SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
AGUNG NUGROHO
NIM: 1111046100134
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Agung Nugroho
NIM: 1111046100134
ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
iii
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan unutk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam skripsi ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, maka saya
siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya
iv
ABSTRACT
This study aims to determine to know about the mechanism and procedure of
financing to BMT conducted by PT. Permodalan BMT Ventura, see what risks
arising from financing to BMT conducted by PT. Permodalan BMT Ventura, as
well as the implementation of risk management by PT. Permodalan BMT Ventura
on financing to BMT.
In this study using primary data obtained from the observation and interview
activities submitted to the company concerned, and secondary data that support
this research. As for the method of analysis, this study used qualitative descriptive
method.
From the results of this study can be seen how the mechanisms and
procedures of financing on BMT, what risks arise in such financing, and how the
implementation of risk management by PT. Capital Vehicle BMT.
v
ABSTRAK
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puji syukur atas limpahan karunia allah SWT yang telah
mempermudah penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.. Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga dan sahabatnya yang selalu istiqamah dalam menegakkan agama islam.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar S1 (Strata- Satu),
yang dipandang sebagai salah satu proses untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa dan mahasiswinya. Pada penulisan skripsi ini membuat penulis
berfikir secara ilmiah untuk dapat menyampaikan apa yang penulis bahas dalam
penelitian ini.
Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan yang penulis rasakan namun
dengan dukungan dan motivasi dari para pihak yang membuat penulis
merasatidak terbebani dalam menulis skripsi ini. Penulis juga ingin
menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para
pihak yang telah membantu penulis hingga skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak AM. Hasan Ali, MA, selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Abdurrauf, Lc, MA selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA, selaku Ketua Program Studi
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
5. Bapak Dr. Sofyan Rizal, SE, M.SI. selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan waktu luangnya untuk memberikan banyak arahan kepada
penulis.
vii
6. Ibu Desiyana Rina Yulia selaku Manager Legal Compliance and Risk
Management PT. Permodalan BMT Ventura yang telah memberikan izin
untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.
7. Segenap dosen Fakultas Syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan kepada penulis,
semoga ilmu ini dapat bermanfaat dunia dan akhirat
8. Pimpinan dan staf Akademik Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah
membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan mengenai penulisan
skripsi.
9. Ibu dan almarhum bapak, ibu Ngatiyem dan bapak Maryoto yang selalu
mendoakan dan memberikan motivasi kepada anaknya, dan doa yang tiada
hentinya untuk anaknya agar menjadi orang sukses.
10. Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas penyelesaian
skripsi ini baik moril maupun materil sehingga dapat terselesaikannya
skripsi ini.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ABSTRACT .............................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
F. Kajian Pustaka.............................................................................................. 8
H. Metode Penelitian....................................................................................... 15
1. Jenis Penelitian.................................................................................................. 15
2. Pendekatan Penelitian ....................................................................................... 16
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ 17
4. Teknik Pengolahan Data ................................................................................... 18
5. Teknik Analisa Data ......................................................................................... 18
6. Teknik Penulisan ............................................................................................... 18
I. Sistematika Penulisan ................................................................................ 19
BAB II ................................................................................................................... 20
ix
Tinjauan Teoritis ................................................................................................... 20
BAB IV ................................................................................................................. 47
BAB V................................................................................................................... 80
x
PENUTUP ............................................................................................................. 80
A. Kesimpulan ................................................................................................ 80
B. Saran ........................................................................................................... 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 86
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 15
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejumlah LKMS di Indonesia dikenal juga sebagai Baitul Maal wat Tamwil
(BMT). Dalam menjalankan usahanya, BMT memiliki nama-nama berbeda yang
terpampang dalam berbagai identitas operasional lembaga tersebut. Ada yang
mempublikasikan nama dengan mencantumkan status badan hukumnya yaitu
sebagai Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) serta ada pula
yang secara lengkap menyatakan diri sebagai KSPPS BMT dengan disertai nama
tertentu.1
BMT telah berkembang menjadi salah satu LKMS yang memiliki peranan
penting di Indonesia. Hal yang paling menonjol pada BMT adalah
keberhasilannya dalam penyaluran dana berupa pemberian pembiayaan yang
diberikan kepada anggota atau nasabah, dimana BMT berhasil menjangkau pihak-
pihak yang selama ini dapat dikatakan tak mempunyai akses kepada pembiayaan
oleh perbankan (unbankable).
1
Perhimpunan BMT Indonesia, Haluan BMT 2020, Cet. Kedua, h.1.
2
Ir. Saat Suharto Amjad, dalam
http://www.tamzis.com/index2.php?option=comcontent&dopdf=1&id=164 (diunduh pada 06
Maret 2011)
1
2
tinggi, serta pemberitaan media yang semakin luas; ketiga, lembaga-lembaga yang
membuat regulasi bagi BMT melakukan pengawasan, training yang semakin
tertata; keempat, kepercayaan lembaga perbankan dan pemerintah untuk
melakukan linkage program.
Di Indonesia hingga saat ini terdapat lebih dari 5000 BMT yang beroperasi
dan diperkirakan dari total keseluruhannya memiliki jumlah aset mencapai lebih
dari 5 triliun rupiah dengan jumlah pengusaha mikro dan kecil yang telah
mendapatkan pembiayaan sudah sekitar 4 juta unit usaha.4 Sementara menurut
data Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK), hingga awal tahun 2014
BMT yang didirikan PINBUK telah mencapai 3.868 BMT dengan jumlah anggota
dan calon anggota telah mencapai angka 10 juta orang dan asset BMT seluruhnya
mencapai 4 triliun rupiah.5
3
Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h., 133
4
Anonimus, Islamic Microfinance di Indonesia (Sharing, November 2010)
5
Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h., 141
3
Adapun kasus lainnya kegagalan BMT adalah jika BMT tersebut terindikasi
melakukan fraud yang merugikan nasabah, seperti pada BMT Perdana Surya
Utama (PSU) Malang sekitar tahun 2015 yang mendapati pembiayaan macet
karena melakukan kecurangan dengan memberikan pembiayaan kepada pengurus
dan keluarga pengurusnya.6
6
http://surabaya.bisnis.com/read/20150728/11/82261/fraud-di-bmt-psu-malang-satgas-
investasi-siap-telusuri-kasus- (diakses pada 27 Maret 2018 pukul 23.03)
7
http://permodalanbmt.com/bmtCenter/?p=535 (diunduh pada 06 Maret 2011)
4
8
Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK.010/2012
9
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management: Convetional and
Syar’I System, (Jakatrta: Rajawali Pers, 2007), h. 1142.
10
Anonimus, Islamic Microfinance di Indonesia (Sharing, November 2010)
5
Dari sejumlah hal tersebut, maka perlu adanya sebuah mekanisme yang
mengintregasikan proses dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
pencapaian tujuan, dan kegiatan tersebut kita kenal sebagai kegiatan manajemen.
Manajemen di dalam suatu badan usaha, baik industri, niaga, dan jasa, tidak
terkecuali jasa keuangan didorong oleh motif mendapatkan keuntungan (profit).
Untuk mendapatkan keuntungan yang besar, manajemen haruslah diselenggarakan
dengan efisien.11
11
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah,( Jakarta: Pustaka alvabet, 2006),
h. 90.
12
Muhammad Muslich, Manajemen risiko operasional : Teori dan Praktik (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2007), h. 3.
6
timbul dimasa yang akan datang dapat diminimalisir sedemikian rupa. Maka
sudah seharusnya PBMT Ventura menerapkan manajemen yang baik dalam
mengahadapi risiko-risiko yang terjadi pada pembiayaan.
B. Identifikasi Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Manfaat teoritis:
a. Untuk menambah wawasan tingkat pemahaman dan pengetahuan bagi
penulis sendiri khususnya, dan bagi para praktisi maupun akademisi
pada umumnya dalam memahami manajemen risiko penyaluran
pembiayaan
b. Sebagai khazanah ilmu pengetahuan untuk menambah referensi terkait
dengan manajemen risiko penyaluran pembiayaan.
c. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam
penelitian selanjutnya sehingga bisa menjadi perbandingan bagi
penelitian yang lain.
2. Manfaat praktis:
8
F. Kajian Pustaka
NO 1
Nama Peneliti, Wushi Adilla Arsyi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013)
Universitas
Jenis Skripsi
Penelitian
Judul Aplikasi Manajemen Risiko pada PT. PNM Ventura Syariah
Penelitian
Isi Penelitian Menjelaskan risiko apa saja yang dapat muncul pada
perusahaan ini, bagaimana dampak dari risiko-risiko tersebut,
dan bagaimana perusahaan meminimalisir dan mengelola
risiko-risiko tersebut
Perbedaan Perbedaannya hanya sebatas pada objek tempat penelitian
dengan Penulis dengan penulis
NO 2
Nama Peneliti, Nursyamsyiah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009)
Universitas
Jenis Skripsi
Penelitian
Judul Peran Manajemen Risiko Dalam Pembiayaan Murabahah
9
13
Ahmad Muliadi, Hukum Lembaga Pembiayaan, (Jakarta: Akademia Permata,
2013) hal. 131.
13
14
Rifaat Ahmad Abdul Karim, “The Impact of Basle Capital Adequacy Ratio Regulation
on the Financial Strategy of Islamic Banks”, dalam Proceeding of the 9th Expert Level Conference
on Islamic Banking, disponsori oleh Bank Indonesia dan International Association of Islamic
Banks, 7-8 April 1995, Jakarta.
15
Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2001), h. 160-161
14
3. Manajemen Risiko
Manajemen risiko merupakan serangkaian prosedur dan metodologi
yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan
mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha.16
16
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 255
17
Ibid h. 255
18
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h. 342
15
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
Adapun tipe atau pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini berupa penelitian langsung pada PT. Permodalan BMT
Ventura dalam rangka Mengetahui secara langsung bagaimana
mekanisme manajemen risiko yang dijalankan.
a. Jenis data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data kualitatif.
Data dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari subjek
penelitian yaitu PT. Permodalan BMT Ventura yang berupa dokumen-
dokumen yang terkait dengan manajemen risiko pada pembiayaan bagi
hasil perusahaan tersebut, dan berupa kata-kata atau gambar bukan
angka-angka, kalaupun ada angka-angka sifatnya hanya sebagai
penunjang20.
b. Sumber Data
Dua sumber data yang digunakan yaitu :
1) Sumber Data Primer
Merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data yang diperoleh langsung dari hasil
wawancara dengan pihak PT. Permodalan BMT Ventura yang
kompeten dan ahli mengenai mekanisme Manajemen risiko
pembiayaan yaitu Manager Legal Compliance and Risk
Management.
2) Sumber Data Sekunder
Merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari literatur-literatur
19
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta : Rajawali
Press, 2004), h. 22
20
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2002).
h.51.
17
a. Arsip Dokumen
Yaitu bahan tertulis yang sudah lama digunakan dalam penelitian
sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai
sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk
meramalakan atau bisa juga disebut penelitian yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan dan mempelajari data-data atau bahan-bahan dari
berbagai daftar kesusastraan yang ada.21 Dengan cara membaca,
mempelajari, mencatat, dan merangkum teori-teori yang ada kaitannya
dengan masalah pokok pembahasan melalui buku-buku, skripsi
terdahulu, majalah, surat kabar, artikel, buletin, brosur, internet dan
media lainnya yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini.
b. Wawancara
21
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2002),
h.47
18
6. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dalam penulisan skripsi ini adalah
menggunakan “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017”.
19
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah
sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan
dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Kajian
Terdahulu, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan.
BAB II Tinjauan Teoritis Manajemen Risiko Pembiayaan, bab ini
membahas tentang pengertian pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura
Syariah, manajemen risiko, jenis-jenis risiko, penerapan mekanisme
manajemen risiko.
BAB III Profil Lembaga, bab ini membahas sekilas tentang profil singkat
PT. Permodalan BMT Ventura, meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi,
legalitas hukum, produk-produk yang ada di PT. Permodalan BMT Ventura,
perkembangan wilayah dan jangkauan, dan struktur organisasi.
BAB IV Implementasi Manajemen Risiko Penyaluran Pembiayaan
Kepada BMT Oleh PT. Permodalan BMT Ventura. merupakan bagian
pembahasan mengenai bagaimana mekanisme penyaluran pembiayaan kepada
BMT di PT. Permodalan BMT Ventura serta macam-macam risiko yang
dihadapi koperasi dalam penyaluran pembiayaan dan bagaimana penerapa
manajemen risiko yang dijalankan oleh PT. Permodalan BMT Ventura dalam
penyaluran pembiayaan.
BAB V Penutup, merupakan bagian terakhir penulisan yang akan
menunjukkan pokok-pokok penting dari keseluruhan pembahasan ini. bagian
permasalahan di atas yang berisi kesimpulan, saran dan lampiran.
BAB II
Tinjauan Teoritis
A. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan disebut juga dengan kredit di lembaga keuangan
konvensional, pada dasarnya sebuah kesepakatan antara lembaga keuangan
dengan nasabahnya yang memerlukan dana untuk membiayai kegiatan atau
aktivitas tertentu.22
Pengertian pembiayaan menurut Ahmad Muliadi, pembiayaan adalah
perbuatan untuk membiayai baik perorangan maupun bentuk perusahaan.
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan
adalah penyediaan dana oleh pemerintah, pemerintah daerah, duni usaha, dan
masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk
mengembangkan dan memperkuat permodalan usaha mikro, kecil, dan
menengah.23
Pengertian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah menurut Undang-
undang Nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 ayat (25)
adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah. Landasan
hukum pembiayaan mudharabah dan musyarakah:
a. Mudharabah:
1) Al-Quran: QS. An-Nisa ayat 29
ٍ ٌََا أَ ٌُّهَا الَّذٌِنَ آ َم ُنوا ََل َتأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم َب ٌْ َن ُك ْم ِبا ْلبَاطِ ِل إِ ََّل أَنْ َت ُكونَ تِجَ ارَ ًة َعنْ َتر
اض ِم ْن ُك ْم َو ََل َت ْْ ُتلُوا
َ َّ َّأَ ْنفُ َس ُك ْم إِن
َّللا َكانَ ِب ُك ْم رَ حٌِمًا
22
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h. 202
23
Ahmad Muliadi, Hukum Lembaga Pembiayaan (Jakarta: Akademia Permata, 2013), h.
3.
20
21
24
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN,2005) h. 17.
25
Ikatan Bankir Indonesia, Memahami Bisnis Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h. 202
26
Ibid, h. 207-210
27
27
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global,
(Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2005), h. 125.
28
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet III, (Jakarta: Kencana
Prenada Media, 2009), h. 309.
30
terhadap sistem ekonomi syariah di satu sisi, serta tidak melanggar aturan
yang mengatur mengenai Perusahaan Modal Ventura di sisi yang lain.
C. Manajemen Resiko
29
Herman Darmawi, , Manajemen Risiko, (Jakarta : PT Bumi Aksara,2006),h. 17
30
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), h. 255
32
31
Leo. J Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000: Untuk
Industri Nonperbankan (Jakarta:PPM Manajemen, 2010), h.1
32
Emmett J. Vaughan Risk Management. Canada: Jhon Wiley & Sons, 1997.
33
Frianto Pandia, SE., MM., Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2012), h. 153
34
Ibid
33
Pemantauan dan
Pengkinian/Kaji Ulang Identifikasi dan
Solusi
Kuantifikasi/Menilai
Risiko/Implementasi
/Melakukan
Tindakan Terhadap Menegaskan Profil Peringkat Risiko
Risiko Risiko dan Rencana
Manajemen Risiko
34
35
Ibid, h.154
35
D. Jenis-Jenis Resiko
36
http://kamusbahasaindonesia.org/risiko#ixzz1XnRwtGtz, diakses pada tanggal 1 Maret
2018, pukul 23.02 wib
37
Ferry N.Idroes Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan:Dalam Konteks Kesepakatan
Basel dan Peraturan Bank Indonesia (Yogyakarta:Graha Ilmu,2006),h. 4
38
Habib Ahmed & Tariqullah khan, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 11
36
39
Veithzal Rivai,dkk., Commercial Bank Management (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.
569
40
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009),
h.120
41
Wiroso. Produk Perbankan Syariah. (Jakarta : LP FE Usakti, 2009), h.325
37
42
Ferry N. Idroes dan Sugiarto, Manajemen Resiko Perbankan, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006), h. 67
BAB III
38
39
2. Technical Assistance
mikro baru yang berguna bagi pengembangan sektor mikro dan kecil.
Dalam research and innovation, PBMT Ventura berusaha memenuhi
kepentingan edukasi dan menjaga kepuasan stakeholder. Beberapa contoh
produk yang telah ada saat ini adalah majalah Micro Channel. Segera
menyusul jurnal-jurnal ilmiah dan Economic Sharia Outlook. Semuanya
untuk kepentingan stakeholder. Dalam perkembangan selanjutnya peran
dan fungsi Research and Innovation, dan produk technical assistant
seperti Capacity Building dan Rating Agency diserahkan khusus kepada
PBMT Institute sebuah lembaga think tank yang didirikan oleh anggota
PBMT Indonesia sejak April 2009.
4. Networking
PBMT Ventura menjalani jaringan kerja dengan BMT-BMT di seluruh
wilayah Indonesia, melakukan pembinaan dan pengembangan. Sehingga
keberadaan produk ini untuk mempermudah kerjasama-kerjasama, baik
program, pembiayaan, maupun investasi, antara BMT, BMT dengan pihak
lain, atau menghubungkan bisnis antara anggota BMT, maupun
menjalinkan anggota BMT dengan pihak-pihak lain. Produk ini juga dapat
dimanfaatkan oleh lembaga atau institusi bisnis yang berniat untuk
bermitra dengan PBMT Ventura dalam memasarkan produk mereka.
Dengan menggunakan jaringan BMT yang dimiliki, maka produk yang
akan dipasarkan oleh lembaga atau institusi bisnis tersebut akan lebih
mudah diterima oleh konsumen dengan tepat sasaran dan lebih efisien.
