Suharyono
STIESNU Bengkulu
Email : haryonokpm05@gmail.com
Abstract : Human Resources in everyday life will never be separated by the fulfillment of needs or consumption. Islamic
economics provides a picture and guidance in terms of consumption is justified and required in Islamic
teachings that are guided by the rules of Shari'a. An item or commodity which is actually allowed to be used
or consumed can be something that can be contrary to sharia depending on the behavior in using the goods
or commodities. It can be concluded that consumption in Islam is loaded with spiritual values that indirectly
lead consumers to avoid consumptive and keep the benefit is not just pleasure and satisfaction.
Keyword: Consumer Behavior, Motivation, Islamic Economics
Abstrak : Sumber Daya Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak akan pernah terlepas dengan pemenuhan
kebutuhan atau konsumsi. Ekonomi islam memberikan gambaran dan pedoman dalam hal konsumsi yang
dibenarkan dan di syaratkan dalam ajaran Islam yang berpedoman kepada aturan syariat. Suatu barang
atau komoditas yang sebenarnya diperbolehkan untuk digunakan ataupun dikonsumsi bisa menjadi sesuatu
yang dapat bertentangan dengan syariat tergantung dengan perilaku dalam menggunakan barang atau
komoditas tersebut. Dapat disimpulkan bahwa konsumsi dalam Islam sarat dengan nilai-nilai kerohanian
yang secara tidak langsung mengarahkan konsumen agar tidak konsumtif dan tetap menjaga kemaslahatan
bukan kesenangan dan kepuasan semata.
Kata Kunci: Perilaku Konsumen, Motivasi, Ekonomi Islam
Dalam kasus seperti sekarang ini dengan diri menjadi ciri utama dari perilaku
kemajuan tekhnologi dan media masa yang bersumber dari internal diri
terutama media online sangat mudah seseorang dengan wujud perilaku baik.
sekali bisa mempengaruhi perilaku Begitu juga sebaliknya ketidaksadaran
konsumen. Gaya hidup orang asing yang dalam diri seseorang yang cenderung
kurang baik mudah sekali untuk terakses negatif akan memunculkan perilaku
dan secara tidak langsung akan yang jelek pula.
mempengaruhi pola perilaku orang yang 3. Perilaku Konsumsi Dalam Ekonomi
mengaksesnya. Kehidupan yang glamor, Islam
hedonis seorang artis misalnya, dapat Dalam Islam, konsumsi tidak dapat
diakses dengan mudah dan bagi dipisahkan dari peranan keimanan.
penggemar yang tidak terfilter akan Peranan keimanan menjadi tolak ukur
meniru gaya-gaya yang tidak baik penting karena keimanan memberikan
tersebut. Tindakan yang memaksakan cara pandang dunia yang cenderung
diri sangat mungkin untuk dilakukan mempengaruhi kepribadian manusia.
agar keinginannya tersebut dapat Keimanan sangat mempengaruhi
terpenuhi, misalnya melakukan tindakan kuantitas dan kualitas dan konsumsi,
pencurian, penipuan dan melakukan baik dalam bentuk kepuasan materil
bisnis yang di larang baik secara maupun spiritual. Dalam Islam juga
undang-undang maupun aturan agama. sudah sangat jelas dijelaskan tentang
Faktor internal yang mempengaruhi aturan dalam melakukan segala
perilaku konsumen, yaitu motivasi, perbuatan, baik buruk, halal haram yang
persepsi, gaya hidup, kepribadian, dan termaktub dalam Alqu’an, Hadis dan
belajar.”10 Perilaku dari setiap individu ijma ulama.
akan berbeda sesuai dengan karakteristik Nilai dasar yang menjadi fondasi
dan sifat yang ada dalam diri masing- bagi perilaku konsumsi masyarakat
masing. Faktor ini terbentuk secara muslim adalah keyakinan terhadap
alamiah yang mendorong dirinya untuk adanya hari kiamat dan kehidupan
melakukan suatu tindakan. Kesadaran akhirat, kebajikan,kebenaran dan
10 ketakwaan kepada Allah SWT
Sukarno Wibowo, Dedi supriadi, Ekonomi
Mikro...,hal. 235.
12
Assobar, Al-Kitabul Akbar Al-Qur’an dan
Terjemahannya (Jakarta Timur: Akbar Media), hal.122.
