TINJAUAN PUSTAKA
Partograf
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan dan
informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari penggunaan
partograf adalah untuk:
Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui periksa dalam.
Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus
lama.
Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan asuhan atau
tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status
atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir
Jika digunakan dengan tepat dan konsisten, partograf akan membantu penolong
persalinan untuk:
Mencatat kemajuan persalinan
Mencatat kondisi ibu dan janinnya
Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran
Menggunakan informasi yang tercatat untuk identifikasi dini penyulit
persalinan
Menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat keputusan klinik yang
sesuai dan tepat waktu
Seperti yang sudah dibahas di awal bab ini, kala satu persalinan terdiri dari dua fase,
yaitu fase laten dan fase aktif yang diacu pada pembukaan serviks:
37
Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat.
Hal ini dapat dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di
Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus dituliskan setiap
kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua asuhan dan intevensi juga
harus dicatatkan.
Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama, yaitu:
denyut jantung janin: setiap ½ jam
frekuensi dan lamanya kontraksi uterus: setiap ½ jam
nadi: setiap ½ jam
pembukaan serviks: setiap 4 jam
penurunan bagian terbawah janin: setiap 4 jam
tekanan darah dan temperatur tubuh: setiap 4 jam
produksi urin, aseton dan protein: setiap 2 sampai 4 jam
Kondisi janin:
1. DJJ;
2. warna dan adanya air ketuban;
3. penyusupan (molase) kepala janin.
Kemajuan persalinan:
1. pembukaan serviks;
38
2. penurunan bagian terbawah atau presentasi janin;
3. garis waspada dan garis bertindak.
Kontraksi uterus:
1. frekuensi kontraksi dalam waktu 10 menit
2. lama kontraksi (dalam detik).
Kondisi ibu:
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom yang
tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan persalinan).
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti pada saat memulai asuhan
persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai: ‘jam atau pukul’ pada partograf)
dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase laten. Catat waktu pecahnya
selaput ketuban.
B. Kondisi Janin
Bagan atas grafik pada partograf adalah untuk pencatatan denyut jantung janin (DJJ),
air ketuban dan penyusupan (kepala janin)
1. Denyut jantung janin
39
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit (lebih sering jika ada
tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak di bagian atas partograf menunjukkan waktu
30 menit. Skala angka di sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ
dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan
DJJ. Kemudian hubungkan yang satu dengan titik lainnya dengan garis tegas dan
bersambung (Gambar ).
Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis tebal pada angka 180 dan
100. Sebaiknya, penolong harus waspada bila DJJ mengarah hingga dibawah 120 atau
diatas 160.
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai warna air
ketuban jika selaput ketuban pecah. Catat temuan-temuan dalam kotak yang sesuai di
bawah lajur DJJ (Gambar 2-6). Gunakan lambang-lambang berikut ini:
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat
menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar derajat
penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin menunjukkan risiko
disproporsi kepala-panggul (CPD). Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau
disproporsi ditunjukkan melalui derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase)
yang berat sehingga tulang kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan.
Apabila ada dugaan disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau
kondisi janin serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang
40
sesuai dan rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas
kesehatan rujukan.
Setiap kali melakukan periksa dalam, nilai penyusupan antar tulang (molase) kepala
janin. Catat temuan yang ada di kotak yang sesuai (Gambar 2-6) di bawah lajur air
ketuban. Gunakan lambang-lambang berikut ini:
Kemajuan persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan persalinan.
Angka 0–10 yang tertera di kolom paling kiri adalah besarnya dilatasi serviks
(Gambar 2-6). Nilai setiap angka sesuai dengan besarnya dilatasi serviks dalam
satuan centimeter dan menempati lajur dan kotak tersendiri. Perubahan nilai atau
perpindahan lajur satu ke lajur yang lain menunjukkan penambahan dilatasi serviks
sebesar 1 cm. Pada lajur dan kotak yang mencatat penurunan bagian terbawah janin
tercantum angka 1-5 yang sesuai dengan metode perlimaan seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya (Menentukan Penurunan Janin). Setiap kotak segi empat atau
kubus menunjukkan waktu 30 menit untuk pencatatan waktu pemeriksaan, denyut
jantung janin, kontraksi uterus dan frekuensi nadi ibu.
1. Pembukaan serviks
Dengan menggunakan metode yang dijelaskan di bagian Pemeriksaan Fisik dalam
bab ini, nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika
ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf setiap temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda ‘’ harus dicantumkan di
garis waktu yang sesuai dengan lajur besarnya pembukaan serviks.