46
President Commissioner:
Erie Sudewo
Senior Advisor: Commissioner:
Adiwarman A. Karim Jularso
M. Syafii Antonio Nasyith Majidi
Sharia Supervisory:
Dr. Yulizar D. Sanrego, M.Ec
Chief Economist:
President Director: Dr. Yusup Hidayat, MH
Awalil Rizky
Saat Suharto Amjad
Director: Director:
Budi Santoso Harjono Sukarno
Komite-komite:
1. Pengendalian Internal
2. SDI
3. Pembiayaan
4. Remediasi
47
48
Pengajuan
Pembiayaan
Pengecekan
Analisis Data dan Pengawasan dan
Kelengkapan
Mitigasi Risiko Review Realisasi
Data dan
Dokumen Pembiayaan
Rekomendasi
Persiapan dan
Credit
Pelaksanaan
Committee
Pengikatan
(Ya atau Tidak) Audit Pendeteksian
Pembiayaan
Bermasalah
Preparing Informasi ke
Disburse or BMT
Payment (Ya atau Tidak)
File
Documentation
ََّّاضَّ ِي ُْ ُك ْى َ ٕاَّلَّذَأْ ُكهُٕاَّأَ ْي َٕانَ ُك ْىَّتَ ٍَُْ ُك ْىَّتِ ْانثَا ِغ ِمَّإِلَّأَ ٌَّْذَ ُكٌَٕ َّذِ َج
ٍَّ اسجًَّع ٍََّْذَ َش َ ٌَُُاَّأٌََُّٓاَّان ِزٌٍَ َّآ َي
َٔ َلَّذَ ْقرُهُٕاَّأَ َْفُ َس ُك ْىََّّإٌَِّللاََّ َكاٌَ ََّّتِ ُك ْىَّ َس ِحٍ ًًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
2) Al-Hadits: Hadits Nabi Shalallahu Alaihi Wassalam
َ َِعنْ أَبًِْ َس ِع ٌْ ٍد ا ْل ُخ ْد ِريْ رضً َّللا عنه أَنَّ رَ س ُْو َل َّللا
ُُ ٌْ إِ ِّنمَا ا ْل َب:َصلَّى َّللا ُ َعلَ ٌْ ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َم َقال
( (رواه البٌهًْ وابن ماجه وصححه ابن حبان،اض ٍ ََعنْ َتر
Artinya: Dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama
suka." (HR. al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh
Ibnu Hibban).
3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-
MUI) Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan
Murabahah.
b. Ijarah muntahiyyah bit tamlik
1) Al-Quran: QS. Az-Zukhruf ayat 32:
ْ َََِّحْ ٍُ َّقَ َس ًَُْاَّ َت ٍَُُْٓ ْىَّ َي ِع ٍْ َشرَُٓ ْىَّف، َأَُْ ْىٌََّ ْق ِس ًُْٕ ٌَ َّ َسحْ ًَدَ َّ َستك
َ َّ َٔ َسَّفَ ْعَُاَّ َت ْع،ًَّان َحٍَا ِجَّان ُّذ ٍََْا
َََّ َْٕعُٓ ْىَّف
ٌََّ ُْٕدَّ َستكَ َّ َخٍْشَّ ِيًاٌََّجْ ًَع َ ًٌّعُٓ ْىَّتَ ْععً اَّس ُْخ ِش
ُ ًَ َّْٔ َسح،ا ُ خَّنٍَِر ِخ َزَّتَ ْع
ٍ ْطَّ َد َس َجا
ٍ تَع.
Artinya: "Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat
Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan
mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan
rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."
2) Al-Hadits: Hadits Nabi riwayat Ahmad, Abu Daud, dan Nasa'i dari
Sa`d Ibn Abi Waqqash, dengan teks Abu Daud, ia berkata:
َّصهى َ َعَّ َٔ َياَّ َس ِعذََّتِ ْان ًَا ِءَّ ِي َُْٓاَّفَََُٓا
ََّ ََِّاَّسسُٕلَُّللا َ ْيَّاألَس
ِ ْضَّتِ ًَاَّ َعهَىَّانس َٕاقًَِّ ِي ٍَّْانضس ْ ُكُاََُّ ْك ِش
َّةَّأَْٔ َّفِع ٍح
ٍ َََّْٔأَ َي َشََاَّأَ ٌََُّْ ْك ِش ٌََٓاَّتِ َز
َ للاَُّ َعهَ ٍْ َِّّ َٔ َسه َىَّع ٍََّْ َرنِك.
54
sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja
(pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."
b. Al-Hadits: Hadits riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi
bersabda:
ُ َّّ ُٕاَّاألَ ِجٍ َْشَّأَجْ َشَُِّقَث َْمَّأَ ٌٌََّْ ِجفَّ َع َشق
ْ ُأَ ْعط.
Artinya: "Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."
c. Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
Nomor 44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa.
Usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Modal Ventura menurut Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.05/2015 Tentang Tata Kelola
Perusahaan yang Baik bagi Perusahaan Modal Ventura disebutkan bahwa
Usaha Modal Ventura adalah usaha pembiayaan melalui penyertaan modal
dan/atau pembiayaan untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
pengembangan usaha pasangan usaha atau debitur. Sementara pembiayaan
menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
pasal 1 ayat (25) mencakup sejumlah akad-akad transaksi sebagai berikut:
1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
2. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk
ijarah muntahiya bittamlik;
3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna’;
4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
5. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa.
