Pengaruh Aktivitas Belajar dan Minat Siswa dalam Pembelajaran Student Teams
Achievement Division and Tournament (STADAT) terhadap Hasil Belajar
Matematika di SMA Kristen Kalam Kudus Padang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA se-Kabupaten Padang.
Sampel yang digunakan adalah siswa SMA Kristen Kalam Kudus Padang.
BAB I
PENDAHULUAN
meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Melalui
memiliki rasa percaya diri untuk bersanding dan bersaing dengan bangsa-bangsa lain
pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai
sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian peserta didik perlu memiliki
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Kemampuan tersebut
yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar
matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas
antar konsepnya, sehingga memungkinkan peserta didik terampil berpikir rasional.
Setiap peserta didik perlu memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu
dan berhasil dalam kariernya. Kecakapan matematika yang ditumbuhkan pada peserta
matematika adalah pada umumnya hasil belajar para siswa yang belum
matematika yang ditemui masih secara konvensional seperti ekspositori, drill, atau
bahkan ceramah. Proses ini hanya menekankan pada penyampaian tekstual semata
sehingga sering kali dijumpai kecenderungan siswa yang kurang berminat untuk
belajar. Akibatnya siswa lebih banyak pasif dan kurang terlibat dalam proses
kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang diharapkan. Menurut Eggen dan
Kauchak (Sunaryo, 2004), siswa belajar secara efektif bila siswa secara aktif
ketepatan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, jenis
dan sifat materi pelajaran serta sesuai dengan kemampuan guru dalam memahami
dan melaksanakan metode tersebut. Penggunaan metode yang kurang tepat dapat
menimbulkan kebosanan dan kekurangpahaman, sehingga siswa kurang
pembelajaran yang semula terpusat pada guru (teacher oriented) berubah menjadi
kualitas pembelajaran. Hal itu dapat dilakukan antara lain dengan penelitian
tindakan kelas. Guru juga harus memiliki kompetensi profesional yaitu mampu
kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada dasarnya merupakan kegiatan nyata
pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hal itu, maka tugas guru bukanlah
konsep sendiri.
Untuk itu perlu adanya perubahan dan strategi pembelajaran yang harus
dilakukan guru. Dengan strategi pembelajaran yang bervariasi dan tepat untuk
membuat siswa aktif bukan lagi sebagai obyek tetapi sebagai subyek belajar. Strategi
pembelajaran sebaiknya mengembangkan kemampuan dasar siswa dan sikap positif
siswa, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik, efektif dan efisien dalam
meningkatklan keaktifan siswa dan dengan suasana akrab adalah dengan belajar
secara kelompok dimana ada kerjasama satu sama lain dan saling membantu atau
merupakan suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku
bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama
yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
yaitu dengan menambahkan turnamen tertentu pada TGT ke dalam struktur STAD
(Slavin, 2008). Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TGT merupakan tipe
kooperatif yang menjadi pilihan pertama guru dalam pembelajaran di kelas jika
karena tipe ini mudah dilaksanakan dan hampir cocok dengan semua materi
pelajaran. STAD juga merupakan tipe yang paling sederhana dibanding dengan
tipe-tipe kooperatif yang lain dan merupakan model yang paling baik untuk
permulaan bagi guru-guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif
(Slavin, 2008). Sedangkan pemilihan tipe TGT dilakukan karena tipe ini hampir
adalah:
(5) Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
Tujuan PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan
1. Tujuan utama
hal penting,
(2) Proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi
artifisial,
pembelajaran di kelas. Output atau hasil yang diharapkan melalui PTK adalah
peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi
(3) Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar,
(4) Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang
kerja sama siswa dalam kelompok dan keaktifan siswa dalam pembelajar
tumbuh dari bawah, karena Guru adalah ujung tombak pelaksana lapangan.
Dengan PTK Guru menjadi lebih mandiri yang ditopang oleh rasa percaya diri,
sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang patut
diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan. Rasa percaya diri tersebut
melakukan PTK, Guru sebagai pekerja profesional tidak akan cepat berpuas diri
lalu diam di zone nyaman, melainkan selalu memiliki komitmen untuk meraih
hari esok lebih baik dari hari sekarang. Dorongan ini muncul dari rasa kepedulian
lainnya, bahwa hasil PTK dapat dijadikan sumber masukan dalam rangka
Guru di lapangan. PTK dapat membantu guru untuk lebih memahami hakikat
Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan
sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi
(1) Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pemahaman materi akan
(2) Semakin banyak peserta didik yang tidak lagi menganggap matematika
itu sulit sehingga menambah minat, kemauan, dan rasa percaya diri
pembelajaran.
