Makalah Pen Pancasila

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Dosen Pembimbing :

Dr. Sanawiah, S.Ag., MH

Disusun oleh :

Yuwana Baiduri

NIM :

20.11.022774

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

2020
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang mejaemuk, dimana banyak kea
nekaragaman budaya yang dimilikinya. Masyarakat Indonesia sangat be
rgantung pada oranglain, untuk itu masyarakat Indonesia tidak bisa hidu
p secara individu. Salah satu yang dilakukan masyarakat Indonesia yaitu
dengan cara bergotong royong, dengan adanya budaya ini akan tercipta
suatu ikatan persaudaraan, karena gotong royong merupakan suatu keg
iatan yang dilakukan secara bersama-sama. Gotong royong ini juga tertu
ang dalam nilai-nilai Pancasila sila ke-3 (tiga) yaitu persatuan Indonesia.
Pancasila adalah ideologi terbuka. Ungkapan yang sederhana teta
pi sarat makna ini sekarang berkembang danmulai membudaya dalam
masyarakat. Bagi suatu bangsa dan negara ideologi merupakan wawasa
n, pandangan hidup atau falsafah kebangsaan dan kenegaraan. Pancasi
la mempunyai nilai-nilai dasar, karena sifatnya yang fundamental, biasan
ya ditemukan di masyarakat atau bangsa-bangsa lain sehubungan deng
an masing-masing nilai dasar itu, seperti nilai-nilai dasar Pancasila kita,
secara sendiri-sendiri biasanya bersifat universal. Menurut Poespowardo
jo sebagaimana dikutip Oesman dan Alfian (1992: 8), ideologi adalah su
atu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkan. Sejaj
ar dengan itu, Sastrapratedja sebagaimana dikutip Oesman dan Alfian
(1992: 8), mengemukakan bahwa ideologi memuat orientasi pada tindak
an.Nilai-nilai Pancasila hidup dan membudaya dalam diri masyarakat da
n bangsa kita serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi mas
yarakat sejak permulaan hidup kenegaraan adalah serba majemuk. Mas
yarakat Indonesia bersifat multi etnis, multi religius dan multi ideologis. K
emajemukan tersebut menunjukan adanya adanya berbagai unsur yang
saling berinteraksi. Pancasila merupakan dasar filsafat untuk membangu
n masyarakat yang adil dan makmur. Niat yang terkandung di dalam Pa
ncasila itu dapat disimpulkan, bahwa Pancasila dengan sengaja hendak
dijadikan pangkal tolak untuk melakukan perubahan sosial budaya ke ar
ah yang sudah ditentukan. Pancasila diharapkan menjadi sumber pedo
man di dalam periode panjang yang penuh dengan “anomie” untuk men
entukan nilai-nilai sosial-budaya mana yang harus diterima baik dan nila
i-nilai sosial-budaya mana yang harus ditinggalkan.
Perubahan sosial budaya dibidang gotong royong itu terjadi tanpa
disengaja atau direncanakan, akan tetapi tampaknya tidak dapat kita ce
gah, padahal dimana-mana kita masih mendengar anjuran-anjuran supa
ya masyarakat bergotong-royong karena masih dianggap sebagai salah
satu sendi utama dari kebudayaan kita.Sejalan dengan beralihnya kebia
saan gotong royong menjadi hubungan kerja yang didasarkan atas untu
ng-rugi terjadilah perubahan dalam sistem hubungan antar warga masya
rakat. Pola kehidupan masyarakat pedesaan menurut adat pada umumn
ya bersifat komunalistik dalam arti bahwa setiap perilaku warga masyara
kat desa pertama dinilai atas dasar kepentingan seluruh masyarakat, da
n tahap kedua dinilai atas dasarkepentingan pribadi. Pola hubungan hub
ungan yang bersifat komunalistik itu termasuk pengawasan langsung ya
ng dilakukan oleh para anggota masyarakat terhadap perilaku para warg
a desa,“Social control”ini di dalam masyarakat desa dibenarkan oleh ma
syarakat itusendiri dan berhasil efektif untuk menciptakan disiplin sosial.
Hubungan yang komunalistik ini sekarang dengan cepat berubah menja
di pola hubungan yang individualistik, dimanamasyarakat berpendapat,
bahwa setiap orang dibenarkan berperilaku atas dasar kepentingannya
pribadi, asal perilaku itu tidak mengganggu kepentingan orang lain dan ti
dak melanggar hukum yang dibuat oleh negara Soemardjan sebagaima
na dikutip Oesman dan Alfian (1990: 180-187).
Gotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersa
ma-sama dan tanpa minta pamrih sedikitpun. Gotong royong adalah pek
erjaan yang dilakukan secara kelompok, dimana kegiatan ini suatu tradis
i yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk melakukan suatu pekerjaa
n untuk mencapai tujuan dan keinginan secara bersama-sama. Diadaka
n gotong royong ini diharapkan masyarakat Indonesia dapat saling mera
ngkul untuk hal yang positif bagi individu maupun kelompok. Masa sekar
ang dapat dikatakan bahwa sifat gotong royong dalam masyarakat Indo
nesia sudah jarang terlihat di desa dan diperkotaan. Untuk itupeneliti sa
ngat tertarik menggali nilai gotong royong yang ditanamkan oleh masyar
akat DusunSidomulyo. Peneliti ingin mengetahui kegiatan apa saja yang
dilakukan dalammengamalkan nilai gotong royong.

