Anda di halaman 1dari 14

ANALISA DESAIN STRUKTUR

PROYEK
“LANDASAN KONTAINER”

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


I. PENDAHULUAN
Landasan Kontainer adalah bangunan yang direncanakan dengan
struktur beton bertulang
Struktur terdiri lantai yang direncanakan untuk menahan beban mati
(DL), beban hidup (LL) dan beban gempa. Analisa struktur dihitung dengan
menggunakan software SAP 2000 versi 16.0.0. Secara garis besar,
Bangunan ini terdiri atas 1 lantai, memiliki ukuran panjang sekitar 72 meter,
lebar 27 meter
Struktur terdiri dari balok dan pelat pada konstruksi Landasan
container ini.

I.1 Konsep Dasar Perhitungan


Tahap awal perencanaan adalah mempelajari sistem struktur yang
dapat dipakai dengan mengikuti persyaratan-persyaratan yang ditentukan/
ditetapkan oleh Arsitek dan menentukan pembebanan tergantung dari fungsi
ruangan-ruangannya.
Untuk perhitungan pembesian dilakukan dengan software SAP 2000
versi 16.0.0 dimana untuk faktor reduksi kekuatan (Re = 5.5) diambil sesuai
dengan ACI-318-2013 dan diadopsi oleh SNI 03-2847-2013. Perencanaan
bangunan ini dianalisa dengan 3 dimensi dengan menggunakan SAP 2000
versi 16.0.0 dan didesain sebagai Struktur Rangka Pemikul Momen
Menengah (Intermediate Resisting Moment Frame). Hal-hal yang
menyangkut masalah analisa struktur lebih lanjut diberikan pada bab-bab
berikut ini.

I.2 Peraturan dan Software yang Digunakan


Perencanaan dalam perhitungan Landasan container ini, dalam segala
hal memenuhi semua peraturan dan ketentuan yang berlaku di Indonesia.
Adapun peraturan-peraturan itu sebagai berikut :
- Peraturan Pembebanan Indonesia 1989.

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


- Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung SNI-1726-2013.
- Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03-
1729-2013.
- Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-
2846-2013.
- Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318-2005)
and Commentary (ACI 318R-2005).
- Peraturan, ketentuan, dan literatur lain yang relevan, seperti :
- Mario Paz, Structural Dynamic,
- Chu Kia Wang, Charles G. Salmon, Binsar Hariandja, Disain Beton
Bertulang edisi keempat jilid 1 dan 2, 1994.
- Edward G. Nawy, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, 1998.
- Sunggono KH, Buku Teknik Sipil, 1995.

I.3 Mutu/ Spesifikasi Bahan


Pada perhitungan konstruksi ini digunakan mutu bahan sebagai
berikut:
- Beton :
- Untuk kolom, balok dan pelat :
Mutu beton : K-300 (f’c = 25.39 MPa)
- Baja Tulangan :
- Untuk Tulangan D 13 ke atas
Mutu Baja : U32 (fy = 320 MPa)
I.4 Kombinasi Pembebanan
Untuk perencanaan elemen kolom, balok sesuai dengan SNI-1726-
2002 pasal 4.4, maupun Standard Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2846-2002 pasal 11.2 mengenai kuat perlu
dan 11.3 mengenai kuat rencana, maka direncanakan dengan
memperhitungkan pengaruh gempa rencana dua arah dan didapatkan
kombinasi pembebanan sebagai berikut :

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


1. 1.4DL
2. 1.2DL + 1.6LL
3. 1.2DL + 1.0LL ± 1.00G
4. 0.9DL ± 0.9 G
Dimana DL = Beban mati
LL = Beban hidup
G = Beban gempa

II. ANALISA STRUKTUR


II.1 Analisa Pembebanan Tetap
Analisa beban vertikal (dead load + live load) dilakukan dengan
membuat input untuk dua jenis kasus pembebanan :
1. Dead Load + selfweight
2. Live load (tanpa reduksi)
Distribusi beban pada balok-balok dilakukan secara langsung oleh
SAP 2000 versi 16.0.0.

II.2 Analisa Pelat Lantai


Analisa pelat lantai didesain menggunakan metode two way slab
dimana dari hasil perhitungan momen tumpuan dan lapangan diambil nilai
yang terbesar setiap arah penulangan. Tebal selimut pelat direncanakan = 25
mm.

