Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“ MODEL MANUSIA SEMPURNA”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama
Islam

Dosen Pengampu : Choirunnisak


Disusun Oleh :
Kelompok 2 : 1. Nani Sintia
2. Ade Anisyah
3. Ariansyah
4. Dandi

PROGRAM S-1 TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR

          Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini merupakan tugas individu  dan disusun untuk memenuhi mata kuliah
Pendidikan Agama Islam mahasiswa program S1 Teknik Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Indo Global Mandiri Tahun 2018.
Makalah ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan perhatian dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada semuanya.

Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis dapat menjadi amal yang    
bermanfaat serta mendapat imbalan yang lebih banyak dari Allah SWT. Penulis
menyadari sepenuhnya , bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu ,
kritik dan saran yang bersifat membangun selalu penulis nantikan demi peningkatan
kualitas pada masa yang akan datang.  Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak yang
membacanya.                                                                           
Palembang, Oktober 2018               
Penyusun,
Kelompok 2
DAFTAR ISI
 
HALAMAN JUDUL…………………………………….   i
KATA PENGANTAR………………………………..   ii
DAFTAR ISI……………………………………..   iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah……………….. .1
2. Rumusan Masalah………………………………1
3.  Tujuan………………………………1
BAB II PEMBAHASAN
A. MODEL MANUSIA SEMPURNA…….2
1. Istilah Manusia Dalam Al – Qur’an
2. Potensi Manusia
3. Proses Penciptaan Manusia
4. Proses Kehidupan Manusia
5. Karakteristik Manusia
6. Amanah Manusia
 
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan……………………………  .9
2. Saran………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 

1. Latar Belakang Masalah

Kehadiran manusia tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Manusia hakikatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Pada diri manusia terdapat
perpaduan antara sifat ketuhanan dan sifat kemakhlukan. Dalam pandangan Islam,
sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia memiliki tugas tertentu dalam
menjalankan kehidupannya di dunia ini. Untuk menjalankan tugasnya manusia
dikaruniakan akal dan pikiran oleh Allah SWT. Akal dan pikiran tersebut yang akan
menuntun manusia dalam menjalankan perannya. Dalam hidup di dunia, manusia
diberi tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan, wakil Allah di muka bumi, serta
pengelolaan dan pemeliharaan alam.

Kewajiban manusia kepada khaliknya adalah bagian dari rangkaian hak dan
kewajiban manusia dalam hidupnya sebagai suatu wujud dan yang maujud. Didalam
hidupnya manusia tidak lepas dari adanya hubungan dan ketergantungan. Adanya
hubungan ini menyebabkan adanya hak dan kewajiban. Hubungan manusia dengan
Allah adalah hubungan makhluk dengan khaliknya. Dalam masalah ketergantungan,
hidup manusia selalu mempunyai ketergantungan kepada yang lain. Dan tumpuan
serta ketergantungan adalah ketergantungan kepada yang Maha Kuasa, yang Maha
Perkasa, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Sempurna, ialah Allah rabbul’alamin,
Allah Tuhan Yang Maha Esa.

2.Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Penciptaan Manusia dalam Islam?
2. Bagaimana Fungsi dan Peranan Manusia dalam Islam?
3. Bagaimana Tanggung jawab Manusia dalam Islam?
3. Tujuan
 1. Untuk Mengetahui Keberadaan Manusia dalam Islam,
2. Untuk Mengetahui Tujuan Penciptaan Manusia dalam Islam,
3. Untuk Mengetahui Fungsi dan Peranan Manusia dalam Islam,
4. Untuk Mengetahui Tanggung jawab Manusia dalam Islam.
BAB II PEMBAHASAN

1. Istilah Manusia dalam Alquran


Allah ta’ala berfirman “ Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali mereka yang beriman, beramal saleh dan saling menasehati
tentang kebenaran dan kesabaran”.1 Menurut Al- Maraghi, pada surat
sebelumnya Allah swt. menjelaskan tentang keadaan orang-orang yang hanya
gemar menyombongkan diri dengan memperbanyak harta dan melupakan taat
kepada Allah swt dan surat ini menjelaskan bahwa orang -orang yang hanya
mementingkan diri dengan watak yang baik adalah dengan iman, amal, sabar,
dan perilaku benar.2 Orang yang rugi adalah mereka yang sombong, tidak
berzakat, tidak bersedekah, tidak berzikir kepada Allah swt mengabaikan
alquran dansunah rasul.

Istilah manusia dalam alquran.

Manusia dalam perspektif islam berbeda dengan konsep manusia dalam


pandangan agama-agama selain agama islam. Istilah dalam pandangan alquran
ada 4 jenis yaitu:

1. 1. Al insan dan. Al nas


 Kata Al-insan berasal kata uns yang artinya jinak dan harmonis.
Kata insan ini tampak sebagai lawan dari makan “ binatang liar “. Kata
insan digunakan dalam alquran untuk menunjuk kepada manusia dengan
segala totalitasnya, jiwa, dan raga. Manusia beda dengan binatang.
Manusia memiliki rasa malu jika melanggar aturan. Manusia adalah
makhluk terhormat dan mulia.