(4) Peserta didik semakin tertantang dengan persoalan-persoalan
matematika.
b. Bagi guru
didik.
tertentu.
pelajaran.
c. Bagi Peneliti
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik pada proses pendidikan
yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku”. Dalam hal ini seseorang
dikatakan belajar jika pada diri orang itu melakukan suatu kegiatan yang hasil
akhirnya dapat mengakibatkan perubahan tingkah laku dan perubahan tingkah laku
itu dapat diamati dan berlaku dalam waktu yang cukup lama. Belajar merupakan
suatu proses kegiatan yang hasil akhirnya adalah terjadi perubahan tingkah laku,
dimana perubahan tingkah laku tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif lama
yang disertai dengan usaha orang tersebut dari tidak mampu mengerjakan sesuatu
proses, suatu kegiatan. Dalam hal ini belajar tidak hanya mengingat, akan tetapi lebih
luas lagi yaitu dengan mengalami. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah
pelajaran saja, akan tetapi mengalami adalah bagian dari proses belajar. Dengan
mengalami maka seseorang dapat langsung merasakan dampak (akibat) dari proses
belajar tersebut.
didalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam
berpikir, bersikap, dan berbuat. Dari uraian di atas dapat disimpulkan belajar adalah
suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman. Perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah
ada pada diri individu yang sedang belajar. Perubahan tersebut harus bersifat
2. Aktivitas Belajar
proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik
melaksanakan eksperimen.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada
aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam
ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas
didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas
didominasi oleh siswa. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar kegiatan siswa
menyalin.
beternak.
gembira, bersemangat. Tentu saja kegiatan itu tidak terpisah satu sama
merupakan salah satu tanda kematangan dan kesiapan seseorang untuk giat dalam
kegiatan belajar. Minat erat sekali hubungannya dengan suka atau tidak suka,
tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang. Minat tidak tercetus dengan
seperti guru yang baik serta penguasaan materi pelajaran. Dalam hal ini, minat
senang atau tidak senang dan tertarik atau tidak tertarik terhadap mata pelajaran
tertentu.
sikap yang positif. Yang jelas adalah perasaan tidak senang menghambat dalam
belajar, karena tidak melahirkan sikap positif dan tidak menunjang minat belajar,
motivasi juga sukar berkembang. Penyebab turunnya minat belajar siswa antara
lain karena kurangnya motivasi dalam diri siswa itu sendiri. Mereka jarang sekali
Turunnya minat belajar ini akan berdampak negatif pada hasil belajar, karena
sesuatu yang dilakukan tanpa dilandasi niat, kemampuan dan usaha yang keras
4. Pembelajaran
a. Definisi Pembelajaran
melakukan “self instruction” dan di sisi lain bersifat eksternal yaitu jika
minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal
antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa (Amin Suyitno, 2003:1).
b. Komponen-komponen Pembelajaran
1) Tujuan
2) Subyek belajar
3) Materi pelajaran
4) Strategi pembelajaran.
pembelajaran.
5) Media pembelajaran
pembelajaran.
6) Penunjang
dan sebagainya.
c. Tujuan Pembelajaran
A. Pengertian PTK
Oleh sebab itu, terdapat banyak pengertian tentang PTK. Istilah PTK
PTK secara lebih rinci dan lengkap. PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan
dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan,
tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut
siklus kegiatan.
3. Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas
dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang
variabel yang ditelaah selalu berkaitan dengan keadaan kelas itu sendiri.
Dengan demikian, temuan hanya berlaku untuk kelas itu sendiri dan tidak
dapat digeneralisasi untuk kelas yang lain. Temuan PTK hendaknya selalu
dalam arti bahwa hasil atau temuan PTK itu adalah pada diri Guru telah terjadi
lebih berhasil jika ada kerja sama antara Guru-Guru di sekolah, sehingga
4. PTK bersifat luwes dan mudah diadaptasi. Dengan demikian, maka cocok
digunakan dalam rangka pembaharuan dalam kegiatan kelas. Hal ini juga
memungkinkan diterapkannya suatu hasil studi dengan segera dan penelaahan
5. PTK banyak mengandalkan data yang diperoleh langsung atas refleksi diri
peneliti. Pada saat penelitian berlangsung Guru sendiri dibantu rekan lainnya
ilmiah.
7. PTK bersifat situasional dan spesisifik, yang pada umumnya dilakukan dalam
demokratis secara langsung. Tingkah laku kooperatif dipandang oleh Dewey dan
kelas disusun atas kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari 4-5
siswa yang heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku, agama.
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam
proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama kerja kelompok, tugas anggota
kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru, dan saling
diperlukan.
(2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekadar
hapalan;
pemahaman siswa;
(4) memberi penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah
(5) beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang
ada.
tasks. Dalam kerja kelompok ini siswa sharing berbagi tugas, saling bantu
benar. Salah satu hasil kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok.
