Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan manusia. Gizi yang baik terlihat jika terdapat keseimbangan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan mental dari orang tersebut. Keadaan
gizi atau status gizi merupakan gambaran apa yang di konsumsi dalam jangka
waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, baik atau normal
maupun gizi lebih.
Pencapaian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Pada tahun 2010,
cakupan pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan di Indonesia sebesar 31,0%
(Depkes, 2010), dan pada tahun 2013 mengalami penurun sebesar 30,2% di
bandingkan tahun 2010 (Kepmenkes RI, 2013).
Pengalaman telah menunjukkan bahwa terbentuknya cara pemberian
makanan bagi yang tepat serta lestarinya pemakaian ASI sangat tergantung
kepada informasi yang diterima oleh ibu – ibu (WHO, 1979; Baer 1981). Khusus
mengenai kekurangan kalori dan protein pada bayi di pedesaan, disamping
penakaran susu yang kurang tepat juga sering disebabkan karena penyapihan yang
terlalu dini. Pada masyarakat yang buta gizi dimana air susu ibu diganti dengan air
tajin/pisang. Kekurangan kalori dan protein pada bayi ini sangat berbahaya karena
jumlah sel otak dan juga luas permukaan otak yang sebenarnya masih dalam taraf
terganggu/terhenti yang dapat menyebabkan stunting sehingga terjadinya
penurunan kapsitas mental, intelektual dan juga fisik dimasa mendatang.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI
termasuk ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah
dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
(GNPP- ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang
betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia
Indonesia”.

1
Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai makanan
tunggal harus diberikan sampai bayi berusia enam bulan. Pemberian ASI tanpa
pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara ekslusif.
Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian
pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan
makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi.
Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan mampu menghasilkan
air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa
makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang
baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama
tiga bulan pertama.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian ASI Ekslusif?
2. Apa saja manfaat ASI Ekslusif ?
3. Bagaimana dampak bayi tidak ASI Ekslusif ?
4. Bagaimana cara memberikan ASI yang benar ?
5. Apa saja kandungan gizi dalam ASI?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa pengertian ASI Ekslusif
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat ASI Ekslusif
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak bayi tidak ASI Ekslusif
4. Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan ASI yang benar
5. Untuk mengetahui apa saja kandungan gizi dalam ASI

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Asi Ekslusif


ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai
makanan utama bagi bayi.
ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi usia 0 – 6 bulan
tanpa makanan pendamping ASI. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih
tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi
dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan
makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau
bahkan lebih dari 2 tahun. Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini
dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan
pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian
makanan padat/tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. bahkan
sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi
dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan
alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi
Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama
hidup bayi adalah yang terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa
ASI eksklusif itu cukup empat bulan) sudah tidak berlaku lagi.

3
2.2 Manfaat ASI Eksklusif
a. Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik,
terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu.
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12
bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari
60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah
dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Setelah umur 1 tahun, meskipun
ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI
tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik
bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
Adapun manfaat pemberian ASI pada Bayi yaitu :
a) ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena :
 Mudah dicerna dan diserap
 Selalu bersih dan segar
 Aman
b) Menyempurnakan pertumbuhan bayi menjadi lebih sehat
c) ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit
infeksi
d) ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
e) Untuk menjalani hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi

b. Untuk Ibu
 Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk
kembali ke masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
 Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan
pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
 Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih
rendah terhadap kanker rahim dan kanker payudara.

4
 ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol
susu, dot, dsb
 ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus
membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas,
dsb
 Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan”
kepada bayinya.
 Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
 Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa
bulan (menjarangkan kehamilan)
 Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
 Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam
bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

c. Untuk Keluarga
 Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu, kayu bakar atau
minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
 Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam
perawatan kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
 Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi MAL dari ASI eksklusif.
 Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
 Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga
sebab ASI selalu siap tersedia.
 Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas,
dll.

d. Untuk Masyarakat dan Negara


 Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan
peralatan lain untuk persiapannya.
 Bayi sehat membuat negara lebih sehat.

5
 Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih
sedikit.
 Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
 Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu
bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.
 ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.

2.3 Komposisi  Gizi dalam ASI


Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan
stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam :
a. Kolostrum
ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi
lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibanding ASI mature, bentuknya agak kasar karena
mengandung butiran lemak dan sel – sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai
berikut :
1) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap untuk
menerima makanan.
2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga
dapat memberikan pelindungan tubuh terhadap infeksi
3) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
beberpa penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai 6 bulan.
b. ASI masa transisi
ASI yang dihasilkan mulai dari ke-4 sampai hari ke-10
c. ASI matur
ASI yang dihasilkan mulai dari hari ke-10 sampai seterusnya.

Gambar: perbedaan kolustrum, ASI transisi dan ASI matur

6
Tabel : Kandungan gizi pada Kolustrum, ASI transisi dan ASI matur.
Kandungan Kolustrum Transisi Matur

Energi (kgkal) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2

Immunoglubin :

Ig A (mg/100 ml) 335,9 – 119,6

Ig G (mg/100 ml) 5,9 – 2,9

Ig M (mg/100 ml) 17,1 – 2,9

Lisosin (mg/100 ml) 14,2-16,4 – 24,3-27,5

Laktoferin 420-520 – 250-270

2.4 Upaya memperbanyak ASI


Upaya untuk memperbanyak ASI antara lain :
a. Pada minggu – minggu pertama harus lebih sering menyusui untuk
merangasang produksinya
b. Berikan bayi, kedua belah dada ibu tiap kali menyusui, juga untuk
merangsang produksinya
c. Biarkan bayi menghisap lama pada tiap buah dada. Makin banyak dihisap
makin banyak rangsangannya.
d. Jangan terburu – buru memberi susu formula bayi sebagai tambahan. Perlahan
– lahan ASI akan cukup diproduksinya
e. Ibu dianjurkan minum yang banyak (8- 10 gelas/ hari) baik berupa susu
maupun air putih, karena ASI yang diberikan pada mengandung banyak air

7
f. Makanan ibu sehari – hari harus cukup dan berkualitas, baik untuk menunjang
pertumbuhan dan menjaga kesehatan bayinya. Ibu yang sedang menyusui
harus dapat tambahan energi, protein, maupun vitamin dan mineral. Pada 6
bulan pertama masa menyusui saat bayinya hanya mendapat ASI saja, ibu
perlu tambahan nutrisi 700 kalori/hari. Bulan berikutnya 500 kalori/hari dan
tahun kedua 400 kalori/hari.
g. Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan kurang tidur
dapat menurunkan produksi ASI
h. Jika jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka dapat dicoba dengan
pemberian obat pada ibu, seperti tablet moloco B12 untuk menambah
produksi ASInya.

2.5 Langkah-Langkah Memulai dan Mencapai ASI Eksklusif


WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk
memulai dan mencapai ASI eksklusif. Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran,
Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau
minuman lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-
demand), sesering yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol
susu. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat
tidak bersama anak. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang

2.6 Manajemen Laktasi


Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
 Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan
ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya
pemberian susu botol.

8
 Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah
ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan
ibu hamil.
 Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu
memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
 Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester
kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
 Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk
memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.

b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)


 Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara
menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi
pada payudara ibu.
 Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari
agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
 Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu
dua minggu setelah melahirkan.

c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)


 Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, yaitu
hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
 Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak
dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
 Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
 Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang
keberhasilan menyusui.

9
 Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada
permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
 Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman
dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
 Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP
ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

2.7 Cara Pemberian ASI


Dalam memberikan ASI Eksklusif sebaiknya memperhatikan hal-hal di
bawah ini :
1. Tehnik Menyusui
Tehnik menyusui perlu diperhatikan karena sangat menentukan
keberhasilan dalam mempertahankan menyusui dan memperbanyak produksi ASI.
Posisi Ibu Menyusui
 Posisi mendekap atau mengendong (cradle position).
 Posisi mengendong silang (cross cradle)
 Posisi dibawah lengan (underarm hold).
 Berbaring menyamping/bersisian.
 Mengangkang.
 Condong di atas bayi.
2. Memasukkan putting susu
 Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah kepala bayi
pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap ke badan
ibu.
 Lengan kiri bayi diletakkan di seputaran pinggang ibu, tangan kanan ibu
memegang pantat /paha kanan bayi.
 Sanggalah payudara kanan ibu dengan keempat jari tanga kiri
dibawahnya, dan ibu jari di atasnya, tetapi tidak diatas bagian yang
berwarna hitam.
 Sentuhlah mulut bayi dengan putting susu.

10
 Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar.
 Masukkan putting susu secepatnya ke dalam mulut sampai daerah
berwarna hitam.

3. Melepaskan hisapan bayi


Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskan isapan bayi
dengan cara :
 Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi.
 Dengan menekan bayi ke bawah.
 Dengan menutup lubang hidung bayi.
 Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya.
 Bayi di telungkupkan di pangkuan ibu, sambil di gosok punggungnya.
4. Tanda-tanda menyusui yang benar
 Bayi cukup tenang.
 Mulut bayi terbuka lebar.
 Mulut dan dagu bayi menempel dengan benar pada payudara ibu.
 Seluruh areola tertutup mulut bayi.
 Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat.
 Putting susu ibu tidak terasa nyeri.
 Kuping dan lengan bayi berada pada satu garis.
 Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong.
5. Hal-Hal Yang Perlu Di Ingat
 Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
 Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh
 Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

2.8 Dampak Bayi Tidak Diberikan ASI Ekslusif


1. Obesitas

11
Bayi yang tidak di beri ASI otomatis akan di berikan susu formula untuk
mengganti ASI tersebut. Karena dalam susu formula mengandung lemak yang
tinggi sehingga mengakibatkan bayi yang mengkonsumsi susu formula bisa
mengalami kegemukan atau obesitas. Jika sudah kelebihan berat badan maka
tumbuh kembang bayi akan terlambat seperti tengkurap, merangkak dan lain
sebagainya. Sebenarnya bayi yang gendut akan lucu tapi apakah bagus jika berat
badannya lebih dari standar. Sebenarnya pemberian ASI itu masih di katakan baik
jika takaran yang di berikan masih sesuai dengan nutrisi yang di butuhkan bayi.
Dengan kata lain tidak kebanyakan.

2. Risiko penyakit dan infeksi


Selain membuat bayi obesitas, mengkonsumsi susu formula akan
meningkatkan peluang bayi mengalami alergi, asma, gangguan pencernaan,
anemia dan sebagainya. Hal itu di sebabkan oleh kandungan nutrisi yang ada
dalam susu formula tidak sesuai dengan nutrisi yang bayi butuhkan sesuai dengan
umurnya. Selain hal itu faktor pendukung lainnya adalah jika bayi tidak
mengkonsumsi ASI otomatis dia akan mengkonsumsi susu formula menggunakan
dot. Dot yang terbuat dari karet dan plastik rentan sekali terhadap jamur dan
kuman yang mudah sekali berkembang sehingga jika di konsumsi bayi secara
terus menerus akan semakin menurunkan daya tahan tubuh yang berakhir pada
mudahnya tubuh bayi terkena infeksi atau penyakit.
3. Manja dan Tidak Mandiri
Penggunaan dot secara terus menerus ternyata tidak hanya memeberi efek
buruk terhadap daya tahan tubuh bayi tapi juga memiliki efek jangka panjang
yaitu menjadikan anak manja dan tidak mandiri. Hal ini di sebabkan oleh jika
anak mengkonsumsi susu melalui dot, bayi akan selalu di belai dan di gendong
yang mengakibatkan anak kurang mandiri, manja, dan agresif. Contohnya saja
jika seorang bayi minum ASI, otomatis dia akan mencari puting sang ibu dengan
sendirinya. Lain halnya jika menggunakan dot, bayi akan selalu di beri dan di beri
tanpa usaha sedikit pun dari sang bayi itu sendiri.
4. Menurunkan kecerdasan otak

12
Efek bayi tidak minum ASI yang per orang tua perhatikan selanjutnya
adalah menurunkan kecerdasan otak. Hasil ini merupakan hasil dari sebuah
penelitian yang dilakukan oleh smith dkk yang di dalam Roesli (2008), bayi yang
tidak memperoleh ASI dengan maksimal bahkan sama sekali tidak mendapatkan
ASI kecerdasan otak (kognitif) anak akan menurun. Hal ini di buktikan dengan
test semua fungsi intelektual, kemampuan verbal, dan motorik anak. Hasilnya
adalah score yang di dapatkan oleh anak yang tidak minum ASI lebih rendah
daripada anak yang minum ASI.
5. Kurang Gizi
Pemberian susu formula secara berlebihan telah di sebutkan di atas bahwa
anak kemungkinan akan mengalami kegemukan. Namun, hati-hati bunda jika
bunda memberikan susu formula terlalu sedikit dan encer dengan tujuan untuk irit.
Ini akan sangat berbahaya bagi bayi. Mengurangi jumlah takaran susu formula
sama dengan mengurangi jumlah nutrisi yang akan di berikan kepada sang anak.
Jika hal ini di lakukan secara terus menerus, bayi akan kekurangan gizi yang
kemudian akan berefek mudahnya terserang penyakit seperti diare.
6. Risiko kematian
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa di Amerika serikat banyak bayi
yang tidak minum ASI mengalami demam, takikardia, menurunnya aliran darah,
dan kejang pada usia 11 hari dan meninggal di usia 20 hari (Weir (2002) dalam
Roesli, 2008). Hal ini mungkin memang tidak akan terjadi jika takaran susu
formula yang di berikan kepada sang buah hati sesuai dan juga peralatan alat
minum bayi yang di bersihkan dengan teratur. Roesli (2008) juga menyebutkan
bahwa bayi yang tidak di berikan ASI risiko kematiannya akan meningkat 25%
setelah kelahiran
7. Kerusakan struktur gigi (karies gigi)
Bayi yang tidak di berikan ASI, akan terus menerus meminum susu
formula. Di dalam susu formula terdapat kandungan sukrosa yang cukup tinggi.
Sukrosa merupakan karbohidrat di dalam susu yang memberikan rasa manis pada
susu formula. Jika anak terus menerus mengkonsumsi susu formula dalam jangka

13
waktu yang cukup lama. Sukrosa akan terus menumpuk dan dapat merusak
struktur gigi bayi.
8. Risiko menjadi pemarah saat dewasa
Air Susu Ibu (ASI) mengandung serotonin atau zat anti stres yang di
bentuk di 2 tahun pertama pertumbuhan anak. Jika bayi tidak mengkonsumsi ASI
maka anak tidak akan mendapatkan zat ini dan akan lebih berisiko menjadi anak
yang pemarah. Hal ini mungkin tidak akan terlihat jika anak masih kecil karena
anak masih bisa di kendalikan oleh orang tua. Namun, jika sudah dewasa
terkadang anak akan mudah depresi dan pemarah. Hal ini juga di dukung dengan
zat yang ada dalam susu formula, yaitu Mangan (Mn). Zat ini bisa membuat anak
menjadi lebih stres.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi usia 0 – 6 bulan
tanpa makanan pendamping ASI. Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih
tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah: bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi
dan tim. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 6 bulan, dan setelah 6 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan
makanan padat. Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau
bahkan lebih dari 2 tahun. Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini
dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan
pada bayi. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian
makanan padat/tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. bahkan
sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi
dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.

3.2 Saran
Sangat di harapkan peran bidan untuk membantu setiap calon ibu dan ibu
menyesui untuk memberitahu pentingnya pemberian ASI.

15
DAFTAR PUSTAKA

Brinch, Jennifer. 2014. Menyusui Bayi Dengan Baik dan Berhasil. Jakarta : PT.
Gaya Favorit Press
Ebrahim,G J. 2016. Air Susu Ibu. Jakarta : Yayasan Essentia Medica
Nelson, Joan. 2018. Cara Menyusui Yang BAIK. Jakarta : Arcan
Soetjiningsih. 2013. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta :EGC

16

Anda mungkin juga menyukai