Kata insan disebut sebanyak 65 kali dipakai untuk sebutan


manusia tunggal ( individu) sedangkan kata Al-nas disebut sebanyak 241
kali untuk jamak( sosial).

Manusia menerima pelajaran dari Allah Ta’ala sehingga memiliki


ilmu pengetahuan yang luas. Dengan ilmu pengetahuan manusia menjadi
tinggi derajatnya; manusia dapat mengatasi masalah hidup dengan baik
segala fenomena dan kejadian ditampakkan oleh Allah swt untuk
menjadi pelajaran bagi manusia.

Dalam setiap kejadian sekecil apa punterdapat pelajaran bagi


orang – orang yang berakal itulah Al – insan namanya.
1
QS Al – ‘Ashr [103]: 2 -3. Lihat Al – Qur’an dan Terjemahannya. 10 Oktober 2018. Pukul 08:00
2
Ahmad Musthafa Al – Maraghi, Terjemah Tafsir Al – Maraghi, Jilid 30, (Semarang: CV. Toha Putera,
1993), hlm. 408. 10 Oktober 2018. Pukul 08:10
Manusia yang baik adalah manusia yang amanah.
a. Amanah iman adalah iman yang diberikan oleh Allah swt.
Amanah iman harus dijaga agar tidak kotor bercampur dengan
kemusyrikan. Iman yang bersih adalah iman yang sesuai dengan
rukun iman, jangan dicampurkan dengan tradisi.
b. Amanah yang diajarkan oleh Rasulullah . Islam disampaikan oleh
Rasulullah tidak boleh dinodai dengan label – label memecah
kesatuan islam.
c. Amanah umur yang diberikan oleh Allah swt kepada seluruh
hambanya untuk dimanfaatkan dengan sebaiknya.
 Istilah Al – nas berkaitan dengan interaksi kehidupan manusia
yang bersifat kolektif. Manusia selalu membutuhkan orang lain dalam
berinteraksi, sehingga tercipta saling memberikan manfaat antara satu
dengan lainnya. Setiap manusia adalah pemimpin yang akan diminta
pertanggung jawabannya oleh Allah swt. Jadilah pemimpin ( khalifah )
yang amanah sebagai Al – nas yang digambarkan oleh Allah swt dalam
Al – Qur’an.

1.2. Al – Basyar
Adalah gambaran manusia secara materi yang dapat dilihat, makan,
minum, berjalan, berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kata basyar
diulang dalam Al – Qur’an sebanyak 36 kali dipakai untuk menyebut manusia
dalam kaitannya dengan aspek – aspek jasmaniah. “ Dan ingatlah, ketika Rab –
Mu berfirman kepada para malaikat. Sesungguhnya aku akan menciptakan
manusia dari tanah liat kering ( yang berasal ) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk.” ( QS Al – Hijr [15] : 28, QS Al – Nali [ 16] : 103, QS Al – Isra [17] :
93, QS Maryam [19] : 26).

Menurut Asy – Syathi, pemakaian kata basyar di seluruh isi Al – Qur’an


memberikan pengertian bahwa yang dimaksud adalah anak adam yang biasa
makan, minum, dan berjalan di pasar yang saling bertemu atau dasar
persamaan.3

1.3. Bani Adam


Keturunan adam yang menunjukkan manusia dilihat dari sudut
keturunannya. Manusia keturunan Nabi Adam a.s jika ada yang mengaku bukan
keturunan dari Nabi Adam a.s berarti bukan manusia. Oleh karena itu, bagi umat
beragama ( islam ) tidak perlu memperdebatkan teori yang mengaku ilmiah
tentang asal – usul manusia berasal bukan dari Nabi Adam a.s.

Agama islam mengajarkan bahwa manusia yang pertama adalah


“Adam”. Adam merupakan khalifah dimuka bumi ini. Allah berfirman : “
3
A ‘isyah Abd ar – Rahman Bint Asy – Syathi, Al – Maqal fi Al – Insan Dirasah Quranyah, (Mesir: Dar Al –
Ma’Arif, 1966), hlm. 11. 10 Oktober 2018. Pukul 08:30.
Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat : sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.” Mereka berkata : mengapa
engkau hendak menjadikan ( khalifah ) dimuka bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji dan menguncikan – Mu?” Tuhan berfirman : “
sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. ( QS Al –Baqarah
[2] : 30).

Didasari ucapan Nabi Muhammad saw dalam sebuah sabdanya sebagai


berikut : “ Adam merupakan rasul yang pertama dari sekalian rasul, dan
Muhammad adalah rasul terakhir dari semua rasul “. (HR. Al hakim dari abu
dzar).

2. Potensi Utama Manusia

2.1. Potensi jasad dan roh


Manusia berasal dari tanah yang dinyatakan dengan macam –
macam istilah seperti tanah, tanah kering, dan lain – lain. Sampai
ditiupkannya roh ciptaan tuhan. Sedangkan, roh hanya dapat diketahui
melalui firman Allah swt dan ayat – ayat diatas. Allah berfirman “ Dan
mereka tanya kepadamu (Muhammad) tentang roh, katakanlah bahwa
masalah roh adalah urusan tuhan – Mu, tidaklah kamu cari ilmu kecuali
hanya sedikit (QS Al – Israa [17] : 85).

