Anda di halaman 1dari 4

Pelaksanaan Pekerjaan & Manajemen Kontrak

STUDI KASUS PERUBAHAN KONTRAK KERJA ATAU


KONSTRUKSI PADA SAAT PELAKSANAAN PROYEK PARKIR
DAN RUANG PERTEMUAN GEREJA PRINGGADING :
KESESUAIAN PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN dan KONTRAK
KERJA

Ade Eka Prayoga / 15.B1.0044


Program Studi Teknik Sipil Universitas
Soegijapranata Semarang Matakuliah Hukum
Konstruksi

I. PENDAHULUAN

Menurut.Undang-undang.Nomor.2.Tahun.2017.Tentang Jasa.Konstruksi.Pasal.1
Ayat 8, Kontrak Kerja Konstruksi adalah keseluruhan dokumen kontrak yang mengatur
hubungan.hukum.antara.Pengguna.Jasa.dan.Penyedia.Jasa.dalam.penyelenggaraan.Jasa
Konstruksi. Dalam hal penggunaan bahasa, Kontrak Kerja Konstruksi harus dibuat dalam
bahasa.Indonesia. Sedangkan Kontrak Kerja Konstruksi yang dilakukan dengan pihak
asing harus dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jika terjadi perselisihan
dengan.vpihak.asing.mengenai.penggunaan. bahasa. maka. digunakan. Kontrak. Kerja.
Konstruksi dalam bahasa Indonesia.

Dalam.ketentuan.Undang-Undang.No 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi


terdapat.juga akibat hukum antara pengguna. jasa. dan. penyedia jasa atas
perjanjian/kontrak yang telah disepakati, yang dimana pihak penyedia jasa mempunyai
kewajiban. untuk.menyelesaikan suatu pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan
perjanjian yang dibuat dengan pihak pengguna jasa, sedangkan pihak pengguna jasa
berhak atas suatu.pekerjaan konstruksi yang telah dikerjakan oleh pihak penyedia jasa.
kontrak kerja.konstruksi harus.dibuat secara tertulis, karena selain ditujukan untuk
pembuktian, kontrak kerja konstruksi juga mengandung resiko yang menyangkut
keselamatan umum dan tertib bangunan. Kontrak kerja.konstruksi.termasuk.perjanjian

MATAKULIAH HUKUM KONSTRUKSI 1


ADE EKA PRAYOGA – 15.B1.0044
untuk melakukan pekerjaan sebagaimana ketentuan.Pasal.1601 KUH.Perdata.3 Maka
dari itu kontrak.kerja.konstruksi merupakan dokumen.yang.penting dalam proyek, yang
dimana segala hal terkait hak dan kewajiban serta alokasi resiko diatur dalam kontrak.
Sehingga.kontrak/perjanjian.dalam suatu.kegiatan.jasa konstruksi menjadi.dasar
dilaksanakannya kegiatan konstruksi.mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan juga
pengawasan.konstruksi.

II. IDENTIFIKASI MASALAH

Proses pelelangan proyek pembangunan Gedung Parkir dan Ruang Pertemuan


Gereja Pringgading Semarang mengacu pada Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 80
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Kontrak kerja pada proyek pembangunan Gedung Parkir dan Ruang Pertemuan
Gereja Pringgading Semarang adalah kontrak kerja per lantai atau per termin, Misalnya
pembayaran termin dilakukan pada setiap pencapaian bobot pekerjaan dengan besarnya
25%, 25%, 25%, 20% dan terakhir 5%. Pembayaran sebanyak 5% dilakukan setelah
masa pemeliharaan selesai.

MATAKULIAH HUKUM KONSTRUKSI 2


ADE EKA PRAYOGA – 15.B1.0044
III. METODOLOGI

Metodologi studi kasus ini adalah kajian teori dari beberapa kepustakaan, media
cetak, internet, referensi dan sumber pendukung lainnya, kemudian membandingkan
dengan penerapannya dilapangan.
Sesuai dengan PERATURAN PEMERINTAH INDONESIA No. 29 tahun 2000
tentang Penyelengaraan Jasa Konstruksi, bab I Pasal II tentang lingkup pengaturan
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi meliputi pemilihan penyedia jasa, kontrak kerja
konstruksi, penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegagalan bangunan, penyelesaian
sengketa, larangan persekongkolan, dan sanksi administratif.
Sesuai dengan PERATURAN PEMERINTAH INDONESIA No. 29 tahun 2000
tentang Jasa Konstruksi Bab III tentang kontrak kerja konstruksi menjelaskan kontrak
kerja kostruksi pada dasarnya dibuat secara terpisah sesuai tahapan dalam pekerjaan
kostruksi yang terdiri dari kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan perencanaan,
kontrak kerja konstruksi untuk pekerjaan pelaksanaan dan kontrak kerja konstruksi
untuk pekerjaan pengawasan. Dalam hal pekerjaan kostruksi terintergrasi, kontrak kerja
konstruksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dituangkan dalam 1 (satu)
konstrak kerja konstruksi.
Sesuai dengan PERATURAN PEMERINTAH INDONESIA No. 2 tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi Bab III Paragraf IV Sistem Pembayaran Pasal 81 menjelaskan
tentang sistem pembayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (4) huruf b
dilakukan secara pembayaran di muka, progress/bulanan, milestone/tahapan/termin,
atau pembayaran terima jadi (turn key)/sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan.
Ketentuan terkait dengan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat:
jangka waktu pembayaran; ganti rugi keterlambatan pembayaran; jaminan; dan
dokumen bukti kemampuan membayar.
Sesuai dengan PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 54
tahun 2010 menyatakan denda keterlambatan maksimun yang dapat dibayar oleh
Penyedia jasa konstruksi melampaui batas sebagaimana yang disebutkan dalam Data
Kontrak maka pemutusan kontrak sepihak dapat dilakukan. Umumnya data kontrak
mengacu pada maksimal jumlah hari keterlambatan 50 hari (pasal 93 Perpres 54/70) atau
maksimal denda 5% dari nilai kontrak (UU 18/199 ps. 43 ayat 2).
MATAKULIAH HUKUM KONSTRUKSI 3
ADE EKA PRAYOGA – 15.B1.0044
IV. PEMBAHASAN

V. KESIMPULAN

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 54 Tahun 2010


2. PERATURAN PEMERINTAH INDONESIA No. 2 tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi
3. PERATURAN PEMERINTAH INDONESIA No No. 29 tahun 2000 tentang
Jasa Konstruksi
4. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

MATAKULIAH HUKUM KONSTRUKSI 4


ADE EKA PRAYOGA – 15.B1.0044

Anda mungkin juga menyukai