Sehingga produk-produk pembiayaan yang dimiliki oleh PBMT Ventura
sudah sesuai dengan Undang-Undang yang ada dan pelaksanaan usaha yang
dilakukan oleh PBMT Ventura sudah sesuai dengan peraturan dari OJK selaku
penyelenggara sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
56
2. Risiko Keuangan
Risiko keuangan yang terjadi pada pembiayaan di PBMT Ventura
terjadi dikarenakan kesehatan keuangan seperti NPF, ROE, ROA,
likuiditas, BOPO, dan FDR yang terlihat laporan keuangan dari BMT
sebagai PPU dalam keadaan yang tidak baik. Misalnya risiko dari
minusnya pendapatan operasinal dikarenakan pengeluarannya yang
ternyata lebih besar. Lalu dalam hal penerimaan pinjaman yang dilakukan
oleh BMT sebagai PPU dimana terdapat potensi risiko dari over-nya dana
pinjaman dari pihak ketiga yang melakukan kerjasama, sehingga Dana
Pihak Ketiga (DPK) lebih besar dari simpanan anggota dan ini membuat
BMT berpotensi akan kesulitan dalam mengembalikan pembiayaan yang
telah didapatkan. Serta risiko dari tidak produktifnya komposisi
penyaluran pembiayaan dari aset dimiliki oleh BMT sebagai PPU,
misalnya apabila BMT hanya menyalurkan pembiayaan hanya 50% dari
asetnya dari yang seharusnya bisa mencapai 70% atau lebih yang
dikarenakan sebagian aset yang dimiliki dipakai untuk menjaga aktiva saja
dan itu tidak terlalu bermanfaat, sehingga pendapatan BMT dari
pembiayaan yang dilakukannya tidak maksimal.
3. Risiko Operasional
Risiko operasional yang terjadi pada pembiayaan di PBMT Ventura
dikarenakan oleh beberapa hal, salah satunya kelalaian yang dilakukan
oleh pihak-pihak yang menangani pembiayaan di PBMT Ventura. Dalam
hal ini pihak yang menangani pembiayaan di PBMT Ventura
kemungkinan tidak akurat dalam melakukan analisis BMT yang menjadi
PPU sehingga menyebabkan risiko operasional yang harus ditanggung
PBMT Ventura. Meskipun PBMT Ventura sendiri telah melakukan
penyariangan yang ketat terhadap BMT yang akan dijadikan PPU, namun
ada kalanya BMT yang kurang bagus bisa lolos dalam penyaringan yang
dilakukan oleh PBMT Ventura. Selain itu juga pernah terjadi fraud karena
kurang ahlinya pihak yang terkait dengan pembiayaan dalam melakukan
perhitungan dan analisis sehingga mengganggu operasional PBMT
58
BMT sebagai PPU yang dibiayai dalam pembiayaan bagi hasil berbasis
profit and loss sharing maupun pembiayaan lainnya seperti pembiayaan
dengan ujroh maupun margin keuntungan. Hal ini biasanya dipengaruhi
oleh ketidakmampuan BMT sebagai PPU untuk mengembangkan
usahanya, sehingga usaha BMT tidak berjalan dengan lancar dan
menyebabkan ketidakmampuan BMT dalam mengembalikan pembiayaan
yang telah diberikan oleh PBMT Ventura yang berpotensi terjadinya
pembiayaan macet atau bermasalah.
11. Risiko Imbal Hasil
Risiko imbal hasil pada pembiayaan BMT yang dilakukan oleh PBMT
Ventura dapat disebabkan oleh revenue yang diterima dari BMT Sebagai
PPU tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pembiayaan dengan
sistem bagi hasil, jika nisbah bagi hasil tidak sesuai dengan yang
diharapkan seperti ini maka hal ini bisa berpotensi mempengaruhi perilaku
Dana Pihak Ketiga (DPK) selaku investor yang menanamkan modalnya di
PBMT Ventura dalam bentuk penurunan jumlah dana yang diinvestasikan
pihak ketiga di PBMT Ventura.
D. Kerangka Kerja Manajemen Risiko PT. Permodalan BMT Ventura
Sebelum marancang dan menerapkan kerangka kerja manajemen risiko
dan kontrol, PBMT Ventura menerapkan pendekatan Three Lines of Defense
yang diantaranya:43
43
Pedoman Manajemen Risiko PBMT Ventura h. 3
62
RUPS
Audit Internal
63
laporan, data perubahan pengurus, dan data lain yang relevan dengan
kegiatan BMT.
5. BMT yang dibiayai diprioritaskan anggota PBMT Indonesia (secara tidak
langsung sudah menjadi anggota asosiasi BMT Kabupaten/Kota, Wil. Eks.
Karesidenan, Provinsi) dan untuk menjadi anggota PBMT Indonesia
persyaratan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Memiliki visi dan misi yang jelas tentang ekonomi mikro syariah.
b. Sudah beroperasi minimal dua tahun.
c. Memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) BMT atau lembaga keuangan mikro syariah lain yang berbadan
hukum.
2) Didirikan oleh warga Negara Indonesia.
3) Bersedia membayar biaya keanggotaan yang akan diatur oleh
keputusan pengurus.
4) Berkedudukan dan berdomisili di wilayah territorial Republik
Indonesia.
5) Menyetujui AD/ART dan peraturan keanggotaan PBMT Indonesia.
6) Mengajukan permohonan untuk mendaftarkan diri sebagai anggota
PBMT Indonesia yang ditandatangani oleh pengurus dan atau yang
diberi kuasa, dengan melampirkan:
a) Formulir keanggotaan.
b) Fotocopy KTP Pengurus dan manajer.
c) Laporan Keuangan (neraca dan rugi laba) selama dua tahun
terakhir.
d) Menyerahkan laporan RAT selama dua kali/ dua tahun terakhir.
e) Melampirkan surat pernyataan dari dewan pengawas syariah
pemohon yang menyatakan bahwa produk-produk BMT
pemohon telah sesuai dengan syarat.
f) Melampirkan surat rekomendasi dari Korwil PBMT
Indonesia/Asosiasi BMT setempat.
67
c. Pemantauan risiko
Aktivitas pemantauan isiko dilakukan dengan cara mengevaluasi
eksposur risiko yang terdapat dalam seluruh portofolio produk dan
kegiatan usaha PBMT Ventura serta efektivitas proses manajemen
risiko.
d. Pengendalian risiko
Pengendalian risiko dilakukan antara lain dengan memberikan tindak
lanjut atas risiko yang bersifat moderate dan high yang melebihi limit,
peningkatan kontrol (Pengawasan melekat), penambahan modal untuk
menyerap potensi kerugian dan audit internal secara periodik.
2. Kebijakan Manajemen Risiko PT. Permodalan BMT Ventura
Dalam melaksanakan kerangka kerja manajemen risiko, PBMT
Ventura memiliki kebijakan pengelolaan risiko yang ditetapkan untuk
mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi perusahaan,
menetapkan batasan risiko dan penngendalian yang sesuai serta memantau
risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan dan
membentuk Kelompok Kerja Risiko Terintegrasi.
Kebijakan dan sistem pengelolaan risiko ditelaah secara berkala untuk
mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang
ditawarkan. Melalui pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan,
perusahaan berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian
yang taat dan konstruktif, dimana semua karyawan memahami tugas dan
kewajiban mereka.
Kelompok Kerja Risiko Terintegrasi merupakan fungsi yang
independen dan terpisah dari setiap lini bisnis (risk taking unit). Namun
pada kesehariannya, setiap lini bisnis juga beranggung jawab dalam
menjalankan fungsi manajemen risiko di lini bisnisnya masing-masing.
Sedangkan dalam kemitraan dengan setiap lini bisnis, fungsi kontrol
independen dari Kelompok Kerja Risiko Terintegrasi bertanggung jawab
menyusun kebijakan manajemen risiko dan batasan-batasan untuk seluruh
lini bisnis sesuai dengan prinsip kebijakan risiko yang menjadi pedoman
72
sehingga tujuan organisasi yang ingin diraih oleh PBMT Ventura dapat
tercapai.
LJKNB. Dalam hal ini, PBMT Ventura bisa dikatakan telah melakukan
penerapan manajemen risiko yang sesuai pasal 3 dilihat dari visi dan misi,
serta tujuan perusahaan dan pedoman dalam pelaksanaan manajemen risiko
yang dimiliki PBMT Ventura. Sementara pada pasal 5 Dalam rangka
menerapkan manajemen risiko, LJKNB wajib memiliki pedoman penerapan
manajemen risiko. Dalam hal ini PBMT Ventura memiliki pedoman
manajemen risiko secara internal yang dibuat berdasarkan Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan No. 1/POJK.05/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank (LJKNB).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
80
81
B. Saran
Daftar Pustaka
Al-Quran
Al-Hadits
Adam, Helmi, Strategi Manajemen Risiko Pada Pembiayaan UKM Di BMT Al
Munawwarah & BMT Berkah Madani, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Amalia Euis, Keuangan Mikro Syariah, Bekasi: Gramata Publishing, 2016.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema
Insani ,2001.
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka alvabet,
2006.
Attar, Dini, dkk., Pengaruh Penerapan Manajemen Risiko Terhadap Kinerja
Keuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. ISSN:
2302-0164, Jurnal Akuntansi. Volume, No.1 Frederic, S.Mishkin 2011.
Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan. Jakarta: Salemba Empat,
2014
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : CV. Pustaka Setia,
2002.
Darmawi, Herman, Manajemen Risiko, Jakarta : PT Bumi Aksara,2006.
Fuady Munir, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis Modern di Era Global,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005.
Karim, Rifaat Ahmad Abdul. “The Impact of the Basle Capital Adequacy Ratio
Regulation on the Financial Strategy of Islamic Banks” dalam Proceeding
of the 9th Expert Level Conference on Islamic Banking, disponsori oleh
Bank Indonesia dan International Association of Islamic Banks, 7-8 April
1995, Jakarta. Dalam Antonio, Muhammad Syafi‟i. Bank Syarah: dari Teori
ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2001
Kurniati, Een, Manajemen Risiko Pada Produk Hasanah Card ,Study Kasus Pada
PT. BNI Syariah, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2010.
Leo. J Susilo dan Victor Riwu Kaho, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:
Untuk Industri Nonperbankan Jakarta:PPM Manajemen, 2010.
Pandia, Frianto, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2012.
84
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Bank dan Lembaga Keuangan, Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2012.
Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta :
Rajawali Press, 2004.
Vaughan, Emmett J. Risk Management. Canada: Jhon Wiley & Sons, 1997.
website: http://kamusbahasaindonesia.org
http://surabaya.bisnis.com
http://www.tamzis.com
http://permodalanbmt.com
86
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Transkrip Wawancara
Narasumber : Ibu Desiyana Rina Yulia
Jabatan : Manager Legal Compliance and Risk Management
Produknya pembelian aset kepada BMT contoh BMT mau membeli ruko
untuk kantor cabang atau membeli kendaraaan operasional (plafonnya 100
juta- 1 milyar) namun bisa lebih bila harga rukonya lebih dari 1 milyar (10
tahun) akadnya murabahah/IMBT. Pola pokok dan margin/ujroh perbulan
Produk pembangunan atau renovasi kantor, bila kantor BMT nya tidak
memungkinkan karena bertambahnya jumlah karyawan, atau tempat
administrasi yang tidak memungkinkan sedangkan untuk membeli tempatnya
tidak ada akhirnya salah satunya adalah renovasi atau membangun plafonnya
(100 juta- 1 milyar) selama maksimal 60 bulan jenis akadnya ijaroh dengan
bekerjasama dengan pihak ketiga yang membangun, kita menggunakan jasa
kepada pihak ketiga.
87
Produk talangan umroh, kita bekerja sama dengan PBMT Travel, bila BMT
memiliki anggota yang berenana umroh, mereka punya jaminan simpanan tapi
mereka juga ingin mengangsur namun tidak cukup, jadi mempermudah untuk
talangan umroh dan yang dibiayai adalah BMT nya, nominalnya disesuaikan
dengan jumlah anggota BMT, namun minimal 10 orang yang akan
diberangkatkan yang diperkirakan perorang adalah 20 juta, jadi per BMT bisa
dapat pembiayaan 200 juta. (36 bulan) akadnya ijaroh multijasa dengan pola
angsuran ujroh dan pokok perbulan.
3. Bagaimana mekanisme dan prosedur yang dilalui oleh BMT dalam pengajuan
pembiayaan di PBMT Ventura?
Mekanismenya karena bagian legal complain dan risk managemen dijadikan
satu, nanti meskipun ada bagian financingnya yang melakukan analisis tapi
tetap masuk ke bagian risk manajemen, BMT mengajukan pembiayaan, lalu
ada komunikasi dari PBMT tentang disetujui atau tidaknya pembiayaan,
menganalisis risiko nah nanti dari manajemen itu mengeluarkan namanya
memorandum pengajuan pembiayaan, yang dijadikan dasar untuk menyetujui
atau menolak, di situ disebutkan risiko-risiko yang muncul seperti risiko
pembiayaan, risiko operasional, risiko keuangan. Karena cenderung terjadinya
permasalahan pada ketiga risiko itu.
Kalau risiko pembiayan kita lihat dari jenis pembiayaan mereka apa saja, terus
mereka pembiayaannya untuk mikro menengah atau besar dari situ juga
dinilai, selain itu juga mereka menggunakan apa sebagai jaminan di BMT
mereka, dan mereka mengikatnya menggunakan apa? Apakah Cuma pakai
SKMHT atau di baawh tangan atau sudah langsung APHT, karena di BMT itu
pembiayaan kalau yang terkecil dari 200rb sifatnya harian, sampai dengan
yang terbesar di BMT itu ada yang sampai 500 Juta, makanya kita mau lihat
risiko pembiayaan mereka itu portofolionya besarnya di mana, kalau misalkan
mereka di range 1 juta-25 juta paling minimal yah, itu masih risikonya lebih
rendah yah kalau terjadi gagal bayar, yang risiko tinggi itu yang 25 juta ke
atas, karena jumlahnya 100 juta jika pembiayaannya 1 juta perorang maka bisa
100 orang yang dibiayai, namun bila yang dibiayai itu 25 juta perorang makan
hanya ada 4 orang yang dibiayai dan itu risikonya lebih besar, jadi kita
membatasi untuk pembiayaan ke BMT (kepada nasabah) nya itu maksimum
25 juta, untuk meminimalisir risiko, jadi mereka ga boleh memberikan
pembiayaan lebih dari 25 juta apabila dana berasal dari PBMT Ventura,
kecuali kalau mereka menggunakan dana sendiri.
Risiko keuangan kita lihat dari kas dan simpanan di bank mereka, mencukupi
atau tidak, lalu mereka sendiri secara likuiditas punya atau tidak,
dikhawatirkan pengajuan pembiayaan hanya untuk menjaga likuiditas mereka,
Dan itu bagian dr risiko juga. Terus di keuangan kita harus tahu selain kita
siapa saja dana pihak ketiga (DPK) yang melakukan kerjasama,
dikhawwatirkan mereka sudah over dana pinjaman dari pihak ketiga, jadi
apakah mereka mampu membayar kewajiban? Kalau misalkan dana pihak
ketiga lebih besar dari simpanan masyarakat, itu patut dipertanyakan, ini
koperasi apa perusahaan pembiayaan, karena pada dasarnya koperasikan
simpan pinjam untuk anggotanya, loh kok ini lebih banyak pinjamnya dari
simpannya, karena kan yang diutamakan adalah simpan untuk
mensejahterakan anggotanya. Dan itulah fungsi dari risiko keuangan selain itu
juga dari risiko keuangan kita menilai nih dari sisi kesehatan keuangan
89
mereka dari umumnya seperti ROE ROA, likuiditasnya, BOPO, FDR nya,
laporan keuangannya, Produktif atau tidak ? misalkan dari aset 10 milyar
baiknya minimal itu 70% produktif dengan melakukan pembiayaan tapi kan
bisa jadi 50:50 dan itu tidak dianggap terlalu produktif dimana hanya 50% saja
yang digunakan untuk pembiayaan sementara 50% lagi dipakai untuk aktiva
dan itu tidak terlalu bermanfaat, dan ini berguna sebagai penilaian, lalu kita
nilai juga dari operasionalnya yang BOPO tadi, nah BOPO nya minus atau
ngga nih? Antara pendapatan dengan pengeluaran lebih besar yang mana? Nah
pendapatan di sini adalah operasionalnya, bisa jadi lebih besar pendapatan dari
diluar operasional contoh: pendapatan operasionalnya pembiayaan ke anggota,
namun nilainya lebih rendah dibandingkan misalnya pendapatan dari jasa apa
saja, misal jasa transfer uang di daerah yang di kota ternyata malah lebih besar
di sana, ini berarti pembiayaannya ga produktif malah lebih besar dari non
operasional nah itu dari risiko keuangan.
Risiko operasional, dari koperasi itu yang utama adalah SOP (operasional)
jadi kalau SOP nya baik, kedepannya akan baik karena di koperasi itu
prosedurnya harus jelas mulai dari siapa yang berhak membuka kunci brankas
siapa yang memegang kunci, itu harus jelas ga boleh satu orang, contoh
manajernya yang megang kunci manajernya yang tahu nomor,nah itu
berpotensi terjadinya fraud, karena bisa saja dia mengambil uang tanpa ada
yang tahu. Yang kedua contohnya: bagaimana mereka menggunakan slip
penarikan dan penyimpanan uang pada saat teller dengan bagian pencatatan
harus beda, teller yang memberikan, harus ada yang melihat jadi
menggunakan four eyes principle,untuk mengetahui apa yang dicatat dan fisik
yang keluar sama, berikutnya adalah kalau di BMT kan itu lapangan jadi
antara pencatatan di lapangan dan penerimaan di teller harus sama, dan itu
fungsi penilaian risiko operasional dari sisi sisi itu. Itu sebagian yang bisa kita
cek risikonya, nanti di sini (menunjukan pedoman manajemen risiko) lengkap
semua pengkuran dan pengendaliannya bagaimana dan sistem informasinya
kita juga memakai IMF@ (Islamic Micro Finance Application) kerjasama
90
dengan PBMT Rowasia. Jadi antara yang menginput dengan yang melakukan
pengecakan itu berbeda, contoh yang input orang A nanti yang pengecekan
orang B benar atau tidak yang diinput sama fisiknya sama, pengendalian
internal (menunjukan pedoman manajemen risiko), ini manajemen risikonya
(menunjukan pedoman manajemen risiko) jadi kita bertanggung jawab ke
pemegang saham, RUPS ada dewan komisaris yang bertanggung jawab
kepada RUPS, dan dewan-dewan pengawas syariah, direksi ini bertanggung
jawab kepada DPS dan komisaris, dan di bawah direksi ada divisi-divisi nah
nanti ada audit internal, ini gambaran umumnya (menunjukan pedoman
manajemen risiko) kalau OJK ada pengeluaran yang terbaru yang lebih
spesifik. Ini selain POJK nomor 34 dan 35, tahun 2018 yang baru tentang
penerapan tata kelola bisa dibilang seperti GCG di perbankan, kalau
diperbankan sudah ada, semenjak krismon, kalo yang baru tentang kesehatan
keuangan (menunjukan pedoman manajemen risiko). Jadi kita sebagai PBMT
tidak bisa main-main, dan harus benar-benar menjaga dan harus melakukan
manajemen risiko.
Cara penyelesaiannya, kalau terjadi risiko, kita fokus ke pembiayaan yah, kita
melakukan beberapa tahap yah, yang pasti (tahap pertama) terjadinya risiko
pembiayaan itu mulai adanya tertundanya pembayaran misalnya satu bulan,
biasanya kita komunikasi biasa dulu, apa penyebabnya? Mungkin bisa jadi
mereka memang butuh dana besar akhirnya tidak membayar kewajiban tapi di
bulan berikutnya normal kembali dan seterusnya berarti tidak ada masalah,
(namun) masuk bulan kedua (tidak bayar), nah ini ada apa? Tentu kita
melakukan kunjungan, (menanyakan) “ada apa ini?” biasanya mereka ada
alasan ini dan lainnya, lalu bagaimana (pemnbayarannya)? Daripada nanti
naik call lagi nanti kalau masuk call tiga kan bermasalah, apakah BMTnya
kemungkinan bisa (bayar) bulan depan? Kalau bulan depan oke (bisa bayar)
dan kemudian normal lagi, tapi kalau misalnya terjadi lagi, kita masuk ke
tahap berikutnya, biasanya kita langsung keluar SP1 tuh pas setelah satu bulan
tidak melakukan pembayaran kita lakukan SP1, kalau tidak ada masalah
yasudah lanjut saja, berikutnya masih ada masalah SP2, tapi misalnya mereka
respon karena ada masalah terus kita kunjungan masuk ke BMTnya memang
ada masalah misalkan, kita kan bikin opsi mau direscheduling sebenarnya
mereka mampu tapi nominalnya tidak sebesar itu, maka kita akan
rescheduling, misalkan mereka harusnya (angsuran) masih 24 bulan lagi tapi
kita rescheduling jadi 36 bulan, memperpanjang dan memperkecil angsuran.
Tapi ternyata tidak bisa direscheduling tahap berikutnya adalah restructuring,
lebih kepada pola angsuran dan apakah mereka mau ditambah lagi
(keringanan) untuk memulihkan kembali (keadaan BMT) yang nantinya akan
disesuaikan dengan kemampuan mereka, tapi bila sudah dilakukan itu semua
namun ternyata BMT-nya sudah bermasalah maka kita lanjutkan pada
penjualan jaminan (collateral), jaminan di sini dilihat dari risikonya, bisa jadi
50% dari plafon, bisa jadi 100% plafon dilihat dari risiko BMT-nya, karena
ada beberapa daerah memang diperlukan jaminan 100%, bisa jadi hanya 50%
pun cukup, kita jaminan menerima SHM dan BPKB Mobil untuk jaminan.
93
11. Apa risiko-risiko yang mungkin timbul pada pembiayaan kepada BMT di
PBMT Ventura lainnya selain tiga risiko yang tadi sudah disebutkan?
Risiko pasar yang mungkin timbul, karena kita pasarnya adalah BMT, jadi
kalau BMTnya jelek maka efeknya ya jelek untuk PBMT, kalo bagus ya
efeknya bagus. Jadi risiko pasarnya ada di BMT itu jadi kita harus pintar-
pintar memilih BMT yang baik. Jadi syukurnya kita sudah saring di
Perhimpunan BMT Indonesia, tapi tetap saja meskipun sudah disaring masih
berpotensi nyangkut beberapa BMT yang kurang bagus.
Risiko regulasi, yang OJK, kalau kita mau tak mau wajib mengikuti (OJK)
seperti yang terbaru misalkan Direksi harus Fit & Proper test, DPS juga harus
Fit & Proper test, wajib ikut tanpa ada penolakan karena tidak bisa
(menunjukan lampiran tata kelola) ada scoringnya , jadi kalau PBMT-nya
macam-macam maka akan diperingati oleh OJK, jadi harus mengikuti.
Memenuhi kewajiban ke pihak ketiga, likuiditas itu kan terkait kesiapan dana
perusahaan dampaknya mungkin yang timbul adalah tidak adanya dana yang
tercukupi untuk membayar kewajiban pihak ketiga, bagaimana penerapannya
yang pasti jauh hari sebelum jatoh tempo kita sudah menyiapkan, cara
penyelesaiannya juga apabila terjadi, itu yang pertama td untuk meminimalisir
bagaimanapun caranya mulai dari investasi kita cari investor tambahan, atau
misalnya dari kurangnya angsuran dari PPU kita genjot di situ apapun caranya
untuk menjaga risiko likuiditas itu.
Risiko kepatuhan terkait OJK itu, kita mau lama wajib, dampaknya kalau kita
tidak mengikuti jelas kita akan mendapatkan teguran, bahkan panggilan dari
OJK, bagaimana penerapannya yang pasti wajib harus mengikuti OJK.
96
Lampiran 2
Ikhtisar Keuangan PT. Permodalan BMT Ventura
Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Total Aset 59.103,65 91.755,90 139.097,05 194.686,90 218.150,78 298.092,97
Outstandig 47.344,07 80.292,95 112.770,63 158.172,31 186.560,78 248.624,00
Pembiayaaan
Operating 7.605,10 10.948,97 17.485,14 25.064,38 31.341,10 40.546,56
Income
Profit after 500,34 555,18 955,6 2.272,78 14.973,30 6.182,70
zakat & tax
Modal 10.576,68 11.793,80 12.948,99 21.150,29 49.706,46 56.205,92
Bank 33.722,90 58.172,00 76.006,20 125.670,76 125.026,27 195.875,70
Investor 14.258,50 21.364,50 49.126,42 43.589,12 38.567,26 46.011,35
Program - - - - - -