3 Komponen roh yaitu :


1. Al -Sam’a
2. Al - Abshara
3. Al – Afidah
Adalah sama halnya dengan komponen jasad ( kepala, badan, kaki)
sebagai satu keutuhan yang tidak dapat dipisahkan.

2.2. Potensi Akal


Al – Qur’an menghendaki agar manusia dengan akalnya itu bisa
memahami, digunakan untuk berpikir apa saja, baik yang empiris atau
tidak empiris.

Menurut Al – Farahi, kemampuan berpikir adalah kekuatan yang


dimanfaatkan manusia untuk memahami.4

4
Lihat Osman Bakar, Hierarki Ilmu: Membangun Rangka Pikir Islamisasi Ilmu, (Bandung: Mizan, 1998),
hlm. 72. 10 Oktober 2018. Pukul 08:43.
Menurut Harun Nasution, ada 7 kata digunakan untuk
menyebutkan konsep berpikir yaitu : Nadzara, Tadabbara, Tafakkara,
Fagiha, Tadzakkara, fahima, dan Aqala.5

Menurut Al Ghazali, menyatakan bahwa apabila engkau


mengadakan penyelidikan atau penalaran terhadap ilmu pengetahuan
maka engkau akan melihat kelezatan padanya.6 Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa penelitian, penalaran, dan pengkajian yang
mendalam dengan mencurahkan tenaga dan pikiran adalah mengundang
kelezatan akal yang menumbuhkan sikap ilmiah dalam mencari ilmu
pengetahuan.
Akal merupakan potensi yang mampu membuat manusia
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu yang bersifat objektif
tetapi relatif, menghasilkan kebenaran yang bersifat relatif juga kegiatan
nakal yang lebih lanjut lagi disebut Falsafah. Berfalsafah artinya berpikir
secara benar dan subjektif dan spekulatif sehingga kebenarannya pun
bersifat relatif dan spekulatif pula.

2.3. Potensi Qalbu (Hati)


Bahasa adalah memindahkan atau membalikkan sesuatu dan
permukaan. Sesuai dengan maknanya, maka sifat qalb yaitu mudah bolak
– balik. Terkadang cenderung baik atau jelek.
Fungsi qalb adalah mengimani dan memahami ayat – ayat Allah swt, dan
kekuasaanya. Orang sesat adalah mereka mempunyai mata tetapi tidak
dapat memahami, mereka mempunyai mata tetapi tidak ada mendengar
( QS. Al – A’raf [7] : 179). Menurut ayat ini hati manusia berfungsi
untuk memahami.

2.4. Potensi Nafs


Allah swt memegang nafs ketika manusia mati dan yang belum
mati ketika tidurnya. Jadi, istilah nafs ini berkaitan erat dengan hidup /
matinya makhluk hidup.
Kata nafs banyak bertebaran dalam Al – Qur’an yang diartikan
beragama antara lain jiwa, diri, dan nafsu. Dalam bahasa Indonesia kata
nafsu yang berarti keinginan.

Nafs itu berkecenderungan untuk menyuruh kejahatan, kecuali


nafs yang diberi rahmat. Nafs kejahatan kita sebut saya hawa nafsu,
sedangkan nafs kebaikan kita sebut nafs Muthmainnah. Manusia adalah
makhluk Allah swt yang penciptaannya lebih sempurna dari makhluk
5
Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982),hlm.39 – 40. 10 Oktober
2018. Pukul 08:55.
6
Al - Ghazali, Ihya ‘Uhumuddin, Jilid I, (Semarang: CV. Asy – Syifa, t.t), hlm. 13. 10 Oktober 2018. Pukul
09:24.
Allah yang lain, dan terdiri dari jasmani yang tersusun dan berbagai
organis dan semua organis tersebut merupakan satu keutuhan yang tidak
bisa dipisahkan lalu dilengkapi dengan roh, gaib, nafs, dan akal untuk
berpikir.

3. Proses penciptaan manusia


Ada tiga bentuk fenomena penciptaan manusia dalam Al – Quran.Nabi
Adam a.s sebagai kisah manusia pertama yang kita kenali diciptakan dari tanah
tanpa ayah atau ibu.
3.1. Nabi Isa a.s diciptakan dari seorang ibu tanpa ayah.
3.2. Umunnya diciptakan dari adanya pertemuan sel sperma ( ayah ) dan sel
telur ( ibu ).
Bentuk yang terakhir ini yang lumrah dialami oleh kebanyakan manusia. Tapi,
semua bentuk tersebut hakikatnya diciptakan oleh Allah swt dengan kekuasaan – Nya.

Kisah penciptaan manusia pada bentuk ketiga yaitu pertemuan sel sperma dan sel
telur, berawal dari dua tempat yang saling berjauhan. Manusia telah menapaki
kehidupan melalui pertemuan yang diciptakan saling terpisah namun selaras.
Keselarasan ini dapat diamati misalnya sel sperma tidak dihasilkan atau dikehendaki
atas kendali laki – laki, dan juga sel telur dalam tubuh perempuan tidak terbentuk atas
kehendak dan kendali perempuan. Bahkan laki – laki dan perempuan tidak menyadari
pembentukan sel – sel ini. Siapa yang menciptakan mulfah yang dipancarkan, ( QS Al –
Waqi’ah [56] : 57 – 59).