2.METODE
Penelitian ini menggunakan teknikpengumpulan data meliputi obse
rvasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunaka
n dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Menurut Miles dan
Huberman (1992:15-19), analisis data terdiri dari tiga jalur kegiatan yang
terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan/verifikasi.Keabsahan data penelitian ini menggunakan dua
macam triangulasi, yaitu trianglulasi sumber data dan trianglulasi teknik
atau metode pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2014: 274), triangul
asi sumber data untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan meng
ecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi su
mber data yaitu berupa informasi dari masyarakat.

3.HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini membahas tentang implementasi nilai gotong royong
di masyarakat. Implementasi nilai gotong royong dilaksanakan pada mas
yarakat tersebut bisa dilihat dari beberapa indikator. Adapun indikator ya
ng digunakan yaitu: 1) mau berkerjasama dengan baik; 2) berprinsip bah
wa tujuan akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan bersama-
sama; dan 3) tidak memperhitungkan tenaga untuk saling berbagi denga
n sesama.
Berdasarkan hasil penelitian yang didasari indikator gotong royong
ditemukan beberapa bukti. Bukti yang terkait dengan indikator pertama
mau bekerjasama dengan baik yaitu ketika menjadi seorang pelayan ya
ng mampu bekerjasama dengan baik dalam kegiatan Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia. Adapun kendala yang muncul yaitu k
urangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri.Upaya yang dilakukan u
ntuk mengatasi kendala tersebut yaitu memberikan pemahaman tentang
pentingnya gotong royong.
Bukti yang terkait dengan indikator kedua berprinsip bahwa tujuan
akan lebih mudah dan cepat tercapai jika dikerjakan bersama-sama yait
u melalui kerjabakti. Kerja bakti tersebut berupa pengecatan jalan dalam
rangka menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia
yang dilaksanakan secara bersama-sama. Adapun kendala yang muncul
yaitu kurangnyapartisipasi dari masyarakat.Upaya yang dilakukanuntuk
mengatasi kendala tersebut yaitu dengan membuat peraturan, dan men
gadakan sosialisasi agar masyarakat memiliki kesadaran bergotong royo
ng.
Bukti yang terkait indikator ketiga tidak memperhitungkan tenaga u
ntuk saling berbagi dengan sesama yaitu melalui kegiatan ronda malam.
Ronda malam tersebut dilakukan warga secara sukarela dan tanpa pamr
ih. Kendala yang muncul yaitu kurangnya kesadaran dari warga masyar
akat sendiri.Adapun upaya yang dilakukanuntuk mengatasi kendala ters
ebutyaitudengan membuat peraturan dan mengadakan sosialisasi terha
dap masyarakat agar sadar pentingnya ronda malam.
Kendala pengimplementasian nilai gotong royong di masyarakat y
aitu terletak pada kurangnya kesadaran warga mengenai kerjabakti dan
kerjasama antara warga.
Pengimplementasian nilai gotong royong di Kota Palangkaraya dir
asa masih kurang dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Hambata
n lain yaitu peratutan-peraturan yang kurang tegas diterapkan oleh pihat
setempat, sehingga warga tidak mentaati peraturan tersebut. Kendala-k
endala tersebut membuat masyarakat kesulitan dalam menanamkan nila
i gotong royong
Solusi dari kendala yang dihadapi implementasi nilai gotong royon
g di Kota Palangkaraya, pertama yaitu peraturan-peraturan yang ada har
us disertai dengan sangsi, agar masyarakat berpartisipasi bergotong roy
ong. Kedua harus ada kesadaran dari masyarakat sendiri, karena denga
n kesadaran dari masing-masing warga akan tercipta solidaritas dan kerj
asama yang baik. Ketiga dibuatnya tempat sampah disetiap halaman ru
mah, agar masyarakat Dusun Sidomulyo tidak membuang sampah sem
barangan, sehingga pengimplementasian nilaigotong royong dapat terca
pai.