13
Lukman Hakim, Prinsip-prinsip Ekonomi
Islam (Erlangga, 2012), hal. 95.
sebagai godaan yang cenderung kepada panduan dan landasan atas aturan agam
hal-hal negatif. yang tidak memperbolehkan terhadap
Konsumsi berlebih-lebihan, yang tindakan konsumsi barang-barang haram
merupakan ciri khas masyarakat yang tersebut.
tidak mengenal Tuhan, dikutuk dalam Islam menganjurkan pola konsumsi
islam dan disebut dengan israf dan penggunaan harta secara wajar dan
(pemborosan) atau tabzir (menghambur- berimbang yaitu pola konsumsi yang
hamburkan harta tanpa guna).16 Tabzir terletak diantara kekikiran dan
berarti menggunakan harta dengan cara pemborosan atau dengan kata lain tidak
yang salah seperti untuk hal yang tidak mementingkan kesenagan semata. Jika
dibenarkan atau melanggar hukum mempunyai kemampuan untuk
terutama hukum Islam. Boros hampir mengkonsumsi suatu barang/jasa maka
sama dengan mubazir. itu diperbolehkan dengan standar aturan
Mubazir adalah mengahambur- syariat yang ada. tidak kikir dalam artian
hamburkan uang tanpa ada kemaslahatan meskipun memiliki kemampuan untuk
atau tanpa mendapatkan ganjaran memenuhi kebutuhan tapi tidak mau
17
pahala. Masyarakat secara global dan memenuhinya dan terkesan menyiksa
khususnya di Indonesia baik dari diri.
kalangan remaja, dewasa dan orang tua Dalam Al-Qur’an surat Thaahaa
sekarang ini sangat rentan sekali ayat 81 disebutkan
melakukan tindakan konsumsi terhadap ﻄﻐَﻮْ ا ﻓِﯿ ِﮫ ﻓَﯿَ ِﺤ ﱠﻞ
ْ َت ﻣَﺎ َر َز ْﻗﻨَﺎ ُﻛ ْﻢ َو َﻻ ﺗ
ِ ُﻛﻠُﻮا ﻣِﻦْ طَﯿﱢﺒَﺎ
ﻀﺒِﻲ ﻓَﻘَ ْﺪ ھَ َﻮ ٰى َ ﻀﺒِﻲ ۖ َوﻣَﻦْ ﯾَﺤْ ﻠِﻞْ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َﻏ َ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ َﻏ
barang-barang haram seperti Narkoba.
Narkoba tercatat sebagai salah satu “makanlah di antara rezki yang baik
yang telah Kami berikan kepadamu, dan
unsur yang merusak jiwa pribadi janganlah melampaui batas padanya,
seseorang dan orang lain. Hal ini tidak yang menyebabkan kemurkaan-Ku
menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa
akan terjadi jika masyarakat terutama oleh kemurkaan-Ku, Maka
masyarakat muslim yang memiliki Sesungguhnya binasalah ia”. (Qs.
18
Thahaa: 81)
16
M. Nur Rianto A. Euis Amalia, Teori Mikro
Ekonomi Suatu..., hal. 86-87.
17
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi 18
Assobar, Al-Kitabul Akbar Al-Qur’an dan ...,
Islam, (Jakarta: Gema insani 2001), hal. 155. hal. 317.
27
M.Nur Rianto, Teori Mikro Ekonomi Suatu
Perbandingan..., hal.104.
28 29
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen Tatik Suryani,Perilaku konsumen di era...,
perspektif..., hal.25. hal.22.
Sedangkan yang memotivasi untuk maka itu adalah suatu tindakan yang
membeli namanya motif.30 positif dan memberikan maslahah.
Motivasi dapat diartikan sebagai Berbeda halnya dengan jika
kekuatan (energi) seseorang yang membeli “lem” dengan motivasi
dapat menimbulkan tingkat untuk mendapatkan kesenangan yang
presistensi dan entusiasmenya dalam berkonotasi pada hal kejelekan, lem
melaksanakan suatu kegiatan, baik tersebut di konsumsi dengan cara di
yang bersumber dari dalam diri hirup dan berharap akan
individu itu sendiri (motivasi mendapatkan ketenangan. Tindakan
intrinsik) maupun dari luar individu tersebut dapat merusak diri pribadi,
(motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat memberikan kemudharatan dan
motivasi yang dimiliki individu akan bahkan akan juga sangat
banyak menentukan terhadap kualitas dimungkinkan akan menyebabkan
perilaku yang ditampilkannya, baik dampak negative bagi orang
dalam konteks belajar, bekerja disekitarnya.