Sperma merupakan tahap pertama dalam penciptaan wujud manusia. Sperma


diproduksi diluar tubuh manusia, karena produksinya hanya mungkin diluar manusia
karena produksinya yang mungkin terjadi dilingkungan bersuhu 2° C di bawah suhu
tubuh normal.7 Untuk menstabilkan suhu tersebut, buah pelir dilapisi kulit khusus. Kulit
ini mengerut di waktu cuaca dingin dan mengembang pada cuaca panas, sehingga suhu
tidak konstan. Apakah laki – laki yang mengatur keseimbangan rumit tersebut?
Sperma diproduksi buah pelir dengan laju produksi 1000 sel per menit. 8 Sel ini
memilikidesain khusus untuk perjalanan menuju indung telur perempuan yang seolah –
olah mereka sudah saling mengenal. Sperma terdiri dari atas kepala, badan, dan ekor.
Bagian kepala mengandung kode genetis bayi yang ditutupi pelindung khusus.
Pelindung ini akan terbuka di pintu masuk rahim ibu. Ekornya membantu bergerak
seperti ikan menuju rahim dalam rahim ibu lingkungannya sangat asam.

Dalam Al – Qur’an terdapat pernyataan bahwa manusia diciptakan dari air mani
yang bercampur, ( QS Al – Insaan [76]:1-2). Air mani adalah campuran berbagai
macam cairan yang berasal dari gula, untuk memberi energi yang dibutuhkan sperma.
Salah satu tugas cara adalah menetralkan asam pada pintu masuk rahim dan menjaga
7
Harun Yahya, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, (Bandung:Dzikra, 2002), hlm. 46. 10 Oktober 2018.
Pukul 11:03.
8
Ibid., hlm. 46. 10 Oktober 2018. Pukul 13:32.
kelicinan medium untuk penggerakansperma. Bagaimana hala ini terjadi sangat hebat
walaupun belum jadi manusia seperti kita yang penuh kesadaran.

Jika sperma didesain sesuai dengan sel telur, maka sel telur pun disiapkan sebagai
benih kehidupan. Sel telur dan sperma bertemu dalam ujung organ tubuh yang disebut
tuba falupari.9 Dengan bantuan cairan ini sperma menemukan sel telur, dan cairan ini
berfungsi untuk melarutkan sebagai pelindung sperma sehingga terbuka enzim pelarut
pada ujung sperma, ketika sperma ini mencapai sel telur, enzim cairan ini melubangi
membran sel telur dan akhirnya sperma mulai masuk.
Dalam Al – Qurandisebut “ kemudian Dia menjadikan keturunannyadari saripati air
yang hina”, ( QS Al –Sajdah [32]:8). Menurut ayat ini, bukan cairan sperma tapi
melainkan saripati air mani. Air mani adalahkromosom dalam sperma, ketika sperma
satu masuk, yang lain belum tentu masuk. Karena, disebabkan oleh proses medan
magnet. Sel sperma bermuatan positif satu bertemu dengan sel telur negatif maka, sel
telur menjadi positif. Oleh karena itu, sel sperma bermuatan negatif tidak bisa masuk.

Disini mulai bergabung DNA laki – laki dan perempuan. Sel pertama dari manusia
baru didalami kandungan ibu berupa zigot. Zigot adalah sel tunggal dan akan mulai
berkembang. Zigot melekat pada rahim bagaikan akar yang menancap kuat ke bumi.

Zigot dalam Al – Qur’an disebut sebagai ‘alaqah yang diartikan dalam bahasa
Indonesia, segumpal daging, (QS Al –‘Alaq [96]:1-3). Dalam bahasa Arab, ‘alaq adalah
benda yang melekat pada suatu tempat. Alaq adalah sel tunggal yang menempel pada
dinding rahim untuk menyerap makanan dari ibu.

Dalam hadis Nabi dari AbuAbdurrahman bin Mas’ ud r.a berkata : Rasulullah saw
bersabda kepada kami, sedangkan beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya. “
Sesungguhnya setiap kalian Lo dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama
( 40 hari ) berupa mutfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama waktu itu juga (40 hari),
kemudian mudghah selama waktu itu juga (40 hari), kemudian Allah swt mengutus
malaikat untuk meniupkan roh kepadanya dan mencatat tempat perkara yang
ditentukan, yaitu : rezeki, amal perbuatan, dan sengsaraan atau bahagianya.........( HR.
Bukhari dan Muslim ).
Dalam Al – Qur’an dijelaskan proses perjalanan panjang manusia, yaitu :
1. Mulai dari saripati yang tanah,
2. Air mani yang tersimpan dengan kokoh,
3. Segumpal darah,
4. Segumpal daging,
5. Jadi tulang belulang yang terbungkus dengan daging,
6. Kemudian jadilah makhluk yang dibentuk lain,
7. Setelah itu benar – benar manusia akan mati,
8. Kemudian akan dibangkitkan dihari kiamat, (QS Al – Mukminim
[23]:12-16).
9
Ibid.,hlm 47. 10 Oktober 2018. Pukul 13:46.
Dalam ayat lain dijelaskan dengan ada tambahan, yaitu :
1. Dia menjadikan keturunannya dari saripati mani,
2. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamtubuhnya roh
ciptaan – Nya,
3. Dia menjadikan pendengaran (telinga), penglihatan (mata), dan Afidah
(hati), (QS Al –Sajdah [32]:8-9).

Ayat lainnya juga menjelaskan, “ Maka apabila aku telah menyempurnakan


kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamannya roh (ciptaan) Ku, maka tunduklah
kamu kepadanya dengan bersujud”, (QS Al – Hijr [15]:29; Shaad [38]:72).

Latar belakang penciptaan manusia menunjukkan secara fitrah namun memiliki


roh yang sama.10 Namun demikian, ternyata walaupun manusia diciptakan dari asal
yang sama, namun kemudian dijadikan berbeda dalam suku dan bangsa, (QS Az –
Zukhruf [43]:13).

Ditiupkan roh kepada manusia menunjukkan tanda keagungan. Walaupun ayat


mengenai roh sedikit jumlahnya, tetapi terdapat bukti yang kuat adanya perubahan
akibat ditiupkannya roh ke dalam badan yang sudah sempurna.
Seorang dokter dan ahli biologi berkebangsaan Prancis yakni Maurice Baucaille,
menjelaskan tentang fase -fase perkembangan manusia dari mulai embrio. Bucaille
mengatakan manusia terjadi melalui proses – proses yang lazim dan umun terjadi bagi
hewan yang menyusui.11
Susunan lapisan dinding rahim menurut, yaitu :

1. Choirun ( dinding ari – ari atau plasenta ),


2. Amnion ( dinding perut ),
3. Uterus ( dinding rahim ).
“ Dan ciptaan kamu Didalam rahim ibumu dari satu stadium ke stadium berikutnya
dengan diliputi 3 lapisan tabir ( dinding kegelapan ), ( Surat Al –Zumar [39]:6).
Menurut Quraish Shihab memberikan tafsiran tentang ayat tersebut :
1. Perut, rahim, dan plasenta atau selaput,
2. Perut, chorion, dan amnion,
3. Perut, punggung, dan rahim.12

Apapun persepsi tentang ayat diatas pada prinsipnya tidaklah mengubah pendirian
dan keyakinan kita sebagai seorang muslim bahwa semua itu merupakan kekuasaan
Allah swt yang sangat luar biasa dan pantas untuk direnungkan sekaligus dipikirkan,
betapa tidak....,bagaimana rahim seorang ibu yang setiap hari atau detik senantiasa
10
Jalaluddin, dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangannya, (Jakarta:
Rajawali Pers, 1996), hlm. 94. 10 Oktober 2018. Pukul 14:33.
11
Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm. 230 -232. 10
Oktober 2018. Pukul 15:57.
12
M. Quraish Shihab, Tafsir Al –Misbah, Volume 12, 2003, hlm. 189. 10 Oktober 2018. Pukul 16:35.
bergerak sejalan dengan gerakan si ibu dan berguncang setiap kali si ibu bepergian
mempergunakan kendaraan yang kadang kala menempuh rute ribuan kilo meteratau
ratusan kilo meter, sementara didalam kandungan atau rahimnya ada seseorang, dua,
atau tiga bayi yang mempunyai berat 2 – 4 kg per bayi, sementara jika dilihat dari
lapisan tempat bayi tersebut hanya terbuat dari semacam kulit ari yang tipis, namun
demikian tidak pernah pecah dan hancur lantaran guncangan dari luar, ia tetap stabil
sampai bayi cukup waktunya untuk dilahirkan diatas dunia. Itulah kekuasaan Allah swt.

4. Proses kehidupan manusia


4.1. Alam Roh
Alam roh adalah alam dimana umat manusia masih berwujud roh tanpa
raga / jasad. Al – Qur’an mengisyaratkan pada waktu itu umat manusia telah
secara sepakat bulat mengakui Allah swt sebagai satu – satunya Tuhan akan
disembah dan tempat mengabdi. “ Dan ingatlah ketika Tuhanmu hendak
mengembangbiakkan keturunan Adam a.s dari tulang sulbi merek, lalu diminta –
Nya pengakuan mereka atas jiwanya masing – masing. ‘ Bukankah aku ini
Tuhanmu?’ Mereka menjawab : ‘ Benar, kami mengakui Engkau Tuhan kami. ‘
Hal ini kami lakukan agar nanti dihari kiamat kalian tidak mengatakan : ‘ Kami
dahulu lupa tentang perjanjian ini’.

Ayat tersebut selain menggambarkan telah terjadinya Ikrar Bani Adam


dengan Allah swt tentang tauhidilah, pun mengisyaratkan, semua umat manusia
dilahirkan dalam keadaan suci atau bersih ( tunduk, taat, dan berpasrah kepada
Tuhan ). Hal ini didukung oleh sebuah hadis yang mengatakan semua anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah dan kedua orang tuanyalah yang bisa
menjadikan mereka seorang Yahudi, Nasrani, dan Majusi. Hadis ini tidak
menyebutkan muslim, karena kata itu sudah inheren dalam kata fitrah. Dengan
kata lain manusia ketika dilahirkan masih dalam keadaan suci atau bersih,
sehingga kehidupan duniawinyalah yang membentuk dan mewarnai hidupnya
didunia.

