Nim : 1804060396
Kelas : PLT 1
1. Perubahan yang terjadi pada kebanyakan nematoda dari larva sampai dewasa
Larva terdiri atas larva stadia satu (L1), stadia dua (L2), stadia tiga (L3), dan
stadia empat (L4). Para ahli menyebutkan bahwa istilah larva tidak sesuai,
yang sesuai adalah juvenile yang sama dng istilah nimfa karena nematoda
larva bentuknya hampir sama dng nematoda dewasa.
Pada nematoda biasanya mempunyai 4 stadia larva, yang kelima sudah menjadi
dewasa.
Nematoda Puru Akar (NPA), mengalami pergantian kulit pertama sebelum
menetas yaitu pada waktu larva masih di dalam telur.
Selanjutnya larva menetas/keluar dari telur pd saat stadia kedua.
Dalam perkembangannya kutikula yang berasal dari pergantian kulit kedua dan
ketiga dilepas secara beruntun, yang satu di dalam yang lainnya.
Ganti kulit yang keempat terjadi segera sesudah itu.
Larva stadium ketiga biasanya dianggap tidak ada sama sekali, sedang yang
keempat juga boleh dikatakan hampir tdk ada. Kecuali pada spesies yang sedenter
atau menetap, kutikula lama biasanya ditinggalkan segera sesudah terpisah dari
tubuhnya.
Beberapa spesies ttt kutikula tersebut masih dipertahankan, setidak tidaknya dlm
waktu terbatas.
Kebanyakan spesies Hemicycliophora, betina dewasa terbungkus di dalam
kutikula yang tidak terpisahkan.
Pada genus Xiphinema, larva yang keluar dari telur bukan stadia yang kedua
tetapi stadia larva pertama.
Pada nematoda-nematoda parasit binatang, larva yang keluar dari telur adalah
stadia yang ketiga, jadi moulting di dalam telur terjadi 2x.
Beberapa nematoda menghentikan pertumbuhannya pada saat pergantian kulit
dengan menyimpan banyak persediaan makanan.
Larva muda yang muncul dari keadaan tersebut dinamakan daur larva.
Larva ini tidak makan dan teradaptasi untuk masih dapat bertahan
2. Siklus hidup Meloidogyne spp. mulai dari telur sampai dewasa
Nematoda puru akar meletakkan telur-telurnya berkelompok berupa massa telur.
Massa telur tersbeut dilapisi massa gelatin sebagai pelindung dari pengaruh luar.
Stadia yang infektif hanya larva stadia
Larva tersebut setelah menetas, aktif bergerak dalam tanah mencari lokasi
akar tanaman inangnya.
Setelah masuk ke dalam akar larva bergerak mencari lokasi pada jaringan
akar untuk tempat makannya.
Pergantian kulit kedua, tiga, dan keempat terjadi di dalam akar.
Nematoda betina bentuk tubuhnya menggelembung seperti buah jeruk atau
apokat, sedang yang jantan tetap silindris memanjang.
Nematoda betina tersebut menetap di dalam akar sampai mati.
Massa telur diletakkan di bagian posterior tubuh dan pada umumnya
menyembul di luar jaringan akar.
Nematoda puru akar bersifat polifagus dan dapat menimbulkan kerugian pada
berbagai jenis tanaman.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup nematoda
Siklus hidup nematoda dipengaruhi oleh kelembaban, suhu/ temperatur,
tanaman inang dan sifat dari spesies nematoda yang bersangkutan.
Pengaruh tanaman inang yang tahan akan membuat siklus hidup nematoda
menjadi lebih lama dan sebaliknya pada tanaman yang peka siklus hidup
nematoda menjadi pendek akibatnya generasi yang dihasilkan lebih banyak
sehingga populasi nematoda tinggi.
Sifat dari spesies nematoda itu sendiri juga berpengaruh, misal: genus
Anguina pada keadaan yang kering larva stadia ke-2 bisa tahan selama
beberapa tahun, genus Ditylenchus pada stadia larva ke-4 tahan terhadap
kekeringan dan senyawa-senyawa yang beracun, genus Heterodera (nematoda
cyste) pada stadia telur dapat bertahan pada keadaan yang tidak
menguntungkan.
Siklus hidup yang diperlukan oleh Anguina tritici cukup lama yaitu 1 tahun,
tetapi pada keadaan kering bisa tahan 12 – 15 tahun.
4. Perbedaan antara nematoda endoparasitik berpindah atau migrasi (migratory
endoparasite) dan nematoda endoparasit menetap (sedentary endoparasite).
a. Nematoda endoparasitik berpindah atau migrasi (migratory endoparasite)
Nematoda tersebut menyerang di dalam jaringan tanaman.
Apabila keadaan makanan sangat terbatas atau tidak disukai lagi,
maka nematoda tersebut migrasi mencari makanan baik dari tanaman
yang sama maupun yang lain. Contoh: Pratylenchus spp.
Pratylenchus spp. meletakkan telur satu per satu di dalam jaringan
akar kadang-kadang di dalam tanah.
Setelah menetas, larva stdaia 2 aktif bergerak mencari akar tanaman
inangnya. Larva masuk melalui bagian akar sedikit di belakang ujung
akar. Stadia yang infektif dari Pratylenchus spp. selain L2, juga L3,
L4, dan dewasa betina atau jantan.
Reproduksi pada umumnya di dalam jaringan akar.
Larva yg menetas di dalam jaringan akar langsung menyerang
jaringan akar di sekitarnya.