Di Susun Oleh :
NINA ANGGRAENI
2008058
A. PENGKAJIAN
Umur : 51 Tahun
Agama : Islam
StatusPerkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
DiagnosaMedis : MENOPAUSE
Penanggungjawab :
Nama : Tn. J
Umur : 52 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
II. Riwayat Keperawatan
1. KeluhanUtama
Klien mengatakan sudah hampir setahun tidak haid, disertai perasaan emosi
tidak stabil, gelisah, cemas, cepat lelah. Sudah hampir setahun klien
mengatakan haid tidak teratur jika haid hanya flek-flek berwarna merah
kehitaman siklus menstrusasi hanya 2-4 hari, Ny. S mengatakan sakit pada
Klien mengatakan pada saat masa remaja mengalami disminore, pola dan siklus
haid normal 28 hari, klien tidak mengalami penyakit kelamin, tumor, klien haid
Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit kelamin, tumor
pada organ genetalia dan tidak ada keluarga yang mengalami keguguran.
5. Riwayat Reproduksi
a. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Klien mengatakan mudah lelah, emosi tidak stabil, merasa cemas akan
b. Pola nutrisi
klien mengatakan nafsu makan cukup baik klien tidak merasa mual atau
muntah, frekuensi makan 3x sehari dan habis satu porsi, jenis makanan nasi
putih sayuran ikan tahu tempe daging ayam minum air putih 7 gelas / hari
frekuensi minum kurang lebih 1,5 liter air per hari dan teh 2 gelas perhari
c. Pola eliminasi
Klien mengatakan BAB dan BAK lancar BAB sehari sekali frekuensinya
sekali setiap hari pada pagi hari dengan konsistensi lunak warna kuning bau
tidak sedap volume kurang lebih 500cc BAK 8x / hari berwarna kuning bau
melakukan olahraga.
Klien mengatakan berfikir dalam tentang apa yang dia alami karena sudah
klien mengatakan mengalami ganguan tidur klien tidur jam 23.00 dan sering
dengan warga dan lingkungan sekitar sangat dekat, sering mengikuti kegiatan
k. Pola nilaidankepercayaan/agama
8. Pemeriksaan fisik
Nadi : 92 x / menit
Pernafasan : 20 x/ menit
BB : 65 kg
TB : 153 cm
LILA : 33 cm
a. Kepala
Bentuk oval, warna rambut hitam ,rambut bersih tidak rontok tidak berketombe
b. Mata
c. Hidung
Simetris, tidak ada ingus, tidak ada polip tidak terpasang o2 nasal kanul.
d. Telinga
simetris tidak ada serumen dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
e. Mulut
tidak ada sianosis, bibir tidak pecah-pecah tidak ada perdarahan gigi dan gusi,
gigi rapi.
f. Leher
g. Dada
Paru-Paru
P : sonor
A :vesikuler
Jantung
P : pekak
h. Perut
P : timpani
i. Genitalia
bersih tidak ada luka tidak terpasang kateter tidak ada tanda infeksi, vagina
kering, labia klitoris mengecil, tidak ada tanda – tanda perdarahan, iritasi, tidak
elastis.
j. Ekstrimitas
Atas
tidak ada luka, kuku tidak panjang, tidak ada kelemahan gerak pada ektremitas
atas
Bawah
k. Kulit
12. Diit : -
B. ANALISADATA
Hari dan Jam Analisa Data Problem Etiologi TTD
tanggal pengkajian
3-03-21 10.00 DS: Klien mengatakan cemas Ansietas Kurang Nina
akan keadaannya yang sudah (D 0080) terpapar
hampir satu tahun tidak haid, informasi
klien tidak tahu apa yang tentang
terjadinya pada dirinya. menopause
DO: klien tampak gelisah,
takut dan tidak tenang
Tekanan Darah : 140/ 90
mmHg
Nadi : 92 x / menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu tubuh : 36,2 C
C. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang menopause
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Hambatan lingkungan (hot flash)
D. INTERVENSIKEPERAWATAN
Tgl / Jam Diagnosa Kep Tujuan dan Kriteria Rencana
Hasil
3-03-21 Ansietas Setelah dilakukan Reduksi Ansietas
berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan kurang selama 3 x 24 jam a. Monitor tanda-tanda
informasi tentang diharapkan ansietas ansietas
menopause berkurang dengan Terapeutik :
kriteria hasil : b. Pahami situasi yang
1. Perilaku gelisah membuat ansietas
menurun c. Dengarkan dengan
2. Perilaku tegang penuh perhatian
menurun d. Ciptakan suasana
3. Tekanan darah terapeutik untuk
menurun menumbuhkan
4. Pola tidur kepercayaan
membaik e. Gunakan pendekatan
5. Konsentrasi yang tenang dan
membaik menyakinkan
f. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu
kecmasan
g. Diskusikan
perencanaan realitas
tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi :
h. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
i. Jelaskan informasi
tentang apa yang
dialami klien
j. Berikan pendidikan
kesehatan
k. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
l. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
m. Latih teknik relaksasi
3-03-21 Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur
tidur berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan Hambatan selama 3 x 24 jam a. Identifikasi pola
lingkungan (hot diharapkan aktivitas dan tidur
flash) keadekuatan kualitas b. Identifikasi faktor
dan kuantitas tidur pengganggu tidur
dengan kriteria hasil: Terapeutik :
1. Keluhan sulit tidur c. Modifikasi lingkungan
meningkat d. Fasilitasi
2. Keluhan sering menghilangkan stres
terjaga meningkat sebelum tidur
3. Keluhan tidak e. Lakukan prosedur
puas tidur untuk meningkatkan
meningkat kenyamanan
4. Keluhan pola tidur Edukasi :
berubah f. Anjurkan menepati
meningkat kebiasaan waktu tidur
5. Keluhan istirahat g. Anjurkan menghindari
tidak cukup makanan/minuman
meningkat yang mengganggu
tidur.
h. Ajarkan relaksasi otot
autogenik atau cara
nonfarmakologi
lainnya.