4.2. Alam dunia


Setelah alam roh dilalui, roh akan masuk ke dalam janin yang tumbuh
menjadi anak manusia dan hidup di dalam dunia melalui pintu kelahiran dari
alam rahim sang ibu dalam keadaan suci dan bersih sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya. Di dunia, alam dimana manusia dihadapkan pada
berbagai cobaan, untuk menguji apakah manusia benar – benar menjadikan
Allah swt sebagai satu – satunya tuhannya. Jadi, dunia ini merupakan ajang ujian
dari – Nya. Dalam Al – Qur’an berbunyi : “ Sesungguhnya kami telah jadikan
segala yang ada dibumi ini sebagai perhiasan bagi bumi itu sendiri dan penghuni
Nya untuk menguji siapakah diantara mereka yang paling baik amalnya”. ( QS
Al –Kahfi [18]:7)
Alam dunia merupakantempat dimana manusia dituntut untuk
melaksanakan untuk membuktikan pengakuannya ketika di Alam roh
( mengakui Allah swt sebagai satu – satunya tuhan) ketika manusia berada di
alam roh, karena pada waktu itu tidak ada hal yang menggoda yang dapat
memalingkan manusia dari – Nya. Didunia inilah segala godaan ini muncul dan
manusia dituntut keteguhannya menjadikan Allah swt sebagai satu – satunya
tuhan ( Ilahi ), yang mengendalikan hidupnya tempat berbaktinya, dan kepada
siapa ia menyembah ( beribadah ).

Alam dunia merupakan juga tempat persinggahan manusia sebagai


pengelana menuju tujuan akhir dari hidupnya, yakni Alam akhirat dengan alam
transisinya di Alam barzah atau Alam kubur. Dialam dunia inilah manusia harus
pandai – pandai mengatur waktu hidupnya guna mengumpulkan bekal untuk
kehidupan akhiratnya, berupa amal Soleh.

Untuk memahamkan dan membimbing manusia mengikuti garis


ketentuan tersebut Allah swt mengangkat diantara manusia sebagai utusan – Nya
( Rasul ) dengan Adam a.s sebagai Nabi pertama dan Nabi atau Rasul terakhir –
Nya Muhmmad saw.

Setelah menjalankan kehidupan didunia, dengan melalui pintu kematian (


ajal ), manusia akan pergi menuju alam akhirat, untuk
mempertanggungjawabkan segala amal perbuatannya didunia baik dan buruk ,
dan hidup kekal disana dalam kebahagiaanjika amal perbuatan baik, dan
menerita jika amal perbuatan buruk.

4.3. Alam Barzakh


Setelah mengalami kematian, manusia akan memasuki kehidupan alam
berikutnya yang disebut alam barzakh yang lazim alam kubur. Barzakh ialah
suatu yang terletak diantara dua barang atau suatu halangan rintangan, atau
boleh juga disebut sebagai sekat atau tabir.

Dinding atau sekat adalah semacam batas yang membatasi kehidupan


manusia antara dunia dan akhirat. Orang yang sampai datangnya hari kiamat
disebut hari kebangkitan. “ Dan sesungguhnya hari kamat itu kepastian datang,
tak ada keraguan padanya, danKe bahwasanya Allah swt membangkitkan semua
orang didalam kubur “.(QS Al – Hajj [20] : 7).

4.4. Alam akhirat


Kehidupan di alam dunia ini hannyalah sementara dan bukan kehidupan
manusia yang sesungguhnya, Kehidupan sesungguhnya dan berlangsungabadi
adalah kehidupan di alam akhirat. Al – Qur’an menyebutkan “ Kehidupan di
alam dunia itu tidak lain hanya hiburan dan permainan, kehidupan sebenarnya
ialah kehidupan akhirat, kalau mereka itu mengerti “. ( QS Al –Ashabul [ 29 ] :
64 ).

Manusia memasuki alam yang hakiki dan melalui proses kebangkitan


( yaumul bat’s ), hari kiamat ( yaumul qiyamal ), perhitungan (yaumul hisab ).
Pada saat inilah semua perhitungan dilakukan, semua amal perbuatan yang
pernah dilakukan tanpa kecuali, yang baik maupun buruk akan ditampakkan dan
diperlihatkan kepada masing – masing perilaku dan pemilikannya.
Al – Qur’an menggambarkan keadaan pada saat itu : “ Masing – masing
manusia memikirkan dan mencemaskan nasibnya, sehingga masing – masing
tidak sempat untuk memikirkan nasib anggota keluarga lainnya, bapak, anak,
istri dan sebagainya. Siapa yang lebih berat amal kebaikannya, maka ia
beruntung dan masuk surga, sedangkan ringan timbangan amal kebaikannya,
maka itulah orang yang merugi dan kekal di dalam neraka “. ( QS Al – Mu
’minum [ 23 ] : 101 – 108 ).

