Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Kata sains dan teknologi ibarat dua sisi mata uang yang sulit
dipisahkan satu sama lain. Sains, menurut Baiquni, adalah himpunan
pengetahuan manusia tentang alam yang diperoleh sebagai konsensus para
pakar, melalui penyimpulan secara rasional mengenai hasil-hasil analisis
yang kritis terhadap data pengukuran yang diperoleh dari observasi pada
gejala-gejala alam. Sedangkan teknologi adalah himpunan pengetahuan
manusia tentang proses-proses pemanfaatan alam yang diperoleh dari
penerapan sains, dalam kerangka kegiatan yang produktif ekonomis.1
Al-Qur’an, sebagai kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan-
tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, secara obyektif, al-Qur’an
bukanlah ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al-Qur’an tidak
menyatakan hal itu secara gamblang. Akan tetapi, dalam kapasitasnya
sebagai huda li al-nas, al-Qur’an memberikan informasi stimulan
mengenai fenomena alam dalam porsi yang cukup banyak, sekitar tujuh
ratus lima puluh ayat.2 Bahkan, pesan (wahyu) paling awal yang diterima
Nabi SAW mengandung indikasi pentingnya proses investigasi
(penyelidikan). Informasi Al-Qur’an tentang fenomena alam ini, menurut
Ghulsyani, dimaksudkan untuk menarik perhatian manusia kepada
Pencipta alam Yang Maha Mulia dan Maha Bijaksana dengan
mempertanyakan dan merenungkan wujud-wujud alam serta mendorong
manusia agar berjuang mendekat kepada-Nya3 Dalam visi al-Qur’an,
fenomena alam adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Oleh sebab itu,
pemahaman terhadap alam itu akan membawa manusia lebih dekat kepada
Tuhannya.
Ilmu berasal dari bahasa arab ‘ilm yang mengandung berbagai arti,
antara lain knowledge (pengajaran), Learning (pengajaran), cognition
(kesadaran). Jamakdari ‘ilm adalah ulum yang berarti science, dan al-ulum
yang berarti natural science (ilmu alam). Ilmu diartikan sebagai
pengetahuan dan kepandaian, baik dalam tentang kebatinan maupu yang
berkenaan dengan alam. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui
11
Baiquni, 1995: 58-60.
22
Ghulsyani, 1993: 78
33
Ghulsyani, 1993
2
oleh masyarakat yang bersifat pendapat umum yang berupa tulisan belum
dibuktikan kebenannya secara sistematik dan melalui informasi dari mulut
kemulut. Adapun ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah
didukung oleh fakta , data, dalil, pengujian beserta bukti kebenaran, dan
tersusun secara sistematik.terdapat perbedaan antara teori yang terdapat
dalam ilmu social. Dalam ilmu pengetahuan alam (Natural science), teori
tersebut bersifat objektif, pasti, dan memiliki response time (Reaksi
wakttu) yang pasti.
3
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-
Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-
Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya
ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan
minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang
tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah
barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun
tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah
membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah
memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah
Mahamengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35)4
4
menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas atau suatu
permasalahan dengan menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku,
eksperimen, dan metode keilmuan yang bisa dipercaya. Dengan
demikian, paradigma Qurani adalah cara pandang dan cara berpikir
tentang suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan Al-Quran.
Mengapa Al-Quran dijadikan paradigma? Semua orang
menyatakan bahwa ada suatu keyakinan dalam hati orang-orang beriman,
Al-Quran mengandung gagasan yang sempurna mengenai kehidupan;
Al-Quran mengandung suatu gagasan murni yang bersifat metahistoris.
Menurut Kuntowijoyo (2008), Al-Quran sesungguhnya menyediakan
kemungkinan yang sangat besar untuk dijadikan cara berpikir.
Pengembangan eksperimen-eksperimen ilmu pengetahuan berdasarkan
paradigma Al-Quran jelas akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
umat manusia. Kegiatan itu mungkin bahkan tentu saja akan menjadi
rambahan baru bagi munculnya ilmu-ilmu pengetahuan alternatif.
Premis-premis normatif Al-Quran dapat dirumuskan menjadi teori-
teori yang empiris dan rasional.
5
Rasulullah SAW, terdapat ucapan Rasulullah SAW yang menegaskan
bahwa menuntut ilmu itu wajib mulai dari sejak lahir hingga
meninggal dunia, mulai dari kampung sendiri hingga ke Negeri Cina,
dan orang yang menuntut ilmu di nilai sebagai jihad di jalan Allah
SWT.
Perintah Allah dan Rasul Nya untuk menuntut ilmu, Nampak nya
kurang di perhatikan secara optimal sehingga umat islam dalam ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini dalam keadaan tertinggal.
2. Umat islam di abad klasik tidak hanya menguasai berbagai cabang
ilmu agama islam, seperti tafsir, hadis, fikih, ilmu kalam, filsafat,
tasawuf, akhlak, bahasa arab, melainkan juga menguasai ilmu sosial
seperti ekonomi, sosiologi, sejarah, geografi, psikologi, dan
kebudayaan; dan ilmu alam seperti kosmologi, astrologi, matematika,
mineralogi, fisiologi, geologi, pertanian, perkebunan dan kedokteran.
3. Islam adalah ajaran yang menekankan pentingnya ilmu pengetahuan
guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup manusia. Dalam
islam, setiap amal yang dilakukan harus disertai ilmu pengetahuan
yang terkait dengannya. Amal yang tidak disertai ilmu adalah amal
yang ditolak.
6
Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan
khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada
orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik
bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan
disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.5
55
https://tafsirq.com/58-al-mujadilah/ayat-12
7
d. Adanya tradisi ilmiah yang sangat kuat, yaitu tradisi mencintai ilmu
pengetahuan, membaca dan menulis, melakukan perjalanan ilmiah
(rihlah ilmiah) ke berbagai daerah yang jauh, dan menyebarkan ilmu
ke penjuru dunia.
e. Ajaran islam mewajibkan pada seluruh penganutnya agar melakukan
kegiatan apa saja yang berbasis pada ilmu pengetahuan.
8
E. PRINSIP PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI DALAM ISLAM
1. Prinsip tauhid
Menurut islam, sumber ilmu pengetahuan dapat berupa wahyu, alam
jagat raya, fenomena sosial, dan semuanya yang berasal dari Allah.
2. Prinsip integrated
Bahwa seluruh sumber ilmu pengetahuan yang dihasilakn saling
membutuhkan satu sama lain.
3. Prinsip pengalaman
Ilmu pengetahuan dalam islam bukan hanya untuk kepuasan ilmu itu
sendiri, melainkan harus diamalkan untuk kepentingan sendiri,
maupun masyarakat, bangsa dan negara
4. Prinsip pengajaran
Islam mewajibkan bagi orang yang berilmu wajib mengajarkannya
kepada orang lain
5. Prinsip berpegang pada kebenaran
Islam mengajarkan bahwa yang dituju oleh ilmu bukan mencari
pembenaran, melainkan mencari kebenaran.
6. Prinsip kesesuaian dengan agama
Semua sumber islam hakikatnya berasal dari Tuhan, ilmu pengetahuan
jagat raya pasti sejalan dengan pengetahuan yang berasal dari wahyu,
dengan demikian antara ilmu pengetahuan dan agama tidak boleh
bertentangan.
7. Prinsip terbuka
Dalam islam, ilmu yang dihasilkan bersifat terbuka dan menjadi milik
bersama
8. Prinsip manfaat
Ilmu yang dihasilkan harus bermanfaat dan berguna bagi peningkatan
kesejahteraan umat manusia.
9
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.academia.edu/37463028/BAB_5_BAGAIMANA_MEMBAN
GUN_PARADIGMA_QURANI
- http://pustakaimamsyafii.com/tafsir-ibnu-katsir-qs-an-nur-35.html
- https://tafsirq.com/58-al-mujadilah/ayat-12
- Prof. Dr. H. Veithzal Rival Zainal, S.E., M.M., .BA. 2013. ISLAMIC
EDUCATION MANAGEMENT Dari Teori ke Praktik: Mengelola
Pendidikan Secara Profesional dalam Prespektif Islam, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
- TA’DIB, Vol. XV No. 01. Edisi, Juni 2010
- Baiquni, Achmad (a). 1995. Al-Qur’an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf.
- Sumber Buku Studi Islam Komprehensif Prof. DR. H. Abuddin nata,
M.A.
- Subandi, H.M., dan Hany Hanita Humanisa
10