FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Laporan Kasus
CORPUS ALIENUM
DISUSUN OLEH :
JAYA
110 205 0056
PEMBIMBING :
dr. RUSLINAH, Sp.M
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M. Y
Usia : 31 tahun
Agama : Islam
Suku : Bugis
Alamat : Bone
No. RM :-
B. ANAMNESIS
Anamnesis terpimpin :
keluhan mata kiri merah yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Awalnya pasien
1
merasa nyeri pada mata kiri disertai mata merah yang secara tiba-tiba. Pasien
asing saat sedang menggurinda besi pagar. Keluhan mata merah dirasakan
semakin lama semakin berat dan terus menerus akhir- akhir ini. Pasien juga
merasa silau pada mata kiri jika melihat bohlam lampu sehingga aktivitas pasien
terganggu. Untuk mengurangi keluhan pasien meneteskan obat tetes mata yang
dijual bebas di warung tetapi tidak ada perubahan. Terdapat serbukan besi pada
kornea berwarna hitam kecoklatan. Pasien ingin terus mengucek mata kirinya
menyangkal adanya darah tinggi, kencing manis, alergi obat, jatuh yang
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama, riwayat
Pasien bekerja sebagai tukang las pembuat pagar. Kesan sosial ekonomi
cukup.
C. PEMERIKSAAN
2
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal 10 Mei 2016 di Balai Kesehatan
Status Generalis
Nafas : 18 x/menit
Pemeriksaan Internus :
Kepala : Mesosefal
Thoraks
Abdomen
3
D. STATUS OFTALMOLOGI
nyeri tekan (+), massa (-), nyeri tekan (-), massa (-),
4
nyeri tekan (-), massa (-), nyeri tekan (-), massa (-),
cahaya (N +) cahaya (N +)
Jernih Lensa Jernih
Tidak dilakukan Fundus Reflek Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Corpus Vitreum Tidak dilakukan
5
Tidak dilakukan Tensio Oculi Tidak dilakukan
Tidak dilakukan System Canalis Tidak dilakukan
Lacrimalis
Tidak dilakukan Tes Fluorescein Tidak dilakukan
Tidak dilakukan Funduscopy Tidak dilakukan
E. RESUME
Laki-laki 31 tahun datang dengan keluhan mata merah pada okuli sinistra,
disertai nyeri, fotofobia, 4 hari yang lalu. Terdapat corpus alienum pada kornea
6
Diagnosa Kerja
Diagnosis Banding
2. Abrasi Kornea
Tatalaksana
1. Corpus Alienum
Terapi
- Ekstraksi
Edukasi
komplikasinya
7
Prognosis
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Mata merupakan salah satu organ manusia yang terekspos dengan dunia luar
yang mau tidak mau akan rentan untuk mendapat trauma dari luar dan tentu saja akan
berupa trauma tumpul, tembus, kimia maupun radiasi dimana hal ini dapat mengenai
semua jaringan mata tergantung berat ringannya trauma yang terjadi. Trauma yang
terjadi selain bisa merusak jaringan mata juga bisa menyebabkan komplikasi yang
mungkin terjadi akibat adanya benda asing yang tertinggal didalam bola mata. Salah
Pasien dengan benda asing dalam kornea memberikan sensasi seperti rasa
nyeri pada daerah mata dan sensitif terhadap cahaya (fotofobia). Adanya benda asing
penyembuhan bisa tanpa pengobatan tetapi komplikasi serius yang dapat ditimbulkan
Abrasi kornea dan benda asing pada kornea pada umumnya menimbulkan
kerusakan pada mata. Di Amerika Serikat, kejadiannya kerusakan mata akibat abrasi
kornea dan benda asing 3 dari 1000 orang. Menurut Bureau of Labor Statistik pada
tahun 2008, terdapat 3 penyebab primer dari kerusakan mata, dimana 34,2% akibat
benda asing, 14,9% abrasi dan 10,4% akibat bahan kimia. Kerusakan mata 45%
9
B. Anatomi dan Histologi Kornea
1. Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian
selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata
1. Epitel
Epitel kornea merupakan lapis paling luar kornea dengan tebal 50 µm dan
berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Bagian terbesar ujung saraf
kornea berakhir pada epitel ini. Setiap gangguan epitel akan memberikan
10
2. Membran Bowman
tipis yang homogen terdiri atas susunan serat kolagen kuat yang
3. Stroma
Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea dan terdiri atas jaringan
bersifat higroskopis yang menarik air dari bilik mata depan. Kadar air di
dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar air dalam stroma relative tetap yang
diatur oleh fungsi pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila
fungsi sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air, sehingga
timbul sembab kornea (edema kornea). Serat di dalam stroma demikian teratur
terjadi gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan
sikatriks kornea akan mengakibatkan sinar yang melalui kornea terpecah dan
11
Gambar 2. Histologi Kornea
4. Membran Descement
Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat, tidak berstruktur dan
5. Endotel
Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting untuk
sehingga bila terjadi kerusakan, endotel tidak akan normal lagi. Endotel dapat
mengandung pembuluh darah, jernih dan bening, selain sebagai dinding, juga
12
Fisiologi kornea
berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya
yang uniform, avaskuler dan deturgesensi. Deturgesensi atau keadaan dehidrasi relatif
jaringan kornea, dipertahankan oleh “pompa” bikarbonat aktif pada endotel dan oleh
fungsi sawar epitel dan endotel. Dalam mekanisme dehidrasi ini, endotel jauh lebih
