Anda di halaman 1dari 3

Hukum dan Keutamaan Berdakwah di Jalan Allah

Hukum berdakwah di jalan Allah adalah wajib sesuai kemampuan masing-


masing. Dalil-dalil yang menunjukan akan hal tersebut sangat banyak.
Diantaranya firman Allah,

ِ ‫َو ْلتَ ُكن ِّمن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعونَ إِلَى ْال َخي ِْر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
َ ِ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُمن َك ِر َوأُوْ لَـئ‬
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُون‬

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar .
merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali ‘Imran: 104)

Para ulama juga menjelaskan bahwa berdakwah di jalan Allah adalah fardhu
kifayah. Sehingga jika di suatu tempat atau suatu masa tidak ada yang
berdakwah dijalan Allah, maka semua yang tinggal di masa dan waktu
tersebut mendapat dosa.

Tentang keutamaan berdakwah juga telah banyak disebut dalam ayat-


ayat al Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah , diantaranya Allah berfirman,

َ‫صالِحا ً َوقَا َل إِنَّنِي ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِمين‬


َ ‫َو َم ْن أَحْ َسنُ قَوْ الً ِّم َّمن َدعَا إِلَى هَّللا ِ َو َع ِم َل‬

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru


kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”  (QS. Fushilat: 33)

Ayat yang mulia ini menjelaskan keutamaan orang-orang yang berdakwah di


jalan Allah(baca: para da’i)  dan pujian atas mereka yang mana tidak ada
seorang pun yang lebih baik perkataannya dari pada mereka.

Rasulullah bersabda,

‫من دل على خير فله مثل أجر فاعله‬


Barangsiapa menujukkan atas kebaikan maka baginya pahala seperti pahala
orang yang mengamalkannya.[2]

Rasulullah juga bersabda,

‫فوهللا ! ألن يهدي هللا بك رجال واحدا خير لك من أن يكون لك حمر النعم‬

Demi Allah! Seandainya Allah menunjuki seseorang karenamu lebih baik


bagimu daripada kamu mendapat onta merah.[3]

Dua hadist di atas sudah cukup menunjukan betapa besar keutamaan


berdakwah di jalan Allah. Bahwasanya berdakwah di jalan Allah didalamnya
terdapat kebaikan yang sangat banyak, dan seorang da’i akan mendapatkan
pahala sebagaimana pahala orang-orang yang mendapatkan hidayah
melaluinya.

Metode Berdakwah di Jalan Allah

Di dalam firmanNya, Allah telah menjelaskan tentang tatacara berdakwah di


jalanNya ,

ُ‫ك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا ِد ْلهُم بِالَّتِي ِه َي أَحْ َسن‬
َ ِّ‫يل َرب‬ ُ ‫ا ْد‬
ِ ِ‫ع إِلِى َسب‬

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran


yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. (QS. an Nahl: 125)

Dalam ayat yang mulia tersebut Allah menjelaskan bagaimana seyogyanya


dakwah itu dilakukan dengan cara yang benar. Yang pertama
dengan hikmah, yaitu dengan dalil-dali yang jelas yang membedakan yang
hak dan yang batil. Oleh karena itu sebagian ahli tafsir menafsirkan hikmah
dengan al Qur’an dan sebagian yang lain menafsirkannya dengan dalil-dalil
dari al Quran dan Sunnah. Hendaknya seorang da’I hendaknya berdakwah
dengan hikmah dan memulai dengannya. Jika mad’u atau orang yang
didakwahi adalah orang yang meremehkan syariat dan memiliki
penyimpangan-penyimpangan maka hendaknya didakwahi dengan nasehat
yang baik (mau’idhah hasanah) yaitu dengan ayat-ayat dan hadist yang
berisi peringatan, acaman dan janji dari Allah. Dan seandainya di dalam diri
mad’u ada kerancuan berfikir (syubhat) sehingga menolak kebenaran dan
bersikukuh dalam kesalahan maka tidak mengapa kita mendebatnya (jidal)
dengan cara yang baik sehingga tersingkaplah syubhat tersebut dan kembali
kepada kebenaran.

َ ‫ظ َعلَ ْي ِه ْم َو َمأْ َواهُ ْم َجهَنَّ ُم َوبِ ْئ‬


ِ ‫س ْال َم‬
‫صي ُر‬ ْ ُ‫ين َوا ْغل‬
‫يَا أَيُّهَا النَّبِ ُّي َجا ِه ِد ْال ُكفَّا َر َو ْال ُمنَافِقِ َـ‬

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan


bersikap keraslah terhadap mereka.  (QS. at Tahriim: 9)

Anda mungkin juga menyukai