maupun dalam kehidupan lainnya. 31 Motivasi dalam pengertian
Motivasi yang positif akan sehari-hari dapat diartikan sebagai
memunculkan tindakan-tindakan sesuatu yang mendorong manusia
yang positif. Begitu juga sebaliknya untuk berperilaku tertentu. Motivasi
motivasi yang negatif akan adalah sesuatu yang ada di dalam diri
memunculkan tindakan-tindakan manusia yang tidak dapat dilihat dari
yang burk pula. Dalam sebuah kasus luar. Motivasi akan tampak melalui
dicontohkan seseorang membeli perilaku sesorang yang dapat dilihat
“lem” dengan motivasi lem tersebut dan diamati. Dari perilaku seseorang
digunakan untuk mmperbaiki sepatu, dapat dilihat dan diamati apa
sebenarya yang menjadi motif atas
tindakannya meskipun kebenarannya
30
Tatik Suryani,Perilaku konsumen di era..., tidak bisa dipastikan secara penuh
hal.22.
31
Abdul Rahman Saleh, Psikologi suatu karna memang letaknya di dalam diri
pengantar dalam perspektif Islam(Jakarta:Prenada
seseorang.
media kencana, 2004), hal. 128
sarjana, Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Skripsi sarjana, jurusan Syariah fakultas
Syariah dan Ekonomi Islam. Syariah dan Ekonomi Islam.
Fauzia, Ika Yunia., Abdul Kadir Riyadi. 2014. Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi
Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Pendidikan, Jakarta: PT Remaja
Maqashid al-syari’ah. Jakarta: Kencana Rosdakarya.
Prenada Media.
Pusat pengkajian dan Pengembangan Ekonomi
Hakim, lukman. 2012. Prinsip-prinsip Islam. 2011. Ekonomi Islam. Jakarta :
Ekonomi Islam. Erlangga. PT. Raja Grafindo Persada.
Isgiyanto,Awal.2009. tekhnik pengambilan Qardawi, Yusuf. 1997. Peran Nilai dan Moral
sampel pada penelitian non dalam Perekonomian Islam. Jakarta:
eksperimental. Jogjakarta:Mitra cendikia Rabbani Press.
press.
Qardhawi, Yusuf. 2001. Norma dan Etika
Jumantoro, Totok. Samsul Munir Amin. Ekonomi Islam. Jakarta:Gema insani.
2005.Kamus Ilmu Ushul Fikih. Amzah.
Rahman, Afzalur.1995. Doktrin Ekonomi
Karim, Adiwarman .2010. Ekonomi Mikro Islam Jilid II. Yogyakarta: Dana Bakti
Islam edisi ketiga. Jakarta: Raja Wakaf.
Grafindo Persada.
Rianto, M.Nur., Euis Amalia. 2010. Teori
Masyuri, M.zainuddin. 2008. Metodologi Mikro Ekonomi Suatu
penelitian pendekatan praktis dan PerbandinganEkonomi Islam dan
aplikatif. Bandung: PT Refika Aditama. Ekonomi Konvensional. Jakarta:
Kencana Prenada Group.
Misbahul, Munir. 2007. Ajaran-ajaran
Ekonomi Rasulullah kajian Hadits Nabi Saleh, Abdul Rahma. 2004. Psikologi suatu
dalam Perspektif Ekonomi. Malang: Uin pengantar dalam perspektif Islam.
Malang Press. Jakarta: Prenada Media Kencana.
Nurdin, Amiur. 2010. Islam Mazhab Sarwono, Henry., Danang Sunyoto. 2014.
Swalayan. Bandung: Ciptapustaka Pengantar ilmu Ekonomi Mikro teori
Media Perintis. dan soal. Yogyakarta: CAPS.
Oktaviani,Felisia “ Pengaruh Konsumerisme Setadi, Nugroho J. 2010. Perilaku Konsumen
Gadget dikalangan Mahasiswa di perspektif kontemporer pada motif,
Daerah Sekitar tujuan, dan keinginan konsumen.
Solo”.Felisiaoktaviani.blogspot.com/201 Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
1/12/Pengaruh Konsumerisme gadget-
dikalangan.html 22 desember 2014 Suryani, Tatik. 2013. Perilaku konsumen di
era internet. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Oktaviani, lia. 2011. ”pengaruh label halal
MUI terhadap pola konsumsi mahasiswa Sri Vinna,2016. Ekonomi Mikro syariah,
IAIN Bengkulu jurusan Syari’ah”. Bandung: Pustaka Seti