penting daripada epitel, dan kerusakan kimiawi atau fisis pada endotel berdampak
jauh lebih parah daripada kerusakan pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel
pada epitel hanya menyebabkan edema stroma kornea lokal sesaat yang akan
menghilang bila sel-sel epitel telah beregenerasi. Penguapan air dari lapisan air mata
mungkin merupakan faktor lain dalam menarik air dari stroma kornea superfisial dan
Kornea merupakan bagian anterior dari mata, yang harus dilalui cahaya,
dalam perjalanan pembentukan bayangan di retina, karena jernih, sebab susunan sel
dan seratnya tertentu dan tidak ada pembuluh darah. Biasan cahaya terutama terjadi di
permukaan anterior dari kornea. Perubahan dalam bentuk dan kejernihan kornea,
13
C. Corpus Aleinum Kornea
Definisi
terjadinya cedera mata, sering mengenai sclera, kornea, dan konjungtiva. Benda asing
pada kornea biasanya berupa metal, serpihan kaca atau material organik. Meskipun
kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat serius. Apabila suatu
corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka akan terjadi reaksi infeksi yang
Benda yang masuk ke dalam bola mata dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu :4
3) Benda inert, adalah benda yang terbuat dari bahan-bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan mata, jika terjadi reaksinya hanya ringan dan
tidak mengganggu fungsi mata. Contoh : emas, platina, batu, kaca, dan
porselin
jaringan mata sehingga mengganggu fungsi mata. Contoh : timah hitam, seng,
b. Kecepatan masuknya,
d. Jenis bendanya.
14
Epidemiologi
Corpus aleinum atau benda asing adalah salah satu penyebab paling umum
di Amerika Serikat. Faktor resiko termasuk paling banyak pada pria, tidak memakai
pelindung mata saat melakukan proses pengelolaan bahan metal. Usia rata- rata
pasien yang mengalami cedera mata adalah 33 tahun. Benda asing yang paling sering
Patofisiologi
Benda asing di kornea secara umum masuk ke kategori trauma mata ringan.
Benda asing dapat bersarang (menetap) di epitel kornea atau stroma bila benda asing
tersebut diproyeksikan ke arah mata dengan kekuatan yang besar. Benda asing dapat
kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata, konjungtiva dan kornea. Sel darah
putih juga dilepaskan, mengakibatkan reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat
infiltrate kornea. Jika tidak dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan
nekrosis jaringan.3, 4
Penyebab
c. Ranting pohon
d. Dan sebagainya
15
Gambaran Klinik
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, sensasi benda asing, fotofobia, mata
merah dan mata berair banyak. Dalam pemeriksaan oftalmologi, ditemukan visus
normal atau menurun, adanya injeksi konjungtiva atau injeksi silar, terdapat benda
A B
Subkonjungtiva 3
Diagnosis
Pasien dengan benda asing pada kornea aka memberikan rasa sakit pada mata.
16
Penatalaksanaan
Penanganan benda asing dalam bola mata perlu memperhatikan banyak hal
antara lain jenis trauma, tajam penglihatan, komplikasi yang terjadi, komposisi dari
benda asing serta apakah benda asing tersebut dapat diekstrasi tanpa menimbulkan
bola mata. Bila lokasi corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea
maka dengan mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal. Untuk
mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau tajam. Arah
pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat magnetik, maka dapat
Pecahan besi yang terletak di iris, dapat dikeluarkan dengan dibuat insisi di
limbus, melalui insisi tersebut ujung dari magnit dimasukkan untuk menarik benda
asing, bila tidak berhasil dapat dilakukan iridektomi dari iris yang mengandung benda
asing tersebut. 2, 4
Pecahan besi yang terletak di dalam bilik mata depan dapat dikeluarkan
dengan magnit sama seperti pada iris. Bila letaknya di lensa juga dapat ditarik dengan
magnit, sesudah insisi pada limbus kornea, jika tidak berhasil dapat dilakukan
pengeluaran lensa dengan ekstraksi linier untuk usia muda dan ekstraksi
17
Bila letak corpus alienum berada di dalam badan kaca dapat dikeluarkan
dengan giant magnit setelah insisi dari sklera. Bila tidak berhasil, dapat dilakukan
golongan fluoroquinolon bersifat spektrum luas dan kurang toksik. Namun jika
mekanisme cedera bukan diakibatkan kontak lensa atau materi organik, terapi pilihan
Pencegahan
Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam mata, baik dalam
Komplikasi
efek dari corpus alienum tersebut. Jika ukurannya besar, terletak di bagian sentral
dimana fokus cahaya pada kornea dijatuhkan, maka akan dapat mempengaruhi visus.
Reaksi inflamasi juga bisa terjadi jika corpus alienum yang mengenai kornea
merupakan benda inert dan reaktif. Sikatrik maupun perdarahan juga bisa timbul jika
18
Benda asing pada kornea, jika tidak dilakukan ektraksi dapat menyebabkan
kerusakan kornea dan pada keadaan kronik menimbulkan penurunan permanen fungsi
Bila ukuran corpus alienum tidak besar, dapat diambil dan reaksi sekunder
seperti inflamasi ditangani secepatnya, serta tidak menimbulkan sikatrik pada media
19
DAFTAR PUSTAKA
20