Perhatikan:
Pilih angka pada tepi kiri luar kolom pembukaan serviks yang sesuai dengan
besarnya pembukaan serviks pada fase aktif persalinan yang diperoleh dari hasil
periksa dalam.
Untuk pemeriksaan pertama pada fase aktif persalinan, temuan (pembukaan
serviks) dari hasil periksa dalam harus dicantumkan pada garis waspada. Pilih
41
angka yang sesuai dengan bukaan serviks (hasil periksa dalam) dan cantumkan
tanda ‘’ pada ordinat atau titik silang garis dilatasi serviks dan garis waspada.
Hubungkan tanda ‘’ dari setiap pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
Pada pukul 17.00, pembukaan serviks 5 cm dan ibu ada dalam fase aktif.
Pembukaan serviks dicatat di “garis waspada” dan waktu pemeriksaan
ditulis dibawahnya.
17.00
42
2. Penurunan bagian terbawah janin
Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang sama
dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda ‘O’ yang ditulis pada garis waktu
yang sesuai. Sebagai contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis
pubis adalah 4/5 maka tuliskan tanda “O” di garis angka 4. Hubungkan tanda ‘O’ dari
setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
Contoh: catatan penurunan kepala pada partograf untuk Ibu Rohati (Gambar 2-6):
43
rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan (rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki
kemampuan untuk menatalaksana penyulit atau gawatdarurat obstetri. Garis bertindak
tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis waspada. Jika pembukaan
serviks telah melampaui dan berada di sebelah kanan garis bertindak maka hal ini
menunjukkan perlu dilakukan tindakan untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya,
ibu harus sudah berada di tempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.
Kontraksi uterus
Di bawah lajur waktu partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan “kontraksi per 10
menit” di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.
Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya
kontraksi dalam satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10
menit dengan cara mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan
angka yang mencerminkan temuan dari hasil pemeriksaan kontraksi (Gambar 2-4).
Sebagai contoh jika ibu mengalami 3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, maka
lakukan pengisian pada 3 kotak kontraksi
44
Nyatakan lamanya kontraksi dengan:
4 20 detik
2 20–40 detik
Gambar 2-3
Catat frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap 30 menit dalam persalinan aktif.
45
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk mencatat
oksitosin, obat-obat lainnya dan cairan IV.
1. Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30 menit jumlah
unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan tetesan per
menit.
Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman depan partograf, terdapat kotak atau
ruang untuk mencatat kondidi kesehatan dan kenyamanan ibu selama persalinan.
Angka di sebelah kiri bagian partograf ini berkaitan dengan nadi dan tekanan darah
ibu.
Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih sering
jika diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (·) pada kolom waktu yang sesuai.
Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika diduga adanya penyulit. Beri tanda panah pada partograf pada
kolom waktu yang sesuai:
Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi peningkatan
mendadak atau diduga adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh
pada kotak yang sesuai.
46
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom
partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga
tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan.
Asuhan, pengamatan dan/atau keputusan klinis mencakup:
INGAT:
1. Fase laten persalinan didefinisikan sebagai pembukaan serviks kurang dari 4
cm. Biasanya fase laten berlangsung tidak lebih dari 8 jam.
47
Halaman belakang partograf (Gambar 2-5) merupakan bagian untuk mencatat hal-hal
yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran bayi, serta tindakan-tindakan
yang dilakukan sejak kala I hingga kala IV dan bayi baru lahir). Itulah sebabnya
bagian ini disebut sebagai Catatan Persalinan. Nilai dan catatkan asuhan yang
diberikan kepada ibu selama masa nifas (terutama pada kala empat pesalinan) untuk
memungkinkan penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat
keputusan klinik yang sesuai. Dokumentasi ini sangat penting, terutama untuk
membuat keputusan klinik (misalnya, pencegahan perdarahan pada kala IV
persalinan). Selain itu catatan persalinan (lengkap dan benar) dapat digunakan untuk
menilai/memantau sejauh mana pelaksanaan asuhan persalinan yang aman dan bersih
telah dilakukan
48
Gambar 2-4: Partograf (halaman depan)
1
CATATAN PERSALINAN
1. 1. Tanggal: …………………………………………….…..
2. Nama bidan: ……………………………………………
3. Tempat persalinan: 24. Masase fundus uteri?
Rumah Ibu Puskesmas
Polindes Rumah Sakit
Klinik Swasta Lainnya:……………… Ya
4. Alamat tempat persalinan: …..………………………
5. Catatan: rujuk, kala: I / II / III / IV Tidak, alasan……………..…………….…………
6. Alasan merujuk: ……….…………….……………..… 25. Plasenta lahir lengkap (intact) Ya / Tidak
7 Tempat rujukan: ..……….………………………..……
Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan:
8. Pendamping pada saat merujuk:
bidan teman
suami dukun
keluarga tidak ada a. ……………………………………………………
KALA I
9. Partogram melewati garis waspada: Y / T b. ……………………………………………………
10. Masalah lain, sebutkan: ……………………………………………………
………………………………………………………………………………... 26. Plasenta tidak lahir >30 menit : Ya / Tidak
11. 11. Penatalaksanaan masalah tsb: ..…………
……………………………….
………………………………………………………………………………… Ya, tindakan:
12. Hasilnya: ………………..……………………………. ……………………..
a. …………………………………………….………
KALA II b. .……………………………………………….…..
13. Episiotomi: c. ……………………………………………………
Ya, indikasi ……………………………………………
Tidak
14. Pendamping pada saat persalinan: 27.Laserasi:
suami teman tidak ada
keluarga dukun
15. Gawat janin:
Ya, tindakan yang dilakukan: Ya, dimana …………………………………..………….
a ………………………………………………
b ………………………………………………
Tidak Tidak
Pemantauan DJJ setiap 5-10 menit selama kala II, hasil: ..................
16. Distosia bahu
Ya, tindakan yang dilakukan:
a ……………………………………………… 28. Jika laserasi perinium, derajat: 1 / 2 / 3 / 4
b ……………………………………………… Tindakan:
c …… …………………………………..…… Penjahitan, dengan / tanpa anestesi
Tidak Tidak dijahit, alasan…………………………………..
17. Masalah lain, sebutkan: …………………………….. 29. Atoni uteri:
18. Penatalaksanaan masalah tersebut: …………….. Ya, tindakan:
…………………………..……………………………..
19. Hasilnya: ………………………….…………………… a. ………………………………………………………
b. ……………………………………………………..
c. ………………………………………………………
Tidak
KALA III
30. Jumlah perdarahan: ……………………… ml
20. Lama kala III: ……….…….……………..… menit 31. Masalah lain, sebutkan ………………………………....
32. Penatalaksanaan masalah tersebut: …………………..
……………………………………………………………..
33. Hasilnya: .………………………..…………………….……
21. Pemberian Oksitosin 10 U im? BAYI BARU LAHIR:
34. Berat badan ………. gram
35. Panjang …………. cm
Ya, waktu: …………menit sesudah persalinan 36. Jenis kelamin: L / P
37. Penilaian bayi baru lahir : baik / ada penyulit
38. Bayi lahir:
PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV
Tidak, alasan………………..………………….…. Normal, tindakan:
Tinggi Fundus mengeringkan
Kontraksi 1. Kandung 2.
Jam Ke Waktu Tekanan darah Nadi Uteri Uterus
menghangatkan Kemih
rangsang taktil
3. Perdarahan
4. 1 5. 6. 7. 8. 9. 10. bayi dan tempatkan
bungkus 11. di sisi ibu 12.
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39.
40. 2 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48.
2
49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57.
58. Masalah kala IV:…………………………………………………………………………………...……………….……...…………
59. Penatalaksanaan masalah tersebut: ………………………..……………………………..……………………………………….
Cara pengisian:
Berbeda dengan pengisian halaman depan (harus segera diisi di setiap akhir
pemeriksaan), pengisian data di lembar belakang partograf baru dilengkapi setelah
seluruh proses persalinan selesai. Informasi yang dicatatkan di halaman belakang
partograf akan meliputi unsur-unsur berikut ini :
Data dasar
Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat tempat
persalinan, catatan dan alasan merujuk, tempat rujukan dan pendamping pada saat
merujuk. Isikan data pada masing-masing tempat yang telah disediakan, atau dengan
cara memberi tanda Ö pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan
nomor 5, lingkari jawaban yang sesuai dan untuk pertanyaaan nomor 8 jawaban bisa
lebih dari satu.
1. Tanggal: ……………………………………………..
…..
2. Nama bidan: …………………………...
……………….
3. Tempat persalinan:
Rumah Ibu Puskesmas
suami dukun
3
Kala I
Kala II
Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin, distosia bahu,
masalah lain, penatalaksanaan masalah dan hasilnya. Beri tanda Ö pada kotak di
samping jawaban yang sesuai. Bila pertanyaan nomor 13, jawabannya “Ya”, tulis
indikasinya. Untuk nomor 15 dan 16 jika jawabannya “Ya”, isi tindakan yang
dilakukan. Khusus pada nomor 15, ditambahkan ruang baru untuk menekankan upaya
deteksi dini terhadap gangguan kondisi kesehatan janin selama kala II dan harus
dicatatkan apa hasil pemantauan tersebut (normal, gawat janin, atau tidak dapat
dievaluasi). Bagian ini dapat menjadi pelengkap bagi informasi pada kotak ‘Ya’
maupun ‘Tidak” untuk pertanyaan nomor 15. Jawaban untuk pertanyaan nomor 14,
mungkin lebih dari 1. Untuk ‘masalah lain’ pada nomor 17 harus dijelaskan jenis
masalah yang terjadi
4
Pertanyaan-pertanyaan pada Kala II adalah sebagai berikut:
13. Episiotomi:
Ya, indikasi ……………………………………………
Tidak
14. Pendamping pada saat persalinan:
suami dukun
keluarga tidak ada
teman
15. Gawat janin:
Ya, tindakan yang dilakukan:
a. ………………………………………………
b. ………………………………………………
Tidak
Pemantauan DJJ setiap 5-10 menit selama kala II, hasilnya:
……………………………………
16. Distosia bahu
Ya, tindakan yang dilakukan:
a. ………………………………………………
b. ………………………………………………
c. ………… ……………………………………
Tidak
17. Masalah lain, sebutkan: …………………………….…
18. Penatalaksanaan masalah tersebut: ………………..
19. Hasilnya: ………………………………..…………………
Kala III
Data untuk kala III terdiri dari lamanya kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali
pusat terkendali, rangsangan pada fundus, kelengkapan plasenta saat dilahirkan,
retensio plasenta yang > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah
lain, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang di sediakan dan
beri tanda Ö pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk nomor 25, 26 dan
28, lingkari jawaban yang benar.
5
Tidak, alasan……………………..………………….….
22. Pemberian ulang Oksitosin (2x)?
Ya, alasan:…………………..…..….……………….….
Tidak
23. Penegangan tali pusat terkendali?
Ya
Tidak, alasan:…………………..…………….…………….
24. Masase fundus uteri?
Ya
Tidak, alasan: ……………………………….……………
25. Plasenta lahir lengkap (intact) : Ya / Tidak
Jika tidak lengkap, tindakan yang dilakukan:
a. ……………………………………………………………
b. ……………………………………………………………
26. Plasenta tidak lahir >30 menit : Ya / Tidak
Ya, tindakan:
a.……………………………………………….………
b.….……………………………………………….…..
c.………………………………………………………
27. Laserasi:
Ya, dimana ……………………………………..………….
Tidak
28. Jika laserasi perineum, derajat: 1 / 2 / 3 / 4
Tindakan:
6
Bayi baru lahir
Informasi yang perlu diperoleh dari bagian bayi baru lahir adalah berat dan
panjang badan, jenis kelamin, penilaian bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah
lain dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat yang disediakan serta beri tanda Ö
pada kotak di samping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan nomor 36 dan 37,
lingkari jawaban yang sesuai. Untuk nomor 38, jawabannya mungkin lebih dari
satu. Informasi penting dari bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
7
Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, temperatur, tinggi fundus,
kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada Kala IV ini
sangat penting, terutama untuk menilai deteksi dini risiko atau kesiapan penolong
mengantisipasi komplikasi perdarahan pascapersalinan. Pemantauan kala IV
dilakukan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, dan setiap 30
menit pada satu jam berikutnya. Isikan hasil pemeriksaan pada kolom atau ruang
yang sesuai. Bila timbul masalah selama kala IV, tuliskan jenis dan cara
menangani masalah tersebut pada bagian masalah kala IV dan bagian berikutnya.
Bagian yang digelapkan tidak usah diisi.
8
Identitas Pasien :
Nama : Ny. RS
Umur : 39 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Kompleks Vilano
MR : 035555
Anamnesis
Seorang pasien wanita masuk KB IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 5 November 2010 jam 08.50 WIB dengan :
Keluhan Utama : Nyeri pinggang yang menjalar ke ari-ari sejak 4 jam sebelum
masuk RS.
Riwayat Penyakit Sekarang :
o Nyeri pinggang yang menjalar ke ari-ari sejak ± 4 jam sebelum masuk RS.
o Keluar lendir bercampur darah dari kemaluan sejak ± 4 jam sebelum masuk
RS.
o Keluar air-air yang banyak dari kemaluan tidak ada.
o Keluar darah yang banyak dari kemaluan tidak ada.
o Tidak haid sejak sembilan bulan yang lalu.
o HPHT : 01-02-2010 ; TP : 08-11-2010
o Gerak anak mulai dirasakan sejak lima bulan yang lalu.
o Riwayat hamil muda : mual, muntah, dan perdarahan tidak ada.
o Riwayat hamil tua : mual, muntah, dan perdarahan tidak ada.
o Antenatal care : kontrol teratur ke bidan 1 kali 1 bulan.
o Riwayat menstruasi : menarche usia 13 tahun, siklus teratur 1x28 hari, lama 5-
7 hari, 2-3x ganti duk/hari, nyeri haid tidak ada.
9
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, ginjal,
hipertensi dan diabetes mellitus.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tak ada riwayat penyakit keturunan, menular, dan
kejiwaan.
Riwayat Perkawinan : 1 x tahun 1998
Riwayat kehamilan/abortus/persalinan : 4/0/3
I. 1999, perempuan, 2800 gram, cukup bulan, dokter, spontan, hidup.
II. 2002, laki-laki, 3300 gram, cukup bulan, dokter, spontan, hidup.
III. 2005, perempuan, 3800 gram, cukup bulan, dokter, spontan, hidup.
Riwayat Pemakaian Kontrasepsi : kondom.
Riwayat Imunisasi : TT 2x.
Pemeriksaan fisik
10
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising (-)
Paru
Inspeksi : Simetris kiri = kanan
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, rhonki-/-, wheezing -/-
Abdomen : Status Obstetrikus
Genitalia : Status Obstetrikus
Ekstremitas : Edema -/- , reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/-,
Status Obstetrikus
Muka : chloasma gravidarum (+)
Mammae : membesar, tegang , areola dan papilla hiperpigmentasi, colostrum (+)
Abdomen :
Inspeksi : Tampak membuncit sesuai usia kehamilan aterm.
Linea mediana hiperpigmentasi, striae gravidarum (+),
sikatrik (-)
Palpasi :
Leopold I : TFU teraba 3 jari di bawah processus
xiphoideus. Teraba massa besar, lunak,
noduler.
Leopold II : Teraba tahanan terbesar di sebelah kanan,
bagian-bagian kecil teraba di sebalah kiri.
Leopold III : Teraba massa keras, terfiksir.
Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas
panggul
TFU : 35 cm, TBA : 3410 gram, His : 5-6x.
Perkusi : Timpani
11
Auskultasi : Bising usus (+) normal, DJJ : 146 x / mnt.
Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 12,8 gr/dl
Leukosit : 15.000 /mm3
Trombosit : 201.000 /mm3
Hematokrit : 37 %
12
Janin Hidup Tunggal Intra Uterin Letak kepala sutura sagitalis melintang
H I – II
Follow Up
Jam 12.50 WIB
An/: Nyeri pinggang menjalar ke ari-ari (+)
Gerak anak (+)
PF :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Nafas : 20 x / menit
Suhu : 37⁰ C
HIS : 4-5 / 40” / K
DJJ : 143x/menit
13
Nilai 2 jam lagi (14.50 WIB)
14
An/ : Keluar air-air yang banyak dari kemaluan (+)
Pasien merasa kesakitan dan ingin mengedan
PF : Keadaan umum : Sedang
Kesadaran : CMC
Tek. Darah : 120/80
Frekuensi Nadi : 80 x/ menit
Frekuensi Nafas : 20 x / menit
Suhu : 37,5 C
HIS : 2-3 / 55”/K
DJJ : 143x /menit
15
- Plasenta lahir secara spontan lengkap 1 buah dengan berat 500 gram ukuran
17x17x3 cm.
- Panjang tali pusat ± 50 cm dengan insertio paracentralis robekan lateral.
- Perdarahan sewaktu tindakan ± 80 cc.
16
Diagnosis : P4A0H4 post partus maturus spontan
Anak dan ibu baik
17