Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEGIATAN PENDUKUNG BK
DASAR-DASAR BK
DOSEN PENGAMPU: ASIAH, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 8

 Dwita
 Dwita Setyaning
Setyaning Putri Putri 1202413018
1202413018
 Jogito
 Jogito SitorusSitorus 1203113041
1203113041

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur atas berkat rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, penulisan Makalah
ini yang berjudul “Kegiatan Pendukung BK” dapat terselesaikan.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mengambil peran dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis hanyalah manusia biasa sehingga menyadari bahwa materi yang ada dalam
makalah ini belum sempurna. Masih banyak terdapat kesalahan di dalam makalah ini. Namun,
penulis akan selalu berusaha menyempurnakan makalah ini. Maka dari itu, penulis bersedia
menerima saran dan kritikan dari pembaca. Dengan diselesaikannya makalah ini, penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pembaca.
Akhir kata, kami memohon maaf apabila penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Medan, 11 September 2020

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling ........................... 3
B. Macam-Macam Kegiatan Pendukung BK ......................................................... 3
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral)
dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan
konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang untuk mencapai suatu
tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik dan terarah atau berencana,
agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan
sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim Pengembangan
MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi antara masukan alat dan
masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik, sedangkankan masukan alat adalah tujuan
pendidikan, kerangka, tujuan dan materi kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system
administrasi dan supervisi pendidikan, sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta
bimbingan konseling.
Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan
yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah,
supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian
bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang
ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.
Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian layanan
bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.
Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar setiap permasalahan
yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses
pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa
mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

1
Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan
konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas
yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa
dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.
Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling tersirat
bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak mungkin akan
tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan
layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah mengenai
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kegiatan pendukung?
2. Apa saja macam-macam kegiatan pendukung bk?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling


Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang lingkungannya, baik itu
di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.
Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah memahami
potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan pendukung ini
diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh seorang klien.

B. Macam-Macam Kegiatan Pendukung BK


Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan
di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Aplikasi Instrumentasi
Aplikasi instrumentasi dapat bermakna upaya pengungkapan melalui pengukuran
yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu.
Kondisi dalam diri klien (siswa) perlu melalui aplikasi instrumentasi dalam rangka
pelayanan bimbingan dan konseling untuk memperoleh pemahaman yang tentang klien
(siswa) secara lebih tepat. Upaya pengungkapan sebagai aplikasi instrumentasi dapat
dilakukan melalui tes dan non tes. Hasil aplikasi instrumen selanjutnya dianalisis dan
ditafsirkan serta disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan secara tepat kepada
klien dalam bentuk layanan dan konseling.
Secara umum, tujuan aplikasi instrumentasi adalah diperolehnya data tentang
kondisi tertentu atas diri klien (siswa). Data yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi
selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan bimbingan dan
konseling. Dengan data tersebut, penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling
khususnya di sekolah dan madrasah akan lebih efektif dan efisien.

3
Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-jenis
layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program, penetapan inidividu,
menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
 Perencanaan
Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek,
menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan fasilitas,
menyiapkan kelengkapan administrative.
 Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,
mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah jawaban
intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil intrumen.
 Evaluasi dan Analisis
Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan evaluasi
dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta menganalisis dengan
Menetapkan norma/standar analisis, melakukan asanalisis dan menafsirkan hasil
analisis.
 Tindak Lanjut
Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,
mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak lanjut. Dan juga
menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.
2. Himpunan Data
Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya
tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.
Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun
data, mengembangkan data dan menggunakan data.
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah
 Perencanaan

4
Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan
bentuk himpunan data, menetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme
pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan
administrative.
 Pelaksanaan
Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi,
memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.
 Evaluasi dan Analisis
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan,
memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan HD, serta
melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan,
keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya.
 Tindak Lanjut
Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang mencakup:
bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan, keakuratan, ketepatan dan
keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan teknologi. Data yang terhimpun
harus dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan
konseling. Teknis penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan
laporan dan mendokumentasi laporan.
3. Konfrensi Kasus
Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik
dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan konferensi
kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh
keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat
terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak menyinggung klien.
Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :
 Perencanaan
Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat persetujuan
dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan harus diyakinkan oleh

5
konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk merahasiakan segenap aspek dari
kasus yang dibicarakan.
 Pelaksanaan
Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh peserta dapat
mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui dan mengembangkan
pikiran untuk memecahkan masalah siswa.
 Analisis dan Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila konselor
memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti bagi pemecahan
masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh peserta pertemuan untuk
menyokong upaya pengentasan masalah siswa.
 Tindak Lanjut
Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi oleh
konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang jenis-jenis
layanan masalah siswa yang bersangkutan.
4. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan,
kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui
kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan
untuk memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga
untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan.
Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu tidak
diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus tersebut. KR
menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau kehidupan keluarga dan
terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait dengan keluarga. Materi yang perlu
diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya
semata-mata untuk memperdalam masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien
sendiri sangat penting dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang
akan dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat kunjungan
rumah.

6
Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah:
 Perencanaan
Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR,
menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga,
menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.
 Pelaksanaan
Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR,
melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas masalah
klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen, Menyelenggarakan konseling
keluarga, dan merekam dan menyimpulkan hasil KR
 Evaluasi dan Analisis
Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan
keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi penggunaan data
dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan menganalisis terhadap efektifitas
penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.
 Tindak Lanjut
Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu dilaksanakan
KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak lanjut layanan dengan
menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan akurat. Serta menyusun laporan KR,
menyampaikan laporan dan mendokumentasi laporan.
5. Alih Tangan Kasus
Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan
penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran
atau konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak
yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan.
Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan
kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam Alih
tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang
Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang cepat dan

7
tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien bertemu dengan
ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika diperlukan.
Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih Tangan Kasus adalah:
 Perencanaan
Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan ATK,
menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi ATK dan
kelengkapan administratif.
 Pelaksanaan
Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan
mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.
 Evaluasi dan Analisis
Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan analisis hasil
ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan masalah
klien. Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK terhadap
pengentsan masalah klien secara menyeluruh.
 Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan lanjutan oleh
konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli lain
lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

Dijelaskan bahwa tujuan dari beberapa pokok kegiatan pendukung yang tersebut diatas
adalah ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus. Yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Aplikasi instrumentasi
a. Tujuan umum
Diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien.
b. Tujuan Khusus
Terkait dengan fungsi-fungsi konseling yang didominasi oleh fungsi pemahaman.
Dengan diperolehnya pemahaman, maka dapat diwujudkan fungsi pencegahan dan
pengentasan. Dilain sisi, maka akan diperoleh juga fungsi pengembangan dan
pemeliharaan.

8
2. Himpunan Data
a. Tujuan Umum
Menyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang
penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan sasaran layanan.
b. Tujuan Khusus
Didominasi oleh fungsi pemahaman terhadap individu yang datanya dihimpun. Ini
akan mewujudkan fungsi pencegahan dan dapat pula fungsi pengentasan terhadap
masalah individu. Lebih jauh, himpunan data ini dapat dijadikan bahan dalam
melaksanakan fungsi pengembangan dan pemeliharaan dan dapatjuga digunakan
dalam melindungi hak-hak individu yang sedang mengalami masalah HAM.
3. Konferensi Kasus
a. Tujuan Umum
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam
rangka pengentasan permasalahan klien.
b. Tujuan Khusus
Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang
permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Dan terkomunikasinya sejumlah aspek
permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga penanganan
permasalahan menjadi lebih mudah dan tuntas.
4. Kunjungan Rumah
a. Tujuan Umum
Diperolehnya data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan masalah klien serta
digalangnya komitmen orangtua atau anggota keluarga lainnya dalam rangka
penyelesaian masalah.
b. Tujuan Khusus
Agar terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya. Dari ini dapat
mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut untuk mewujudkan fungsi
pengembangan dan pemeliharaan serta advokasi.
5. Alih Tangan Kasus
a. Tujuan Umum

9
Klien mendapat layanan yang optimal atas masalah yang dialaminya.
b. Tujuan Khusus
Terwujudnya keempat fungsi konseling tarutama dalam upaya pengentasan masalah
klien. Layanan ini juga mewujudkan upaya pemahaman dan pencegahan serta
pengembangan dan pemeliharaan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang lingkungannya, baik itu
di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan sekitarnya.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah dikemukakan
di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini, terdapat lima jenis
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:
 Aplikasi Instrumentasi
 Himpunan data
 Konferensi kasus
 Kunjungan rumah
 Alih Tangan Kasus
Sementara itu tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini adalah
diperolehnya data – data yang akurat dan baik demi mewujudkan terselesaikannya masalah –
masalah yang dihadapi klien dan juga pemahaman terhadap layanan bimbingan dan konseling.

B. Saran
Saran yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-sungguh dalam pemecahan masalah-masalah
yang dihadapai klien, demi kepentingan pribadi klien dan konselor tersebut. Setiap kegiatan yang
dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang disetujui.

11
Daftar Pustaka

Bimbingandankonselingsite.wordpress.com
https://www.academia.edu/36764163/Kegiatan_Pendukung_BK

12

Anda mungkin juga menyukai