5. Karakteristik manusia
Al – Qur’an menerangkan bahwa manusia adalah makhluk paradoksal.
Allah swt telah mengilhamkan kepada manusia itu sifat fuzur dan Taqwa, ( QS
Asy – Syam [ 91 ] : 8 ). Berdasarkan ayat ini, sifat yang melekat pada manusia
ada 2 macam yaitu sifat baik dan buruk. Tetapi sifat – sifat tersebut hanyalah hal
– hal yang potensial. Berdasarkan potensi – potensi yang dimiliki maka
manusiaharus membentuk dirinya. Kemampuan membentuk diri adalah
kemampuan khas manusia yang tidak dimiliki makhluk lainnya.

Bahwa manusia dalam menuju kejatian dirinya Al – Qur’an menegaskan


tentang fitrah yang menjadi kecenderungan manusia disebut “ Hanief “. Al –
Qur’an : “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama ( Allah ),
( tetaplah atas ) fitrah Allah swt yang telah menciptakan manusia menurut fitrah
itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah swt ( itulah )agama yang lurus tetap
kebanyakan manusia tidak mengetahui “. ( QS Al – Rum [ 30 ] : 30 ). Hanief
artinya “ kecenderungan “ dan kerinduan pada serba agung, mulia, dan suci
( yang benar, baik, indah, adil, dan lurus ). “ Dan sesungguhnya kami jadikan
untuk ( isi neraka jahanam ) kebanyakan dari jin dan manusia mereka
mempunyai mata tapi tidak digunakan untuk melihat, mereka mempunyai
telinga tetapi tidak digunakan untuk mendengar ( ayat – ayat Allah swt ) mereka
itu bagai binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi mereka itulah orang – orang
yang lalai ( QS Al – A’raf [7]:179).

Manusia sebagai makhluk Syahadah ( jasad, jasmani ), tunduk kepada


ketentuan Allah ( Sunatullah ). Firman Allah swt “ Telah bertasbih apa yang ada
dilangit dan dibumi, dan ia maha perkasa lagi maha bijaksana ( QS Al – Shaff
[61] : 1 ). Ayat ini mengisyaratkan bahwa semua makhluk khususnya manusia
secara jasmaniah biologis, senang atau tidak senang, rela atau tidak rela, harus
tunduk dan taat kepada Allah swt, sehingga bisa membantah dam memusuhi –
Nya. Isyarat ungkapan Al – Qur’an yaitu : “ Dia ( Allah ) telah menciptakan
manusia dari mani, tiba – tiba ia ( manusia ) menjadi pembantah yang nyata “,
( QS Al – Nahl [16] : 4 ). “ Tidak ada paksaan dalam agama, sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan salah “, ( QS Al – Baqarah [ 2 ] : 256 ).

6. Amanah manusia
Manusia adalah jembatan antara langit dan bumi, instrumen yang
menjadi perwujudan dan kristalisasi kehendak Allah swt didunia ini. 13 Salah satu
wujud dan tanggung jawab yaitu melaksanakannya tugas – tugas dengan
sempurna dan sesungguhnya sebagai amanah dari Allah swt.

6.1. Menjadi khalifah yang amanah


Menurut konsepsi akidah islam, manusia diciptakan bukan secara main –
main melainkan untuk mengemban amanah Tuhan ( QS Al –Mu ’minum
[23]:115, QS Al –Aizab [33]:72, QS Al – Dzanyat [51]:56), QS Al –Baqarah
[23]:30,QS Al – An’am [6]:165, QS Al – Iman [3]:110, QS Al –
Rahman[55]:31), QS Al – Qiyamah [75]:36). “ Manusia diciptakan bukan secara
main – main, melainkan untuk mengemban amanah yang diperhatikan oleh
Allah swt dan akan dimintai pertanggung jawabannya “.

Pengertian khalifah disini, kalau boleh saya terjemahkan adalah sebagai


mandatarisTuhanyang artinya mengemban amanat Tuhan dibumi Ciptaan – Nya
sebagai mandataris Tuhan maka manusia harus mempertanggungjawabkannya
semau perbuatannya kelah kepada Tuhan.
Sebagai khalifah, maka manusia diberi potensi yang kewengannya untuk
mengelola dan mengoordinasikan kekuatan alam yang ada agar semuanya dapat
berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ajaran islam memandang manusia sebagai khalifah Allah swt dibumi


yang bertugas mengurus, membangun, dan mengelola bumi serta
memakmurkannya sesuai dengan pertunjuk Allah swt. Firmannya : “ Dan Dialah
yang menjadikan kamu penguasa – penguasa dibumi dan dia mengikat
sebahagian kamu atas sebahagian ( yang lain ) beberapa derajat untuk menguji
tentang apa yang diberikan – Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan – Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang ( QS Al – An am [6]:165).