E. IMPLEMENTASI
Tgl / Jam No Dx Implementasi Respon TTD
3-03-21 1 - Memonitor TTV DS : klien mengatakan Nina
bersedia
09.00
DO : klien tampak
tenang.
TD : 140/ 90 mmHg
Nadi : 92x / menit
Pernafasan : 20 x/
menit
Suhu : 36,2
09.20
- Memonitor tanda-tanda
DS : klien mengatakan
ansietas Nina
cemas akan kondisinya
pada massa menopose
DO: klien tampak
gelisah
- Menciptakan suasana
09.35 DS : klien mengatakan
terapeutik untuk Nina
percaya kepada
menumbuhkan
mahasiswa
DO : klien tampak
kepercayaan percaya
F. EVALUASI
Tgl / Jam No Evaluasi TTD
Dx
3-03-21 1 S :Klien mengatakan cemas akan Nina
10.00 keadaannya yang sudah hampir satu
tahun tidak haid.
O : klien tampak gelisah
TD : 140/ 90 mmHg
Nadi : 92x / menit
Pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 36,2
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Memonitor TTV
- Memonitor tanda-tanda ansietas
- Menciptakan suasana terapeutik
untuk menumbuhkan kepercayaan
- Memahami situasi yang membuat
ansietas
G. PEMBAHASAN
Pada jurnal Steffy Putri Amanda (2019) yang berjudul Pengaruh Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Kualitas Tidur Pada Perempuan Menopause. Perkiraan umur rata-rata
usia menopause di Indonesia adalah 50 tahun. Perubahan hormon dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon sehingga menyebabkan kualitas tidur menurun.Penelitian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh relaksasi progresif terhadap kualitas tidur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa relaksasi otot progresif dapat meningkatkan kualitas tidur pada
perempuan menopause dengan nilai p 0,000. Peneliti merekomendasikan untuk dilakukan secara
rutin dan dapat dijadikan alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas tidur secara
nonfarmakologis.
Pada jurnal Duman, M., & Taşhan, S. T (2018) yang berjudul of sleep hygiene
education and relaxation exercises on insomnia among postmenopausal women: A
randomized clinical trial atau relaksasi dan edukasi tentang kebersihan tidur juga
dilakukan pada sampel wanita yang mengalami menopause. Latihan dilakukan dengan
memberikan terapi relaksasi otot progresif yang diberikan berulang-ulang satu kali
dalam seminggu selama delapan minggu. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan
hasil yang signifikan pada kelompok perlakuan. Temuan ini merekomendasikan terapi
relaksasi otot progresif memiliki manfaat yang baik pada lansia wanita yang mengalami
menopause.
Hal ini sejalan dengan implementasi yang dilakukan yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang menopause kemudian mengajarkan langsung pada klien
relaksasi otot progresif selama 15 menit sesuai dengan SOP relaksasi otot progresif
dengan tahapan step yang sesuai. Relaksasi merupakan teknik pengelolaan diri yang
didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpatis dan parasimpatis, tehnik ini terbukti
efektif mengurangi ketegangan dan kecemasan serta memperbaiki kualitas tidur
Dokumentasi :
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)
Waktu : 15 Menit
Peserta : Ny. S
Tujuan Khusus :
Klien mampu :
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media, alat bantu dan fasilitas
a. Media : Leaflet dan lembar Balik
6. Evaluasi
Materi Penyuluhan
B. Tujuan
Relaksasi Progresif bertujuan untuk mengenali apa yang terjadi pada tubuh,
sehingga dapat mengurangi ketegangan dan dapat melanjutkan kegiatan.
C. Manfaat
Manfaat dari relaksasi otot progresif ini adalah untuk mengatasi berbagai macam yaitu:
- Stres
- Kecemasan
- Insomnia
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Membangun emosi positif dari emosi negatif.
D. CARA MELAKUKAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF
1. Menggenggam tangan sambil membuat suatu kepalan dan dilepaskan
2. Meluruskan lengan kemudian tumpukan pergelangan tangan kemudian tarik telapak
tangan hingga menghadap ke depan.
3. Diawali dengan menggenggam kedua tangan kemudian membawa kedua kepalan ke
pundak sehingga otot-otot beiceps akan menjadi tegang
6. Gerakan untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh otot-otot rahang dengan
cara mengatup rahang, diikuti dengan menggigit gigi sehingga ketegangan di sekitar
otot-otot rahang
7. Gerakan untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimonyongkan sekuat-
kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
8. Gerakan untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan maupun belakang. Letakkan
kedua tangan di belakang kepala, kemudian dorong kepala ke belakang sambil tangan
menahan dorongan kepala.
9. Gerakan untuk melatih otot leher. Dengan cara membawa kepala ke muka, kemudian
klien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka
10. Gerakan untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara
kedua tangan diletakkan di belakang sambil menyentuh lantai dan menahan badan.
Kemudian busungkan dada.
