Anda di halaman 1dari 24

STYLE 271N220A

W's Cassie Byrnes RELACO shorts B


FOB USD 3.45
Fabric content Woven_100 % POLYESTER
Type Pants
HS Code 6204.69
Women's pants in 100% polyester
Definition and
Benefit

How to Use HS Code


HS Code

International transactions is now much easier to use the


Harmony System Code, or another name is
the HS Code. HS Code applies globally. The use
of HS codes can facilitate the suppliers if they want to have international
cooperation.

Harmonized System or usually referred to as HS is a list of goods


classification list made systematically for the purpose of facilitating tariff,
trading transaction, transport and statistic which has been improved from
the previous classification system. Currently, the classification of goods
in Indonesia is based on the Harmonized System and is applied in a list
of tariff called Indonesia Customs Tariff Book - Buku Tarif Bea Masuk
Indonesia (BTBMI).

HS uses number code in classifying goods. The number code represents


the goods description which is composed systematically.
Tarif Bea Masuk

Tarif bea masuk adalah elemen penting untuk menghitung


besarnya pungutan impor. Dalam terminologi kepabeanan,
terkait dengan tarif bea masuk ini dikenal adanya tarif Most
Favour Nation (MFN) dan ada juga tarif Preferensi. Dalam
penggologan yang lain, tarif bea masuk juga terbagi lagi ke
dalam dua jenis, yaitu tarif advalorum dan
tarif adnatorum (spesifik).

Dalam proses importasi, selain terkena bea masuk, terhadap


barang juga dikenakan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI). PDRI
ini meliputi Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 22, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM). Wewenang terkait bea masuk diberikan
kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Wewenang
terkait pajak dalam rangka impor masih merupakan
kewenangan dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Meski
demikian, khusus untuk PPN dan PPh Pasal 22 yang terkait
dengan barang impor, pemungutannya dilakukan oleh DJBC.

Besarnya tarif bea masuk tiap jenis barang dapat dilihat secara online melalui portal Indonesi

DJBC telah menerbitkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia


(BTKI). BTKI ini berisi HS Code, uraian barang dan besarnya tarif
bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Dasar hukum dari
BTKI ini adalah Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 6/PMK.10/2017. Sampai dengan ditulisnya posting
ini, Peraturan ini telah mengalami beberapa kali perubahan,
yaitu dengan diterbitkannya PMK
Nomor 213/PMK.10/2017, 17/PMK.10/2018 dan 17/PMK.10/2020
.
(BTKI). BTKI ini berisi HS Code, uraian barang dan besarnya tarif
bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Dasar hukum dari
BTKI ini adalah Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) Nomor 6/PMK.10/2017. Sampai dengan ditulisnya posting
ini, Peraturan ini telah mengalami beberapa kali perubahan,
yaitu dengan diterbitkannya PMK
Nomor 213/PMK.10/2017, 17/PMK.10/2018 dan 17/PMK.10/2020
.

Tarif bea masuk sendiri terbagi menjadi dua, yaitu advalorum dan adnatorum. Tarif advalorum

Tarif Advalorum
dan Tarif Spesifik

Sebagian besar tarif bea masuk berbentuk tarif advalorum,


hanya sebagian kecil yang berbentuk tarif adnatorum. Barang-
barang yang dikenakan tarif adnatorum atau spesifik antara lain
adalah: Beras, Gula, Film, dan Bir. Beras dan Gula, termasuk juga
di dalamnya tepung beras, dikenakan tarif spesifik dengan
satuan kilogram (kg). Film dikenakan tarif spesifik dengan satuan
menit. Sedangkan Bir dikenakan tarif spesifik per liter.

Tarif bea masuk ada yang berlaku umum dan ada juga yang berupa tarif preferensi. BTKI hany

Tarif MFN dan Tarif


Preferensi
Tarif yang digunakan berdasarkan perjanjian perdagangan
internasional biasa disebut sebagai tarif preferensi.
Penggunaan tarif preferensi ini wajib dilengkapi dengan Surat
Keterangan Asal (SKA) atau Certificate of Origin (COO). Sampai
dengan saat ini pemerintah Indonesia sudah meratifikasi 10
(sepuluh) perjanjian internasional untuk penggunaan tarif
preferensi. Besarnya tarif bea masuk preferensi juga ditetapkan
secara tersendiri dengan peraturan menteri keuangan.
Selain bea masuk, barang impor juga bisa dikenakan bea masuk tambahan. Bea masuk tambahan ini t

Bea Masuk dan Bea


Masuk Tambahan

Sesuai namanya, bea masuk tambahan ini akan menambah besarnya


bea masuk yang harus dibayar. Berbeda dengan tarif preferensi yang
penggunaannya menggantikan tarif MFN. Barang impor yang terkena
bea masuk tambahan tetap diharuskan membayar bea masuk, baik itu
menggunakan tarif MFN ataupun tarif preferensi.
FROM I

*) BM depending CIF or FOB

Example
FOB
Total FOB

Rate BI ( 1 USD =)
SGS Inspection Fee
CIF * if PT STARPIA Buying
FOB * cause SAE-A Buying

in BC 2.5 Document
11. Nilai CIF (in this case CIF=FOB)
12. Harga penyerahan

Jenis Pungutan
34. BM
35. BMT
36. Cukai
37. PPN
38. PPnBM
39.PPh
40. Total

Total Invoice from STP

SGS Fee
FOB + BM
FROM INDONESIA FACTORY

: 25000
: USD 3.45
: USD 86,250.00

: IDR 14,800.00
: IDR 2,220,000.00

: USD 86,250.00
: IDR 1,276,500,000.00

: IDR 1,276,500,000.00
: IDR 1,276,500,000.00

:
: IDR 319,125,000.00 >> This case FOB * 25 %
: 0
: 0
: IDR 127,650,000.00 >> This case FOB * 10 %
: 0
: IDR 95,737,500.00 >> This case FOB * 7.5 %
: IDR 542,512,500.00

IDR 2,220,000.00
IDR 1,595,625,000.00
FROM OVER SEAS

*)Depending Agreement e.g ACFTA ( ASEAN CHINA FREE TRADE AGREEMENT)

Example :
FOB :
Total FOB :
Rate BI ( 1 USD =) :

Harga Barang :
Freight :
Insurance :
CIF :

Nilai Pabean :
BM (Bea Masuk) :
Nilai Import :

PPN :
PPh :

Jenis Pungutan :
34. BM :
35. BMT :
36. Cukai :
37. PPN :
38. PPnBM :
39.PPh :
40. Total :
FROM OVER SEAS

N CHINA FREE TRADE AGREEMENT)

25000
USD 3.45
USD 86,250.00
IDR 14,800.00

IDR 1,276,500,000.00
>> logistic inform
>> logistic inform
(Harga barang + Freight+ Insurance)

CIF x KURS RATE


25 % x Nilai Pabean >> depending HS code
CIF + Bea Masuk

10% x (Nilai Pabean + BM) >> depending HS code


7.5 % x (Nilai Pabean + BM) >> depending HS code

IDR 0.00
0
0
IDR 0.00
0
IDR 0.00
IDR 0.00
https://intr.insw.go.id/

Anda mungkin juga menyukai