Pada tahap ini guru harus mampu berperan sebagai fasilitator dan
keberhasilan belajar telah dicapai. Tes atau kuis secara individual dapat
Pada peneliti-an ini, tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan.
Tujuannya agar siswa dapat menunjukkan pemahaman dan apa yang telah
dipelajari sebelumnya. Skor yang diperoleh siswa per individu ini didata
kelompok.
Achievement Division (STAD), TGT juga membagi siswa dalam kelompok belajar
kemampuan, jenis kelamin, dan suku. Secara umum TGT sama dengan STAD
kecuali satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen akademik menggantikan kuis-
kuis dan sistem skor kemajuan individu. Dalam turnamen akademik para siswa
berlomba sebagai wakil kelompok mereka dengan anggota kelompok lain yang
sebagai bahan yang akan dipelajari dalam kelompok. Fungsi utama dari
Game dimainkan di atas meja dengan tiga atau empat orang siswa dimana
sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah aturan tentang
masing-masing.
d. Turnamen adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Turnamen
untuk maju ke meja-meja turnamen. Tiga atau empat siswa yang sama-
turnamen dari tiap siswa yang ada dalam anggota kelompok tersebut.
(penyajian materi), kegiatan kelompok, game turnamen, kuis, skor kemajuan dan
penghargaan kelompok. Sejalan dengan pembelajaran kooperatif STAD dan TGT,
prestasi dan jenis kelamin. Guru menyajikan materi pelajaran sementara siswa
anggota kelompok dari tiap kelompok yang berkemampuan setara menuju ke meja
masing-masing perolehan skor kuis individu dan perolehan skor di meja turnamen
pengumuman kelas.
Dalam proses belajar mengajar akan lebih baik bila siswa secara aktif
Minat belajar siswa erat sekali hubungannya dengan suka atau tidak
suka, tertarik atau tidak tertarik dan senang atau tidak senang. Minat tidak tercetus
akan menimbulkan minat, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Yang jelas
perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar, karena tidak melahirkan
sikap positif dan tidak menunjang minat belajar siswa. Penyebab turunnya minat
belajar siswa antara lain karena kurangnya motivasi dalam diri siswa itu sendiri.
Turunnya minat belajar ini akan berdampak negatif pada hasil belajar, karena
sesuatu yang dilakukan tanpa dilandasi niat, kemauan dan usaha yang keras hanya
akan sia-sia dan memberikan hasil yang tidak maksimal. Dengan demikian,
aktivitas dan minat belajar siswa menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran.
kooperatif peserta didik bekerja dalam satu tim untuk menyelesaikan masalah,
berkelompoknya, sehingga pada misal pada satu kelompok yang belum jelas,
maka teman dalam kelompok tersebut menjelaskan kepada temannya yang belum
didorong atau dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan
penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling tergantung satu
sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama. Mereka akan berbagi
METODE PENELITIAN
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Kristten Kalam
Kudus Padang.
b. Sampel
Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA Kristen
ciri-ciri yang relatif sama yang dimiliki populasi, antara lain sebagai berikut.
2) Siswa yang menjadi obyek penelitian duduk pada kelas yang berbeda.
2. Variabel Penelitian
b. Variabel bebas, yaitu aktivitas belajar siswa SMA Kristen Kalam Kudus
Kudus Padang ( Y ).
3. Indikator Penelitian
dan kehadiran.
4. Desain Penelitian
berikut.
b. Menentukan kelas uji coba di luar sampel penelitian yaitu siswa SMA yang
f. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi tes yang ada.
g. Mengujicobakan instrumen tes uji coba, di mana instrumen tes itu akan
h. Menganalisis data hasil uji coba untuk mengetahui taraf kesukaran, daya
STADAT.
k. Melaksanakan pembelajaran.
penelitian.
m. Melaksanakan tes.
ditentukan.
1. Perencanaan
2. Menentukan instrumen yang akan digunakan sebagai alat ukur dan alat
pembelajarannya.
dan jawaban.
6. Penganalisisan hasil.
7. Mengadakan refleksi terhadap item-item yang dirasa kurang sesuai, setelah
a. Tes.
b. Angket.
a. Tes
dimiliki oleh individu atau kelompok (Rianto, 1963:83). Tes dibuat untuk
mengukur sejauh mana siswa dapat memahami atau mengerti materi yang
diajarkan oleh guru. Sebelumnya perlu dilakukan analisis butir soal dari
soal pada tes tersebut. Pemberian tes dilakukan setelah akhir pokok
b. Angket
untuk memilih salah satu jawaban dari alternatif jawaban yang tersedia
indikator variabelnya.
c. Observasi
2) Bila observasi ini merupakan teknik yang tepat, kita harus mulai
3) Bila telah jelas jenis dan jumlah data yang harus dikumpulkan dan
data.
atau daftar cek terdiri dari daftar item yang berisi faktor-faktor yang
belajar siswa.