11. Gerakan untuk melemaskan otot-otot dada. Klien diminta untuk menarik nafas
panjang. Posisi ini ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada kemudian diturunkan ke perut. Pada saat ketegangan dilepas, klien dapan
bernafas normal.
12. Gerakan melatih otot-otot perut. Gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kuat-
kuat perut ke dalam, kemudia menahannya sampai perut menjadi kencang dan keras.
Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti gerakan awal
untuk peru ini.
13. Gerakan untuk otot-otot kaki dan bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan
dengan cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
Gerakan ini dilanjkan dengan mngunci lutut sedemikian sehingga ketegangan pindah
ke otot-otot betis
14. Sebagaimana prosedur relaksasi otot, klien harus menahan posisi tegang selama 10
detik baru setelah itu melepaskannya. Setiap gerakan dilakukan masing-masing dua
kali.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN TERAPI
RELAKSASI OTOT PROGRESIF
a. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri
b. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 20-50 detik
c. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup, jangan berdiri.
b. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
c. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudia bagian kiri dua kali
d. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks
e. Terus-menerus memberikan instruksi dan tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat
CENDEKIA UTAMA P-ISSN 2252-8865
Jurnal Keperawatan dan E-ISSN 2598 – 4217
Vol. 8, No. 2 Oktober, 2019
Kesehatan Masyarakat Tersedia Online:
STIKES Cendekia Utama Kudus htpp://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.i
PENGARUH
RELAKSASI
OTOT
PROGRESIF
TERHADAP
KUALITAS
TIDUR PADA
PEREMPUAN
MENOPAUSE
S
t
e
f
f
y
P
u
t
r
i
A
m
a
n
d
a
1
S
r
i
R
e
j
e
k
i
2
,
D t
w e
i f
f
S y
u .
s a
i m
l a
a n
w d
a a
t 9
i 4
3 @
1
Mahasis g
wa m
Magister a
Keperaw
atan i
Universit l
as .
Diponeg c
oro o
Semaran
g m
2
Dosen
Keperawat ABS
an TR
Maternitas
AK
Universita
s
Indonesia pada tahun 2025
Muhamma
diyah diperkirakan akan ada 60 juta
Semarang perempuan menopause.
3
Dose Perempuan menopause tahun
n 2016 di Indonesia mencapai 14
Keper
awata juta atau 7,4 % dari total
n populasi yang ada. Perkiraan
Mater umur rata-rata usia menopause
nitas di Indonesia adalah 50 tahun.
Unive Perubahan hormon dapat
rsitas
Dipon menyebabkan
egoro ketidakseimbangan hormon
Semar sehingga menyebabkan kualitas
ang tidur menurun.Penelitian ini
E bertujuan untuk melihat
- pengaruh relaksasi progresif
m terhadap kualitas tidur. Desain
a penelitian ini adalah Quasi
i Eksperimen dengan pre and
l post testwith control group.
: Populasi dalam penelitian adalah
perempuan menopause di
s Puskesmas Gondokusuman II
Yogyakarta sebanyak 100 The population in the study were
perempuan, tehnik menopausal women in
pengambilan sampel Gondokusuman II Yogyakarta
menggunakan probability Public Health Center as many
sampling. Kuesioner yang as 100 women, sampling
digunakan dalam penelitian techniques using probability
ini adalah Pittsburgh sampling. The questionnaire
Sleep Quality Index used in this study was the
(PSQI) yang sudah baku Pittsburgh Sleep Quality Index
dengan nilai r alpha 0,83 (PSQI) which was standardized
pada penelitian sebelumnya. with an alpha value of 0.83 in
Analisis menggunakan uji the previous study. Analysis
Mann- Whitney. Hasil using Mann-Whitney. The
penelitian menunjukkan results showed that progressive
bahwa relaksasi otot muscle relaxation can improve
progresif dapat sleep quality in menopausal
meningkatkan kualitas tidur women with a value of p 0,000.
pada perempuan menopause Researchers recommend to be
dengan nilai p 0,000. routinely done and can be used
Peneliti merekomendasikan as an alternative choice in
untuk dilakukan secara rutin improving the quality of sleep in
dan dapat dijadikan a nonpharmacological manner.
alternatif pilihan dalam
meningkatkan kualitas tidur Keywords: Menopause, Sleep
secara nonfarmakologis. Quality, Progressive Muscle
Kata Kunci : Menopause, Relaxation, Maternity Nursing
Kualitas Tidur, Relaksasi
Otot Progresif,
Keperawatan
Maternitas
ABSTR
ACT
Indonesia in 2025 is
estimated to have 60
million menopausal
women. Menopausal
women in 2016 in Indonesia
reached 14 million or 7.4%
of the total population. The
estimated age of menopause
in Indonesia is 50 years.
Hormonal changes can
cause hormonal imbalances
that cause sleep quality to
decrease. This study aims
to see the effect of
progressive relaxation on
sleep quality. The design of
this study was Quasi
Experiment with pre and
post test with control group.
PENDAHULUAN
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan pendekatan pre and
post tesr with control group. Penelitian dilakukan di Puskesmas Gondokusuman II
Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 6-16 Juni 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan menopause di Kelurahan
Terban. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perempuan menopause dengan
kriteria inklusi sebagai berikut: uisa 45-60 tahun, kooperatif, dan mampu
berkomunikasi dengan lancar. Jumlah sampel ada 50 perempuan menopause
untuk kelompok intervensi dan 50 perempuan menopause pada kelompok kontrol.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling. Peneliti menggunakan alat pengumpul data untuk pengukuran kualitas
tidur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI).
Uji yang digunakan Chi Square untuk data kategorik (usia, pendidikan, dan
usia pertama kali menstruasi). Uji independensi dilakukan untuk mengidentifikasi
hubungan variabel bebas dan terikat. Untuk membedakan kualitas tidur antara
kelompok kontrol dan intervensi uji statistik menggunakan uji Man-Whitney
dengan tingkat kemaknaan 95% (α 0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Kontrol
F % F % F %
Usia
45-50 15 30 15 30 30 30 0.141
51-55 20 40 25 50 45 45
56-60 15 30 10 20 25 25
Pendidikan
Tinggi
Usia Pertama
Menstruasi
11-12 Tahun 27 54 33 66 60 60
13-14 Tahun 12 26.7 7 15.6 19 21.1
15-16 Tahun 2 4.4 0 0 2 2.2
Intervensi Kontrol
Aktifitas
Tabel 4. Perbedaan kualitas tidur pada perempuan menopause sebelum dan sesudah
Tabel 4 menunjukkan tidak ada perbedaan nilai rerata kualitas tidur pada
kelompok kontrol sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi otot progresif di
buktikan dengan nilai p >0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh kualitas
tidur pada perempuan menopause menggunakan edukasi.
Pembahasan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
/ ijn.12650
Pengaruh pendidikan higiene tidur dan latihan relaksasi pada insomnia pada wanita pascamenopause:
Uji klinis acak
Mesude Duman PhD, Instruktur
Dr. 1 | Sermin Timur Taşhan PhD, Assoc. Prof. 2
1 Sekolah Kesehatan
Diyarbakir Ataturk,
Universitas Dicle,
Diyarbakir, Turki Abstrak
2 Fakultas Keperawatan,
Universitas Inonu, Malatya, Tujuan: Penelitian ini menggunakan model uji coba terkontrol secara
acak untuk mengetahui pengaruh latihan relaksasi progresif dan
Turki pelatihan higiene tidur yang diberikan pada wanita pascamenopause
dengan insomnia.
Korespondensi
Mesude Duman, Sekolah
Kesehatan Ataturk, Dicle Metode: Sebanyak 161 wanita pascamenopause dengan insomnia
Universitesi, direkrut dan secara acak dimasukkan ke dalam kelompok
Posta Kodu: 21280, Medya
Mahallesi, Hatipoğlu 2 sitesi eksperimen (n = 81) dan kontrol (n = 80). Kelompok eksperimen
şelale menerima pelatihan higiene tidur dan latihan relaksasi progresif, tetapi
evleri, A / blok Kat: 10 No:
32, Kayapınar / Diyarbakir,
Turki. kelompok kontrol hanya mendapat perawatan kesehatan rutin. Latihan
relaksasi diulang seminggu sekali selama 8 minggu. Studi
tersebut menentukan efek intervensi pada gejala insomnia. Data
dikumpulkan antara 15 Juni dan 15 September 2015 dan dievaluasi
Email: menggunakan statistik deskriptif, sampel independen t ‐Test, chi-
mesudeduman@hotmail.com squared test, dan analisis alpha Cronbach.
KATA KUNCI
insomnia, menyusui, wanita pascamenopause, latihan relaksasi
progresif, kebersihan tidur
PERNYATAAN RINGKASAN
Apa yang ditambahkan tulisan ini?
• Penelitian pertama di Turki dalam mengatasi
gejala insomnia pada wanita pascamenopause
Apa yang sudah diketahui menunjukkan bahwa pendidikan higiene tidur
tentang topik ini? dan latihan relaksasi progresif efektif sebagai
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
• Insomnia adalah masalah yang luas dan umum di gejala insomnia wanita pascamenopause.
antara wanita pascamenopause.
• Penelitian sebelumnya menyarankan
penggunaan metode nonfarmakologis untuk • Pendidikan higiene tidur dan latihan relaksasi
mengurangi gejala insomnia. progresif adalah intervensi sederhana, aman,
dan hemat biaya yang cocok untuk wanita
pascamenopause untuk berlatih di rumah
dengan
• Studi tentang insomnia menunjukkan bahwa
beberapa metode nonfarmakologis, daripada mengikuti instruksi pada CD.
tunggal, harus digunakan
untuk mengobati insomnia.
• Para profesional perawatan kesehatan dapat
• Tidak ada penelitian yang menguji pendidikan dengan mudah memberikan intervensi ini kepada
higiene tidur dan latihan relaksasi progresif wanita
untuk insomnia pada wanita
pascamenopause. pascamenopause.
Implikasi dari makalah ini:
Artikel ini didasarkan pada bagian dari tesis • Temuan studi mendukung pendidikan wanita
doktoral penulis pertama dari Universitas pascamenopause tentang higiene tidur dan
Inonu Turki. telah dibuat panduan yang sesuai untuk hal ini.
1
Int J Nurs Pract. 2018; wileyonlinelibrary.com/j © 2018 John Wiley & Sons dari
24: e12650. ournal/ijn Australia, Ltd 8
https://doi.org/10.1111/ij
n.12650
perubahan terkait insomnia serta teknik
• Temuan mempromosikan dimasukkannya manajemen yang tersedia.
latihan relaksasi progresif, metode Masalah tidur dapat diatasi melalui tindakan
nonfarmakologis, dalam asuhan keperawatan. pencegahan sederhana, seperti kebersihan tidur,
teknik relaksasi, dan terapi perilaku, sebelum
• Jenis intervensi ini mungkin berguna di merekomendasikan pengobatan (Demiralp, Oflaz,
negara berkembang dan negara & Kömürcü, 2009; Phillips et al., 2005; Timur &
berpenghasilan menengah dengan sumber Şahin, 2010). Latihan relaksasi otot progresif
daya tenaga kerja dan moneter yang (PMR) adalah metode pengobatan alternatif yang
terbatas. biasa digunakan untuk mengurangi gejala
insomnia, dan tersedia sebagai praktik
1 | PENGANTAR keperawatan independen. PMR didefinisikan
sebagai penghapusan relatif kecemasan dan
Selama periode pascamenopause, wanita ketegangan muskuloskeletal, atau tidak adanya
mengalami beberapa perubahan fisik dan ketegangan fisik atau mental (Feldman, Greeson,
psikologis yang berkaitan dengan defisiensi & Senville, 2010; Jacobson, 1987; McCallie,
estrogen yang disertai dengan berbagai gejala Blum, & Hood, 2006). Ini dimaksudkan untuk
(Çelik & Pasinlioğlu, 2013; Çelik & Pasinlioğlu, membantu individu tenang, dan mudah tertidur.
2014). 3 masalah paling umum yang PMR merupakan teknik relaksasi dasar yang
menyebabkan ketidaknyamanan pada wanita mudah dipelajari (Dayapoğlu, 2012; Yung, Fung,
selama periode pascamenopause adalah Chan, & Lau, 2004). Ini terdiri dari kontraksi dan
perubahan vasomotor, insomnia, dan kelelahan relaksasi yang disengaja dari sekelompok otot
(Ameratunga, Goldin, & Hickey, 2012; Lai, besar di tubuh manusia. Latihan relaksasi
Chen, Chen, Chen, & Wang, 2006; Timur & dilakukan dari kepala ke kaki atau dari kaki ke
Şahin, 2010 ; Timur & Şahin, 2012). Insiden kepala. Dengan menggunakan metode ini,
insomnia selama masa menopause berkisar antara individu dapat menyadari ketegangan di tubuh
12% dan 70% dalam literatur (Perez, Garcia, mereka, mengontrol otot mereka, dan belajar
Palacios, & Perez, 2009; Simon & Reape, 2009; bagaimana mengendurkan bagian tubuh mereka
Singh & Pradhan, 2014; Taavoni, Ekbatani, yang kaku. Setelah metode ini diajarkan kepada
Kashaniyan, & Haghani , 2011; Terauchi et al., individu, mereka dapat melakukannya sendiri di
2010). Perez dkk. (2009) menemukan bahwa rumah.
periode pascamenopause memiliki angka PMR adalah teknik yang mudah dan berguna
insomnia tertinggi dari semua periode dalam yang juga efektif dalam mengurangi ketegangan
kehidupan manusia (49,4%) (Perez et al., 2009). otot (Asosiasi Psikologi Turki, 2010; Yıldırım,
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di 1991). Kerugian terbesar dari PMR adalah perlu
Turki, prevalensi insomnia ternyata 78,9% dilaksanakan secara teratur agar efektif dan
selama periode pascamenopause (Ayranci, Orsal, bermanfaat. Selain itu, penggunaannya dapat
Orsal, Arslan, & Emeksiz, 2010). dibatasi karena persyaratan bahwa orang tersebut
Tidur merupakan kebutuhan fisiologis penting tidak boleh mengantuk, bahwa mereka hanya
untuk hidup sehat. Ini mempengaruhi kualitas makan makanan ringan, dan bahwa mereka
hidup individu dan memiliki aspek fisiologis, mengenakan pakaian yang longgar dan nyaman
psikologis, dan sosial. Insomnia merupakan selama pelaksanaan (Jacobson, 1987; Asosiasi
masalah kesehatan penting yang berdampak Psikologi Turki, 2010). Penelitian telah
negatif pada kualitas hidup dan kesejahteraan menunjukkan bahwa individu dapat mengurangi
perempuan (Terauchi et al., 2010). Tidur yang kekakuan, stres, ketegangan otot, dan kontraksi
tidak cukup atau tidak teratur menyebabkan melalui latihan relaksasi progresif (Essa, Ismail,
kelelahan dan dapat menyebabkan wanita & Hassan, 2017; Hassanpour ‐ Dehkordi & Jalali,
mengalami perasaan yang lebih negatif selama 2016; Nazik, Öztunç, & Şahin, 2014).
periode pascamenopause (Timur & Şahin, 2009; Tanggung jawab penting perawat lainnya
Timur & Şahin, 2010). Penting agar penyedia dalam mengurangi insomnia adalah untuk
layanan kesehatan menentukan, merencanakan, mengidentifikasi praktik higiene tidur pasien
dan menerapkan konseling dan tindakan yang tidak lengkap atau salah dan memastikan
pencegahan yang diperlukan untuk mengatasi bahwa praktik tersebut diperbaiki. Perawat dapat
insomnia (Terauchi et al., 2010; Timur & Şahin, membantu mengurangi gejala insomnia pasien
2009; Timur & Şahin, 2010). Untuk mendukung dengan mengajarkan dan menerapkan prinsip-
wanita dalam periode pascamenopause, perawat prinsip umum higiene tidur (Hwang, Cho, & Yoo,
harus mendapat informasi yang baik tentang 2016; Timur & Şahin, 2009; Timur & Şahin,
2010). Psikoedukasi tentang higiene tidur adalah terdaftar di Puskesmas. Status menopause
langkah pertama dalam intervensi yang berfokus wanita yang berpartisipasi ditentukan
pada tidur untuk wanita pascamenopause dengan berdasarkan definisi Masyarakat Menopause
insomnia. Pendekatan ini mungkin sangat cocok Amerika Utara di mana kriteria untuk status
untuk pengobatan sendiri untuk gangguan tidur pascamenopause alami dilaporkan sebagai
pada wanita pascamenopause. Wanita bisa amenore selama 12 bulan berturut-turut tanpa
mendapatkan keuntungan dari belajar tentang terapi hormon atau ooforektomi bilateral yang
proses tidur, dan efek buruk menopause pada dilakukan lebih awal dari 6 bulan sebelumnya.
sistem tidur. Namun, Studi telah meninjau Skala Peringkat Insomnia Inisiatif Kesehatan
pedoman dan bukti empiris untuk higiene tidur Wanita (WHIIRS) digunakan untuk
(Irish, Kline, Gunn, Buysse, & Hall, 2015) dan mengidentifikasi masalah insomnia pada wanita
telah menemukan hubungan antara pendidikan pascamenopause (Timur & Şahin, 2009). Wanita
higiene tidur dan PMR dalam mengurangi yang mendapat skor 10 atau lebih pada WHIIRS
insomnia (Morimoto et al., 2016; Smeit, Deck, & diklasifikasikan sebagai penderita insomnia.
Conta ‐ Marks, 2004; Sun, Kang, Wang, & Zeng, Kriteria inklusi adalah (a) mampu
2013). Untuk itu, perawat dapat memberikan berkomunikasi, (b) sehat jasmani dan rohani,
pendidikan higiene tidur dan pelatihan latihan dan (c) bersedia berpartisipasi dalam penelitian.
relaksasi progresif bagi wanita pascamenopause Kriteria eksklusi adalah (a) tidak dapat
untuk mengurangi gejala insomnianya. Namun, membaca / memahami bahasa Turki; (b)
hingga saat ini, tidak ada penelitian yang berfokus pengguna alkohol atau pengguna zat; (c)
pada pengobatan insomnia pascamenopause perokok aktif; (d) pengguna terapi hormonal;
dengan gabungan pendidikan higiene tidur dan (e) pemilik gangguan tidur lainnya yang secara
intervensi PMR. klinis didiagnosis dengan polisomnografi; (f)
penderita penyakit kejiwaan seperti gangguan
2 | METODE kepribadian ambang, psikosis, demensia,
Alzheimer, atau psikopatologi penting lainnya;
2.1 | Tujuan dan (g) penderita penyakit serius seperti
gangguan metabolisme parah, kanker, penyakit
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jantung, atau diabetes.
pengaruh pendidikan higiene tidur dan latihan Untuk mengidentifikasi wanita yang
relaksasi progresif terhadap insomnia pada wanita mengalami insomnia, para peneliti menghubungi
pascamenopause. 1181 dari 1616 wanita yang terdaftar di pusat
kesehatan keluarga yang disebutkan di atas.
Wanita yang akan dimasukkan dalam populasi
penelitian ditentukan dengan menggunakan
2.2 | Pelajari desain dan pengaturan WHIIRS. Selama wawancara, 697 wanita
pascamenopause diidentifikasi mengalami
Ini adalah uji coba terkontrol secara acak dengan insomnia. Dari jumlah tersebut, 495 wanita
2 kelompok. Penelitian dilakukan pada wanita memenuhi kriteria eksklusi. Dengan demikian,
pascamenopause yang tinggal di Diyarbakir, 202 wanita dimasukkan dalam sampel penelitian
Turki antara 30 Mei 2015 dan 1 Maret 2016. kami.
Program perangkat lunak GPower 3.05
Penelitian dilakukan di 1 dari 136 pusat digunakan untuk memperkirakan ukuran sampel
kesehatan keluarga yang aktif dalam (Faul, Erdfelder, Lang, & Buchner, 2007). Untuk
pemeliharaan Diyarbakir. Tengah dipilih secara menentukan ukuran sampel, penelitian ini
acak mempertimbangkan tingkat sosial ekonomi, menggunakan skor skala mean dan standar deviasi
kedekatan dengan pusat kota, dan jumlah wanita (9,78, 5,48) yang ditemukan Timur dan Şahin
menopause yang terdaftar di pusat tersebut. (2009) menggunakan WHIIRS dalam penelitian
Puskesmas memberikan pelayanan kepada kurang mereka dengan wanita dalam periode menopause
lebih 21.000 orang, sekitar 1.600 di antaranya (Timur & Şahin, 2009). Sebuah analisis ukuran
adalah perempuan pascamenopause. sampel dilakukan, menyimpulkan bahwa
kelompok eksperimen dan kontrol membutuhkan
74 peserta masing-masing untuk mendapatkan
2.3 | Peserta ukuran efek 0,6 dengan interval kepercayaan
95%, margin kesalahan pada 5%, dan kekuatan
Populasi penelitian adalah wanita pada 95%, yang menunjukkan ukuran sampel
pascamenopause yang mengalami menopause minimum 148. Namun, total 178 wanita
secara alami, mengalami masalah insomnia, dan pascamenopause dimasukkan dalam sampel
penelitian (89 di kelompok eksperimen dan 89 di rumah pertama dan memberikan pelatihan 45
kelompok kontrol) yang memungkinkan menit tentang latihan relaksasi progresif. Peneliti
fleksibilitas untuk penarikan atau pengecualian meminta para wanita untuk mendengarkan CD
peserta yang tidak bisa melakukan olahraga yang disiapkan oleh Asosiasi Psikologi Turki
teratur atau mungkin ingin meninggalkan untuk mengajarkan latihan relaksasi (Asosiasi
penelitian. Wanita yang akan diikutsertakan dalam Psikologi Turki, 2010), setelah itu peneliti
penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok dengan menjelaskan soal latihan. Para wanita masing-
menggunakan metode pengambilan sampel acak masing diberi CD latihan relaksasi setelah
sederhana berbantuan komputer, untuk pelatihan; 8 perempuan yang tidak memiliki CD
memastikan bahwa kelompok tersebut player masing-masing disediakan satu. CD terdiri
memasukkan jumlah peserta yang sama. Wanita dari 3 bagian: Bagian 10 menit pertama
yang bertetangga dihilangkan dalam proses ini menjelaskan dan menjelaskan tujuan relaksasi
untuk mencegah keberadaan mereka mendalam dan praktik yang harus
dipengaruhi satu sama lain. Daftar wanita dibagi dipertimbangkan selama latihan. Pada bagian 30
menjadi 2 kelompok, dengan setiap daftar menit kedua, latihan relaksasi dan instruksi verbal
ditempatkan ke dalam 2 amplop terpisah oleh dijelaskan bersama dengan suara sungai. Bagian
perawat yang tidak terlibat dalam penelitian, dan ketiga 30 menit hanya berisi musik relaksasi
amplop ditutup rapat. Tanpa mengetahui daftar di tanpa instruksi apa pun. Para wanita tersebut
salah satu amplop, para peneliti menerima amplop diminta untuk melakukan latihan relaksasi
yang dipilih secara acak pertama sebagai progresif sekali sehari selama 8 minggu sesuai
kelompok eksperimen dan yang kedua sebagai dengan instruksi dan dengan musik di CD. Selain
kelompok kontrol. itu, mengingat mereka mungkin mengalami
kesulitan dalam melakukan latihan ini di rumah,
Delapan wanita dikeluarkan dari kelompok Para wanita dibagi menjadi 4 kelompok, dan
eksperimen karena 2 ingin meninggalkan studi setiap minggu, peneliti meminta semua kelompok
dan 6 tidak melakukan latihan relaksasi progresif melakukan latihan relaksasi progresif pada hari
secara teratur. Sembilan wanita dikeluarkan dari kerja yang berbeda di puskesmas. Peneliti
kelompok kontrol: 4 ingin meninggalkan membantu 38 wanita yang tidak dapat
penelitian, 3 telah pindah dari alamat mereka pada berpartisipasi dalam sesi pelatihan untuk
tanggal posttest, dan 2 memulai pengobatan mengulangi latihan relaksasi progresif dengan
karena hipertensi sebelum posttest diberikan. Oleh mengunjungi mereka di rumah pada hari-hari
karena itu, penelitian diselesaikan dengan 161 yang sesuai.
wanita pascamenopause (81 pada kelompok Kelompok kontrol hanya menerima
eksperimen dan 80 pada kelompok kontrol; perawatan rutin oleh perawat dari puskesmas
Gambar 1). selama penelitian. Mereka menerima ujian,
Kelompok
Kelompok Eksperimen (n = Kontrol (n =
81) n (%) 80) n (%)
Variabel Total P.
Usia, rata-rata (SD) .
Sebuah 52,98 (4,33) 53,68 31
Status Pekerjaan b (4,43) t = 1.012 3
Penganggur 72 (88,9) .
Bekerja 9 (11.1) χ2= 43
74 (92,5) 0,621 1
6 (7.5)
Status pernikahan b
Menikah 72 (88,9) 73(91,2) χ 2 = 0.251 . 617
Tunggal 9 (11.1) 7 (8.8)
Tingkat Pendidikan b
Tidak tamat SD SD 42 (51,9) 39(48,8) χ 2 = 0,360 . 835
21 (25.9) 20(25)
Sekolah Menengah dan
tingkat Pendapatan 18 (22.2) 21(26.2)
yang lebih tinggi b
Rendah 15 (18,5) 10(12,5) χ 2 = 1.494 . 474
Moderat 52 (64.2) 52(65.0)
Tinggi 14 (17,3) 18(22,5)
t=
BMI Sebuah 27,88 (4,20) 28.1 (5.02) −0,291 . 771
t=
WHIIRS / pretest Sebuah 14.03 ± 3.40 14.35 ± 3.20 −0,597 . 552
Singkatan: BMI, indeks massa tubuh; WHIIRS, Skala Peringkat Insomnia Inisiatif Kesehatan Wanita.
Sebuah t -uji.
b Uji chi-kuadrat.
MEJA 2 Perbandingan status insomnia kelompok Ini adalah laporan pertama di Turki tentang
kontrol dan kelompok eksperimen setelah PMR pengobatan insomnia di antara wanita
dan pelatihan higiene tidur pascamenopause. Menemukan insomnia
tingkat tinggi di antara wanita pascamenopause
Eksperimen e Grup adalah masalah yang memprihatinkan. Faktor-
Grup ntal Kontrol faktor yang mempengaruhi prevalensi
insomnia ini harus diidentifikasi, dan tindakan
(n = yang diambil untuk menguranginya, untuk
(n = 81) x 80) x t meningkatkan kualitas hidup wanita
( SD) ( SD) Nilai P. pascamenopause. wanita pascamenopause, dan
WHII 7.09 13.66 −10,7 <0,0 masuknya jumlah partisipan ini menjadi
RS (3.40 (4.30) 18 01 kekuatan penelitian ini.