Tugas khalifah menurut Quraish Shihab ada 4 sisi saling berkaitan, yaitu :
1. Mematuhi tugas yang diberikan Allah swt,
2. Menerima tugas tersebut dalam melaksanakannya dalam
kehidupan perorangan maupun kelompok,
13
Seyyed Hossein Nasr, Menjelajah Dunia Modern:Bimbingan untuk Kaum Muda Muslim, (Bandung:
Mizan, 1994), hlm. 40. 10 Oktober 2018. Pukul 19:02.
3. Memelihara serta mengelola lingkungan hidup untuk
dimanfaatkan bersama,
4. Menjadikan tugas – tugas khalifah sebagai
pedomanterlaksanakannya.14
6.2. Menjalankan ibadah sesuai syariat
Tugas ibadah tertuang dalam ( QS Adz–Dzarinyat [51]:56). Ibadah disini
adalah hablum minallah, berhubungan khusus dengan Allah swt melalui ibadah
yang diatur syariat islam. Sedangkan, dalam kehidupan sosial yang dalam
kerangka beribadah kepada Allah swt disebut dengan ghair mahdhoh
( muamalah ). Hablun minanas, berhubungan dengan sesama manusia. Tujuan
muamalah adalah mendapatkan ridho Allah swt. Oleh karena itu, setiap perilaku
yang merugikan orang lain, menyalahgunakan kepercayaan, menipu, korupsi
adalah perbuatan yang bertentangan dengan syarat islam tidak akan sampai pada
keridhoan Allah swt.

Dengan demikianlah 2 tugas manusia diatas sebagai 2 tugas manusia


merupakan satu keutuhan. Tugas ibadah adalah sebagai jati diri yang mampu
berkomunikasi dengan Allah swt. Tugas muamalah sebagai jati diri yang mampu
mendongkrak interaksi sosial dengan sesama manusia. Tugas khalifah sebagai
jati diri yang memakmurkan alam dunia sesuai dengan kehendak Allah swt.

BAB III PENUTUPAN

1. Kesimpulan

14
M. Quraish Shihab, Tafsir Al – Amanah, (Jakarta: Pustaka Kartini, 1992), hlm. 172 -173. 10 Oktober
2018. Pukul 20:59.
Manusia dalam agama islam diartikan sebagai makhluk Allah SWT yang
memiliki unsur dan jiwa yang arif, bijaksana, berakal, bernafsu, dan bertanggung jawab
pada Allah SWT. Manusia memiliki jiwa yang bersifat rohaniah, gaib, tidak dapat
ditangkap dengan panca Indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia
terdapat daya berpikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya. “Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk
yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al
Mukminun : 12-14)

Manusia memiliki kelebihan dari makhluk lain, salah satu buktinya adalah
kepatuhan manusia pada Allah SWT melalui perjuangan yang berat melawan hawa
nafsu dan godaan syetan sedangkan kepatuhan malaikat kepada Allah SWT karena
sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu . Oleh karena itu sebagai
manusia (makhluk ciptaan Allah) seharunyalah kita senantiasa bersyukur atas karunia
dan kasih sayang-Nya, karna salah satu kunci kesuksesan adalah bersyukur.

Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan anak adam (manusia) dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami melebihkan mereka atas makhluk-
makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang menonjol ( QS. Al Isra 70).

Fungsi utama manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini dan perannya
sebagai khalifah sebagaimana yang ditetapkan Allah SWT mencakup tiga poin yaitu
belajar, mengajarkan ilmu, dan membudayakan ilmu. Tanggung jawab manusia sebagai
khalifah yang berarti wakil Allah adalah mewujudkan kemakmuran di muka bumi,
mengelola dan memelihara bumi.

2. Saran

Sebenarnya Al Quran sudah membahas semua hal mengenai fungsi, peran dan
tanggung jawab manusia. Oleh karena itu manusia wajib membaca dan memahami Al
Quraan agar dapat memahami apa fungsi, peran dan tanggung jawabnya sebagai
manusia sehingga dapat menjalani kehidupan dengan penuh makna.

DAFTAR PUSTAKA

QS Al – ‘Ashr [103]: 2 -3. Lihat Al – Qur’an dan Terjemahannya.

Ahmad Musthafa Al – Maraghi, Terjemah Tafsir Al – Maraghi, Jilid 30, Semarang: CV.
Toha Putera, 1993
A ‘isyah Abd ar – Rahman Bint Asy – Syathi, Al – Maqal fi Al – Insan Dirasah
Quranyah, Mesir: Dar Al – Ma’Arif, 1966

Lihat Osman Bakar, Hierarki Ilmu: Membangun Rangka Pikir Islamisasi Ilmu,
Bandung: Mizan, 1998

Harun Nasution, Akal dan Wahyu dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1982

Al - Ghazali, Ihya ‘Uhumuddin, Jilid I, Semarang: CV. Asy – Syifa, t.t

Harun Yahya, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, Bandung:Dzikra, 2002

Jalaluddin, dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam: Konsep dan


Perkembangannya, Jakarta: Rajawali Pers, 1996

Maurice Bucaille, Bibel, Quran dan Sains Modern, Jakarta: Bulan Bintang, 1978

M. Quraish Shihab, Tafsir Al –Misbah, Volume 12, 2003

Seyyed Hossein Nasr, Menjelajah Dunia Modern:Bimbingan untuk Kaum Muda


Muslim, Bandung: Mizan, 1994

M. Quraish Shihab, Tafsir Al – Amanah, Jakarta: Pustaka Kartini, 1992

http://record13admunhas.blogspot.com/2014/06/makalah-manusia-sempurna-dan-
pluralitas.html?m=1
http://dexhaidar.blogspot.com/2014/09/resensi-buku-manusia-sempurna.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai