ABSTRAK
Congestive Heart Failure (CHF) adalah kondisi dimana jantung tidak mampu dalam memompa darah
secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi dan oksigen sehingga penderita akan mengalami
sesak napas karena tubuh tidak dapat menerima oksigen, akibat dari hal tersebut maka penderita akan
mengalami kelemahan dan terjadilah intoleransi aktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Congestive Heart Failure dengan Masalah Intoleransi Aktivitas di
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang. Desain yang digunakan studi kasus dengan 2 responden di
ruang rawat inap Santa Anna Bawah dan Placida Paviliun pada bulan Juni dan Juli 2019. Kedua pasien
dilakukan rencana keperawatan mandiri maupun kolaboratif. Pada pasien 1 masalah teratasi sebagian
dengan tercapainya 3 dari 6 kriteria hasil yang telah ditentukan dan pada pasien 2 masalah teratasi
sebagian dengan tercapainya 2 dari 6 kriteria hasil yang telah ditetapkan. Tindakan keperawatan yang
tepat pada masalah intoleransi aktivitas adalah memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan aktivitas
sehari – hari, dan kolaborasi pemberian terapi oksigen.
ABSTRACT
Congestive Heart Failure (CHF) is a heart condition while unable to pump blood adequately to meet the
needs of nutrition and oxygen, experienced shortness of breath to patient because the body not receive
oxygen, resulting weakness and be an intolerance of activities . This study aims to implements Nursing
Care for Congestive Heart Failure Patients with Intolerance of Activity Problem in Panti Waluya
Hospital, Malang. The design of this study used a case study methods with 2 respondent in Santa Anna
Bawah and Placida Pavilliun in June and July 2019, implements the independent or collaborative
nursing care. In patient 1 the problem was partially resolved by achieving 3 from the 6 predetermined
outcome criteria, meanwhile in patient 2 the problem was partially resolved by achieving 2 from the 6
predetermined outcome criteria. The right nursing care for intolerance of activity is to provide
assistance, meet the needs of daily activities, and oxygen therapy collaboration.
2
Pendahuluan nafas, lemas. Keadaan umum pasien lemah karena
kekuranngan oksigen, pasien tampak hanya tirah
Congestive Heart Failure (CHF) atau yang biasa
baring di tempat tidur, pasien mengatakan jika
disebut gagal jantung kongesti adalah kondisi
selama di rumah sakit aktivitas pasien seperti
dimana jantung tidak mampu dalam memompa
makan, minum, mandi dan toileting dibantu oleh
darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dan perawat. Pada saat pemeriksaan fisik
akan nutrisi dan oksigen sehingga penderita akan
tidak ditemukan distensi vena jugularis, kekuatan
mengalami sesak napas karena tubuh tidak dapat
otot 4. Tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah
menerima oksigen, akibat dari hal tersebut maka
130/90 mmHg, nadi 96x/menit, pernapasan
penderita akan mengalami kelemahan dan
24x/menit, suhu 36.6°C, SpO2 98% sebelum
terjadilah intoleransi aktivitas (Udjianti 2013 &
aktivitas dan tekanan darah 150/90 mmHg, nadi
Kasron, 2014)
108x/menit, pernapasan 26x/menit, suhu 36.8°C,
SpO2 96% setelah beraktivitas pada pasien CHF.
Menurut data American Heart Assosiation (AHA)
tahun 2015 dalam Agustina (2016) ada sekitar
Pada pasien Congestive Heart Failure (CHF)
670.000 penderita gagal jantung di Amerika
didapatkan banyak masalah keperawatan salah
Serikat. Di Indonesia menurut Kementrian
satunya adalah intoleransi aktivitas. Intoleransi
Kesehatan Republik Indonesia tahun (2015) ada
aktivitas adalah suatu keadaan dimana seseorang
229.696, 14.449 orang diantaranya menjalani rawat
mengalami penurunan kemampuan untuk
inap. Di Provinsi Jawa Timur penderita gagal
melakukan aktivitasnya. Penyebabnya antara lain
jantung yaitu sebanyak 54.826 orang (Riset
karena ketidakseimbangan anatara suplai dan
kesehatan dasar, 2013). Penderita gagal jantung di
kebutuhan oksigen dan produksi energi yang
kota Malang sebanyak 43.885 orang (Data Dinas
dihasilkan menurun (Asmadi, 2008)
Kesehatan Kota Malang, 2015). Data dari rekam
medis rumah sakit Panti Waluya Sawahan Malang
Mekanisme yang mendasari CHF meliputi
penderita CHF dalam tahun 2017 terdapat 38
menurunnya kemampuan kontraktilitas jantung,
orang, pada 2018 terdapat 42 orang yang
sehingga darah yang dipompa pada setiap kontriksi
mengalami CHF.
menurun dan menyebabkan penurunan darah
keseluruh tubuh. Apabila suplai darah tidak lancar
Fenomena yang penulis temukan pada bulan
di paru – paru maka menyebabkan penimbunan
Februari 2018 saat praktik klinik KMB II di ruang
cairan di paru – paru yang dapat menurunkan O2
MP Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang,
dan CO2, antara udara dan darah diparu – paru,
terdapat pasien perempuan berusia 63 tahun
sehingga oksigenasi arteri berkurang dan terjadi
dengan diagnosa CHF mengeluh nyeri dada, sesak
3
peningkatan CO2, yang membentuk asam di dalam mengajarkan tentang manajemen energi (Ackley,
tubuh. Situasi ini memberikan gejala sesak napas 2011 & PPNI, 2017).
(dyspnea), dyspnea pada saat berbaring
(ortopnea). Saat suplai darah dan O2 yang tidak Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
dapat mengalir ke seluruh tubuh maka akan tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dalam
menyebabkan bagian tubuh yang tidak dialiri darah bentuk asuhan keperawatan pada pasien yang
yang mengandung oksigen akan mengalami lemas, mengalami CHF dengan masalah intoleransi
lesu, dan masalah dalam beraktivitas (Kasron, aktivitas di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
2012 & Mutaqqin, 2014). Malang.
Pada pasien 1 masalah teratasi sebagian karena Asuhan Keperawatan pada Pasien Congestive
didapatkan pada pada evaluasi hari ke 3 pasien Heart Failure (CHF) dengan Masalah
mengeluh sudah tidak sesak napas karena Keperawatan Intoleransi aktivitas yang dilakukan
mendapatkan terapi oksigen nasal kanul 4 lpm di Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan Malang
status ventilasi RR : 20x.menit SpO2 : 98 %. Pada pasien 1 masalah teratasi sebagian karena
Pada pasien kedua masalah juga teratasi hanya memenuhi 3 dari 6 kriteria hasil yang telah
sebagian karena pasien masih mengeluh sesak ditetapkan dan pasien 2 masalah teratasi sebagian
tapi sudah berkurang, status ventilasi RR: karena hanya memenuhi 2 dari 6 kriteria hasil yang
24x/menit saat selesai melakukan aktivitas dan telah ditentukan
SpO2: 98% dengan menggunakan oksigen
5lpm. Pemberian terapi oksigen pada kedua
Daftar pustaka
pasien sangat berpengaruh terhadap pasien yang
7
Udjianti, Wayan Juni. 2013. Keperawatan
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Ackley, Betti J. & Ladwig, Gail B. 2011. Nursing
Diagnosis Handbook: An Evidence-Based
Guide To Planning Care – 9th ed. United
States of America: Mosby Elsevier.