4.PENUTUP
Hasil penelitian ini adalah bentuk pengimplementasian nilai gotong
royong di masyarakat perkotaan pada masyarakat Kota Palangkaraya, y
aitu melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat, seperti kegiat
an hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Kegiatan lain sep
erti melakukan kerjabakti mengecat jalan pada waktu hari ulang tahun R
epublik Indonesia, iketahui bahwa tujuan akan lebih mudah dan cepat te
rcapai jika dikerjakan secara bersama-sama. Hal ini sesuai dengan indik
ator gotong royong yaitu berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah dan
cepat tercapai jika dikerjakan bersama-sama. Selain itu kegiatan lain ya
ng mencerminkan indikator tidak memperhitungkan tenaga untuk saling
berbagi dengan sesama diwujudkan melalui kegiatan ronda malam yang
selalu dilakukan masyarakatdiketahui dapat meningkatkan keamanan.
Solusi yang diberikan untuk mengatasi kendala-kendala yang terja
di dalam proses pengimplementasian nilai gotong royong di masyarakat
perkotaan yaitu dengan membuat peraturan-peraturan dan himbauan se
perti papan petunjuk mengenai sampah atau papandilarang parkir diseki
tar jalan umum, serta tempat sampah di perbanyak untuk di dalam komp
lek perumahan warga, sehingga warga diharapkan mematuhi semua per
aturan yang ada.

DAFTAR PUSTAKA
Miles, Mathew B. Dan Michael A Huberman. 1992. Analisis Data K
ualitatif Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP
Oesman, Oetojo dan Alfian. 1990. Pancasila sebagai Ideologi. Jak
arta: BP-7 Pusat.
Prabowo, david. (2014). “Implementasi Karakter Gotong Royong d
an Peduli Sosial dalam Kerja Bakti Mingguan (Studi Kasus pada Masyar
akat di Desa Miri Slogoretno Kecamatan Jatipurno Kabupaten Wonogir
i)”. Skripsi-S1. Surakarta: Uniersitas Muahmmadiyah Surakarta.
Sayoko, Nanang. (2015). “Implementasi Nilai Gotong Royong dan
Solidaritas Sosial dalam Masyarakat (Studi Kasus pada Tradisi Malam P
asian di Desa Ketileng Kecamatan Todanan Kabupaten Blora)”. Skripsi-
S1. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuanti
tatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai