Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR PENYEBAB SISWA TERLAMBAT SEKOLAH

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah

Berbicara tentang sistem pendidikan dengan berbagai lembaga yang menyertainya ibarat
membicarakan gelombang air laut yang tiada hentinya. Asumsi ini tidaklah berlebihan karena banyak hal
yang bisa ditinjau di dalamnya serta banyak pula persoalan fundamental melingkupinya yang nota bene
membutuhkan upaya-upaya untuk memecahkan permasalahan pendidikan tersebut.

Anak usia sekolah atau siswa mempunyai peran yang penting dalam pembangunan bangsa dan
negara, karena mereka merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat membangun dan
menghasilkan karya-karya yang berguna bagi negara.Di tangan siswa inilah bagaimana perkembangan
suatu negara ditentukan. Anak-anak yang terdidik,berdisiplin,dan berkualitas secara intelektual,mental
dan spiritual akan mampu berkompeten dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara,
sehingga kelangsungan dan martabat bangsa dapat terjamin.

Kedisiplinan pada anak usia sekolah atau siswa sangat penting diperhatikan,adanya peraturan-
peraturan yang jelas dan terarah sangat mempengaruhi anak pada masa dewasanya nanti. Kedisiplinan
pada siswa harus dilakukan,salah satunya adalah kedisiplinan harus masuk akal dan adanya konsekuensi
jika kedisiplinan dilanggar.

Walaupun pada saat ini masih diberlakukan PJJ(Pembelajaran Jarak Jauh),seorang siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai tata tertib yang diberlakukan
sekolah.Setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku
di sekolah.kedisiplinan dirasa sangat penting bagi siswa SMA N 1 Wonosobo, maka pihak sekolah
pertama kali perlu menertibkan siswa yang terlambat sekolah.karena,kedisiplinan adalah hal yang
penting dan merupakan ciri kepribadian seseorang untuk meraih kesuksesan.Peran guru dalam
mendisiplinkan siswa yang terlambat haruslah tegas dan mendidik, dengan begitu siswa diharapkan
tidak akan terlambat bangun untuk menghadiri pembelajaran.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang sering terlambat. Dalam aturan
sekolah mengharuskan siswa sudah stay hp jam 07.15 WIB,tetapi kemyataannya,saya kerap melihat
teman saya sulit bangun pagi sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran baik itu mengerjakan tugas atau
sekedar absen saja.Untuk mengatasi hal ini agar tidak terjadi,maka perlu diadakannya suatu penelitian
tentang faktor-faktor apa yang bisa menyebabkan siswa terlambat.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi siswa bahwa keterlambatan
dapat mempengaruhi kedisiplinan siswa.Karena penilaian guru dalam kegiatan belajar meliputi penilaian
kognitif,afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan uraian di atas, maka judul dalam penelitian ini adalah “FAKTOR PENYEBAB SISWA
TERLAMBAT DATANG KE SEKOLAH”

Rumusan Masalah

1. Apakah faktor-faktor penyebab keterlambatan siswa?

2. Apakah sanksi yang diterima oleh siswa yang sering terlambat?

3. Bagaimana solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat?

Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui faktor penyebab keterlambatan siswa

2. Untuk mengetahui sanksi yang diterima oleh siswa yang terlambat

3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi siswa yang terlambat

Guna Penelitian

Bagi Siswa

1. Siswa dapat hidup disiplin dengan mematuhi peraturan yang ditetapkan sekolah, terutama pada saat
masuk jam pelajaran pertama.

2. Siswa dapat mengatur waktu pada semua aktivitas yang dihadapinya,baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

Bagi Guru

Guru dapat melaksanakan kegiatan mengajar pada saat pelajaran pertama tanpa terganggu adanya
permasalahan siswa yang sering datang terlambat.

Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam melakukan penelitian terutama yang
berhubungan dengan masalah siswa yang datang terlambat ke sekolah.

Bagi Sekolah

Dapat menumbuhkan citra sekolah yang tertib dan disiplin dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajarnya.
BAB II
KERANGKA TEORI
Tinjauan Pustaka

Pengertian dari “siswa” adalah seorang anak yang menuntut ilmu menurut STRUK, D.J. (1950) :
Lectures on classical Differential Geomtry, Addison – Wesley Press. Sedangkan “sekolah” adalah salah
satu tempat untuk menuntut ilmu menurut WEATHERBRU, C.E. (1971) : Differential Geometry Of Three
Dimensions, Cambridge University Press. Dan pengertian dari “terlambat” adalah datang tidak pada
waktunya, menurut WILIMORE, T.J. (1959) : An Introduction to Differential Geometry, Oxford University
Press.

Disiplin sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang
dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolah.

Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa. Menurut Wikipedia (1993) disiplin sekolah “Refers to
students coplying with a code of behavior often known as the school rules”. Yang dimaksud dengan
aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing),
ketepatan waktu, perilaku sosial dan etika belajar.

Pengertian disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi)
sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam
menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik
(Physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis ( Phsychological maltreatment),
sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A. Snock dalam bukunya “Dangerous
School” (1999).

Berkenaan dengan tujuan disiplin sekolah, Maman Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan
disiplin sekolah adalah:

1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang.

2. Mendorong siswa melakukan yang baik dan benar.

3. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi
hal-hal yang dilarang oleh sekolah

4. Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta bagi
lingkungannya.

Sehubungan dengan permasalahan keterlambatan siswa, seorang guru hendaknya mampu


menumbuhkan disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri.
Dalam kaitan ini guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, setiap siswa berasal dari berbagai
latar belakang, karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula. Dalam hal ini guru harus
dapat melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa dapat menemukan jati dirinya dan
mengembangkan dirinya secara optimal.

2. Membantu siswa meningkatkan standar perilakunya.

3. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; peraturan-peraturan atau tata tertib sekolah harus
dijunjung tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran
yang mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin, diantaranya siswa datang terlambat ke sekolah.

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah semua
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang
tersebut.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku,
perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma
dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian
di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai
dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa yang terlambat datang
ke sekolah, seorang siswa yang menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu
siswa lain.

Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation),


sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari
perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut dengan konformitas.
Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan
harapan kelompok.

Definisi perilaku menyimpang menurut para ahli:

-James Vander Zenden

Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela
dan di luar batas toleransi.

-Robert M.Z. Lawang


Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem
sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki
perilaku yang menyimpang itu.

-Bruce J. Cohen

Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-
kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

-Paul B. Horton

Penyimpangan adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma
kelompok atau masyarakat.

-Lewis Coser

Mengemukakan bahwa perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan
kebudayaan dengan perubahan sosial.

Ada 2 proses pembentukan perilaku menyimpang, yaitu:

1. Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi dari nilai-nilai subkebudayaan menyimpang

2. Penyimpangan dari sosialisasi yang tidak sempurna.

BAB III
METODOLOGI
Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,yaitu suatu proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan
terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell).Bog dan dan
Taylor (Moleong) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian
kualitatif, peneliti adalah instrumen kunci.Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan
wawasan yang luas jadi bisa bertanya,menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi
lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.Penelitian kualitatif digunakan
jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial,
untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan.

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakam metode kualitatif yang dapat diartikan sebagai prosedur penulisan
yag menghasilkan data data deskriptif kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku orang-orang yang
diamati. Sedangkan penulisan penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran suatu
keadaan tertentu secara rinci disertai dengan bukti.

Populasi dan Sampel

-Populasi

Arikunto menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Jika seseorang ingin meneliti
semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,maka penelitiannya merupakan penelitian populasi
atau studi populasi atau sensus. Subyek penelitian adalah tempat variabel melekat. Variabel penelitian
adalah objek penelitian. Sementara itu Sukardi menyatakan populasi adalah semua anggota kelompok
manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana
menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Di pihak lain, Sisworo dalam Mardalis
mendefenisikan populasi sebagai sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang ditentukan
peneliti.

Jadi dapat disimpulkan populasi adalah sekelompok manusia, binatang, benda atau keadaan
dengan kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti sebagai subjek penelitian dan menjadi target
kesimpulan dari hasil suatu penelitian.

-Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari pupulasi yang diteliti (Arikunto).Mardalis menyatakan
sampel adalah contoh,yaitu sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Jadi sampel
adalah contoh yang diambil dari sebagain populasi penelitian yang dapat mewakili populasi. Walaupun
yang diteliti adalah sampel, tetapi hasil penelitian atau kesimpulan penelitian berlaku untuk populasi
atau kesimpulan penelitian digeneralisasikan terhadap populasi.Yang dimaksud menggeneralisasikan
adalah mengangkat kesimpulan penelitian dari sampel sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi.

Dalam penelitian ini subjek penelitian berupa sampel yaitu siswa kelas X dan siswa kelas XI SMA N 1
WONOSOBO yang sering datang terlambat ke sekolah.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menyunsun penelitian ini adalah dengan metode
wawancara. Budiyono (2003:52) mengatakan bahwa metode wawancara (disebut pula interview)
adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara peneliti dengan subjek
penelitian atau responden atau sumber data. Dalam hal ini pewawancara menggunakan percakapan
hingga yang diwawancara bersedia terbuka mengeluarkan pendapatnya.Biasanya yang diminta bukan
kemampuan tetapi informasi mengenai sesuatu.

Dalam jurnal oleh Koichu dan Harel (2007) dikemukakan bahwa:“A clinical task-based interview
can be seen as a situation where the interview-interviewee interaction on a task is regulated by a system
of explicit and implicit norms, values, and rules”. Dalam jurnal lain, Hurst mengungkapkan bahwa:
“Interview were chosen as the main data gathering strategy for the original project because it was felt
that potentially ‘data rich’ environment this afforded would provide the best context for assesistry and
probing for presence of three models of thinking (mathematical knowledge, contextual knowledge and
strategic knowledge) both before and following the intevention phase of project”.

Dari pengertian wawancara yang dikemukakan para ahli atau pakar di atas dapat dijelaskan bahwa
wawancara adalah situasi dimana terjadi interaksi antara pewawancara dan yang diwawancarai dengan
pedoman wawancara berdasarkan pada hasil tes yang telah diberikan kepada yang diwawancarai.
Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data primer yang terbaik sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian.

Teknik Analisa Data

Proses analisis data dimulai dengan menalah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,
yaitu wawancara, pengamatan,yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen
resmi, gambar foto, dan sebagainya.Data tersebut banyak sekali, setelah dibaca, dipelajari, dan ditelah
maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat
abstraksi.Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-
pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah
menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah
berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding.Tahap akhir dari analisis data ialah
mengadakan pemeriksaan keabsahan data.. setelah selesai tahap ini,mulailah kini tahap penafsiran data
dalam mengolah hasil sementaramenjadi teori substantif dengan menggunakan beberapa metode
tertentu.

Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103)menjelaskan bahwa analisis data adalah
proses mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola,kategori,dan satuan uraian
dasar. Sedangkan menurut Taylor,(1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci
usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan
dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis.Dengan demikian definisi
tersebut dapat disintesiskan menjadi: Analisis data proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud pertama-
tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan
komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan
analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan
hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.

Anda mungkin juga menyukai