Fokal Infeksi
Fokal Infeksi
FOKAL INFEKSI
Disusun oleh:
M.Azharry Rully S
M.Febriadi I
M. Hafiz Aini
M.Prakoso Adji
M. Ramdhani Yassien.
M.Triadi Wijaya
Pembimbing:
drg. C.Rini Suprapti, SpBM
spp.
Batang gram(-): 6
Haemophillus spp.
4
Lainnya
Anaerobik 75
Coccus gram(+): 30
Streptococcus spp. 33
Peptostreptococcus spp. 65
Coccus gram(-): 4
Viellonella spp.
Batang gram(+): 14
Eubacterium spp.
Lactobacillus spp.
Actinomyces spp.
Clostridia spp.
Batang gram(-): 50
Bacteroides spp. Fusobacterium 75
spp. 25
Lainnya 6
Sumber: Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 3rd ed, 1998
PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI FOKUS INFEKSI (Secara Umum)
Penetrasi dari bakteri komensal yang mengalami perubahan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif bila diikuti sistem imun dan pertahanan seluler yang terganggu, akan
menyebabkan infeksi. Selain itu terganggunya keseimbangan mikroflora akibat
penggunaan antibiotik tertentu juga dapat menyebabkan adanya dominasi bakteri lainnya
yang potensial. Kondisi-kondisi maupun penyakit yang menyebabkan keadaan
imunokompromais seperti penyakit metabolik tak terkontrol (uremia, alkoholisme,
malnutrisi, diabetes), penyakit suppresif(leukimia, limfoma, tumor ganas), dan
penggunaan obat-obat immunosupresif misalnya pada pasien yang menjalani kemoterapi
kanker juga dapat memfasilitasi dengan mudah terjadinya infeksi odontogenik.2-4
Mekanisme tersering terjadinya infeksi odontogenik berawal dari karies dentis.
Proses demineralisasi enamel gigi akan merusak enamel yang selanjutnya melanjutkan
invasi bakteri ke pori/ trabekula dentin yang kemudian menyebabkan pulpitis hingga
nekrosis pulpa. Dari Pulpa maka infeksi dapat menyebar ke akar gigi dan selanjutnya
menyebar ke os maksila atau mandibula, menyebabkan osteomyelitis. Kerusakan ini
dapat menyebabkan perforasi sehingga melibatkan pula mukosa mulut maupun kulit
wajah.3-5
Sebagian besar bakteri yang berlokasi pada supragingival adalah gram positif,
fakultatif dan sakarolitik yang berarti bahwa pada keadaan dimana terdapat karbohidrat
terutama sukrosa, maka akan diproduksi asam. Asam ini akan membuat enamel
mengalami demineralisasi yang memfasilitasi infiltrasi dari bakteri pada dentin dan
pulpa. Dengan adanya invasi dari bakteri pada jaringan internal gigi, bakteri berkembang,
terutama bakteri gram negatif, anaerobik dan proteolitik akan menginfeksi rongga pulpa.
Beberapa bakteri ini memiliki faktor virulensi yang dapat menyebabkan invasi bakteri
pada jaringan periapikal melalui foramen apikal. Lebih dari sebagian lesi periapikal yang
aktif tidak dapat dideteksi dengan sinar-X karena berukuran kurang dari 0.1 mm2. Jika
respon imun host menyebabkan akumulasi dari netrofil maka akan menyebabkan abses
periapikal yang merupakan lesi destruktif pada jaringan. Namun jikan respon imun host
lebih didominasi mediasi oleh makrofag dan sel limfosit T, maka akan berkembang
menjadi granuloma apikal, ditandai dengan reorganisasi jaringan melebihi destruksi
jaringan. Perubahan pada status imun host ataupun virulensi bakteri dapat menyebabkan
reaktivasi dari silent periapical lessions.3-5
Infeksi odontogenik juga dapat berasal dari jaringan periodontal. Ketika bakteri
subgingival berkembang dan membentuk kompleks dengan bakteri periodontal patogen
yang mengekspresikan faktor virulensi, maka akan memicu respon imun host yang secara
kronis dapat menyebabkan periodontal bone loss. Abses periodontal dapat berasal dari
eksaserbasi periodontitis kronik, defek kongenital yang dapat memfasilitasi invasi
bakteri(fusion dari akar, development grooves, dll), maupun iatrogenik karena impaksi
dari kalkulus pada epitel periodontal pocket selama scaling. Beberapa abses akan
membentuk fistula dan menjadi kronik yang pada umumnya bersifat asimptomatik
ataupun paucisimptomatik. Bentuk khusus dari abses periodontal rekuren adalah
perikoronitis yang disebabkan oleh invasi bakteri pada coronal pouch selama erupsi
molar.4,5
PERIKORONITIS
Perikoronitis merupakan Inflamasi jaringan gusi sekitar mahkota gigi yang mengalami
erupsi inkomplit. hal ini biasanya dapat disertai operkulitis yakni inflamasi pada
ginggival flap dari gigi yang mengalami erupsi inkomplit. perikoronitis sering terjadi
pada Molar 3 namun dapat juga terjadi pada gigi lain yang mengalami erupsi inkomplit.