II.3 Analisa Gempa


Beban gempa dianalisa dengan metode analisa dinamis. Dari hasil
penganalisaannya akan dilakukan perbandingan yang kemudian diambil
pembebanan yang paling maksimum. Penentuan grafik Respons Spektrum
berdasarkan SNI 03-1726-2013, untuk tanah lunak wilayah gempa 2
berdasarkan Peak Ground Acceleration, PGA = 0.1g dan periode ulang 50
tahun.

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


Kombinasi beban gempa rencana yang dipakai adalah 100% di satu
arah ditambah 30% di arah tegak lurusnya dan sebaliknya. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar bangunan mampu memikul beban yang datangnya dari
sembarang arah.
Respons tiap ragam getar yang terjadi untuk satu arah gempa
dikombinasikan dengan metode CQC (Complete Quadratic Combination).
Respons total dihitung dengan menjumlahkan respons dari dua arah gempa
yang saling tegak lurus dengan metode SRSS (Square Root of the Sum of
the Squares).
Untuk memenuhi persyaratan kinerja batas layan struktur gedung,
dalam segala hal simpangan antar-tingkat yang dihitung dari simpangan
struktur gedung menurut SNI 03-1726-2002 pasal 8.1.1 tidak boleh

melampaui kali tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm

bergantung yang mana yang nilainya terkecil. Dimana R adalah faktor


reduksi gempa representatif dari struktur yang bersangkutan (R = 5.5, sistem
rangka pemikul momen menengah untuk beton bertulang).

II.4 Analisa Portal Gedung ( Perhitungan struktur Pelat dengan


menggunakan SAP 2000 v. 16.0.0 )

Pemodelan digambar dengan fasilitas grid yang disediakan oleh SAP 2000
v.16.1.0 sesuai dengan ukuran gambar terlampir.

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


Tampak 3D

Selanjutnya material beton dan tulangan didefinisikan sesuai spesifikasi berikut:


 Mutu Beton = K300 atau setara dengan 25.39 MPa.
 Mutu tulangan = U32 atau setara dengan 320 MPa.

Karena satuan MPa setara dengan Nmm, maka terlebih dahulu satuannya diganti
menjadi Nmm, kemudian mengimput data ke Difine – Material – CONC –
Modify/Show Material.
 Untuk Beton

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


 Untuk Baja Tulangan U24

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER
 Untuk Baja Tulangan U32

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


Selanjutnya mendefinisikan penampang dengan ukuran sbb:

Data mengenai
Reinforcement Overrides
for Ductile Beams adalah
Perencanaan Struktur
Balok Khusus Karena
Balok yang kita
rencanakan adalah balok
menengah maka nilainya
dapat dibiarkan nol.

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


 Selanjutnya mendefinisikan jenis beban Difine – Load Case – Dofine
Load.

Tahap akhir pembebanan adalah dengan mengatur kombinasi pembebana


sesuai SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 11.2 mengenai kuat perlu dan 11.3 mengenai
kuat rencana, maka direncanakan dengan memperhitungkan pengaruh gempa
rencana dua arah dan didapatkan kombinasi berikut :

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


Data kombinasi pembebanan :
1. 1,4DL
2. 1,2DL + 1,6LL
3. 1,00DL + 1,00LL ± 1,00E
4. 0,9DL ± 0,9E
Dimana :
DL = Beban Mati
LL = Beban Hidup
E = Beban Gempa

Selanjutnya beban – beban tersebut di masukkan kedalam frame atau titik


yang telah ditentukan dengan terlebih dahulu menyeleksi area, frame atau titik
yang akan diberi beban.
Setelah geometri, material, penampang dan pembebanan telah selesai
didefinisikan, maka analisa struktur sudah dapat dilakukan.

Pastikan tidak ada pesan warning yang tampil.

Gaya-gaya yang terjadi pada struktur dapat dilihat pada gambar berikut :

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


Gaya M11

Gaya M22

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER


Gaya V13

Dari Hasil Perhitungan struktur dengan menggunakan data data dan

program bantu SAP2000, diperoleh sebagai berikut

- Pembesian Pada Pelat menggunakan 2D13 – 5m.seperti terlampir

pada gambar.

- Kelayakan tegangan lentur pelat mampu menerima beban beban

baik itu hidup maupun mati.

Analisa Struktur LANDASAN KONTAINER

Anda mungkin juga menyukai