Anda di halaman 1dari 2

Yuwana Baiduri

20.11.022774

Reformasi Birokrasi Pada Administrasi Publik


Reformasi birokrasi saat ini sangat diperlukan dalam rangka perbaikan kualitas
aparatur sipil negara. Dari sudut pandang masyarakat,birokrasi selama ini dianggap sebagai
sesuatu yang menyulitkan, berbelit-belit, dan tidak profesional. Dari sudut pandang
pemerintah sendiri mulaimerasa tidak nyaman dengan status aparatur sipil negara yang
mempunyai predikat sewenang-wenang, koruptif dan tidak melayani.Pemerintah
menghendaki adanya peningkatan pencitraan birokrasi dimatamasyarakat, sehingga
pemerintah sendiri juga menginginkan segeradilakukan perbaikan citra aparatur sipil negara
melalui program reformasibirokrasi. Reformasi birokrasi merupakan sebuah kebijakan yang
dibuatuntuk mengubah atau membuat suatu perbaikan dalam birokrasipemerintahan
Indonesia saat ini.

Perubahan atau perbaikan yang ingindilakukan dalam reformasi birokrasi mencakup


struktur dan proses dalam penyelenggaraan pelayanan publik, serta perubahan pada
mindset danculturset pegawai. Reformasi birokrasi juga bertujuan untuk memperbaiki
prosedur administrasi dibirokrasi pemerintah, perbaikan penggunaankeuangan negara dan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dasarhukum pelaksanaan kebijakan reformasi
birokrasi ini tertuang dalamPeraturan Presiden No.81 Tahun 2010 tentang Grand Design
ReformasiBirokrasi 2010-2025.

Penjabarannya dituangkan dalam Permenpan & RBNo.20 Tahun 2010 dan


Permenpan & RB No.11 Tahun 2015 tentang roadmap Reformasi Birokrasi. Sistem birokrasi
sangat diharapkan dapat menjalankan perannyasecara optimal. Namun, dalam
kenyataannya, keberadaan birokrasi dalam1
pemerintah sering kali dipandang secara dikotomis, selain dibutuhkanuntuk melaksanakan
urusan pemerintah sehari-hari, birokrasi juga seringkali dianggap sebagai sistem yang
menyebabkan jalannya pemerintahandan layanan publik tersendat dan bertele-tele. Gejala
penyakit birokrasiseperti ini , tampak pula dalam sistem birokrasi pemerintahan diIndonesia.
Berbagai kritik tentang in-efisiensi dalam sistem birokrasiIndonesia, kuantitasnya yang
terlalu besar dan kaku sudan seringdinyatakan terbuka (Thoha, 1987; Dwiyanto, 2002).
Sistem pencaloanyang merajalela, nepotisme serta terjadinya berbagai patologi birokrasi
menyiratkan bahwa reformasi birokrasi pemerintah harus dilakukan.Reformasi birokrasi
pemerintah sangat mendesak untuk dilakukan ketika dikaitkan dengan berbagai perubahan
dalam konteks global, antaralain perubahan paradigma kekuasaan yang terjadi dengan
dinamis selamaperiode pertengahan abad 20 hingga awal abad 21.

Gelombang demokratisasi yang ditandai dengan kemerdekan negara-negara


bekasjajahan, peralihan kekuasaan dari rezim otoritarian, kecenderungan sentralistik dan
runtuhnya komunisme membawa perubahan yang berartidalam sistem kekuasaan menjadi
lebih demokratis dan terdistribusi(desentralisasi).Pada awalnya, penyelenggaraan
pemerintahan secara sentralistikdipandang akan lebih efektif dan efisien, tapi asumsi ini
mengalami perubahan ketika menghadapi tantangan dimasa kini yang menuntutpemerintah
untuk makin responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Akan tetapi,berbagai penyimpangan yang terjadi sebagai dampak dari sentralisasi
menyebabkan legitimasi pemerintah menurun dimata publik.Ketika negara tidak lagi cukup
memiliki kemampuan untuk memaksakan kepatuhan masyarakat dan makin luasnya
keterbukaan akses informasipublik, maka yang terjadi adalah fenomena kegagalan negara
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam jangka panjang, penurunan kapasitas
negara ini akan berdampak negatif karna mengarah deligitimasi2
pemerintahan, apatisme publik, dan berpotensi memunculkan anarkisme.Kegagalan negara
dalam arti pemerintah dalam memenuhi kebutuhanmasyarkat akan menimbulkan keraguan
publik terhadap urgensikehadiran negara dalam hal ini pemerintah.
Kondisi ini bila dibiarkan akan mengarah kepada ketidakpastian dan pelemahan
jaminan hukum bagiseluruh lapisan masyarakat.Reformasi birokrasi pemerintah menjadi
bagian dari upaya untukmemperkuat negara karena melalui reformasi birokrasi, peran dan
lingkup intervensi negara dalam hal hal ini yaitu pemerintah didefinisikan ulanguntuk
menjawab tantangan zaman. Karena itu, reformasi birokrasi jugatidak sekedar
menyederhanakan struktur birokrasi, tapi mengubah polapikir (mind set) dan pola budaya
(cultural set) birokrasi untuk berbagiperan dalam tata kelola pemerintahan. Birokrasi
pemerintah merupakanunsur yang sangat vital dalam menentukan arah untuk mencapai
keberhasilan suatu penyelenggaraan negara. Dengan kemajuan teknologi terutama
teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat sertapersaingan global yang
semakin ketat, masyarakat sangat peka terhadap kinerja birokrasi pemerintahan dan sangat
peduli dengan peningkatankualitas hidupnya. Baik atau buruk kinerja birokrasi pemerintah
akansangat menentukan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya

Anda mungkin juga menyukai