gigi yang mengalami erupsi inkomplit disebut wisdom tooth.1,2
Gambar X. Operkulitis (kiri) dan perikoronitis pada Molar 3 bawah kiri yang erupsi inkomplit (kanan)
Faktor Risiko
Adanya gigi erupsi parsial, kelainan pada kantong periodontal, kelainan pada Upper
tooth biting pada gum flap, riwayat perikoronitis, oral higiene buruk, infeksi saluran nafas
atas, adanya impaksi makanan dan akumulasi plak di bawah gum flap, dan ginggivitis
ulseratif akut.1,2
Manifestasi klinik
Prevalensi perikoronitis terutama pada usia remaja hingga dewasa muda. pasien datang
dengan gejala nyeri dan bengkak sekitar gigi yang erupsi inkomplit, gangguan
mengunyah dan membuka-menutup mulut, limfadenopati. pada keadaan lanjut terkadang
ditemukan keluhan sistemik seperti demam dan malaise. Pada kasus berat dapat terjadi
abses disertai supurasi.1
Penatalaksanaan
Untuk tatalaksana Non-Medikamentosa dapat dilakukan pembersihan debris makanan
dengan irigasi. Pasien diedukasi untuk menjaga oral higine dan menggunakan air hangat
saat gejala muncul hingga inflamasi berkurang. untuk medikamentosa dapat diberikan
asam trikloroasetat dan gliserin untuk mengurangi radang pada operkulum. Pemberian
antibiotik terindikasi pada perikonitis dengan gejala demam dan limfadenopati. Karena
etiologi tersering adalah kombinasi bakteri aerob dan anaerob, diberikan dua jenis
antibiotik. yakni metronidazol dan golongan penisilin atau makrolid. Amoxicillin dan
pristinamycin (makrolid) paling efektif menurunkan jumlah koloni bakteri anaerob.
Namun strain penghasil β-Lactamase adalah The genera Prevotella, Staphylococcus, dan
Bacteroides sebaiknya diberikan amoxicilin dikombinasikan dengan asam klavulanat. 2
Untuk evaluasi dari gigi penyebab adalah ekstraksi gigi setelah infeksi teratasi. Panduan
NICE untuk ekstraksi Wisdom Teeth dapat dipertimbangkan antara lain operkulektomi,
eksodonti, atau koronektomi.1
Referensi:
1. Cawson RA, Odell E.W. Cawson’s Essential of oral pathology and oral medicine. 7th
edition. Churcill livingstone.2002.p.82-3
2. Jean-Louis Sixou et al, Microbiology of mandibular third molar pericoronitis:
Incidence of β-lactamase-producing bacteria. Oral surgery, Oral medicine, Oral
pathology, Oral radiology, and endodontology Vol, Issue 6, p. 655-9 (June 2003)
PULPITIS
NEKROSIS PULPA
Nekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan iskemik jaringan pulpa yang
disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang bersifat
saprofit namun juga dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang memang bersifat
patogen. Nekrosis pulpa sebagian besar terjadi oleh komplikasi dari pulpitis baik yang
akut mapun yang kronik yang tidak ditata laksana dengan baik dan adekuat.
Infeksi Endokarditis
Infeksi endokarditis merupakan infeksi yang meliputi katup atau endothelial dari jantung,
hal ini terjadi jika bakteri masuk kedalam pembuluh darah dan menyerang jaringan di
jantung yang abnormal, dan orang yang mempunyai defek pada jantung lebih mungkin
terjadi infeksi endokarditis.2,6