STRUKTUR BETON
BERTULANG I
DIKERJAKAN OLEH :
SYAMSUL PEBRIADI DLT 170404008
HAFIZ ISRA NEGARA 170404009
DOSEN :
1. Latar Belakang
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-
agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip-batuan. Terkadang, satu atau lebih bahan aditif ditambahkan
untuk menghasilkan beton dengan karakteristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan. Seperti substansi-substansi mirip batuan
lainnya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat tarik yang sangat rendah. Beton
bertulang adalah suatu kombinasi antara beton dan baja dimana tulangan baja berfungsi
menyediakan kuat tarik yang tidak dimiliki beton.
Dalam suatu struktur bangunan beton bertulang khususnya pada kolom akan terjadi momen
lentur dan gaya aksial yang bekerja secara bersama – sama. Momen - momen ini yang
diakibatkan oleh adanya beban eksentris atau adanya gravitasi dapat menimbulkan beban lateral
seperti angin dan gempa atau bisa juga diakibatkan oleh beban lantai yang tidak seimbang.
Maka dari itu, setiap penampang komponen pada struktur seperti balok dan kolom harus
direncanakan kuat terhadap setiap gaya internal yang terjadi, baik itu momen lentur, gaya aksial,
gaya geser maupun torsi yang timbul sebagai respon struktur tersebut terhadap pengaruh luar.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka permasalahan dapat dirumuskan
adalah:
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dalam penulisan makalah ini perlu adanya
pembatasan masalah agar pengkajian dapat lebih terfokus dan terarah, yakni :
Definisi Beton
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) beton didapat dari
pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar, batu, batu pecah, atau bahan semacam
lainnya, dengan menambahkan secukupnnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan
pembantu guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton
berlangsung. Agregat halus dan kasar, disebut sebagai bahan susun kasar campuran,
merupakan komponen utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan (durability) beton
merupakan fungsi dari banyak faktor, di antaranya ialah nilai banding campuran dan mutu
bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur dan
kondisi perawatan pengerasannya.
Dalam buku balok dan pelat beton bertulang (Ali asroni, 2010) beton dibentuk oleh
pengerasan campuran antara semen, air, agregat halus (pasir), dan agregat kasar (batu
pecah atau kerikil). Kadang-kadang ditambahkan pula campuran bahan lain (admixture)
untuk memperbaiki kualitas beton. Campuran dari bahan susun (semen,pasir,kerikil dan
air) yang masih plastis ini dicor ke dalam acuan dan dirawat untuk mempercepat reaksi
hidrasi campuran semen air, yang menyebabkan pengerasan beton.
Defenisi Tulangan
Dalam buku balok dan pelat beton bertulang (Ali asroni, 2010) tulangan merupakan
suatu komponen untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat-serat balok bagian
tepi-bawah, sehingga disebut dengan istilah “beton bertulang”. Pada balok beton bertulang
ini, tulangan ditanam di dalam beton sedemikian rupa, sehingga gaya tarik yang
dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat ditahan oleh baja
tulangan.
Dalam buku beton bertulang suatu pendekatan dasar ( Edward.G.Nawi, 1998) Beton
kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu, perlu tulangan untuk
menahan gaya tarik untuk memikul beban-beban yang bekerja pada beton. Adanya
tulangan ini sering kali digunakan untuk memperkuat daerah tekan pada penampang balok.
Konsep Beton Bertulang
Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja, dimana baja tulangan
memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan juga dapat
memberikan tambahan kekuatan tekan pada struktur beton. Adapun kelebihan dan
kekurangannya yaitu:
Kelebihan
1) Memiliki kekuatan tekan yang relatif lebih tinggi daripada kebanyakan
bahan lainnya.
2) Struktur beton bertulang sangat kokoh, tahan terhadap api dan air
3) Tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi.
4) Dibanding dengan bahan lain, beton bertulang memiliki masa layanan yang
sangat panjang. Sangat ekonomis untuk pondasi tapak, dinding basement,
tiang tumpuan jembatan, dsb.
5) Disebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan lokal yang murah ( pasir,
kerikil, air) dan relatif membutuhkan sedikit semen dan baja yang mungkin
saja harus didatangkan dari tempat lain.
Kekurangan
1) Beton memiliki kekuatan tarik yang sangat rendah sehingga memerlukan
penggunaan tulangan tarik.
2) Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap pada
tempatnya sampai beton mengeras.
3)
2. Fungsi Kolom
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila
diumpamakan, kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri. Kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom
berfungsi sangat penting, agar bangunan tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai
dari atap. Beban atap akan meneruskan beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban
yang diterima kolom didistribusikan ke permukaan tanah di bawahnya.
Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan antara
material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan tarikan, sedangkan
beton adalah material yang tahan tekanan. Gabungan kedua material ini dalam struktur beton
memungkinkan kolom atau bagian struktural lain seperti sloof dan balok bisa menahan gaya
tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Kolom portal harus dibuat terus menerus dan lantai bawah sampai lantai atas, artinya
letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan
menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah
kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh
makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin
kecil. Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur
kolom mempunyai kekakuan yang sama.
4. Jenis-Jenis Kolom
Kesimpulan
Sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis pondasinya sesuai
dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benarbenar sudah mampu menerima
beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan meneruskannya ke pondasi, karena itu
pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa
kedalaman tanah kerasnya agar apabila tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.
Kolom dalam sebuah konstruksi sangatlah penting untung menahan beban pada plat lantai
dua khusus bangunan bertingkat. Juga berfungsi sebagai pengikat dinding, agar tidak mudah
roboh.