)
Insiden teroris meningkat di Turki dan di Penulis menyatakan tidak ada potensi konflik
wilayah studi ini selama pengumpulan data. kepentingan sehubungan dengan penelitian,
Saya ingin berterima kasih kepada para peserta kepenulisan, dan / atau publikasi artikel ini.
yang telah berusaha sekuat tenaga untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini meskipun
dalam keadaan seperti itu.
PENDANAAN
PERNYATAAN KEWENANGAN
ORCID
Akdemir, N. (2003). Dinlenme ‐ uyku ve periode dan peran perawat. Erciyes Üniversitesi
düzensizlikleri. Di: İç Hastalıkları ve Sağlık Bilimleri Fakültesi Dergisi, 1, 48–56.
Hemşirelik Bakımı [Pengobatan internal Çelik, AS, & Pasinlioğlu, T. (2014). Gejala
dan Perawatan] (edisi ke-1st). Ankara: menopause wanita dan
Sanerc Yayıncılık.
faktor yang mempengaruhinya selama periode
Alparslan, GB, Orsal, Ö., & Unsal, A. (2016). klimakterik. Jurnal Fakultas Keperawatan
Penilaian kualitas tidur Universitas Hacettepe, 16–29.
dan pengaruh senam relaksasi terhadap Cheng, MH, Hsu, CY, Wang, SJ, Lee, SJ, Wang, PH,
kualitas tidur pada pasien rawat inap di & Fuh, JL
pelayanan penyakit dalam di rumah sakit
universitas: Pengaruh senam relaksasi pada (2008). Hubungan gangguan tidur yang
pasien rawat inap. Praktek Keperawatan dilaporkan sendiri, suasana hati, dan menopause
Holistik, 30 ( 3), 155–165. dalam studi komunitas. Menopause, 15, 958–962.
https://doi.org/10.1097/HNP.00000000000001 https: // doi.org/10.1097/gme.0b013e318160dafa
47
Cuadros, JL, Fernández ‐ Alonsob, AM, Cuadros ‐
Ameratunga, D., Goldin, J., & Celorrio, AM,
Hickey, M. (2012). Gangguan
tidur di mati haid. Climacteric, Fernández ‐ Luzón, N., Guadix ‐ Peinado, MJ, Cid
42, 742–747. ‐ Martín, N., & Kelompok Penelitian
https://doi.org/10.1111/ j.1445‐ MenopAuseRIsk Assessment (MARIA) (2012).
5994.2012.02723.x Stres yang dirasakan, insomnia dan faktor terkait
pada wanita di sekitar menopause. Maturitas, 72,
Ayranci, U., Orsal, O., Orsal, O., Arslan, G., & 367–372. https://doi.org/10.1016/j.
Emeksiz, DF (2010).
maturitas.2012.05.012
Status menopause dan sikap dalam populasi
wanita paruh baya Turki: Sebuah studi Dayapoğlu, N. (2012). Evaluasi efek relaksasi
progresif
epidemiologi. Kesehatan Wanita BMC, 10 ( 1),
1. https: // doi. org / 10.1186 / 1472‐6874‐10‐1 latihan kelelahan dan kualitas tidur pada
pasien dengan multiple sclerosis. The
Birol, L. (2004). Harga Hemşirelik: Hemşirelik Journal of Alternative and
bakımında sistematik yaklaşım Complementary Medicine, 18, 983–987.
https://doi.org/10.1089/acm.2011.0390
[ Proses keperawatan: Pendekatan sistematis
dalam asuhan keperawatan] (edisi ke-1st). Demir, Y. (2012). Uyku ve uyku ile ilgili
İzmir: Etki Yayınları. uygulamalar. Di FA Ay (Ed.), Sağlık
Bloom, HG, Ahmed, I., Alessi, CA, Ancoli ‐ Uygulamalarında Temel Kavramlar ve
Israel, S., Buysse, DJ, Kryger, Beceriler [Konsep dan Keterampilan Dasar
dalam Praktik Kesehatan] ( Edisi ke-4). Nobel
MH,… Zee, PC (2009). Rekomendasi Tıp Kitabevleri: İstanbul.
berbasis bukti untuk penilaian dan Freedman, RR (2014). Menopause dan tidur.
pengelolaan gangguan tidur pada orang tua. Menopause, 21, 534–535.
Hsu, HC, Tsao, LI, & Lin, MH (2015). Sarjana Klinis, 6, 39–46. https://doi.org/
Meningkatkan kualitas tidur intervensi-
10.1891 / 1939‐2095.6.1.39
tions di antara wanita menopause dengan
gangguan tidur di Taiwan: Sebuah studi Kaku, A., Nishinnoue, N., Takano, T., Eto, R., Kato,
pendahuluan. Penelitian N., Ono, Y., & Tanaka, K.
Keperawatan Terapan, 28, 374–380. https: // (2012). Uji coba terkontrol secara acak tentang
doi. org / 10.1016 / j.apnr. 2015.01.004 efek dari pendidikan higiene tidur gabungan dan
program pendekatan perilaku pada kualitas tidur
Hwang, KH, Cho, OH, & Yoo, YS (2016). Efek pada pekerja dengan insomnia. Kesehatan
komprehensif Industri, 50, 52–59. https://doi.org/
Lai, JN, Chen, HJ, Chen, CM, Chen, PC, & Wang,
JD (2006).
https://doi.org/10.1080/
13697130600635292
10.1111 / ijn.12650