalangan ilmuwan. Discovery Institute

telah mengumpulkan sekitar 600 ilmuwan sejak tahun 2001 untuk

menandatangani petisi "A Scientific Dissent From Darwinism"

(Ketidaksepakatan ilmiah dari Darwinisme) untuk menunjukkan

bahwa terdapat sejumlah ilmuwan yang meragukan apa yang mereka

rujuk sebagai "evolusi Darwin".

Pernyataan petisi ini tidak secara jelas menyatakan

ketidakpercayaan pada evolusi, melainkan skeptisisme kemampuan

"mutasi acak dan seleksi alam untuk bertanggung jawab terhadap


kompleksitas kehidupan." Beberapa petisi tandingan telah dilancarkan

sebagai balasannya, di antaranya petisi yang dibuat oleh gerakan "A

Scientific Support for Darwinism" (Dukungan ilmiah untuk

Darwinisme) yang berhasil mengumpulkan 7.000 petisi dalam empat

hari.

Selama satu abad, para kreasionis terus beragumen bahwa

evolusi merupakan "teori dalam krisis" yang dalam waktu dekat akan

runtuh. Hal ini didasarkan pada beragam keberatan terhadap evolusi,

termasuk pula ketidaksahihan bukti evolusi ataupun evolusi melanggar

hukum alam. Keberatan-keberatan seperti ini telah lama ditolak oleh

banyak ilmuwan, termasuk pula klaim bahwa teori perancangan cerdas

dan penjelasan-penjelasan ciptaanisme lainnya memenuhi standar

dasar ilmiah yang diperlukan untuk menjadi teori ilmiah "alternatif"

terhadap evolusi. Selain itu, bahkan jika terdapat bukti-bukti yang

membantah evolusi, adalah salah untuk menganggap bahwa ia

merupakan bukti yang mendukung perancangan cerdas.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evolusi  juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu

populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-

perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,

reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh

gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi

bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,

keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat

diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar

populasi dan antar spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual,

kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang

dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika

perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam

suatu populasi.

B. Saran

Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat


mengembangkan maksud dari evolusi dan ikut berperan dalam menggali

evolusi dimuka bumi karena seperti yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu

hal yang belum jelas  dan dapat dibuktikan secara langsung, namun janganlah

dijadikan sebuah momen untuk berperang dalam memikirkan karena akan

menimbulkan perpecahan

Anda mungkin juga menyukai